Pusat Masyarakat Cina dengan PeradapanTertua dan Kebudayaan Kuno di Lembah Sungai Kuning
(Sumber: Suparman.2003.IPS Sejarah. Surakarta:Tiga Serangkai.)
Negeri Cina mempunyai wilayah yang amat luas (kurang lebih 8,735,859 km2) atau 18 kali Pulau Sumatera. Akan tetapi, sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan, dataran tinggi dan gurun pasir yang tandus. Daerah yang subur hanya berada di Lembah Sungai Huang Ho, Lembah Sungai Yang Tse Kiang, dan dataran pantai timur. Sungai Huang Ho sering kali mengalami banjur besar sehingga menimbulkan banyak korban. Sungai Huang Ho membawa material lumpur yang berwarna kuning sehingga sering disebut Sungai Kuning. Sebutan itu disebabkan juga karena Sungai Huang Ho bermuara di Laut Kuning. Daerah aliran Sungai Huang Ho berupa tanah los (endapan debu) dan merupakan wilayah yang sangat subur. Wilayah Cina yang paling padat penduduknya terletak di Lembah Sungai Huang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang yang merupakan daerah paling subur. Karena merupakan daerah pemusatan penduduk maka daerah ini melahirkan kebudayaan yang tinggi. Sementara itu, di bagian tengah penduduknya jarang karena terdapat Gurun Gobi dan daerah pegunungan yang tandus.
(A) Corak Kehidupan Sosial Ekonomi. Secara umum penduduk Cina digolongkan ke dalam ras Mongoloid. Penduduk Cina mempunyai cirri fisik, antara lain berkulit kuning, bermata sipit, berambut lurus hitam, berbibir tipis, berhidung sedang dan badan tidak berbulu lebat. Suku asli Cina adalah bangsa Han, penduduk asli Cina telah bercampur darah dengan bangsa kulit putih dari Asia Kecil sehingga ras Mongolnya tidak begitu kelihatan. Sementara itu, penduduk di Cina bagian selatan sudah mengalami percampuran dengan bangsa pendatang, seperti Suku Thai, suku Miso, dan Suku Lolo dengan warna kulit yang agak kecoklatan. Sesuai dengan potensi wilayah Cina yang sangat subur dan berada di lembah sungai, sebagian besar penduduk Cina Kuno bermata pencaharian pokok sebagai petani. Mereka bercocok tanam secara menetap di daerah-daerah yang subur di sepanjang Lembah Sungai Huang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak dan menanam jenis tanaman padi, jagung, kedelai, teh dan pohon murbei. Setelah terbentuk masyarakat petani, lahirlah kebudayaan agraris bercorak konservatif (kuno) dalam hal pergaulan hidup, kepercayaan dan etika. Kecuali bertani, sebagian dari mereka bekerja sebagai peternak, pemburu dan penangkap ikan di sepanjang aliran Sungai Huang Ho, sungai Yang Tse Kiang dan di Laut Kuning. Penduduk Cina yang sebagian besar bertani membentuk masyarakat petani yang memiliki corak kehidupan yang khas, seperti rasa kekeluargaan dan gotong royong yang kuat, cara berpikir yang sederhana dan realitas, serta semangat kerja yang tinggi dan ulet dalam menghadapi tantangan.
(B) System kepercayaan. Penduduk lembah Sungai Huang Ho menyembah Dewa Langit. Pelaksanaan kepercayaan sering dilakukan dengan upacara korban berdarah yang dipimpin oleh Kaisar. Upacara korban berdarah hampir sama dengan system kepercayaan di Mesir Kuno, Mesopotamia dan bangsa Maya pada sekitar tahun 4000 SM. Sekitar tahun 1750 SM di Cina telah berdiri beberapa Negara kota yang dipimpin oleh seorang kaisar, merangkap sebagai pemimpin agama yang dianggap sebagai Putra Langit. Kaisar dianggap sebagai perantara bagi bumi terhadap langit. Oleh karena itu, istana sangat dikeramatkan. Istana dianggap sebagai sumber tenaga dari langit untuk memerintah dan mempunyai kekuatan gaib dari langit. Kaisar dianggap mendapat perintah dari langit untuk memerintah bumi menurut hukum tertinggi dari langit. Kaisar sendiri juga harus hidup menurut kehendak langit. Demikian juga rakyatnya harus tunduk pada Dewa Langit. Untuk upacara penghormatan Dewa Langit, dibangunlah kuil yang megah. Kuli termegah berada di kota Peking. Masyarakat Cina Kuno sangat menghormati arwah nenek moyang (leluhur) mereka. Hal itu berlaku sampai sekarang. Selain menyembah Dewa Langit dan menghormati nenek moyang, bangsa Cina Kuno juga menghormati kekuatan alam yang dianggap berpengaruh besar terhadap kekuatan manusia. Kekuatan alam tersebut, antara lain Guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa. Upacara penghormatan terhadap ketiga unsure tersebut biasanya disertai tari-tarian suci dan permainan music Cina Kuno.
(C) Sistem pemerintahan. Kaisar Cina pertama menurut dongeng adalah Kaisar Huang Ti yang mulai memerintah kira-kira pada tahun 2697 SM. Kemudian para penggantinya adalah Kaisar Yao, Sun dan Yu. Semenjak Kaisar Yu, pemerintahannya berlangsung turun temurun yang disebut Dinasti Hsia. Kaisar terakhir Dinasti Hsia adalah Kaisar Chieh. Dari Dinasti Hsia tidak ditemukan peninggalan yang berarti.
(1) Dinasti Syang. Sejarah Cina baru dimulai dari jaman Dinasti Syang sebab pada saat itu terdapat peninggalan tertulis yang bisa dijadikan sumber sejarah. Peninggalan sejarah yang ditemukan berupa prasasti yang ditulis pada kulit penyu. Prasasti tersebut menyebutkan bahwa keturunan kaisar pertama yang memerintah Cina adalah Dinasti Shang (Syang). Dinasti Syang memerintah di Cina selama 644 tahun, yaitu dari tahun 1766 sampai tahun 1122 SM. Selama pemerintahan Dinasti Syang tidak kurang dari tiga pulu raja yang memerintah di Cina. Masyarakat hidup dari bercocok tanam (padi, gandum, palawija), beternak (kuda, sapi, domba dan babi), dan berdagang (teh, sutra, dan barang keramik). Mereka menyembah Dewa Syang Ti (Dewa Perang, Hujan, dan Panen). Pada masa itu bangsa Cina sudah mengenal tulisan yang disebut Piktograf. Ilmu pengetahuan sudah berkembang dan dimanfaatkan untuk keperluan praktis sehari-hari. Misalnya, ilmu pengetahuan astronomi digunakan untuk menentukan penanggalan dan penujaman dan ilmu matematika dimanfaatkan untuk menghitung dalam membuat bangunan.kebudayaan pada masa dinasti ini telah bernilai tinggi, seperti kepandaian membuat peralatan rumah tangga dari tanah liat yang dibakar, kerajinan dari bahan bamboo, batu mermer dan perunggu, pakaian dari sutra, patung dan bangunan untuk memuja Dewa Langit. Kebudayaan jaman Dinasti Syang mempunyai peranan penting dalam pengembangan kebudayaan Cina pada masa berikut karena dasar-dasarnya sudah mulai ditanamkan pada masa itu. Pada tahun 1122 SM, DInasti Syang mengalami keruntuhan karena dikalahkan oleh Kaisar Chou yang berasal dari sebelah barat Sungai Huang Ho. Sejak itu mulailah masa Dinasti Chou.
(2) Dinasti Chou. Dinasti Chou memerintah sekitar tahun 1122-255 SM. Pemerintah Dinasti Chou tidak begitu gemilang karena sering terjadi kekacauan dan pemberontakan. Dalam suasana kacau itulah lahirlah ahli piker yang terkenal, yaitu Lao Tse yang membawa ajaran Taoisme dan Kong Fu Tse yang membawa ajaran Konfusianisme. Kedua ajaran yang dibawa oleh para filsuf tersebut digunakan sebagai dasar dalam menyeselesaikan kekacauan. Akibat lama memerintah, Dinasti Chou sering mengalami perebutan kekuasaan yang menyebabkan lemahnya pemerintahan. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Ch’in untuk menundukkan Dinasti Chou dan akhirnya mendirikan Dinasti Chi’in yang memerintah pada sekitar tahun 255-205 SM.
(3) Dinasti Chi’in. Raja dari Dinasti Chi’in yang paling terkenal dalah Shih Huang Ti. Pada saat Shih Huang Ti berkuasa seluruh wilayah Cina berhasil disatukan. Kerajaan dibagi menjadi 36 provinsi dan setiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang bertanggung jawab langsung kepada kaisar. Kaisar telah banyak mengadakan pembaruan di segala bidang. Pembaruan yang dilakukan Kaisar Shih Huang Ti, antara lain menghapuskan aturan peminjaman tanah, undang-undang dijalankan dengan keras, penetapan penyeragaman pemakaian huruf Cina dan penyeragaman alat-alat produksi serta angkutan. Hal itu mempercepat terbentuknya kesatuan budaya Cina. Hasil kebudayaan besar yang dibangun oleh Kaisar Shih Huang Ti adalah tembok besar di pegunungan utara. Pagar tembok besar (dikenal dengan Tembok Besar Cina) ini dibangun untuk membendung serbuan dari suku bangsa Syungnu dan Tartar. Shi Huang Ti meninggal pada tahun 210 SM, setelah itu terjadilah kekacauan dan perang saudara di dalam negeri yang akhirnya dimenangkan oleh Liupang. Liupang selanjutnya mendirikan kerajaan dan dinasti baru, yaitu Dinasti Han.
(4) Dinasti Han. Masa pemerintahan Dinasti Han sangat panjang (412 tahun). Di antara para kaisar yang paling terkenal adalah Kaisar Han Wu Ti (141-87 SM). Pada masa pemerintahannya, segala aktivitas kehidupan dan pemerintahan didasarkan pada ajaran Kong Fu Tse. Semua orang yang ingin menjadi pegawai harus memahami ajaran Kong Fu Tse dan melewati seleksi yang ketat. Kaisar Han telah megadakan ekspansi wilayah ke utara dan ke selatan sehingga wilayah Cina mecapai Korea, Manchuria Selatan, Annam, Sinkiang dan Kerajaan Tartar di sebelah barat. Keberhasilan Dinasti Han yang membawa kemajuan dunia adalah dibuatnya kertas dari bahan kulit kayu pada sekitar tahun 105 SM. Kepandaian ini akhirnya dibawa ke Timur Tengah dan ditiru oleh orang-orang Eropa. Sepeninggalan Kaisar Han Wu Ti, timbul kekacauan di mana-mana. Hampir seluruh negeri Cina dikuasai bangsa Tartar selama tiga abad dan baru pada awal ke-7 Masehi muncul kerajaan T’ang yang berhasil menaklukan bangsa Tartar.
(5) kerajaan T’ang. Kerajaan dan kerajaan T’ang didirkian oleh Li Shih Min pada tahun 618 Masehi. Ia kemudian lebih dikenal dengan nama Kaisar T’ang Tsung. Pada masa itu, Cina tumbuh menjadi kerajaan yang lebih megah daripada zaman kaisar Han. Daerah kekuasaannya meluas sampai ke Persia, Laut Kaspia, Tonkin, Annam dan Kampuchea. Negara dibagi mejadi sepuluh provinsi dan segala sesuatu diatur dan diputuskan oleh pemerintah pusat. Ibu kota kerajaan berada di Sian Fu. Pada tahun 907, kerajaan T’ang runtuh sehingga kekacauan muncul kembali.
(6) Dinasti Sung. Pada tahun 960 Masehi Chao Ku’ang Yun berhasil menyatukan Cina kembali dengan mendirikan Kerajaan Dinasti Sung Chao. Kaisar yang terkenal adalah Kaisar Sung T’ai Tsu. Kaisar Sung tidak begitu menguasai bidang politik dan pemerintahan. Perhatian lebih dicurahkan pada pengembangan di bidang seni, ilmu pengetahuan, filsafat dan industry keramik untuk ekspor. Dinasti Sung berakhir tahun 1279 Masehi.
Pada awal abad ke-13 Cina berhasil dikuasai oleh orang-orang Mongol di bawah pimpinan Genghis Khan dan dilanjutkan oleh Kubilai Khan. Setelah Kubilai Khan meninggal, Kerajaan Mongol terpecah dan akhirnya runtuh. Pada tahun 1368 Masehi muncul Dinasti Ming yang menguasai Cina dan mengusir orang-orang Mongol.
(D) Hasil Kebudayaan. Sejak tahun 3000 SM di Lembah Sungai Huang Ho telah berkembang kebudayaan Cina Kuno. Hasil kebudayaannya, antara lain sebagai berikut:
(1) Tulisan Piktograf. Sejak jaman Dinasti Syang bangsa Cina sudah mengenal tulisan. Tulisan tersebut berupa gambar-gambar tertentu. Setiap huruf atau gambar bukan sebagai bunyi tetapi mengandung pengertian tertentu. Huruf tersebut dinamakan huruf Piktograf. Huruf Piktograf banyak ditulis pada kulit penyu atau tulang-tulang binatang. Huruf Cina Kuno jumlahnya sangat banyak. Hampir setiap daerah mempunyai satu jenis huruf sehingga sering kesulitan dalam memahami maksudnya. Pada saat pemerintahan Dinasti Ch’in dikeluarkan peraturan yaitu melarang penggunaan bermacam-macam huruf dan menetapkan satu jenis huruf yang berlaku bagi seluruh Negeri Cina. Dengan adanya penyeragaman huruf tersebut mempermudah terwujudnya kesatuan budaya di seluruh Negeri Cina.
(2) Ajaran Filsafat Cina. Pada abad ke-8 SM saat Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Chou terjadi kekacauan yang menyebabkan perpecahan di Negeri Cina. Kekacauan tersebut menyebabkan munculnya ahli piker (filsuf) yang berusaha mengatasi keadaan melalui ajaran filsafat. Ajaran filsafat tersebut sangat berpengaruh terhadap kebudayaan Cina hingga saat ini. Ahli filsafat Cina yang terkenal pada saat itu adalah sebagai berikut:
(a) Lao Tse (605-531 SM). Lao Tse mengajarkan agar manusia mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh alam dan menolak kehidupan yang mementingkan duniawi. Lao Tse berpendapat bahwa segala peristiwa alam dan perjalanan hidup manusia di dunia ini dikendalikan oleh kekuatan oleh kekuatan gaib tertinggi yang disebut Tao. Masyarakat akan mecapai ketentraman, kedamaian dan keamanan apabila semua tunduk dan patuh terhadap penguasa tertinggi, yaitu Tao. Tao menuntut perilaku hidup manusia yang suci dengan mewujudkannya dalam empat perilaku yang terpuji, yaitu kebaikan, kemurahan, kesayangan dan kehalusan budi. Setiap manusia harus bisa mengendalikan emosi, tidak menggunakan kekerasan dan bertindak serba tenang. Dengan kelembutan manusia akan dapat mengalahkan musuhnya dan kelembutan lebih bijaksana daripada kekerasan. Ajaran Lao Tse terkenal dengan nama Taoisme dan termuat dalam buku karyanya yang berjudul Tao Te Cing.
(b) Kong Fu Tse (550-479 SM). Pada saat itu Negeri Cina dalam keadaan kacau akibat beberapa pemberontakan yang berusaha menggulingkan Dinasti Chou. Di tengah kekacauan yang dialami Negeri Cina, muncul Kong Fu Tse yang ingin mengembalikan masyarakat Cina kepada kehidupan jaman dahulu seperti pada jaman Dinasti Yao, Dinasti Shun dan awal Dinasti Chou. Pada masa itu, rakyat hidup dengan tentram dan damai karena rakyat beserta raja tunduk pada Tao. Raja benar-benar mendalami dan menghayati ajaran Tao. Ajaran Tao telah ditetapkan dalam pemerintah Cina. Selain itu, Kong Fu Tse juga yakin tentang keluhuran kebudayaan Cina sehingga ia menjadi seorang guru besar yang sangat terkenal. Ajaran Kong Fu Tse ini oleh orang Barat dinamakan Konfusius. Ajaran Konfusius menjadi sangat terkenal di seluruh Negeri Cina dan dijadikan falsafah hidup bangsa Cina.
(c) Meng Tse (372-289 SM). Meng Tse adalah murid Kong Fu Tse. Ajaran Meng Tse berbeda dengan ajaran gurunya. Dia mengajarkan agar manusia mandiri, berpikir dan bertindak di atas kenyataan yang ada. Ia tidak menghendaki bangsa Cina kembali ke masa lampau. Meng Tse tidak lagi menganggap bahwa kaisar itu sebagai wakil Shang Ti atau Tao sebab tingkah lakunya kurang terpuji dan tidak dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya. Bahkan rakyat berhak memberontak terhadap kaisar yang tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Menurut Meng Tse, manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan Dewa Langit atau Tao. Oleh karena itu, kaisar yang menguasai seluruh wilayah Cina harus dipilih dari dan oleh raja-raja daerah sehingga Dewa Langit tinggal mengesahkannya. Meng Tse juga berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai pembawaan yang baik. Bila seorang berbuat jahat, hal itu sebagai akibat perasaan tidak puasnya terhadap sesuatu yang buruk. Meng Tse tidak menyukai peperangan karena akan membawa penderitaan bagi umat manusia dan menimbulkan kehancuran bagi Negara. Ajaran Meng Tse ini menurut orang Barat dinamakan Mensius.
(d) Ajaran Tritunggal agama. Ajaran Taoisme dan Konfusianisme tidak dapat dipisahkan dan keduanya dapat meresap dalam hati sanubari bangsa Cina. Kedua ajaran ini seolah-olah menjadi agama bagi bangsa Cina. Sementara itu, sejak awal tahun Masehi Negeri Cina kedatangan agama baru dari India, yaitu agama Buddha. Menurut ajran Buddha, manusia akan memperoleh keselamatan hanya dengan iman dan kejujuran hati. Buddhisme di Cina juga mengajarkan ajaran Tao. Dewa yang disembah oleh penganut ajaran Buddha di Cina adalah Dewa Kuan Yin atau Dewa Belas Kasih. Ketiga ajaran tersebut pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. Karena kesamaan ketiga ajaran tersebut dan terdapat toleransi yang besar antar pemeluknya maka ajaran itu disebut Tritunggal Agama atau San Chiau.
(3) Kuil Dewa Langit. Kuil Dewa Langit berguna untuk menghormati dan memuja Dewa Langit yang disebut Syang Ti. Kuil tersebut dibangun megah di kota Peking.
(4) Pagar Tembok Besar Cina. Pada masa Dinasti Ch’in (255-205 SM) pada masa pemerintahan Kaisar Shih Huang Ti telah dibangun pagar tembok besar. Pembangunannya memakan waktu selama 20 tahun dengan menggunakan tenaga kerja kurang lebih sebanyak satu juta orang. Tembok itu mempunyai ukuran panjang 2,430 km, lebar 8 meter dan tinggi 16 meter. Pagar tembok besar itu terletak di pegunungan utara yang memanjang dari Pantai Laut Kuning (Asia Timur) sampai dengan pegunungan Tien di Asia Tengah. Pembangunan tembok besar ini bertujuan untuk melindungi bangsa Cina dari serangan suku-suku bangsa liar dari utara, yaitu dari suku bangsa Syungnu dan bangsa Tartar.
(5) Barang kerajinan Keramik. Bangsa Cina Kuno pandai membuat barang kerajinan keramik sejak jaman Dinasti Syang. Barang kerajinan tersebut, antara lain guci, arca, tempat bunga dan minuman. Barang kerajinan keramik Cina Kuno merupakan barang dagang penting pada saat itu, bahkan sampai sekarang sebagai barang perdagangan penting dan komoditas ekspor penting bagi Cina.
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):
Chinese Community Center to Oldest Civilization and Culture of the Ancient Yellow River Valley(Source: History Suparman.2003.IPS. Surakarta: the Three.)
State China has a vast territory (approximately 8,735,859 km2), or 18 times the island of Sumatra. However, most of the territory of the mountains, plateaus and deserts are barren. Only fertile areas are in Huang Ho River Valley, River Valley Yang Tse Kiang, and the eastern coastal plain. Huang Ho River often have large pour, causing many casualties. Huang Ho River carrying a yellow sludge material that is often called the Yellow River. The name was also caused by Huang Ho River empties into the Yellow Sea. Huang Ho River watershed as land los (dust deposition) and is a very fertile area. China region located in the most densely populated Huang Ho River Valley and the River Yang Tse Kiang which is the most fertile regions. Because it is a regional concentration of population, this area of high birth culture. Meanwhile, in the middle because there are sparsely populated area of the Gobi Desert and the barren mountains.
(A) Pattern of Economic Social Life. In general, the Chinese population has been classified as Mongoloid race. China's population has physical traits, such as yellow, slant-eyed, straight-haired black, thin-lipped, nose and body are not being hairy. China is the nation's indigenous Han, native of China has been mixed with the blood of the white race from Asia Minor so Mongolnya not so visible. Meanwhile, residents in southern China have undergone admixture with the nation's immigrants, such as Thai tribe, tribal Miso, and Lolo tribe with a brownish color. In accordance with the potential for China region is very fertile and located in a river valley, most of the population of Ancient China basic livelihood as farmers.They settled in the farming areas along the lush Nile River and the Huang Ho River Yang Tse Kiang. To cultivate the land, they use a plow and plant crops of rice, maize, soybean, tea and mulberry trees. Once established farmers, agrarian culture patterned born conservative (ancient) in the case of social life, beliefs and ethics.Unless farming, most of whom work as farmers, hunters and fishermen along the Huang Ho River flow, river Yang Tse Kiang and in the Yellow Sea. Chinese residents are mostly farming communities established farmers who have a typical life style, such as a sense of kinship and mutual assistance robust, simple thinking and reality, as well as high morale and resilient in the face of challenges.
(B) System trust. Huang Ho River valley inhabitants worship the Gods of Heaven. Implementation of trust is often done with the bloody sacrifice led by the Emperor. Bloody sacrificial system is similar to the belief in Ancient Egypt, Mesopotamia and the Mayans in about 4000 BC. Around 1750 BC in China has established several city-state led by an emperor, doubles as a religious leader considered to be the Son of Heaven. Emperor considered as an intermediary for the earth to heaven. Therefore, it is very sacred palace. The palace is considered as a source of power from heaven to rule and have the mystical power of the sky. Emperor deemed received orders from heaven to rule the earth according to the supreme law of the sky. The emperor himself should live according to the will of heaven. Likewise, people should be subject to the Gods of Heaven. For Sky Gods memorial, built magnificent temples. Kuli grandest in the city of Peking. Ancient Chinese society have great respect for ancestral spirits (ancestors) them.This was true until now. In addition to worship God and honor the ancestors of Heaven, Ancient Chinese people also respect the forces of nature that are considered major effect on human power.Natural forces, among others, Thunder, lightning, rivers, animals, sun and earthquakes. Memorial to the three elements are usually accompanied by sacred dances and games of Ancient Chinese music.
(C) The system of government. The first emperor of China by Emperor Huang Ti is the tale that began to rule at about the year 2697 BC. Then his successor was Emperor Yao, Sun and Yu. Since Emperor Yu, hereditary reign lasted called Hsia dynasty. The last emperor is the emperor Chieh Hsia Dynasty. Hsia dynasty was not found significant legacy.
(1) Dynasty Syang. Chinese history started from Dynasty Syang because at the moment there could be a legacy of written historical sources. Heritage is found in the form of inscriptions written in tortoiseshell. The inscription states that the descendants of the first emperor who ruled China was the Shang Dynasty (Syang). Syang Dynasty ruled China for 644 years, ie from 1766 to 1122 years BC.During the reign of Dynasty Syang pulu no less than three kings who ruled in China. The people live from farming (rice, wheat, pulses), livestock (horses, cattle, sheep and pigs), and trade (tea, silk, and ceramics). They worship the god Syang Ti (God of War, Rain, and Harvest). At that time the Chinese have known writings called pictographs. Science has developed and utilized for practical day-to-day. For example, the science of astronomy is used to determine the calendar and penujaman and math used to calculate the make bangunan.kebudayaan during this dynasty has high value, such as household appliances cleverness made of baked clay, handicraft made from bamboo, stone Mermer and bronze, silk garments, sculptures and buildings to worship the god of Heaven. Syang Dynasty Culture plays an important role in the development of Chinese culture in the following as the basics already invested in those days. In the year 1122 BC, dynastic collapse Syang being defeated by the Emperor Chou coming from west of the Huang Ho.Since the start during the Chou Dynasty.
(2) the Chou Dynasty. Chou dynasty reigned circa 1122-255 BC.Chou Dynasty government is not so glorious as frequent chaos and rebellion. In the chaos that is born of the famous expert piker, namely Lao Tse who brought the teachings of Taoism and Kong Fu Tse brought Confucianism. Both teachings brought by philosophers are used as basis in completing chaos. Due to the old rule, the Chou Dynasty often experience power struggles that led to weak governance. It is then used by the Prince of Ch'in to subdue and eventually founded the Chou Dynasty Chi'in dynasty who ruled in about 255-205 BC.
(3) Dynasty Chi'in. The king of the dynasty's most famous Chi'in dalah Shih Huang Ti. At the time of Shih Huang Ti ruled the rest of China successfully put together. The kingdom was divided into 36 provinces and each province is headed by a governor who is directly responsible to the emperor. Emperor held many reforms in all fields. Updates on the Emperor Shih Huang Ti, including abolishing land lending rules, laws run hard, setting uniform use of Chinese characters and uniform means of production and transportation. It accelerates the formation of the unity of Chinese culture. The results of the culture that was built by Emperor Shih Huang Ti was the big wall in the northern mountains. Great wall (known as the Great Wall of China) was built to stem the invasion of Syungnu and Tartar tribes. Shi Huang Ti died in the year 210 BC, after the chaos and civil war in the country that was eventually won by Liupang. Liupang later founded the kingdom and a new dynasty, the Han Dynasty.
(4) of the Han Dynasty. The reign of the Han Dynasty is very long (412 years). Among the most famous emperor is Emperor Han Wu Ti (141-87 BC). During his reign, all the activities of life and government is based on the teachings of Kong Fu Tse. Everyone who wants to be an employee must understand the teachings of Kong Fu Tse and pass a rigorous selection. Emperor Han was megadakan expansion areas to the north and to the south so that the area of China mecapai Korea, South Manchuria, Annam, Sinkiang and Tartar kingdom on the west. The success of the Han Dynasty that brings the progress the world is made of paper made from the bark around the year 105 BC. Versatility is finally brought to the Middle East and imitated by the Europeans. Sepeninggalan Emperor Han Wu Ti, there was chaos everywhere. Almost the entire country China dominated the Tartars for three centuries and only in the early 7th century AD the T'ang empire emerged conquered the Tartars.
(5) T'ang empire. Kingdom and T'ang empire didirkian by Li Shih Min in the year 618 AD. He was later known as Emperor T'ang Tsung. At that time, China is growing into a more glorious kingdom than the time of Emperor Han. Territory extends to Persia, the Caspian Sea, Tonkin, Annam and Cambodia. Becoming divided country ten provinces and everything arranged and decided by the central government. The capital of the kingdom is in Sian Fu. In the year 907, thus chaos collapse T'ang empire reappeared.
(6) the Sung Dynasty. In the year 960 AD Ku'ang Chao Yun managed to unite China back to establish the Kingdom Chao Sung Dynasty. The famous emperor is the emperor Sung T'ai Tsu. Sung Emperor is not so dominate politics and government. Attention has been focused on development in the fields of art, science, philosophy and ceramic industry for export. Sung Dynasty ended in 1279 AD.
At the beginning of the 13th century China successfully controlled by the Mongols under the leadership of Genghis Khan and Kublai Khan continued by. After Kublai Khan died, the Mongol Empire was split and eventually collapsed. In the year 1368 AD appears that controls China's Ming Dynasty and drove the Mongols.
(D) Results of Culture. Since the year 3000 BC Huang Ho River Valley has been growing culture of Ancient China. Result culture, among others, the following:
(1) Writing pictographs. Since the Chinese Dynasty Syang already familiar with writing. The text is in the form of certain images. Each letter or picture not as sound but contains a certain sense. Letter letter called pictographs. The letter was written in pictographs many tortoiseshell or animal bones. Ancient Chinese characters is numerous. Almost every area has a typeface that is often difficult to understand the point. At the time of Ch'in Dynasty issued regulations that prohibit the use of an assortment of letters and set the font applies to all Chinese Affairs. With the uniformity of the letters makes the realization of the unity of Chinese culture throughout the State.
(2) Teaching Chinese philosophy. In the 8th century BC when Chinese Foreign Chou dynasty ruled by chaos which caused a split in the land of China. The chaos led to the emergence of expert piker (philosopher) who tried to resolve the situation through the teaching of philosophy. The doctrine is very influential philosophy of Chinese culture to the present. The famous Chinese philosopher at the time was as follows:
(A) Lao Tse (605-531 BCE). Lao Tse teaches people to follow the path set by nature and reject selfish worldly life. Lao Tse found that all natural events and the journey of human life in this world is controlled by the power of the supreme magical power called the Tao. Communities will mecapai tranquility, peace and security in an all submissive and obedient to the highest authorities, namely Tao.Tao demands of human behavior to make it happen within the four sacred laudable behavior, namely goodness, kindness, pet and refinement. Every human being should be able to control your emotions, not use violence and acts completely calm. With the softness of man will be able to defeat his enemies and softness wiser than violence. Teachings of Lao Tse of Taoism and known by the name contained in his book entitled Tao Te Ching.
(B) Kong Fu Tse (550-479 BCE). At that time, Chinese Foreign in disarray due to several rebellions that attempted to overthrow the Chou Dynasty. Amid the turmoil experienced by Chinese State, appeared Kong Fu Tse who want to restore the ancient China to life as the Dynasty Yao, Shun Dynasty and the beginning of the Chou Dynasty. At that time, the people live in peace and peace for the people and their king is subject to the Tao. King is really deep and live the teachings of Tao. Taoism has been established in the Chinese government. In addition, Kong Fu Tse also about the greatness of Chinese culture believes that he was a great teacher who is very well known. Teachings of Kong Fu Tse is called Confucius by westerners. Confucianism became very famous throughout China and the State made the Chinese philosophy of life.
(C) Meng Tse (372-289 BCE). Meng is a disciple of Kong Fu Tse Tse. Meng Tse Doctrine different from the teachings of his teacher.He taught that the human self, think and act on reality. He did not want the Chinese people back to the past. Meng Tse no longer assume that as the representative of the emperor Tao Shang Ti or less admirable because of his behavior and can not be used as a role model for people. Even the people have the right to rebel against the emperor who did not pay attention to the welfare of its people. According to Meng Tse, humans have the same degree in the presence of God or the Tao of Heaven. Therefore, the emperor who controlled the whole territory of China shall be elected from and by the kings of the area so the Gods of Heaven live endorsement.Meng Tse also believes that every human being has a good disposition. If anyone does evil, it is as a result of a feeling of satisfaction to something bad. Meng Tse did not like war because it will bring misery to mankind and cause the destruction of the State.Meng Tse's teachings by Westerners called Mencius.
(D) Doctrine of the Trinity religion. Teachings of Taoism and Confucianism can not be separated and both can penetrate the hearts of the Chinese nation. Both of these teachings as if a religion for the Chinese nation. Meanwhile, since the beginning of the solar year Chinese Foreign arrivals new religion of India, namely Buddhism. According ajran Buddha, people will gain salvation only by faith and honesty of heart. Buddhism in China also teaches Taoism. Gods worshiped by Buddhists in China are Kuan Yin Deity or Deity of Mercy. The three teaching basically have the same purpose. Because of the similarities and teachings are the three great tolerance among adherents then it was called the Trinity Religion or San Chiau.
(3) God Temple of Heaven. Temple of Heaven useful god to honor and worship the God of Heaven who called Syang Ti. The temple was built in the magnificent city of Peking.
(4) Fences Great Wall of China. During the Ch'in Dynasty (255-205 BC) during the reign of Emperor Shih Huang Ti had built a great wall. Its construction took over 20 years using a workforce of about one million people. The wall has a length of 2.430 km, width 8 meters high and 16 meters. The great wall is located in the northern mountains extending from the Yellow Sea (East Asia) to Tien in the mountains of Central Asia. Construction of the Great Wall is intended to protect the Chinese people from the attacks of wild tribes from the north, from Syungnu tribes and the Tartars.
(5) Ceramic craft goods. Ancient Chinese people are good at making handicrafts ceramics since Syang Dynasty. Handicrafts, among others, urns, statues, places of interest and beverages.Ancient Chinese ceramic crafts are an important merchandise at the time, even now as an important trade goods and essential commodities to China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar