Gerbang Tinatar Tegalsari, Pencetak Tokoh Terkenal, di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur/ Tegalsari Tinatar gate, Printer Famous People, in Ponorogo, East Java FOR GENERAL HISTORY

Gerbang Tinatar Tegalsari, Pencetak Tokoh Terkenal, di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

(Sumber: __.2011. Warta Ganesha Edisi 12. Ponorogo: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ponorogo.)

                Gerang Tinaar adalah Pondok yang berada di desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Lebih dikenal Pondok Tegalsari. Pondok ini didirikan oleh KyaiAgengHasanBesari pada abad XVIII di desa Tegalsari. Tempat ini diapit oleh dua tepi sungai, yaitu sungai Keyang dan sungai Malo. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami jaman keemasan berkat kealiman, charisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi Pondok, bahkan pondok para santri juga didirikan di desa sekitarnya, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain.

                Di bawah asuhan KyaiAgengHasanBasari, pondok ini berkembang pesat dan mencetak tokoh ternama dan berjasa bagi bangsa Indonesia. Salah satu tokoh tersebut adalah Pakubuwono Kedua. Pakubuwono adalah raja Kasunanan Kartasurya. Beliau pernah mengenyam pendidikan di Pondok Tegalsari ketika Kerajaan Kertasura sedang menghadapi pemberontak Cina yang dipimpin oleh RMGarendi atau SunanKuning (1727-1749). Selain Pakubuwono Kedua, pondok Tegalsari juga menelurkan toko handal, yaitu RMRonggoWarsito. Nama aslinya adalah BagusBurham. Ia adlaah putra dari MasPajangswara dan cucu dari Yasadipura Kedua, pujangga besar Kasunanan Surakarta. Beliau adalah tokoh jawa yang terkenal dengan ramalannya. Semasa remaja beliau pernah mengenyam pendidikan di Tegalsari. Selain tokoh tersebut, pondok Tegalsari juga telah melahirkan tokoh nasional, yaitu HOS Cokroaminoto. Haji Oemar Sait (HOS) Cokroaminoto lahir di Ponorogo, 6 Agustus 1882. Ia anak kedua dari dua belas bersaudara, putra dari RadenMasCokroAmiseno, seorang Wedana Kleco dan cucu RTAdipatiNegoro, Bupati KabupatenPonorogo. Beliau juga pernah mengenyam pendidikan di bawah asuhan KiAgengBesari. Beliau adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia.

                Pondok Tegalsari pulah cikal bakal Pondok Modern Gontor. Setelah KyaiAgengHasanBasari wafat, beliau digantikan oleh putra ketujuh beliau yang bernama KyaiHasanYahya. Seterusnya KyaiHasanYahya digantikan oleh KyaiBagusHasanBashari Kedua, yang kemudian digantikan oleh KyaiHasanAnom. Demikianlah Pesantren Tegalsari hidup dan berkembang dari generasi ke generasi. Tetapi, pada pertengahan abad XIX, ata pada generasi keempat keluarga KyaiBashari, Pesantren Tegalsari mulai surut.

                Alkisah, pada masa kepemimpinan KyaiKhalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang. Namanya SulaimanJamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu PangeranHadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon. Ia sangat dekat dengna kyai dna kyai pun sayang kepadanya. Maka setelah santri SulaimanJamaluddin dirasa telah memperoleh ilmu yang cukup, ia diambil menantu oleh Kyai dan jadilah, ia Kyai muda yang sering dipercaya menggantikan Kyai untuk memimpin pesantren saat beliau berhalangan. Bahkan sang Kyai akhirnya memberi kepercayaan kepada santri dan menantunya iniuntuk mendirikan pesantren sendiri di desa Gontor.

Sumber: http/elzhito.wordpress.com/



IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

Tegalsari Tinatar gate, Printer Famous People, in Ponorogo, East Java

(Source: __ .2011. Warta Ganesha Edition 12. Ponorogo: Public High School 1 Ponorogo.)

Tinaar tooth blackener is a cottage located in the village Tegalsari, District Jetis, Ponorogo. Better known Tegalsari cottage. This lodge was founded by KyaiAgengHasanBesari in the XVIII century in the village Tegalsari. This place is flanked by two banks of the river, the streams and rivers Keyang Malo. Historically, cottage Tegalsari never experienced the golden era thanks to the wisdom, charisma, and the expertise of the clerics who nurture him. Thousands of students flock to study at this cottage. They come from almost all of Java and beyond. Because of the large number of students, the whole village into huts, cottages and even the students are also established in the surrounding villages, such as village Jabung (Nglawu), Bantengan village, and others.

Under the tutelage of KyaiAgengHasanBasari, this cottage is growing rapidly and leading figure in print and a boon to the nation of Indonesia. One such figure is Pakubuwono Second. Pakubuwono is king Kasunanan Kartasurya. He has studied at the Kingdom Kertasura cottage Tegalsari when China is facing rebels led by RMGarendi or SunanKuning (1727-1749). Besides Pakubuwono second, also spawned a cottage Tegalsari reliable store, which RMRonggoWarsito. His real name is BagusBurham. He tends son and grandson of MasPajangswara of Yasadipura Second, the great poet of Surakarta. He is a character known for his predictions of Java. As a teenager he had attended in Tegalsari. In addition to these figures, Tegalsari cottage also has spawned a national figure, the HOS Cokroaminoto. Oemar Haji Sait (HOS) Cokroaminoto born in Ponorogo, August 6, 1882. He was the second of twelve children, the son of RadenMasCokroAmiseno, a district officer and grandson Kleco RTAdipatiNegoro, Regent KabupatenPonorogo. He also never studied under the tutelage of KiAgengBesari. He is the Indonesian national movement leaders.

Tegalsari cottage Modern cottage taken into the embryo roommate. After KyaiAgengHasanBasari died, he was succeeded by his seventh son named KyaiHasanYahya. So KyaiHasanYahya replaced by KyaiBagusHasanBashari Second, who was then replaced by KyaiHasanAnom. Thus Pesantren Tegalsari live and thrive from generation to generation. However, in the mid nineteenth century, the fourth-generation family ata KyaiBashari, Pesantren Tegalsari began to recede.

Once, during KyaiKhalifah leadership, there is a very prominent students in various fields. His name SulaimanJamaluddin, son and grandson PangeranHadiraja panghulu Jamaluddin, Sultan Kasepuhan Cirebon. He was very close to dengna Kyai Kyai dna was dear to him. Then after students have gained knowledge SulaimanJamaluddin deemed sufficient, he was taken by Kyai and become law, it is often believed that young Kyai Kyai replace for boarding when he was unable to lead. Even the Kyai finally give confidence to students and law schools iniuntuk established themselves in the village roommate.

Source: http / elzhito.wordpress.com /

Tidak ada komentar:

Posting Komentar