Sungguh malu ,,,,,,,
Beberapa anak kos yang tinggal disatu kos itu berkumpul di kamarku. Cukup sempit untuk menampung anak muda yang sedang asyik berkumpul. Tak terlepas dari Hp, masing-masing tangan memengang benda yang dikata berharga itu. Termasuk aku yang sedari tadi memencet tombol keyboard membalas sandek yang nangkring di kontak masukku. Aku sms-an dengan Isa, teman sekelas Peyok.
Dan salah 1 anak yang memang super jail di kosku bernama peyok itu sengaja membuat keributan kecil dengan ada,,,,, aja aksinya untuk memikat penonton yang ada di depannya.
“mamah pergi dulu ya anak-anak….” Kata terahir peok sebelum keluar dari kamarku. Serempak seisi kamar pun menjawab “iya mah,,,,,,,” peyok pun keluar dan mengunci pintu kamar ku dari depan.
“beneran dikunci kita??” kata Ojan santai.
Aku pun mecoba membuka pintu “he`em,,, dikunci” .
“wah antara hidup dan mati kita disini, mana kipas anginnya rusak lagi. Penjara aja enggak sampai kayak gini”. Komentar nila.
“wah,,, benar-benar sindrom down ni si peok.. masak dia pergi kita dikunci” aku berkata sambil mengelus-elus setrika yang ku gosokkan ke bajuku.
“Alah,,, kita ngobrol aja, nanti juga dibukain sendiri” tambah dina.
Beberapa menit telah berlalu..
“ sumpah,,, aku gerah banget, pengen keluar minum” kata Ojan sambil membuka jendela lebih lebar.
Kini terdengar suara si Peok datang.
“huzzt,,, kita rame-rame ngobrol aja, pura-pura anggak tau” kata Nila.
“okkey…” seisi kamar menyetujui…
Cekrik-cekrik,,, “ hallo anak-anakku,,, ni mami udah datang” kata peok masuk kamarku. Dan tak lama kemuadian Peok keluar kamar dan mengunci pintu lagi.
HOAMMMZZzzz . . . . . . .
“telfon mbak yang kos sebelah aja” kataku memberi ide. Ojan langsung memencet tombol hp dan memanggil salah satu temannnya yang tempat kosnya berada di sebelahan tempatku.
“gimana ,mbak??” Tanya Nila .
“dia lagi keluar” Ojan berkata.
“mana hp loe, biar aku telpon depan kos aja” kataku meminta hp Ojan.
@#$%%^^
“hallo.. dengan siapa ini?” kini telpon ku diangkat oleh yang punya ponsel.
“ini aku, depan kos.lo…!! cepet kesini, ada hal penting!!” kataku buru-buru.
“Oo,,, si elo,,, emang ada apa si?” tanyanya lagi.
“ada makanan banyak di sini,, cepetan!! Ada hal penting menyangkut nyawa ku” aku sedikit berteriak lalu menutup telepon. “Tut,,,,tut,,,tut,,”
Beberapa menit kemudian terdengar 2 orang masuk ke dalam kost ku.
“heh,,, elo dimana?” kata teman depan kos ku yang barusaja ku telpon telah tiba di depan pintu kamarku.
“iya,,, aku disini” teriak ku.
“hik,,, kamu kekunci?” Tanya temenku yang barusan datang sambil membuka kunci
“iya,, makasih ya,,, hahah….” Tertawaku diiringi tertawa seisi kamarku
“udah??Cuma ini doang?? Mana makanannya?? Hahaha. . . .” Tanya temenku menagih.
“tuh di warung depan,,, hehehe”.
“ampuunnnn,,, kirain ada apa, tahu kayak gini mending aku biarin aja biar lo semua pada kekunci sampai pagi”
“wahhhhhh,,,, tega lo,,,” semua pada demo teman kos ku.
Tak lama si Peok datang lagi dan kita semua ngobrol bareng. Aku begitu menikmati mengobrol dan diselingi dengan sms-an.
“heh,,, kalian semua pada diam!! Aku dapat sms. Aku baca in, lo semua dengerin ya, ada gossip baru di kampus kita!!” kata Peok memberi aba-aba.
“peyok. Putri di kos kamu apain?? kamu kunci dikamarnya kan! Cepet buka ato kamu urusan sama aku. Dari ISA” Peok membaca sandek dengan sangat keras.
Tanpa aba-aba seakan kamar kos ku rasanya mau ambruk. Segala suara memekakkan telingaku “cie,,,,,,cie,,,,, wah ternyata,,,, baru tahu aku,, ternyanya diam-diam sekarang Putri sama ISA,,mana pajak Jadiannya,,, ayo kita makan-makan, hahahaha” kata Ojan mennggelitik.
“wah,,, wah,,, ternyata,,, aku juga baru tahu ada kabar baru. Hahahah” tambah Nila.
“hayoh,,, udah ke buka sendiri kan kartu mu.Hahaha….” Dina pun tertawa terpingkal-pingkal.
“enggak,,, itu semua salah, itu gossip tidak benar,, aku enggak pacaran sama dia” kataku sambil menutup mata. Aku hanya menutupi muka yang merah padam dengan tanganku, tak berani melihat apa yang terjadi dengan reaksi teman-temanku.
Saking seneng atau kumatnya, si peok langung mengacak-acak seisi kamarku. Seketika aku lemas setelah membuka mata dan mengusir mereka semua keluar dari kamar lalu ku kunci rapat kecuali Dina yang masih nyantai layaknya tak punya dosa yang masih tidur`an dikasur ku.
“udah Diam!! Seneng banget kamu, lihat temen kamu sendiri menderita” kataku pada Dina sambil memberesi kamarku yang tak karuan.
“Derita lo!! Hahaha,,, hayoh,,, biar semua anak kampus pada denger. cucok box…” Dina tertawa tak ada hentinya.
“gila ini anak,bikin malu aja,,” kataku menggerutu sambil memencet hp.
“udah,,,,!! jangan dimarahin si Isa nya, kasihan kan dia” kata Dina.
“enggak bisa gitu Din, aku terlanjur malu dan nanti kalo semua pada denger bisa runtuh ni muka ku. Kamu kan tahu sendiri aku paling enggak suka kalo digosip`in pacaran”
“emang Bilang gimana si Isa?” Tanya Dina sambil mendekatiku membaca bareng sandek dari Isa.
(maaf iya dek,aku jadi ngerasa salah banget, kamar kamu jadi diberantakin gitu, aku kan tadi Cuma ngirim sandek ke peyok aja biar kamu dibuka in pintu. Gitu maksud ku dek, malah enggak tau nya kayak gini).
Aku dan Dina tertawa bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar