Pada siang aku mencari bulan namun yang ada hanya matahari dengan terik panasnya
Dimana bulan agar aku dapat kesejukan
Cobalah keluar walau hanya bintang yang memberi kehangatan
Ribuan jam aku menunggu
Jarum jam pun berhenti berputar melihatku termenung sendiri
Kapal itu sudah bersandar di pelabuhan
Pada siapa ku sandarkan hepar ini
Kulihat setangkai kuncup melati yang putih,lembut dan harum tercim dari kejauhan
Melati yang setiap hari tercium wanginya walau aku berada di tempat berbeda
Yang selalu ku jaga dari jahatnya tangan nakal dan kerasnya dunia semesta
Kini telah mekar, harumnya tak terkurangi
Membuat orang ingin memetik yang melintasi ataupun hanya tercium wanginya
Seketika..
aku melihat melati itu tak lagi ditempatnya
Knapa takdir tak memihakku
Aku tak dapat menguasai perasaanku
Semoga orang baiklah yang memetiknya
Yang selalu menjaga dan merawatnya
Selamat jalan melati putih yang pernah ku miliki dan merawatnya walau sekejap saja
Setiap hari aku akan tetap merasakan lembut wangimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar