Daya Pertahanan Alam di Tubuh, di dalam Kesehatan/ Power of Defense Alam in the Body, in inside Healthcare FOR GENERAL MEDICINE

Daya Pertahanan Alam di Tubuh, di dalam Kesehatan

 (Sumber: Soerjohardjo, Sadatoen.1986. Ilmu Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas. Bandung:LubukAgung.)

1) Daya Pertahanan Alam. Manusia dalam hidupnya tidak pernah bebas dari persentuhan atau kontak dengan hama penyakit, namun tidak mudah jatuh sakit. Hal ini disebabkan karean tubuh oleh alam telah di perlengkapi dengan alat untuk mempertahankan diri terhadap hama penyakit. Alat itulah yang disebut daya pertahanan alam. Daya pertahanan alam dapat dibagi dalam dua bagian, yakni:

a) Hal yang dapat mencegah masuknya basil ke dalam tubuh

b) Hal yang dapat membinasakan basil setelah masuk ke dalam tubuh

Yang pertama dapat terlaksana karena adanya pagar mekanik dan pagar kimia.

2) Pagar Mekanik dan Pagar Kimia

Pagar mekanik:

a) Kulit yang sehat dan utuh: bila kulit luka, maka kuman dengan mudah dapat masuk melalui luka itu ke dalam tubuh.

b) Rambut getar dalam saluran pernafasan: getaran dari rambut getar  itu dapat mengeluarkan debu/ kotoran yang masuk, keluar tubuh.

c) Sel lendir mengeluarkan lendir: hama dapat dihanyutkan bersama-sama lendir keluar tubuh.

Pagar kimia: lambung membuat getah lambung yang mengandung zat kimia, yakni HCl. Zat ini dapat membinasakan kuman yang masuk ke dalam lambung bersama-sama dengan makanan dan minuman.

3) Kekebalaan Alam. Bila pagar mekanik atau pagar kimia dapat ditembus oleh kuman, maka kuman tersebut akan masuk ke dalam tubuh. Kuman ini akan mengalami perlawanan lagi, yakni dari sel darah putih dan zat anti toksin. Sel darah putih akan memakan kuman itu, sedangakn zat anti toksin akan menawarkan toksin (zat racun) yang dibuat oleh kuman itu. Daya pertahanan ini disebut kekebalan alam. Kekebalan alam ialah daya pertahanan tubuh yang terdiri dari factor yang dapat membinasakan kuman yang ada di dalam tubuh.

Ringkasan: daya pertahanan alam dapat dibagi dalam dua bagian, yakni: Pertama, pagar kimia dan pagar mekanik, kedua, kekebalan alam.

4) Daya Pertahanan Alam dapat Merendah. Daya pertahanan alam pada tiap orang tidak sama besarnya dapat merendah, karena beberapa hal. Misalnya: merendahnya nilai makanan, penyakit infeksi, kekurangan vitamin A, pilek, penyakit bocor madu, dan lain-lain. Bila daya pertahanan merendah, maka orang mudah mendapat infeksi. Dengan cara hidup yang teratur, adanya keseimbangan antara 3 hal, yakni: nilai makanan, istirahat, dan kerja, maka daya pertahanan alam dapat menjadi setinggi-tingginya.

5) Kekebalan Alam Absolit dan Kekebalan Alam Relatif. Ada kekebalan alam absolit dan ada kekebalan yang relative. Misal: manusia, walaupun bagaimana keadaan tubuhnya, tidak mungkin dihinggapi penyakit pes kerbau. Kekebalan terahdap penyakit tersebut ialah kekebalan yang absolit. Burung dara tidak menjadi sakit karena basil anthrax. Tetapi bila burung tersebut dilaparkan, artinya dengan sengaja diberi makanan yang kurang, maka burung itu akan kehilangan kekebalan dan dapat diserang penyakit anthrax. Kekebalan pada burung itu ialah relative.

6) Kekebalan Dapatan. Macam kekebalan ini lain daripada kekebalan alam. Kekebalan dapatan terjadi setelah: sembuh dari sesuatu penyakit pada umumnya, setelah mendapat suntikan vaksin atau serum. Bila seseorang mendapat penyakit typhus, maka tubuhnya akan membuat anti toksin guna membinasakan basil tersebut. Setelah orang itu sembuh dari penyakitnya, dalam tubuhnya masih terdapat anti toksin tersebut. Selama zat ini terdapat dalam tubuh orang itu dalam kadar yang cukup banyaknya, selama itu pula orang tersebut tidak dapat diserang oleh penyakit typhus. Kita katakana, orang itu kebal terhadap penyakit typhus.

7) Perihal Vaksin. Vaksin adalah suatu perbenihan kuman yang sudah dibunuh/ dilemahkan. Contoh: vaksin TCD, vaksin tetra, vaksin B.C.G, vaksin cacar, vaksin Salk, vaksin Otten, dan lain-lain. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin tcd, maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat anti toksin. Setelah anti toksin ini terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit typhus, cholera, dan dysenterie. Jadi tujuan penyuntikan dengan vaksin adalah untuk mendapatkan kekebalan terahdap penyakit yang bersangkutan. Kadar anti toksin di dalam darah lambat alun akan menurun. Karena itu penyuntikan dengan vaksin perlu diulangi dan suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Vaksin tetra (arti tetra ialah empat) mengandung hama penyakit cholera, typhus, paratyphus A, dan paratyhpus B yang sudah dibunuh/ dilemahkan. Vaksin ini disebut juga vaksin Cho-ty-pa. vaksin Salk adalah vaksin yang diberikan kepada anak untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio  (penyakit lumpuh anak-anak). Vaksin otten adalah vaksin yang disuntukan kepada orang untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit pes. Vaksin hanya diberikan kepada orang yang sehat saja.

8) Sedikit tentang Vaksin B.C.G. vaksin tcd, vaksin tetra dan vaksin cacar disebut vaksin mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya vasin B.C.G. (singaktan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin ini terdiri dari basil tbc hidup yang sudah tidak virulen lagi. Dengna penyuntikan vaksin ini pada anak-anak/ bayi, diharapkan kekebalan terhadap penyakit tbc. Awas! Vaksin B.C.G. tidak sekali-kali dipakai untuk mengobati penyakit tbc, juga tidak untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit tbc atau tidak. Suntikan vaksin B.C.G. diberikan khusus untuk mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit tbc.

9) Sedikit tentang Suntikan Mantoux. Suntikan ini dilakukan dengan mengetahui apakah seseorang pernah menderita penyakit tbc atau sedang menderita penyakit tbc. Karean ini dan soal suntikan B.C.G. dilakukan secara besar-besaran di sekolah rakyat, Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain, maka perlu sekali membentangkan sedikit mendalam. Juga untuk mencegah adanya salah pengertian yang hingga kini masih banyak terdapat di antara pelajar.

10) Mantoux Positif. Sebelum seorang dokter menyuntikan anak dengan vaksin B.C.G. ia harus benar tahu apakah anak itu pernah dihinggapi penyakit tbc atau tidak. Untuk mengetahuinya, maka dilakukan dahulu percobaan Mantoux, yakni pada anak tersebut disuntikan suatu cairan tertentu (tuberculin) ke dalam kulit. Biasaya di suntikan ke dalam kulit di bagian voler lengan bawah. Setelah 2 hari, suntikan itu diperiksa. Bila pada tempat suntikan itu terjadi pembengkakan yang agak kemerah-merahan, maka dikatakan bahwa percobaan Mantoux pada anak itu positif (artinya anak itu sedang menderita penyakit tbc atau sudah pernah kejangkit penyakit tersebut). Pada anak dengan Mantoux positif tentu tidak akan dilakukan suntikan B.C.G., karen suntikan itu mungkin akan mengaktifkan kembali penyakit tbc yang sudah tenang.

11) Mantoux Negatif. Bagi mereka yang Mantoux negative (tidak ada bengkak merah pada bekas suntikan), dapat dilakukan suntikan B.C.G. biasanya tempat untuk menyuntikan vaksnin B.C.G. ialah di lengan atas dekat pangkal bahu sebelah luar. Tentang mengapa disuntikan di tempat itu, ini hanya suatu perjanjian saja antara para ahli. Segera setelah vaksin B.C.G. disuntikan akan terjadi suatu benjolan yang dalam waktu setengah jam hilang. Kira-kira 3-4 minggu setelah ini timbul suatu gelembung pada tempat suntikan itu. Ini akhirnya akan sembuh kembali.

12) Tambahan tentang Vaksin B.C.G. di muka sudah diterangkan, bahwa vaksin itu terdiri dari basil tbc hidup yang avirulen. Bagaimana cara mendapatkan basil yang avirulen ini? Basil tbc sapi (basil tbc type bovines) ditanam di suatu tempat yang tertentu yang mengadung kentang, bouillon, dan lain-lain. Penanaman itu dilakukan dari tempat biak satu, ke tempat biak lain sampai keseluruhannya ada kurang lebih 250 tempat biak, lamanya kurang lebih 14 tahun. Ternyata bahwa dengan penanaman secara ini virulensi basil tersebut makin lama makin kurang, sehingga akhirnya menjadi avirulen. Keturunan dari basil itu untuk selanjutnya juga avirulen sifatnya. Kalau basil ini disuntikan ke dalam tubuh orang yang Mantoux negative, maka tubuh akan mengadakan zat anti terhadap basil tersebut. Sekalipun basil ini asal mulanya basil dari type bovines, tetapi zat anti yang dibuat oleh tubuh oang itu dapat pula berguna bila orang itu kemasukan basil tbc dari type humaus (basil tbc manusia). Di muka sudah diterangkan, bahwa seseorang yang pernah mendapatkan suntikan B.C.G. akan mendapat kekebalan yang khas. Apakah ini berarti, bahwa orang itu sama sekali akan bebas dari penyakit tbc? Apakah itu suatu jaminan, bahwa orang itu selanjutnya tidak dihinggapi penyakit tbc? Tidak! Anggapan ini salah. Orang yang pernah mendapat suntikan B.C.G. masih mungkin sekali kejangkit penyakit tbc, hanya penyakitnya tidak berapa hebat berlangsungnya. Kekebaaln yang terjadi karena penyuntikan dengan vaksin disebut kekebalan aktif. Tubuh secara aktif membuat anti toksin terhadap vaksin yang disuntikan. Kekebalan yang terjadi karean penyuntikan dengan serum disebut kekebalan pasif. Tubuh tinggal pasif saja menerima anti toksin yang terdapat dalam serum itu.

13) Perihal Serum. Serum adalah bagian darah yang diambil dari manusia atau hewan yang mengadung anti toksin. Orang yang diebri suntikan serum tinggal menerima saja anti toksin itu, tidak usah membuatnya sendiri, tubuhnya tinggi pasif saja. Serum dipakai untuk dua hal, yakni untuk prophylaxes dan mungkin juga untuk pengobatan.

Contoh:

1) Ada anak jatuh di jalan dan mendapat luka agak dalam pada kakinya. Luka itu terkena kotoran jalan yang mungkin mengandung basil tetanus. Mungkin! Tetapi belum tentu lagi, bukan? Sekalipun begitu sebagai prophylaxes (penjagaan0 dokter dapat memberikan suntikan A.T.S. pada akan itu. Jadi dalam hal ini suntikanserum diberikan untuk penjagaan.

2) Ada anak yang sakit dibaw ke rumah sakit. Pemeriksaan oleh dokter menyatakan, bahwa anak itu menderita penyakit tetanus. Maka anak ini dirawat di rumah sakit tersebut, diberi pengobatan dan perawatan sebaik-baiknya. Antara lain anak itu mendapatkan suntikan A.T.S. Serum ini disuntukan bukan untuk penjagaan, tetapi untuk pengobatan (menyembuhkan) anak itu.

Jadi ada 2 macam A.T.S. yakni A.T.S. untuk prophylaxes an A.T.S untuk pengobatan. Demikian pula halnya dengan penyakit diphterie. Anak yang menderita penyakit ini antara lain akan mendapat suntikan A.D.S (anti diphterie serum). Serum lainnya: serum anti batuk rejan, serum anti bisa ular.

14) Kekebalan itu Sifatnya Khas. Di atas telah disebutkan, bahwa seseorang yang baru sembuh dari penyakit typhus akan kebal terhadap penyakit tersebut. Kekebalan ini hanya tertuju terhadap penyakit typhus saja, jadi tidak terhadap penyakit lainnya. Kita katakana kekebalan itu sifatnya khas. Lamanya kekebalan pada tiap-tiap penyakit tidak sama. Pada penyakit yang satu lebih lama dari penyakit lain. Ada pula penyakit yang sama sekali tidak menimbulkan kekebalan setelah menderitanya. Misalnya: pneumonia, bisul.

Ringkasan:

Ø  Seseorang akan mendapatkan kekebalan aktif setelah mendapatkan suntikan vaksin dan setlah sembuh dari suatu penyakit.

Ø  Seseorang akan mendapat kekebalan aktif setelah mendapatkan suntikan serum.

Ø  Kekebalan aktif maupun kekebalan pasif keduanya adalah kekebalan dapatan (diperoleh).

Ø  Kekebalan alam ialah kekebalan dari alam yang terdiri dari factor yang dapat membinasakan kuman dalam tubuh.

Ø  Daya pertahanan alam ialah kekuatan dari alam yang terapat pada tubuh kita yang dapat mencegah masuknya hama penyakit ke dalam tubuh dan yang dapat membinasakan hama penyakit di dalam tubuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar