Mengetahui Sejarah Kepanduan dan Pramuka di Dunia dan Indonesia (dulu: Hindia Belanda)/ Knowing the history of Scouting and Scout in the World and Indonesia (formerly: East Indies) FOR GENERAL GENERAL


Mengetahui Sejarah Kepanduan dan Pramuka di Dunia dan Indonesia (dulu: Hindia Belanda)

(Sumber: ___. 2010. Orientasi Pendidikan Pramuka. Ponorogo: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ponorogo 04083-04084.)

1) Sejarah Kepanduan

                Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya  buku “Scouting For Boys” karena buku itulah yang pertama kali menyebabkan anak-anak dan remaja beramai-ramai bergabung di dalam kegiatan di alam terbuka yang dinamakan gerakan kepanduan (Boys Scout). Buku “Souting For Boys” di tulis oleh Baden Powell pada tahun 1908. Buku ini pertama kali diedarkan pada tanggal 15 Januari 1908, oleh penerbit Horace Cox, Windsor House, Bream’s Bulding,  dan London E. C. “Souting For Boys” begitu menarik perhatian dunia. Buku ini menjadi “masterpiece” yang terjual secara besar-besaran di seluruh dunia, sehingga terus menerus mengalami cetak ulang. Yang menarik dari buku “Scouting For Boys” selain isinya, Baden Powell juga melengkapi dengan gambar yang dibuatnya sendiri.

                Selain mendirikan kepanduan putra, Lord Baden Powell juga mendirikan kepanduan untuk putri yang dibantu oleh adik perempuannya, yakni: Agnes Baden Powell, ditunjuk menjadi presiden organisasi kepanduan putri pertama di dunia dengan nama “Rosebud”, berganti menjadi “Brownies” (Girl Guide) pada tahun 1914. Beliau mundur pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell.

                Kepanduan siaga didirikan pada tahun 1916, sebagai ilustrasi kegiatan yang diambil dari buku karya Rudyard Kipling “The Jungle Book” yang bercerita tentang petualang si anak serigala yakni Mowgli, serta sahabatnya yaitu: si macan yakni Baghera dan si Beruang yakni Bugalo.

                Dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1918, Baden Powell mendirikan kepanduan untuk “Golongan Penegak” (Rover Scout). Untuk meningkatkan kualitas para anggota penegak, beliau menulis buku “Rovering To Success” (Mengembara untuk keberhasilan) pada tahun 1922, yaitu kisa seorang pemuda sedang berlayar menuju pantai (Pantai Bahagia) dengan melewati berbagai macam rintangan batu karang (karang kehidupan) antara lain: wanita, perjudian, minuman keras, merokok, egois, tidak memiliki Tuhan (Atheis).

2) Sejarah Kepramukaan Indonesia

a) Netherland Indische Padvinders Verniging (NIPV)

                Kepanduan masuk ke Indonesia (pada waktu itu masih Hindia Belanda) pertama kali dibawa oleh orang Belanda. Organisasi kepanduan saat itu bernama “Netherland Indische Padvinders Verniging” (NIPV) yang artinya Persatuan Pandu Hindia Belanda. Bangsa Indonesia  (pribumi) mulai tertarik pada organisasi tersebut, dan karena sifatnya yang “universal” maka Organisasi Kepanduan dapat dengan cepat diterima oleh bangsa Indonesia, apalagi kondisi pada waktu itu sangat memungkinkan. Para remaja dan pemudi kita membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah air.

b) Organisasi Kepanduan Nasional

Karena suatu hal, yang membuat Pemerintah Kolonial Belanda menjadi cukup khawatir. Pemerintah Kolonial Belanda melarang bangsa Indonesia mengikuti kegiatan NIPV.  Karena hal itu maka berdirilah “Organisasi Kepanduan Nasional” yang pertama kali pada tahun 1916, yang bernama Javaanse Padvinden Organisatie (JPO) atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII Di Surakarta. Kemudian berdirilah organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang menjadi pelopor kebangkitan bangsa Indonesia. Selanjutnya peristiwa Sumpa Pemuda pada tanggal 20 Oktober 1928, menjiwa Gerakan Kepaduan Nasional kita telah bergerak lebih maju (merupakan semangat nasionalisme).

Kemudian Pemerintah Kolonial Belanda melarang penggunaan istilah “PADVINDER” bagi organisasi kepanduan bangsa Indonesia. Istilah “Pandu” dan “Kepanduan” dikemukakan pertama kali dalam Kongres SIAP tahun 1928 oleh K.H. Agus Salim di Kota Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah. Persitwa bersejarah terjadi, sewaktu Lord Baden Powell dan Lady Baden Powell berkunjung ke Indonesia (dulu: Hindia Belanda) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau Jambore di Australia.

Akan tetapi, pada masa pendudukan militer Jepang (Masa Perang Dunia Kedua). Organisasi Kepanduan dilarang sama sekali. Semua organisasi kepanduan harus bergabung dengan Organisasi Kepemudaan yang dibentuk oleh militer Jepang.

C) Gerakan Pramuka

Kemudian setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kembali berdiri banyak sekali organisasi Kepanduan Indonesia. Akhirnya, pemerintah Indonesia menyadari banyak organisasi kurang baik untuk Persatuan Bangsa Indonesia, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan KEPPRES (Keputusan Presiden) No. 238/61 tentang Gerakan Pramuka,  sebagai dukungan Pemerintah. Keputusan Presiden tersebut di atas ditanda tangani oleh Perdana Menteri yakni: Ir. H. Juanda. Karena pada waktu itu, Presiden Soekarno mengadakan kunjungan ke Jepang. Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Lambang dari gerakan ini adalah tunas kelapa, karena seluruh bagian dari pohon kelapa bermanfaat. Diharapkan dengan lambang itu, para pramuka bisa memberi banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitar. Indonesia mendirikan kepanduan untuk putra-putri pada tahun yang sama yaitu tahun 1912. Sampai sekarang, Indonesia menduduki urutan terbesar kedua anggota Pramuka, setelah Amerika Serikat, dengan jumlah anggota 8.100.000 anggota Pramuka Indonesia. Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah. Semua organisasi Kepanduan melebur diri masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Dan mulai saat itu Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

Knowing the history of Scouting and Scout in the World and Indonesia (formerly: East Indies)

(Source: ___. 2010. Orientation Scout Education. Ponorogo: Public High School 1 Ponorogo 04083-04084.)

1) History of Scouting

Scouting history can not be separated with the publication of the book "Scouting for Boys" because that's the book that first led to the children and teens join a gang in the outdoor activity called the scouting movement (Boys Scout). Book "Souting For Boys" was written by Baden Powell in 1908. The book was first released on January 15, 1908, by publisher Horace Cox, Windsor House, Bream's Bulding, and London E. C. "Souting For Boys" that attracted worldwide attention. The book is a "masterpiece" are sold on a large scale throughout the world, so continue to experience reprint. What is interesting from the book "Scouting for Boys" in addition to its content, Baden Powell also complete with a picture of its own.

In addition to setting up scouting son, Lord Baden Powell also founded the scouting for girls, assisted by his sister, namely: Agnes Baden Powell, was appointed as the first woman president of scouting organization in the world with the name "Rosebud", changed to "Brownies" (Girl Guide) on in 1914. He retired in 1917 and replaced by Olave Baden Powell.

Standby scouting founded in 1916, as an illustration of the activities taken from the book by Rudyard Kipling's "The Jungle Book" which tells the story of an adventurous Mowgli the wolf boy, and his friend namely: the tiger and the bear that Baghera Bugalo.

Two years later in 1918, Baden Powell founded the scouting for "Enforcement Group" (Rover Scout). To improve the quality of enforcement members, he wrote the book "Rovering To Success" (Wander for success) in 1922, the purse of a young man was sailing towards the coast (Happy Coast) to pass through many obstacles rocks (coral life) include: women, gambling, drinking, smoking, selfish, does not have God (atheist).

2) History of Scouting Indonesia

a) Netherland Indies Padvinders Verniging (NIPV)

Scouting in Indonesia (at that time still the Dutch East Indies) was first brought by the Dutch. Scouting organization when it was named "Netherland Indies Padvinders Verniging" (NIPV) which means Unity Pandu Dutch East Indies. Indonesian nation (native) became interested in the organization, and because it is "universal" Scout Organizations can then quickly accepted by the Indonesian people, especially the condition at that time is possible. The teens and young women, we need an organization that can accommodate their aspirations towards the homeland.

b) National Scout Organization

For some reason, which makes the Dutch colonial government became quite worried. Dutch colonial government banned the Indonesian people follow NIPV activities. Because it then stood "National Scout Organization" which was first in 1916, who named Javaanse Padvinden Organisatie (JPO) on the initiative of Prince Sultan Mangkunagara VII In Surakarta. Then stood Sampoerna Oetomo organization on May 20, 1908 that became pioneers of Indonesian national revival. Furthermore Sumpa Youth event on October 20, 1928, menjiwa National Movement cohesion we have moved forward (a spirit of nationalism).

Then the Dutch colonial government banned the use of the term "PADVINDER" for the Indonesian nation scouting organization. The term "Scout" and "Scout" was first proposed in 1928 by Congress READY KH Agus Salim in Town Banjarnegara, Banyumas, Central Java. Persitwa historic happening, when Lord Baden Powell and Lady Baden Powell visited Indonesia (formerly: East Indies) on December 3, 1934, after reviewing the Jamboree in Australia.

However, during the Japanese military occupation (The Second World War). Scouting organizations banned altogether. All scouting organizations have joined the Youth Organizations formed by the Japanese military.

C) the Scout Movement

Then after the proclamation of Indonesia's independence on August 17, 1945. Back up a lot of Indonesian Scouting organization. Finally, many organizations realize the Indonesian government is not good for the United Nations Indonesia, the Indonesian government issued Presidential Decree (Presidential Decree) No.. 238/61 on the Scout Movement, as government support. Aforementioned Presidential Decree signed by the Prime Minister: Ir. H. Juanda. Because at that time, President Soekarno made a visit to Japan. Mr. Scouts Indonesia is the Sultan IX. Symbol of this movement was the coconut shoots, because all parts of the coconut tree useful. Expected with the emblem, the scouts can provide many benefits for themselves and the environment. Indonesia set up scouting for the sons and daughters of the same year ie 1912. Until now, Indonesia's second-largest ranks scouts, after the United States, with a membership of 8,100,000 Indonesian scouts. Not a government agency of the Scout Movement. All Scouting organizations merge themselves become a member of the Scout Movement. And from that time the Scout Movement evolved into a respected organization.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar