JAWABAN DARI SURGA

      Ponselku jatuh. Aku merasa tak dapat berbuat apapun ketika mendengar ibuku sudah tiada. Es adalah orang yang setiap hari ada bersamaku dan beberapa sahabatku datang melihatku lalu Es duduk di lantai depan pintu kamar ibuku dirawat di RS sama seperti yang aku lakukan sekarang. “kenapa kamu melakukan ini?” tanyaku samar pada ES.
     “sudah diam!! dulu saat kita jamaah sholat bersama kita berdo`a dan berjanji pada tuhan bila tante sembuh kita akan mengadakan syukuran,namun sebaliknya jika tante tiada kita duduk bersama di lantai depan kamar ibu dirawat”. Aku pun hanya bisa diam saja.
      “Apakah tante pergi dengan tenang? Tante pergi dengan cepat kan? Ia tak merasakan sakit kan??” Es terlihat kawatir sekali.
      Aku mengangguk. “ibu pergi dengan damai. Ia pergi dengan cepat. Namun meninggalkan kenangan yang lama takkan pernah hilang”
    “kenapa kamu melakukan ini Jon. Knapa kau dan Es duduk di lantai ?” Tanya temanku yang memperlihatkan muka sedih disampingku.
     “aku pernah berjanji pada ibu kalau aku akan selalu menjaga dan merawatnya agar ia bisa melihatku memakai toga saat aku wisuda dan melihat ku menikah serta menggendong anakku. Namun do`a ku tidak terkabul” aku menjelaskan diiringi keluarnya air yang bersumber dari mataku.
     “Apakah kau masih ingat apa yang dikatakan tante tentang orang baik akan masuk surga?” Es kini mengetes ingatanku.
      “yah,,, aku ingat betul kata-kata itu. Ibu bilang, tuhan akan memasukkan orang baik kedalam surga. Mulai sekarang aku berusaha agar membantu ibu masuk surga dan menungguku di sana” kutunjukkan bahwa aku tak lupa perkataan ibu saat dulu aku,Es dan ibuku brkumpul.
      “dengan mendo`akan dan berbuat baik, kamu bisa membantu tante masuk surga.kamu harus percaya dan tetap semangat!!” Es menasihati diiringi mengangkat tangan kanan mengepal sebagai tanda Aku harus semangat.

@#$%

     “Kenapa kamu selalu memegang melati?” Es bertanya saat kita duduk di pinggir pantai.
     “dulu, ibuku sangat menyukai bunga melati yang ditaruh di ruang kamarnya”
    “apa kamu masih sedih? Jika kamu ingin menangis, menangislah. jangan kau tahan di dalam. Keluarkan saja agar tidak menyesak ” Es menatapku
   “aku tak tahu, apakah aku ini sedang sedih atau tidak, aku seperti mesin yang dicopot dari kabel colokannya. Aku tak punya tenaga. Apalagi tenaga untuk menangis. Aku sudah tak mampu. Apakah sekarang ibuku sudah disurga??”. Langit yang kulihat begitu cerah.
    “okay… aku tahu bagaimana berinteraksi dan menemukan jawabannya apakah tante disana bahagia atau tidak”. Es pergi dan beberapa menit kemudian ia kembali.
    “kenapa kau main layang-layang?” aku bertanya namun tak menghiraukan apa yang dilakukan Es.
   “layang-layang ini akan membawa pesanmu ke surga dan mengirimkan pesan kepada tante disurga. Jika tali layang-layang ini putus berarti pesan ini samapai ke surga dan sekarang tanteb bahagia disana”
Aku tak tahu, apakah tindakan Es ini benar ataukah hanya menghiburku saja.
   “tante,,, apakah kau disana baik-baik saja??? Aku Es. Aku selalu mencintaimu” Es mencohtohkan dengan berteriak sangat keras.
   “sekarang. giliran kamu” Es agak memaksa ku sedikit. Lalu Aku berdiri dan mencobanya.
  “ibbuu,,,, apakah kau sudah sampai disurga? Bagaimana dengan surga? Apakah indah? Ibu aku akan selalu menyayangimu. Tunggu aku ibu. Apakah kau disana bertemu dengan kakek nenek??aku ingin bersama kalian. Apakah ibu sudah sampai disurga???” tiba-tiba layang-layang yang ku pegang talinya putus.
   “horee,,, tante sudah sampai surga, tante bahagia disana. Tante sudah membaca pesan kita” Es melonjak-lonjak bahagia. Es memegang tanganku dan aku menggenggam erat tangan Es lalu meletakkan tangan kita di atas jantungku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar