Pembawa Basil (Carrier) dan Cara Penyakit Masuk ke dalam Tubuh yang Sehat/ Basil carrier (Carrier) Disease and How to Get into a Healthy Body FOR GENERAL MEDICINE

Pembawa Basil (Carrier) dan Cara Penyakit Masuk ke dalam Tubuh yang Sehat

 (Sumber: Soerjohardjo, Sadatoen.1986. Ilmu Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas. Bandung:LubukAgung.)

A) Pembawa Basil (Carrier)

            Pembawa basil (carrier) adalah orang yang selalu atau sering mengeluarkan benih penyakit dari tubuhnya, sedangakn sendiri tidak menderita apa-apa. Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat kelihatannya, dpat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering keluar benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian disebut Pembawa basil atau carrier.

            Untuk mengetahui orang seperti itu tidak mudah, biasnaya diketemukan secara kebetulan belaka. Orang yang sudah sembuh dari sakitnya dan untuk beberapa waktu tertentu masih mengeluarkan basil penyakit dari dalam tubuhnya, disebut juga Pembawa basil (carrier). Ada dua macam Pembawa basil (carrier), yakni:

Ø  Pembawa basil (carrier) tulen, yakni orang yang sama sekali tidak sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering mengeluarkan benih penyakit.

Ø  Pembawa basil (carrier) setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah orang itu sembuh dari sakitnya, untuk beberapa waktu berikutnya ia masih mengeluarkan benih penyakit dari tubuhnya.

Antara yang pertama dan yang kedua, mana yang lebih berbahaya bagi kesehatan orang di sekitarnya?

B) Cara-cara penyakit masuk ke dalam tubuh yang sehat

            Tubuh yang sehat dapat diserang oleh bermacam-acam penyakit dari berbagai jurusan. Penyakit itu dapat masuk melalui: jalan pernafasan, alan pencernaan makanan, permukaan kulit.

1) Penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: tbc paru-paru, influenza, pes paru-paru, pneumonia, selesma, cacar, penyakit lumpuh anak-anak, dan lain-lain. Contoh: orang yang menderita penyakit influenza pada waktu batuk, bersin atau berbicara, akan menyemprotkan titik getah rongga hidung/ mulut yang mengandung virus influenza ke dalam udara. Bila ini masuk kedalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan dapat ditiru ialah: bila batuk atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan/ sapu tangan. Bila seorang penderita tbc meludah di lantai atau di tanah, maka ludah yang mengandung basil tbc akan mengeringdan lama kelamaan akan menjadi debu. Basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernafasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat tertentu. Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil yang jatuh di tanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensi berkurang.

Ringkasan: penularan udara ada dua macam: infeksi titik luda (droplet infection) dan infeksi debu (airborne infection).

2) Penyakit yang masuk melalui pencernaan makanan: thypus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C, penyakit cacing, keracunan makanan, dan lain-lain. Basil masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan yang sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak di masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan.

3)Penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing gila, tetanus, bisul, penyakt cacing tambang, gonorhoe, syphilis, dan lain-lain.

a) Tetanus. Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus ada. Bila pada luka itu masuk kotoran jalan (yang mungkin sudah mengandung basil tetanus), maka mungkin terjadi kejadian sebagai berikut: basil itu tetap tinggal padaluka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat itu dan membuat toksin uyang membahayakan. Toksin ini memalui saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di sini, toksi itu mengadakan perubahan dalam jaringan saraf. Maka terjadilah, gejala penyakit tetanus. Ini adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa perantara apa-apa.

b) Malaria. Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi dengan perantara anopheles.

c) Trachoom. Penyakit Trachoom adalah penyakit mata yang cara penularannya terjadi dengan perantara benda mati seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam air amta penderita penyakit tersebut terdapat benih penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya yang sudah mengadung benih penyakit, maka orang yang emamkai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan Trachoom, bila benih Trachoom sampai ke mata.

Tentang penyakit yang cara penularannya melalui kulit ada dua macam: Penularan karena hubungan langsung (direct contact) dan penularan karean hubungan tidak langsung (indirect contac).

            Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kaalu penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantara suatu benda mati (selendang, sapu tangna, dan lain-lain).


            Penyakit gundik (kudis) penularan mungkin secara langsung, mungkin pula secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar pakaian adalah suatu kebiasan buruk. Tidur bersamadi satu tempat tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibat penularan penyakit tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar