Perilaku Produsen di dalam Ekonomi
(Sumber: Feryanto, Agung. April. Ekonomi X. Klaten:PT IntanPariwara.)
Pemeuhan kebutuhan hidup dapat tercapai jika ada pihak yang melakukan proses produksi. Proses produksi membutuhkan factor-faktor produksi. Proses produksi juga memerhatikan pertanyaan: what, how, dan for whom.
1) Pengertian Produksi. Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan dan menambah nilai guna barang dan jasa. Proses produksi bertujuan antara lain menghasilkan atau menambah nilai guna barang dan jasa, menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas, memenuhi kebutuhan sesuai peradaban dan kemajuan teknologi, mengganti barang rusak atau habis, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri, mencari keuntungan sebesar-besarnya, serta meningkatkan taraf hidup.
2) Faktor Produksi. Factor produksi adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses produksi. Dalam ilmu ekonomi, factor produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.
a) Sumber Daya Alam (Natural Resources). Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, seperti tanah, barang tambang, dan lingkungan alam. Sumber alam terdiri atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kepemilikan sumber daya alam digunakan untuk proses produksi akan menerima balas jasa berupa sewa, misal: sewa tanah.
b) Tenaga Kerja (Human Resources). Tenaga kerja atau sumber daya manusia adalah orang yang mampu mengerjakan suatu pekerjaan dalam proses produksi. Tenaga kerja menerima balas jasa berupa upah atau gaji, honor, dan insentif. Tenaga kerja dapat dibedakan menurut kualitas sebagai berikut.
Ø Tenaga kerja terdidik (skilled labour) yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sesuai ekahlian di bidang pekerjaan. Contoh: dokter, perawat, pengacara, akuntan, dan peneliti
Ø Tenaga kerja terlatih (trained labour) yaitu tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tertentu di bidangnya. Tenaga kerja ini memerlukan latihan sebelum memasuki pekerjaan. Contoh: sopir, juru ketik, montir, juru masak, pemahat.
Ø Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour) yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan untuk melaksanakan proses produksi. Contoh: petugas kebersihan, buruh bangunan, dan pesuruh.
c) Modal (Capital). Modal adalah segala sesuatu yang digunakan untuk proses produksi guna menambah kekayaan. Modal dapat berupa uang (money capital) dan barang modal (capital goods). Pemilik modal menerima balas jasa berupa bunga modal. Modal dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Ø Modal menurut sifatnya. Modal tetap (fixed capital) adalah modal yang digunakan untuk proses produksi dalam jangka panjang atau lebih dari satu kali proses produksi. Misal: tanah, gedung, mesin, computer, dan kendaraan. Modal lancar (variable capital) adalah modal yang habis dalam satu kali produksi. Misal: bahan mentah atau bahan baku dan bahan bakar.
Ø Modal menurut bentuknya. Modal konkret adalah modal berupa benda yang digunakan dalam proses produksi. Misal: barang modal, deposito, dan uang. Modal abstrak adalah modal yang tidak berwujud benda, tetapi hasilnya dapat dirasakan. Misal: hak paten, merk dagang, goodwill (nama baik perusahaan), dan izin usaha.
Ø Modal menurut sumbernya. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari kekayaan atau investasi pemilik perusahaan. Misal: saham pemilik, simpanan pokok, simpanan wajib, dan laba ditahan. Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pihak lain berupa pinjaman. Misal: utang gaji, gaji yang belum dibayar, utang pajak, utang jangka panjang, dan hipotek.
d) Kewirausahaan (Entrepreneurship). Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam mengombinasi factor produksi alam, tenaga kerja, dan modal sehingga proses produksi berlangsung efisien. Balas jasa yang diterima wirausaha berupa laba/ rugi, atau bunga modal. Wirausaha dalam mengelola usaha harus memiliki keahlian sebagai berikut.
Ø Managerial skills, yaitu kemampuan mengorganisasi factor produksi agar mencapai tujuan
Ø Technical skills, yaitu keahlian teknis dalam melaksanakan proses produksi secara baik.
Ø Organizational skills, yaitu keahlian memimpin berbagai bidang usaha, baik internal perusahaan maupun organisasi di bidang lain.
3) Fungsi Produksi. Fungsi produksi mencerminkan hubungan fungsional antara tingkat penggunaan input dan tingkat output per satuan waktu. Secara matematis, fungsi produksi dirumuskan sebagai berikut. Q=f(R,L,C,E).
Keterangan: Q: quantity (jumlah barang produksi), f: function (Simbol persaamaan fungsional), R: resources (Sumber daya alam), L: labour (tenaga kerja), C: Capital (modal), E: entrepreneurship (kewirausahaan).
4) Hukum Hasil Tambahan yang Semakin Menurun. Hukum hasil tambahan yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Returns) dikemukakan oleh David Ricardo (1772-1823), ahli ekonomi dari Inggris. Menurutnya, “jika ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya tanah atau mesin), dikombinasikan dengan satu input variable (tenaga kerja) yang terus ditambah satu unit, output akan bertambah pula, mula-mula denga tingkat pertambahan yang lebih dari proporsional (increasing returns), tetapi pada titik tertentu tambahan hasil akan menjadi kurang dari proporsional (dimishing returns)”.
Tabel berikut menunjukkan perhitungan atas pertambahan tenaga kerja dalam sebidang tanah
Tabel: Produk Marginal dan produk rata-rata
Input tanah (input land) | Input tenaga kerja (input labour) | Produk total (totally of product) | Produk marginal (marginal of product) | Produk rata-rata (average of product) |
1 | 0 | 0 | - | - |
1 | 1 | 15 | 15 | 15 |
1 | 2 | 30 | 20 | 17,5 |
1 | 3 | 66 | 31 | 22 |
1 | 4 | 92 | 26 | 23 |
1 | 5 | 110 | 18 | 22 |
1 | 6 | 126 | 16 | 21 |
1 | 7 | 126 | 0 | 18 |
1 | 8 | 96 | -15 | 12 |
1 | 9 | 81 | -30 | 9 |
Produk totak akan berubah sejalan pertambahan jumlah “input” tenaga kerja. Produk total bertambah mencapai titik maksimum, kemudian menurun. Produk marginal akan mengalami kenaikan mencapai titik maksimum sejalan pertambahan “input” tenaga kerja. Pada titik tertentu, produk marginal mengalami penurunan hingga bernilai negative. Pemanfaatan “input” tetap dengan pertambahan “input” variable secara terus menerus menjadi tidak efisien karena “input” tetap memiliki keterbatasan. Semakin besar “input” variable yang digunakan sementara “input” lain tetap, produktivitas akan menurun.
5) Tahap-tahap Produksi
a) Tahap Produksi I. Tahap Produksi Pertama dimulai dari produk total mulai naik sehingga produk marginal dan produk rata-rata juga naik. Pertambahan “input” variable dapat dilakukan. Batas tahap Pertama, ketika besarnya produk marginal sama dengan produk rata-rata (MP-AP) dan produk rata-rata mencapai titik maksimum.
b) Tahap Produksi II. Tahap produksi kedua, dimulai dari titik ketika produk marginal sama dengan produk rata-rata (MP=AP) hingga produk marginal sama dengan nol (MP=0). Produk total akan mengalami kenaikan dengan laju yang semakin menurun. Nilai produk marginal dan produk rata-rata akan mengalami penurunan.
c) Tahap Produksi III. Tahap produksi ketiga, dimulai dari titik ketika produk marginal sama dengan nol (MP=0). Produk total akan mengalami penurunan sehingga produk marginal bernilai negative. Gejala penurunan inilah yang disebut “hukum hasil tambah yang semakin menurun (The Law of Dimishing Marginal Returns).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar