Verengide Oost Indische Compagnie (VOC)
(sumber: Modul Gandini Ponorogo Kelas XI IPS semester 2 dan Ms. Eko, History Teach)
I. Latar Belakang kedatangan Belanda
1) Terjadinya Perang Kemerdekaan Belanda tahun 1568-1648 dari penjajah Spanyol (Perang 80 tahun), perang ini membutuhkan dana yang besar . pahlawan kemerdekaan Belanda yang terkenal adalah William van Orange.
2) Pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam berdagang rempah-rempah di Lisabon, Portugis namun sejak 1580, Raja Philip dan Spanyol berhasil menyatukan Portugis dengan Spanyol sehingga mendorong Belanda untuk mencari daerah asli rempah-rempah.
II. Berdirinya VOC
1) Tahun 1596, ekspedisi Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman berhasil tiba di Banten
2) Dilanjutkan oleh Van Werwijck berhasil tiba di Maluku.
3) Prakarsa VOC adalah pangeran Maurits dan John Van Olden Barneveld pada tanggal 20 Maret 1602.
4) VOC didirikan di Ambon pada orde Peter Both (1610-1614) sebagai gubernur jendral namun dipindahkan ke Batavia oleh Jan Peter Coen.
5) Tujuan VOC didirikan:
• Menghindari persaingan antar dagang Belanda
• Memperkuat diri dalam persaingan baik dengan bangsa sendiri atau bangsa lain.
• Untuk membangun pemerintahan Belanda yang sedang melawan Spanyol baik secara ekonomi maupun militer.
6) Hak Istimewa VOC (Hak Oktroi)
• Hak monopoli perdagangan
• Hak mendirikan pemerintahan
• Hak membentuk angkatan perang dan mendirikan benteng
• Hak mencetak uang dan mengangkat pegawai
• Hak untuk mengadili perkara
7) Tindakan VOC selama Menjajah Nusantara
• Menerapkan monopoli
• Menerapkan Hongi Tochten (Pelayaran Hongi), yakni pelayaran menyusuri pantai untuk mengawasi pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada bangsa asing. Jika melanggar akan dikenai sanksi.
• Menerapkan ekstirpasi, yakni menebang rempah-rempah milik penduduk agar produksi tidak berlebihan.
• Menerapkan Contingenten, rakyat diwajibkan membayar pajak berupa hasil bumi secara langsung kepada VOC yang diterapkan di daerah jajahan langsung VOC. Misalnya: Batavia.
• Menerapkan Verplichte Leverente, yakni rakyat wajib menyerahkan pajak berupa hasil bumi secara tidak langsung diterapkan di daerah jajahan yang tidak dikuasai VOC.Misal:Kerajaan Mataram Islam.
• Menerapkan Preanger Stelsel,yakni kewajiban menanam kopi di Periangan dan hasiknya dibeli oleh VOC sesuai harga yang ditetapkan.
III. Reaksi rakyat pribumi Nusantara terhadap VOC
• Tahun 1628 dan 1629 perlawanan rakyat Mataram dipimpin oleh Sultan Agung terhadap John Peterson Coen ( VOC) di Batavia.
• Tahun 1665-1667 perlawanan rakyat Makasar dipimpin oleh Sultan Hasanudin terhadap Cornelis Spelman (VOC) dibantu Raja Bone Arupalaka.
• Tahun 1674-1680 perlaawanan rakyat Madura dipimpin oleh Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung dan Karaeng Montemarano dari Makasar serta ulama dari Giri Kyai Puspo terhadap Antonie Hurt dan Cornelis Spelman (VOC) dibantu raja Mataram Sunan Amangkurat I dan Sunan Amangkurat II (pangerang adipati Anom).
• Tahun 1680-1683 perlawanan rakyat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa dengan dibantu Syeikh Yusuf dari Makasar terhadap Kapten Tack (VOC) dibantu Sultan Haji (Abu Nasar Abdul Qohar).
• Tahun 1686-1706 perlawanan Untung Suropati di Pasuruan dibantu raja Mataram Sunan Amangkurat III terhadap Kapten Tack dan Hermande Wilde (VOC) dibantu Pangeran Puger (Sunan Pakubuwono I).
• Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said (Pangeran De Cleq) dibantu oleh raha Mataram SUnan Paku Buwana II dan Sunan Paku Buwana III terhadap VOC namun VOC mengguanakan taktik Devide et Impera melalui perjanjian:
a. Tanggal 13 Februari 1755, Perjanjian Gianti
Mataram dipecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dipimpin Pangerang Mangkunegoro dan Kasunan Yogyakarta dipimpin Sultan Hamengkubuwono.
b. Tanggal 24 Februari 1757, Perjanjian Salatiga
Kasunanan dipecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Paku Buwono III dan daerah Mangkunegaran dipimpin Mas Said (Adipati Haryo Mangkunegoro I).
IV. Tahun 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Sebabnya
• Sebab khusus: digulingkan Raja Belanda Willem V yang bersifat Monarki Absolut dan Perancis sehingga Belanda menjadi Republik Bataaf yang demokratis dan liberal serta perdagangan bebas dan menghapus monopoli sehingga VOC yang bersifat monopoli dibubarkan.
• Pegawai VOC melakukan korupsi
• Banyaknya persaingan VOC seperti East Indian Company milik Inggris dan Compagnie des Indes milik Perancis
• Tidak mampu melunasi hutangnya
• Banyak biaya untuk melaksanakan monopoli perdagangan dan perluasan wilayah.
• Tidak mampu lagi membayar pegawainya yang banyak.
Imperalisme Pemerintahan Daendels (1808-1811)
i. Latar Belakang
• Tahun 1765, Partai Patriot yang anti raja atas bantuan Perancis berhasil menggulingkan Raja Wilem V dan lalu membentuk Republik Bataaf yang menjadi bawahan Peancis.
• Tahun 1806, Napoleon Bonarpate (Perancis) membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda) dengan raja Louis Bonaparte.Sehingga VOC dibubarkan dan diganti oleh pemerintahan Kerajaan Belanda atau Belanda Perancis.
• Tahun 1808-1811, Louis Bonarpate mengangkat Herman Wilem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia dengan dua tugas yakni pertama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia termasuk masalah keuangannya. Selama memerintah, Daendels meniru gaya Napoleon Bonarpate yang ditaktor sehingga mendapat sebutan “Jenderal Mas Galak.”
ii. Tindakan Daendels selama memerintah di Nusantara
1) Bidang Pemerintahan
• Pulau Jawa dibagi menjadi 6 perfek ( karesidenan)
• Pusat pemerintahan dipindahkan dari Sunda Kelapa ke Jakarta
• Membentuk Dewan Hindia Belanda sebagai badan legislative dan membentuk semacam Sekretariat Negara
• Para Bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda
2) Bidang Hukum dan Peradilan
• Membentuk 3 jenis pengadilan yakni pengadilan untuk bangsa Eropa, pengadilan untuk bangsa Timur Asing, dan pengadilan untuk bangsa pribumi
• Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu tetapi kenyataan korupsi.
3) Bidang Militer dan Pertahanan
• Meningkatkan jumlah prajurit dan pangkalan Angkatan Laut di Ujung Kulon dan Surabaya
• Membangun jalan Anyer-Panarukan (1000 kilo meter), baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
4) Bidang Ekonomi dan Keuangan
• Membentuk Dewan Pnegawas Keuangan Negara dan mencetak uang kertas
• Memperbaiki gaji pegawai.
• Meneruskan pajak Contingenten dan Verplichte warisan VOC.
• Menjual tanah kepada pihak swasta dan melakukan monopoli perdagangan beras. Misalnya daerah Probolinggo dijual kepada pengusaha Cina yang bernama Han Tie Koo sehingga Cina itu digelari Tumenggung Cina.
• Mengadakan pinjaman secara pak saa terhadap orang yang dianggap mampu.
5) Bidang Sosial
• Diterapakan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer-Panarukan
• Perbudakan dibiarkan terus berkembang
• Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, sultan atau bupati.
• Mmebuat jaringan pos distirik dengan menggunakan kuda pos
iii. Tahun 1811, Daendels ditarik kembali oleh Raja Louis Bonarpate diganti oleh Jansens karena disebabkan oleh:
• Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Jawa yang menimbulkan konflik
• Penyelewengan kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan memanipulasi penjualan Istana Bogor
• Keburukan system administrasi keuangan.
Ketika Jansens memerintah pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda dan sejak itu Indonesia resmi menjadi jajahan Inggris. Dengan perjanjian Kapitulasi Tuntang tanggal 11 September 1811 yang berisi Pulau Jawa dan daerah sekitarnya dikuasai oleh Inggris.
Imperalisme Pemerintahan Thomas Stamford Raffles/ Inggris Raya /masa Interrednum/masa sisipan (1811-1814)
A. Latar Belakang
i. Sebagai negara Industri, Inggris tidak bias berdagang di Eropa karena Napoleon Bonarpate menerapkan Continental Stelsel (Blokade perdagangan terhadap Inggris di Eropa Daratan sehingga Inggris harus mencari daerah Asia untuk memasarkan hasil industrinya seperti India.
ii. Tahun 1795 Belanda dikuasai oleh Perancis dengan raja Belanda yakni Louis Bonarpate yang merupakan musuh utama Inggris baik di Eropa maupun Asia sehingga membuat bahaya laten bagi kekuasaan Inggris di Asia yang dimana kekuasaan Belanda harus dihancurkan dan dikuasai.
B. Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Sejak diadakan perjanjian Kapitulasi Tuntang dimana pemerintahaan Belanda menyerahkan pulau Jawa dan sekitarnya kepada Inggris. Maka untuk mengatur daerah Nusantara, Gubernur Jenderal Lord Minto di Calcutta, India mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai wakil Gubernur di Jawa dan sekitarnya (Bengkulu, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan). Tugas T.S. Raffles adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan serta keuangan. Tindakan pemerintahan T. S. Raffels sebagai berikut:
1) Bidang Pemerintahan
• Membagi Pulau Jawa menjadi 18 Karesidenan
• Bupati dijadikan pegawai negeri dengan mendapat gaji
• Keraton Yogyakarta dan Surakarta dipersempit dan mengurangi kekuasaan raja
2) Bidang Ekonomi dan Keuangan
• Melaksanakan perdangan bebas kecuali garam dan minuman keras
• Menghapus Pajak Bumi (Contingenten) dan Penyerahan Wajib (Verplichte Leverantie) warisan VOC lalu menggantinya dengan pajak Landrate (Sewa Tanah) dengan alas an bahwa pemerintah Inggris adalah pemilik tanah sedangkan pribumi adalah penyewa tanah. Untuk menentukan besar kecilnya pajak dibagi menjadi tiga kelas:
1. Kelas I :Tanah subur, dikenakan pajak setengah dari hasil bruto
2. Kelas II : Tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto
3. Kelas III : Tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil bruto
• Menjual tanah kepada pihak swasta (Pengusaha Belanda dan Timur Asing)
3) Bidang Hukum dan Peradilan
Menerapkan system Pengadilan Tunggal, yakni pengadilan beriorientasikan besar kecilnya kesalahan dan sikap warga Negara memiliki kedudukan sama di depan hukum tanpa membedakan warna kulit seperti pemerintahan Daendels.
4) Bidang Sosial
• Menghapus kerja rodi kecuali kerja rodi Preanger Stelsel di Priangan dan penebangan pohon Jati di Jawa Tengah.
• Menghapus perbudakan. Namun kenyataannya demi temannya yang menjadi pengusaha kayu di Banjarmasin. T.S. Raffles mengirimkan budak dari Jawa. Peristiwa ini dikenal Banjarmasin Enormity.
• Mengurangi pengaruh penguasa tradisional atas raktyatnya.
5) Bidang Ilmu Pengetahuan
• Mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan “Bataviasch Genootschap” di Jakarta
• Menulis buku yang berjudul “History of Java” atas bantuan pangeran Notokusumo dari Sumenep.
• Mengangkat benda purbakala ke India dengan tujuan memperkaya museum Calcutta, India. Seperti : “Piagam Airlangga” yang sekarang dikenal sebagai batu Calcutta.
• Istri T.S. Raffles bernama Olivia Marianne merupakan perintis berdirinya Kebun Raya Bogor
• Menemukan bunga Raflesia ArnoldI
C. Reaksi rakyat pribumi terhadap pemerintahan Inggris
1. Perlawanan Sultan Badaarudin dari Palembang terhadap pemerintahan Imperalisme Inggris.
2. Perlawanan Sunan Pakubuwono IV dari Surakarta terhadap pemerintahan Imperalisme Inggris.
3. Tanggal 28 Juni 1812, Thomas Stamford Raffles mengangkat Putra Mahkota menjadi Sultan Hamengkubuwono III
4. Pada Maret 1813, Thomas Stamford Raffles memberikan untuk Pangeran Natakusuma daerah Pakualaman sebagai daerah merdeka lepas dari Kesultanan Jogjakarta dengan gelar Paku Alam I.
D. Tahun 1814, dilaksanakan Convention of London yang berisi: Belanda menerima jajahannya kembali (Hindia Belanda) dari tangan Inggris.
E. Tahun 1816, penyerahan kembali kekuasaan dari tangan Inggris ke Belanda oleh Komisi Jenderal yang beranggotakan Van Der Capellen, Buyskess, dan Elout. Komisi ini mempunyai tugas yakni: mengurus pemerintahan dan memperbaiki perekonomian di Hindia Belanda.
Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda Pasca Imperalisme Inggris
1. Sistem Politik Konservatif- Liberal
Setelah terjadinya revolusi Perancis ternyata berpengaruh pada negeri Belanda termasuk di tanah jajahannya sehingga memunculkan dua kelompok mengenai system politik yakni.
a) Kelompok Konservatif
Sistem ekonomi yang diterapkan VOC tetap dipertahankan
b) Kelompok Liberal
Sistem ekonomi yang diterapkan VOC harus dihapus dan perekonomian sepenuhnya diserahkan pada swasta serta pemerintah hanya mengawasi dan memungut pajak.
Sistem ekonomi Konservatif dan Liberal diterapkan sescara bersama-sama pada masa Komisaris Jenderal Van Der Capellen, Buyskess dan Elout (1816-1819) dan Gubernur Jenderal Van Der Capellen dan Buyskess (1819-1826). Namun belum mampu untuk mengisi kas Kerajaan Belanda. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menerapkan Tanam Paksa/ Culture Stelsel (1830-1870/ 40 tahun).
2. Tahun 1830-1870 dilakukan Culture Stelsel/ Tanam Paksa
• Latar Belakang Culture Stelsel
Berasal dari istilah “Culture Stelsel” yakno cara/budidaya pertanian namun pelaksanaannya dilakukana secara paksa. Pemikir dan pelaksanaan adalah Johanees Van den Bosch yang selain menerapkan Tanam Paksa juga menjalankan “Batiq Saldo”, yakni politik yang menghendaki pemasukan uang sebanyaknya dan mengeluarkan uang sehemat-hematnya. Latar belakang Tanam Paksa adalah:
a) Hutang VOC yang ditanggung pemerintah Hindia Belanda
b) Adanya perang saudara di negeri Belanda (Belgia ingin memisahkan diri) sehingga menguras biaya
c) Banyaknya peperangan di tanah jajahan. Misalnya Perang Diponegoro (1825-1830)
• Aturan tanam Paksa
a) Tujuan tanam paksa
Mengisi uang kas Belanda sehingga hutangnya dapat terbayar.
Jika tujuan pertama tercapai maka sisanya akan digunakan untuk memperbaiki tanah jajahannya
b) Aturan/ Teori dari Tanam Paksa:
Luas tanah yang digunakan hanya 1/5 dari luas tanah pertanian desa
Pribumi yang bukan petani bekerja diperkebunan/pabrik selama 66 hari
Tanah yang digunakan bebas pajak
Kelebihan panen akan dikembalikan kepada penggarap/petani
Jika panen gagal karena tidak disengaja akan menjadi tanggungan pemerintah Hindia Belanda
Tanam Paksa diserahkan sepenuhnya pada Bupati/ Kepala Daerah, mereka juga mendapatkan hadiah bagi uang berhasil mengumpulkan hasil pertanian melebihi target yang ditetapkan disebut Culture Procent.”
c) Sedangkan dalam prakteknya:
Luas tanah yang digunakan lebih dari 1/5 dari tanah pertanian desa
Pribumi yang bukan petani dipekerjakan lebih dari 66 hari atau 8 bulan.
Tanah yang digunakan tetap kena pajak
Kelebihan panen tidak dikembalikan kepada penggarap
Gagal panen ditanggung penggarap
Akibat Tanam Paksa
Bagi rakyat Pribumi/ Indonesia
• Kemiskinan, kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana
• Banyak tanah pertanian yang terlantar
• Banyak tanah pertanian yang rusak
• Kebaikannya, rakyat Indonesia dapat mengenal dan memelihara jenis tanaman dengan pengairan
Bagi Bangsa Belanda
• Dalam waaktu 35 tahun diperoleh keuntungan F. 627 juta sehingga hutang dilunasi dan kelebihan untuk keperluan lainnya.
• Lahirnya perusahaan swasta Nederland Hadels Matschappay (NHM)
d) Reaksi Tanam Paksa
• Baron Van Hoevel mengutuk pelaksanaan Tanam Paksa
• Eduard Douwes Deker menulis buku “Max Havelar” dengan nama samara Multatuli
• Frans de Putte menulis buku “Suiker Contracten” (Kontrak Gula)
POLITIK EKONOMI LIBERAL / POLITIK PINTU TERBUKA(1870)
I. Latar Belakang
• Pelaksanaannya membawa keuntungan bagi bangsa Belanda namun penderitaan bagi rakyat pribumi/Indonesia
• Pengaruh Liberalisme dari Revolusi Perancis
• Kemenangan Partai Liberal di Parlemen Belanda yang mendesak menerapkan system ekonomi pada tanah jajahan
• Adanya Trakat Sumatera 1871, Inggris memperbolehkan Belanda menguasai Aceh dengan imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan Politik Ekonomi Liberal di tanah jajahan.
II. Pelaksanaan Politik Liberal
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-undang Agraria dan Undang-undang Gula tahun 1870, isinya untuk:
1) Melindungi hak milik pribumi atas tanahnya dari penguasa asing
2) Mmeberikan peluang kepada pengusaha swasta untuk menyewa tanah pribumi
Tanah yang disewakan terdiri dari:
1) Tanah milik Negara, berupa gunung, lembah, hutan (milik Hindia Belanda) boleh disewa selama 75 tahun
2) Tanah pribumi, missal kebun, sawah dan sebagainya disewa selama5-30 tahun.
Dikeluarkan pula peraturan tentang perburuhan
1) Ditetapkan upah minimum yang dibayar kepada kaum pekerja
2) Dilaksanakan system “Koeli Koentrak” yakni ikatan perjanjian kerja antar pengusaha dan pekerja sedangkan yang melanggar dikenai “Poenale Sanctie” yakni sanksi terhadap pekerja yang melanggar perjanjian kerja
III. Dampak Politik Ekonomi Liberal
1) Rakyat pribumi mengenal pentingnya uang
2) Usaha kerajinan rakyat terdesak barang impor
3) Timbul urbanisasi ke kota
4) Kehidupan buruh semakin sengsara sedangkan pengusaha asing menjadi kaya
POLITIK ETIS (ETIKA)
A. Latar Belakang
1) Tanam Paksa dapat membayar hutang bangsa Belanda dan membangun negeri Belanda namun rakyat pribumi tetap sengsara.
2) Politik Liberal tidak mengubah nasib bangsa Indonesia tetapi menguntungkan kaum kapitalisme.
3) Kritk dari kaum etisi Belanda seperti Van Kol, Van Deventer, De Waal, Brooschooft dan Baron Van Hoevell yang waktu saatnya kerajaan Belanda membangun tanah jajahannya.
B. Pelaksanaan Politik Etis
Pengatur politik Etis adalah Theodore Contrait Van Deventer dan Ferdinand Niewenhuis dengan sebutan ”Trias Van Deventer” meliputi
1) Irigasi, yakni pelaksanaan pengairan yang baik
Tujuan:
• Agar sawah dapat subur sehingga dapat disewakan kepada pengusaha asing
• Agar panen dan penghasilan pribumi bertambah sehingga rakyat pribumi mampu membeli barang pengusaha Belanda maupun asing
2) Emigrasi, yakni melaksanakan pemindahan penduduk dari Jawa ke Sumatera
Tujuan
• Mendapatkan tenaga kerja yang murah untuk kepentingan industry& perkebunan
3) Edukasi, yakni pelaksanaan pendidikan bagi rakyat pribumi/ Indonesia
• Sekolah kelas I :diperuntukan bagi anak Indonesia yang orang tuanya menjadi pegawai dan kaya
• Sekolah kelas II : diperuntukan bagi anak Indonesia pada umumnya
Tujuan:
• Untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik tingkat rendah yang bekerja di kantor Belanda namun pada kelas II tidak diberikan pelajaran bahasa Belanda padahal persyaratan pegawai negeri Hindia Belanda harus bias bahasa Belanda. Pada akhirnya nanti akan menumbuhkan cendikiawan pelopor kemerdekaan Republik Indonesia.
4) Reaksi rakyat pribumi semasa Hindia Belanda menjajah setelah Inggris
Tahun 1917-1818, perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Kapiten Patimura.
Tahun 1825-1830, perlawanan rakyat Jawa dipimpin oleh Pangeran Diponegoro namun digagalkan oleh Jend. Markus De Kock.
Tahun 1821-1837, perlawanan rakyat Sumatera Barat dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
Tahun 1848-1849, perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Made Karang Asem dan I Gusti Ketut Jelantik
Tahun 1857-1862, perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari.
Tahun 1873-1904, perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tengku Cik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Cut Nyak Meutia.
DAMPAK IMPERALISME BARAT
1) Perubahan Ekonomi
Sistem Pintu Terbuka/ Liberal membuat dimulainya era antara lain:
1. Komersialisasi
Perbuatan untuk menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan. Bercirikan
Produksi bukan untuk kepentingan konsumtif tetapi untuk komersial/ perdagangan
Belanda yang semula menerapkan system monopoli perdagangan namun mulai membuka diri dengan memperbolehkan bangsa asing dagang
2. Moneterisasi
Pemerintah Belanda memperbolehkan pengusaha asing untuk menanamkan modal di Indonesia
3. Industrialisasi
Menggalakan industry di suatu daerah. Seperti eksplorasi minyak bumi di sungai Gerong (Sumatera Selatan) dan Tarakan, Kalimantan Timur.
2) Perubahan Demografi (menurut sensus 1930) jumlah penduduk 60,7 juta jiwa
1. Berpenduduk padat Jawa 41,7 jiwa, sisanya di luar Jawa seperti Bali Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.
2. Berpenduduk sedang seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
3. Berpenduduk jarang seperti Maluku, Papua dan sekitarnya
Terdapat 2 bentuk yakni:
1. Migrasi Intern :perpindahan dari satu daerah ke daerah lain dalam satu pulau.
2. Migrasi Ekstern : perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya.
3) Perubahan Sosial Budaya
1. Perubahan Lapisan Sosial
Tahun 1927, pemerintah colonial Belanda mengeluarkan Indische Staatsregeling(Peraturan Hukum Ketatanegaraan)
a. Lapisan atas :Golongan Eropa
b. Lapisan Menengah :Golongan Timur Asing (Cina, Arab, India, Jepang, dan Pakistan)
c. Lapisan Bawah : Golongan pribumi
Penduduk pribumi Indonesia terbagi atas:
a. Lapisan Atas : raja dan keluarganya, bangsawan
b. Lapisan Menengah : pedagang dan petani kaya
c. Lapisan Bawah : rakyat jelata
2. Pengaruh Westernisasi
Gaya hidup yang meniru kebarat-baratan seperti gaya model pakaian dan gaya hidup (life style)
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-English)
Verengide Oost Indische Compagnie (VOC)
(Source: Module Class XI IPS Gandini Roxburgh and Ms. semester 2. Eko, History Teach)
I. Background of Dutch arrival
1) The occurrence of the Netherlands in 1568-1648 War of Independence from colonial Spain (War of 80 years), this war requires substantial funds. the famous Dutch independence hero is William van Orange.
2) Traders in the Rotterdam-based Dutch spice trade in Lisbon, Portugal but since 1580, King Philip and the Spanish managed to unite Portugal with Spain so as to encourage the Dutch to seek genuine regional spices.
II. The establishment of the VOC
1) In 1596, the Dutch expedition led by Cornelis de Houtman arrived in Banten succeeded
2) Followed by Van Werwijck had arrived in the Moluccas.
3) Initiative is a prince Maurits VOC and John Van Olden Barneveld on March 20, 1602.
4) VOC was established in Ambon in order Both Peter (1610-1614) as governor-general but was moved to Batavia by Jan Peter Coen.
5) Objectives established VOC:
• Avoiding competition between the Dutch trade
• Strengthen yourself in competition with our own people or other nations.
• To build the Dutch government which was against Spain both economically and militarily.
6) Privileges VOC (Right Oktroi)
• The right of trade monopoly
• The right to set up a government
• The right to form armed forces and founded the fortress
• The right to print money and raise employee
• The right to hear the case
7) Measures for Colonizing Nusantara VOC
• Implement a monopoly
• Implement Hongi Tochten (Sailing Hongi), the cruise down the coast to keep an eye on traders not to sell the Maluku spice to foreign nations. If the violation will be punishable.
• Implement ekstirpasi, which cut down the spice of a resident that production is not excessive.
• Implement Contingenten, people are required to pay taxes in the form of agricultural produce directly to the applicable VOC at VOC direct colony. For example: Batavia.
• Implement Verplichte Leverente, the people must submit a form of agricultural tax indirectly applied in the colony that are not controlled VOC.Misal: Islamic Mataram kingdom.
• Implement Preanger stelsel, namely the obligation to plant coffee in the merry meeting, and purchased by the VOC in accordance hasiknya a set price.
III. Indigenous people's reaction to the archipelago of the VOC
• In 1628 and 1629 uprising led by Sultan Agung of Mataram to John Peterson Coen (VOC) in Batavia.
• Year 1665-1667 uprising led by Sultan Hasanudin Makasar against Cornelis Spelman (VOC) assisted King Bone Arupalaka.
• Year 1674-1680 perlaawanan Madura people led by Trunojoyo assisted Karaeng Galesung and Karaeng Montemarano of Makasar and scholars from Giri Kyai Puspo to Antonie Hurt and Cornelis Spelman (VOC) assisted the king of Mataram Sunan Amangkurat I and II Amangkurat Sunan (Pangerang duke Anom).
• Year 1680-1683 uprising led by the Sultan of Banten, assisted Ageng Tirtayasa Sheikh Yusuf of Macassar to Captain Tack (VOC) assisted the Sultan Haji (Abu Abdul Nasar Qohar).
• Year 1686-1706 Suropati Luckily resistance in Pasuruan assisted the king of Mataram Sunan Amangkurat III to Captain Tack and Hermande Wilde (VOC) assisted Prince Puger (Sunan Pakubuwono I).
• Resistance Mangkubumi and Mas Said Prince (Prince De Cleq) assisted by a secret Mataram Buwana Sunan Paku Paku Sunan Buwana II and III of the VOC but VOCs mengguanakan divide et impera tactic by the agreement:
a. Dated February 13, 1755, Agreement Gianti
Mataram is broken down into two Kasunanan Surakarta and led Pangerang Mangkunegoro Kasunan led Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono.
b. Dated February 24, 1757, Salatiga Agreement
Kasunanan split into two namely Surakarta Kasunanan led by Pakubuwono Mangkunegaran regions III and led by Mas Said (Duke Haryo Mangkunegoro I).
IV. Year December 31, 1799, the VOC was disbanded. Why
• For special: Dutch King Willem V was deposed which is Absolute Monarchy and the Republic of France to the Netherlands to be a democratic and liberal Bataaf as well as free trade and remove the monopoly that the monopoly was dissolved VOCs.
• VOC officials of corruption
• The number of competition such as the East Indian Company VOC's English and French-owned Compagnie des Indes
• Not able to pay off debts
• Many of the costs to implement the monopoly of trade and territorial expansion.
• No longer able to pay their employees a lot.
Government Daendels imperialism (1808-1811)
i. Background
• In 1765, the Patriot Party's anti-king of the French aid overthrew King Wilem V and then form the Republic of the subordinate Peancis Bataaf.
• In 1806, Napoleon Bonarpate (French) Republic Bataaf dissolve and form Koninkrijk Holland (the Netherlands) with King Louis Bonaparte.Sehingga VOC was dissolved and replaced by the Kingdom of the Netherlands or the Dutch government of France.
• In 1808-1811, Louis Herman Wilem Daendels Bonarpate raised to the Governor-General in Indonesia with the first two tasks to maintain the island of Java from the UK and organize attacks in Indonesia including the issue of government finances. During the reign, Napoleon Bonarpate Daendels imitating the dictators thus the title of "General Mas fierce."
ii. Daendels action during the reign of the Archipelago
1) the Government Sector
• Java is divided into 6 prefect (residency)
• Central government of the Sunda Kelapa moved to Jakarta
• Establish a Council of the Netherlands East Indies as a legislative body and form a kind of Secretariat of State
• The Regent made the Dutch government officials
2) Law and Justice
• Establish three types of trial courts to the European nations, the courts for foreign Asian nation, and the court for indigenous peoples
• Combating corruption indiscriminately, but the reality of corruption.
3) Military and Defense Sector
• Increase the number of soldiers and a naval base in Surabaya Ujung Kulon and
• Building roads Anyer-Panarukan (1000 kilo meters), both as defense and economic traffic.
4) Economics and Finance
• Establish a Council of State Finance Pnegawas and printing of paper money
• Improve employee salaries.
• Continuing Contingenten tax and inheritance Verplichte VOC.
• Selling land to private parties and a monopoly on rice trade. For example, the Probolinggo sold to a Chinese businessman named Han Tie Koo that China was given the title Hero of China.
• Conduct a pack saa loans to people who are considered capable.
5) Social Sector
• applicable forced labor to build roads Anyer-Panarukan
• Slavery was allowed to continue to grow
• Delete a memorial service to residents, Sunan, sultan or the regent.
• Mmebuat distirik postal network by using a horse post
iii. 1811, Daendels withdrawn by King Louis Bonarpate replaced by Jansens because it is caused by:
• His attitude towards authoritarian kings of Java conflicting
• Diversion of the sale of land to private parties and manipulate the sale of the Bogor Palace
• ugliness system of financial administration.
When the British ruled Jansens defeated the Netherlands and Indonesia since it officially became a British colony. With the capitulation agreement dated 11 September 1811 Tuntang containing Java and the surrounding area ruled by the British.
Thomas Stamford Raffles imperialism Government / United Kingdom / Interrednum time / period insertion (1811-1814)
A. Background
i. As the Industrial countries, Britain is not bias to trade in Europe since Napoleon's Continental Bonarpate apply stelsel (trade blockade against England on the Continent that Britain should seek to market its Asia regional industries such as India.
ii. In 1795 the Dutch occupied by the French king Louis Bonarpate the Netherlands which is the main enemy of England both in Europe and Asia to create a latent danger for the British power in Asia is where the Dutch had to be destroyed and occupied.
B. Thomas Stamford Raffles government
Held since the capitulation agreement Tuntang where governance Dutch surrender Java and surrounding islands to Britain. So to set the Nusantara region, Governor General Lord Minto at Calcutta, India lifted Thomas Stamford Raffles as a deputy governor of Java and its surroundings (Bengkulu, Maluku, Sulawesi, and South Kalimantan). Task T.S. Raffles is a set of government and increase trade and finance. Government action T. S. Raffels as follows:
1) the Government Sector
• Java Divide into 18 residency
• Regent made with a salary of civil servants
• Sultan of Yogyakarta and Surakarta narrowed and reduce the power of the king
2) Economics and Finance
• Implement free trade except the salt and alcohol
• Removing Tax (Contingenten) and Obligatory (Verplichte Leverantie) VOC inheritance tax and replaced it with Landrate (Land Lease) by reason that the British government is the owner of the land while the natives are tenants. To determine the size of the tax is divided into three classes:
A. Class I: Soil fertility, taxed half of the gross proceeds
2. Class II: Land of fertile half, taxed one-third of the gross proceeds
3. Class III: Badlands, two-fifths of the taxable gross proceeds
• Selling land to private parties (Dutch and foreign Asian Entrepreneurs)
3) Legal and Judicial
Applying a single court system, the court beriorientasikan size of the errors and the attitude of citizens have equal standing before the law regardless of their skin color as Daendels government.
4) Social Sector
• Eliminating forced labor forced labor except in Priangan stelsel Preanger and felling of trees in Central Java Teak.
• Removing slavery. But the reality for the sake of his friends who became entrepreneurs in Banjarmasin wood. T.S. Raffles sent slaves from Java. This event is known Banjarmasin Enormity.
• Reduce the influence of traditional rulers on raktyatnya.
5) Field of Science
• Established the Institute of Science "Bataviasch Genootschap" in Jakarta
• Writing a book entitled "History of Java" the assistance of the prince Notokusumo Sumenep.
• Lifting of archaeological objects to India with the aim of enriching the museum of Calcutta, India. Such as: "Airlangga Charter" which is now known as the stone of Calcutta.
• Wife T.S. Named Olivia Marianne Raffles is pioneering the establishment of the Botanical Garden
• Find flowers Raflesia Arnoldi
C. Indigenous people's reaction to British rule
A. Sultan of Palembang Badaarudin resistance against the government of British imperialism.
2. Sunan Pakubuwono IV resistance against the government of Surakarta British imperialism.
3. Dated June 28, 1812, Thomas Stamford Raffles became Crown Prince Sultan raised Hamengkubuwono III
4. In March 1813, Thomas Stamford Raffles gave to Prince Natakusuma Pakualaman area as a region free out of the Sultanate of Yogyakarta with Paku Alam title I.
D. 1814, implemented the Convention of London contains: Dutch colonies received back (the Dutch East Indies) from the hands of England.
E. 1816, handover of power from Britain to the Netherlands by the Commission consisting of Gen. Van Der Capellen, Buyskess, and Elout. This commission has the task that is: take care of administration and improve the economy in the Netherlands Indies.
Post-colonial Dutch East Indies Government British imperialism
A. Conservative-Liberal Political System
After the French Revolution was influential in the Netherlands including the colony giving rise to two groups on the political system.
a) Conservative Group
Economic system that is applied VOC retained
b) The Liberal
Economic system that is applied VOC to be removed and completely left to the private economy and the government just watching and collecting taxes.
Conservative and Liberal economic system applied sescara together on the Commissioner-General Van Der Capellen, Buyskess and Elout (1816-1819) and Governor-General Van Der Capellen and Buyskess (1819-1826). But the cash has not been able to fill the Kingdom of the Netherlands. Finally, the Dutch East Indies government to implement the Cultivation / Culture stelsel (1830-1870 / 40 years).
2. Years 1830-1870 do stelsel Culture / Cultivation
• Background Culture stelsel
Derived from the term "Culture stelsel" yakno way / dilakukana cultivation, but its implementation by force. Thinkers and implementation is Johanees Van den Bosch is in addition to applying the Cultivation also run "Batiq Balance", that is political who want as much cash income and spend-thrifty thrifty. Cultivation is the background:
a) Debt incurred VOC Dutch East Indies government
b) The existence of civil war in the Netherlands (Belgium wanted to break away) so that the drain charge
c) The number of wars in the colonies. For example, the Java War (1825-1830)
• Forced planting Rules
a) The purpose of cultivation
Fill in the Netherlands so that cash can be paid off its debts.
If the first goal is achieved then the rest will be used to improve colony
b) Rule / Theory of Cultivation:
The land is used only 1/5 of rural agricultural land
Natives who are not farmers worked diperkebunan / mill for 66 days
Land used tax-free
Excess harvest will be returned to the tenant / farmer
If the crops fail due to accidental will be borne by the Dutch Government
Cultivation was left entirely to the Regent / Head of Region, they also get a prize for cash crops raised its target called Procent Culture. "
c) While in practice:
The land is used more than 1/5 of the farm village
Natives who are not farmers employed more than 66 days or 8 months.
Land use remain taxable
Excess crops are not returned to the tenant
Failure to harvest the tiller is borne
Due to Cultivation
For the people of the Native / Indonesia
• Poverty, hunger and death occurs everywhere
• A lot of abandoned agricultural land
• Many of the damaged agricultural land
• His goodness, the people of Indonesia can know and maintain the type of crop with irrigation
To The Netherlands
• In the 35-year-gained profits waaktu F. 627 million so that the debt be repaid and the surplus for other purposes.
• The creation of private companies Hadels Matschappay Nederland (NHM)
d) The reaction of the Cultivation
• Baron Van Hoevel condemned the execution of the Cultivation
• Eduard Douwes Deker wrote the book "Max Havelar" with a vague name Multatuli
• Frans de Putte wrote the book "Suiker contracten" (Sugar Contract)
LIBERAL POLITICAL ECONOMY / POLITICS OPEN DOOR (1870)
I. Background
• The project will bring benefits to the Dutch but misery for the indigenous people / Indonesia
• The influence of the French Revolution Liberalism
• Liberal Party's victory in the Dutch Parliament urged to implement the economic system in the colonies
• The Sumatran Trakat 1871, Britain allowed the Dutch to return control of Aceh asked the Netherlands to apply British Liberal Political Economy in the colonies.
II. Implementation of Liberal Politics
Dutch East Indies government issued the Agrarian Act and Sugar Act of 1870, the contents are to:
1) Protect the rights of indigenous-owned land from a foreign ruler
2) Mmeberikan opportunities for private employers to hire native land
Leased land consists of:
1) Land owned by the State, in the form of mountains, valleys, forests (owned by the Dutch East Indies) may be rented for 75 years
2) Land natives, eg gardens, fields and so hired selama5-30 years.
Also issued regulations on labor
1) Set the minimum wage paid to workers
2) Implemented system "Koeli Koentrak" the bond labor agreements between employers and workers, while the violation is "Poenale sanctie" that sanctions against employees who violate the labor agreement
III. Political Impact of Liberal Economics
1) People know the importance of indigenous money
2) The urgency of handicrafts imported goods
3) Arising urbanization to city
4) the workers' life miserable while foreign businessmen to be rich
POLITICS ETHICAL (ETHICS)
A. Background
1) Cultivation of the Dutch to pay off debts and build up the country Holland, but indigenous people still suffer.
2) Political Liberals do not change the fate of Indonesia but the benefit of capitalism.
3) Kritk etisi of the Netherlands as Van Kol, Van Deventer, De Waal, and Baron Van Hoevell Brooschooft the time it's time to build the Dutch royal colony.
B. Implementation of the Ethical
Ethical politics is a regulator of Theodore Van Deventer and Ferdinand Contrait Niewenhuis with the title "Van Deventer Trias" includes
1) Irrigation, namely the implementation of good irrigation
Objectives:
• In order to be fertile fields that can be leased to foreign companies
• To harvest and income increases, so the native indigenous people able to buy the Dutch and foreign entrepreneurs
2) Emigration, which carry out the transfer of population from Java to Sumatra
Purpose
• Get a cheap labor for the benefit of industry and plantation
3) Education, namely the implementation of education for indigenous peoples / Indonesia
• School class I: Indonesia intended for children whose parents are employees and the rich
• School class II: Indonesia intended for children in general
Objectives:
• To get the low-level educated workers who work in the Netherlands but in the class II Dutch language lessons are not given when the requirements of public servants should bias the Dutch East Indies Dutch. Will eventually grow a pioneer scholar of Indonesian independence.
4) Reaction of indigenous people during the Dutch East Indies after the British colonized
In 1917-1818, people's resistance was led by Captain Patimura Maluku.
In 1825-1830, Javanese uprising was led by Prince Diponegoro but was foiled by Gen.. Mark De Kock.
In 1821-1837, the resistance of the people of West Sumatra led by Tuanku Imam Bonjol.
In 1848-1849, the resistance of the people of Bali led by I Gusti Ngurah Made Karang Asem and I Gusti Ketut Jelantik
In 1857-1862, Banjar people's resistance was led by Prince and Prince Antasari Hidayatullah.
In 1873-1904, the Acehnese insurgency is led by Tengku Cik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, and Cut Nyak Meutia.
IMPACT OF WEST imperialism
1) Changes in Economy
Open Door system / Liberal create the beginnings of, among others:
A. Commercialization
Action to make things as merchandise. Characterized by
Production of consumer interest, but not for commercial / trade
Dutch trade monopoly system was originally implemented yet started to open up trade with foreign nations to allow
2. Monetarization
Dutch government to allow foreign businessmen to invest in Indonesia
3. Industrialization
Encourage the industry in an area. Such as petroleum exploration in the river Gerong (South Sumatra) and Tarakan, East Kalimantan.
2) Changes in demographics (census 1930) population of 60.7 million people
A. 41.7 soul densely populated Java, the rest outside of West Sumatra, Java, such as Bali and South Sulawesi.
2. Population is such as Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and East Nusa Tenggara
3. Sparsely populated as Maluku, Papua and beyond
There are two forms namely:
A. Internal migration: movement from one area to another within a single island.
2. External Migration: movement of people from one island to another.
3) Social and Cultural Change
A. Changes in Social Layer
In 1927, the Dutch colonial government issued a Indische Staatsregeling (Regulation of State Laws)
a. Top layer: European Group
b. Middle layer: Eastern Group Foreign (Chinese, Arab, India, Japan, and Pakistan)
c. Bottom layer: Group of natives
Indigenous population of Indonesia is divided into:
a. Top layer: the king and his family, the nobility
b. Middle layer: traders and rich farmers
c. Bottom layer: the common people
2. The influence of Westernization
Lifestyles that mimic such Westernized style fashions and lifestyle (life style)
(sumber: Modul Gandini Ponorogo Kelas XI IPS semester 2 dan Ms. Eko, History Teach)
I. Latar Belakang kedatangan Belanda
1) Terjadinya Perang Kemerdekaan Belanda tahun 1568-1648 dari penjajah Spanyol (Perang 80 tahun), perang ini membutuhkan dana yang besar . pahlawan kemerdekaan Belanda yang terkenal adalah William van Orange.
2) Pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam berdagang rempah-rempah di Lisabon, Portugis namun sejak 1580, Raja Philip dan Spanyol berhasil menyatukan Portugis dengan Spanyol sehingga mendorong Belanda untuk mencari daerah asli rempah-rempah.
II. Berdirinya VOC
1) Tahun 1596, ekspedisi Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman berhasil tiba di Banten
2) Dilanjutkan oleh Van Werwijck berhasil tiba di Maluku.
3) Prakarsa VOC adalah pangeran Maurits dan John Van Olden Barneveld pada tanggal 20 Maret 1602.
4) VOC didirikan di Ambon pada orde Peter Both (1610-1614) sebagai gubernur jendral namun dipindahkan ke Batavia oleh Jan Peter Coen.
5) Tujuan VOC didirikan:
• Menghindari persaingan antar dagang Belanda
• Memperkuat diri dalam persaingan baik dengan bangsa sendiri atau bangsa lain.
• Untuk membangun pemerintahan Belanda yang sedang melawan Spanyol baik secara ekonomi maupun militer.
6) Hak Istimewa VOC (Hak Oktroi)
• Hak monopoli perdagangan
• Hak mendirikan pemerintahan
• Hak membentuk angkatan perang dan mendirikan benteng
• Hak mencetak uang dan mengangkat pegawai
• Hak untuk mengadili perkara
7) Tindakan VOC selama Menjajah Nusantara
• Menerapkan monopoli
• Menerapkan Hongi Tochten (Pelayaran Hongi), yakni pelayaran menyusuri pantai untuk mengawasi pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada bangsa asing. Jika melanggar akan dikenai sanksi.
• Menerapkan ekstirpasi, yakni menebang rempah-rempah milik penduduk agar produksi tidak berlebihan.
• Menerapkan Contingenten, rakyat diwajibkan membayar pajak berupa hasil bumi secara langsung kepada VOC yang diterapkan di daerah jajahan langsung VOC. Misalnya: Batavia.
• Menerapkan Verplichte Leverente, yakni rakyat wajib menyerahkan pajak berupa hasil bumi secara tidak langsung diterapkan di daerah jajahan yang tidak dikuasai VOC.Misal:Kerajaan Mataram Islam.
• Menerapkan Preanger Stelsel,yakni kewajiban menanam kopi di Periangan dan hasiknya dibeli oleh VOC sesuai harga yang ditetapkan.
III. Reaksi rakyat pribumi Nusantara terhadap VOC
• Tahun 1628 dan 1629 perlawanan rakyat Mataram dipimpin oleh Sultan Agung terhadap John Peterson Coen ( VOC) di Batavia.
• Tahun 1665-1667 perlawanan rakyat Makasar dipimpin oleh Sultan Hasanudin terhadap Cornelis Spelman (VOC) dibantu Raja Bone Arupalaka.
• Tahun 1674-1680 perlaawanan rakyat Madura dipimpin oleh Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung dan Karaeng Montemarano dari Makasar serta ulama dari Giri Kyai Puspo terhadap Antonie Hurt dan Cornelis Spelman (VOC) dibantu raja Mataram Sunan Amangkurat I dan Sunan Amangkurat II (pangerang adipati Anom).
• Tahun 1680-1683 perlawanan rakyat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa dengan dibantu Syeikh Yusuf dari Makasar terhadap Kapten Tack (VOC) dibantu Sultan Haji (Abu Nasar Abdul Qohar).
• Tahun 1686-1706 perlawanan Untung Suropati di Pasuruan dibantu raja Mataram Sunan Amangkurat III terhadap Kapten Tack dan Hermande Wilde (VOC) dibantu Pangeran Puger (Sunan Pakubuwono I).
• Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said (Pangeran De Cleq) dibantu oleh raha Mataram SUnan Paku Buwana II dan Sunan Paku Buwana III terhadap VOC namun VOC mengguanakan taktik Devide et Impera melalui perjanjian:
a. Tanggal 13 Februari 1755, Perjanjian Gianti
Mataram dipecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dipimpin Pangerang Mangkunegoro dan Kasunan Yogyakarta dipimpin Sultan Hamengkubuwono.
b. Tanggal 24 Februari 1757, Perjanjian Salatiga
Kasunanan dipecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Paku Buwono III dan daerah Mangkunegaran dipimpin Mas Said (Adipati Haryo Mangkunegoro I).
IV. Tahun 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Sebabnya
• Sebab khusus: digulingkan Raja Belanda Willem V yang bersifat Monarki Absolut dan Perancis sehingga Belanda menjadi Republik Bataaf yang demokratis dan liberal serta perdagangan bebas dan menghapus monopoli sehingga VOC yang bersifat monopoli dibubarkan.
• Pegawai VOC melakukan korupsi
• Banyaknya persaingan VOC seperti East Indian Company milik Inggris dan Compagnie des Indes milik Perancis
• Tidak mampu melunasi hutangnya
• Banyak biaya untuk melaksanakan monopoli perdagangan dan perluasan wilayah.
• Tidak mampu lagi membayar pegawainya yang banyak.
Imperalisme Pemerintahan Daendels (1808-1811)
i. Latar Belakang
• Tahun 1765, Partai Patriot yang anti raja atas bantuan Perancis berhasil menggulingkan Raja Wilem V dan lalu membentuk Republik Bataaf yang menjadi bawahan Peancis.
• Tahun 1806, Napoleon Bonarpate (Perancis) membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda) dengan raja Louis Bonaparte.Sehingga VOC dibubarkan dan diganti oleh pemerintahan Kerajaan Belanda atau Belanda Perancis.
• Tahun 1808-1811, Louis Bonarpate mengangkat Herman Wilem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia dengan dua tugas yakni pertama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia termasuk masalah keuangannya. Selama memerintah, Daendels meniru gaya Napoleon Bonarpate yang ditaktor sehingga mendapat sebutan “Jenderal Mas Galak.”
ii. Tindakan Daendels selama memerintah di Nusantara
1) Bidang Pemerintahan
• Pulau Jawa dibagi menjadi 6 perfek ( karesidenan)
• Pusat pemerintahan dipindahkan dari Sunda Kelapa ke Jakarta
• Membentuk Dewan Hindia Belanda sebagai badan legislative dan membentuk semacam Sekretariat Negara
• Para Bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda
2) Bidang Hukum dan Peradilan
• Membentuk 3 jenis pengadilan yakni pengadilan untuk bangsa Eropa, pengadilan untuk bangsa Timur Asing, dan pengadilan untuk bangsa pribumi
• Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu tetapi kenyataan korupsi.
3) Bidang Militer dan Pertahanan
• Meningkatkan jumlah prajurit dan pangkalan Angkatan Laut di Ujung Kulon dan Surabaya
• Membangun jalan Anyer-Panarukan (1000 kilo meter), baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
4) Bidang Ekonomi dan Keuangan
• Membentuk Dewan Pnegawas Keuangan Negara dan mencetak uang kertas
• Memperbaiki gaji pegawai.
• Meneruskan pajak Contingenten dan Verplichte warisan VOC.
• Menjual tanah kepada pihak swasta dan melakukan monopoli perdagangan beras. Misalnya daerah Probolinggo dijual kepada pengusaha Cina yang bernama Han Tie Koo sehingga Cina itu digelari Tumenggung Cina.
• Mengadakan pinjaman secara pak saa terhadap orang yang dianggap mampu.
5) Bidang Sosial
• Diterapakan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer-Panarukan
• Perbudakan dibiarkan terus berkembang
• Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, sultan atau bupati.
• Mmebuat jaringan pos distirik dengan menggunakan kuda pos
iii. Tahun 1811, Daendels ditarik kembali oleh Raja Louis Bonarpate diganti oleh Jansens karena disebabkan oleh:
• Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Jawa yang menimbulkan konflik
• Penyelewengan kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan memanipulasi penjualan Istana Bogor
• Keburukan system administrasi keuangan.
Ketika Jansens memerintah pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda dan sejak itu Indonesia resmi menjadi jajahan Inggris. Dengan perjanjian Kapitulasi Tuntang tanggal 11 September 1811 yang berisi Pulau Jawa dan daerah sekitarnya dikuasai oleh Inggris.
Imperalisme Pemerintahan Thomas Stamford Raffles/ Inggris Raya /masa Interrednum/masa sisipan (1811-1814)
A. Latar Belakang
i. Sebagai negara Industri, Inggris tidak bias berdagang di Eropa karena Napoleon Bonarpate menerapkan Continental Stelsel (Blokade perdagangan terhadap Inggris di Eropa Daratan sehingga Inggris harus mencari daerah Asia untuk memasarkan hasil industrinya seperti India.
ii. Tahun 1795 Belanda dikuasai oleh Perancis dengan raja Belanda yakni Louis Bonarpate yang merupakan musuh utama Inggris baik di Eropa maupun Asia sehingga membuat bahaya laten bagi kekuasaan Inggris di Asia yang dimana kekuasaan Belanda harus dihancurkan dan dikuasai.
B. Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Sejak diadakan perjanjian Kapitulasi Tuntang dimana pemerintahaan Belanda menyerahkan pulau Jawa dan sekitarnya kepada Inggris. Maka untuk mengatur daerah Nusantara, Gubernur Jenderal Lord Minto di Calcutta, India mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai wakil Gubernur di Jawa dan sekitarnya (Bengkulu, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan). Tugas T.S. Raffles adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan serta keuangan. Tindakan pemerintahan T. S. Raffels sebagai berikut:
1) Bidang Pemerintahan
• Membagi Pulau Jawa menjadi 18 Karesidenan
• Bupati dijadikan pegawai negeri dengan mendapat gaji
• Keraton Yogyakarta dan Surakarta dipersempit dan mengurangi kekuasaan raja
2) Bidang Ekonomi dan Keuangan
• Melaksanakan perdangan bebas kecuali garam dan minuman keras
• Menghapus Pajak Bumi (Contingenten) dan Penyerahan Wajib (Verplichte Leverantie) warisan VOC lalu menggantinya dengan pajak Landrate (Sewa Tanah) dengan alas an bahwa pemerintah Inggris adalah pemilik tanah sedangkan pribumi adalah penyewa tanah. Untuk menentukan besar kecilnya pajak dibagi menjadi tiga kelas:
1. Kelas I :Tanah subur, dikenakan pajak setengah dari hasil bruto
2. Kelas II : Tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto
3. Kelas III : Tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil bruto
• Menjual tanah kepada pihak swasta (Pengusaha Belanda dan Timur Asing)
3) Bidang Hukum dan Peradilan
Menerapkan system Pengadilan Tunggal, yakni pengadilan beriorientasikan besar kecilnya kesalahan dan sikap warga Negara memiliki kedudukan sama di depan hukum tanpa membedakan warna kulit seperti pemerintahan Daendels.
4) Bidang Sosial
• Menghapus kerja rodi kecuali kerja rodi Preanger Stelsel di Priangan dan penebangan pohon Jati di Jawa Tengah.
• Menghapus perbudakan. Namun kenyataannya demi temannya yang menjadi pengusaha kayu di Banjarmasin. T.S. Raffles mengirimkan budak dari Jawa. Peristiwa ini dikenal Banjarmasin Enormity.
• Mengurangi pengaruh penguasa tradisional atas raktyatnya.
5) Bidang Ilmu Pengetahuan
• Mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan “Bataviasch Genootschap” di Jakarta
• Menulis buku yang berjudul “History of Java” atas bantuan pangeran Notokusumo dari Sumenep.
• Mengangkat benda purbakala ke India dengan tujuan memperkaya museum Calcutta, India. Seperti : “Piagam Airlangga” yang sekarang dikenal sebagai batu Calcutta.
• Istri T.S. Raffles bernama Olivia Marianne merupakan perintis berdirinya Kebun Raya Bogor
• Menemukan bunga Raflesia ArnoldI
C. Reaksi rakyat pribumi terhadap pemerintahan Inggris
1. Perlawanan Sultan Badaarudin dari Palembang terhadap pemerintahan Imperalisme Inggris.
2. Perlawanan Sunan Pakubuwono IV dari Surakarta terhadap pemerintahan Imperalisme Inggris.
3. Tanggal 28 Juni 1812, Thomas Stamford Raffles mengangkat Putra Mahkota menjadi Sultan Hamengkubuwono III
4. Pada Maret 1813, Thomas Stamford Raffles memberikan untuk Pangeran Natakusuma daerah Pakualaman sebagai daerah merdeka lepas dari Kesultanan Jogjakarta dengan gelar Paku Alam I.
D. Tahun 1814, dilaksanakan Convention of London yang berisi: Belanda menerima jajahannya kembali (Hindia Belanda) dari tangan Inggris.
E. Tahun 1816, penyerahan kembali kekuasaan dari tangan Inggris ke Belanda oleh Komisi Jenderal yang beranggotakan Van Der Capellen, Buyskess, dan Elout. Komisi ini mempunyai tugas yakni: mengurus pemerintahan dan memperbaiki perekonomian di Hindia Belanda.
Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda Pasca Imperalisme Inggris
1. Sistem Politik Konservatif- Liberal
Setelah terjadinya revolusi Perancis ternyata berpengaruh pada negeri Belanda termasuk di tanah jajahannya sehingga memunculkan dua kelompok mengenai system politik yakni.
a) Kelompok Konservatif
Sistem ekonomi yang diterapkan VOC tetap dipertahankan
b) Kelompok Liberal
Sistem ekonomi yang diterapkan VOC harus dihapus dan perekonomian sepenuhnya diserahkan pada swasta serta pemerintah hanya mengawasi dan memungut pajak.
Sistem ekonomi Konservatif dan Liberal diterapkan sescara bersama-sama pada masa Komisaris Jenderal Van Der Capellen, Buyskess dan Elout (1816-1819) dan Gubernur Jenderal Van Der Capellen dan Buyskess (1819-1826). Namun belum mampu untuk mengisi kas Kerajaan Belanda. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menerapkan Tanam Paksa/ Culture Stelsel (1830-1870/ 40 tahun).
2. Tahun 1830-1870 dilakukan Culture Stelsel/ Tanam Paksa
• Latar Belakang Culture Stelsel
Berasal dari istilah “Culture Stelsel” yakno cara/budidaya pertanian namun pelaksanaannya dilakukana secara paksa. Pemikir dan pelaksanaan adalah Johanees Van den Bosch yang selain menerapkan Tanam Paksa juga menjalankan “Batiq Saldo”, yakni politik yang menghendaki pemasukan uang sebanyaknya dan mengeluarkan uang sehemat-hematnya. Latar belakang Tanam Paksa adalah:
a) Hutang VOC yang ditanggung pemerintah Hindia Belanda
b) Adanya perang saudara di negeri Belanda (Belgia ingin memisahkan diri) sehingga menguras biaya
c) Banyaknya peperangan di tanah jajahan. Misalnya Perang Diponegoro (1825-1830)
• Aturan tanam Paksa
a) Tujuan tanam paksa
Mengisi uang kas Belanda sehingga hutangnya dapat terbayar.
Jika tujuan pertama tercapai maka sisanya akan digunakan untuk memperbaiki tanah jajahannya
b) Aturan/ Teori dari Tanam Paksa:
Luas tanah yang digunakan hanya 1/5 dari luas tanah pertanian desa
Pribumi yang bukan petani bekerja diperkebunan/pabrik selama 66 hari
Tanah yang digunakan bebas pajak
Kelebihan panen akan dikembalikan kepada penggarap/petani
Jika panen gagal karena tidak disengaja akan menjadi tanggungan pemerintah Hindia Belanda
Tanam Paksa diserahkan sepenuhnya pada Bupati/ Kepala Daerah, mereka juga mendapatkan hadiah bagi uang berhasil mengumpulkan hasil pertanian melebihi target yang ditetapkan disebut Culture Procent.”
c) Sedangkan dalam prakteknya:
Luas tanah yang digunakan lebih dari 1/5 dari tanah pertanian desa
Pribumi yang bukan petani dipekerjakan lebih dari 66 hari atau 8 bulan.
Tanah yang digunakan tetap kena pajak
Kelebihan panen tidak dikembalikan kepada penggarap
Gagal panen ditanggung penggarap
Akibat Tanam Paksa
Bagi rakyat Pribumi/ Indonesia
• Kemiskinan, kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana
• Banyak tanah pertanian yang terlantar
• Banyak tanah pertanian yang rusak
• Kebaikannya, rakyat Indonesia dapat mengenal dan memelihara jenis tanaman dengan pengairan
Bagi Bangsa Belanda
• Dalam waaktu 35 tahun diperoleh keuntungan F. 627 juta sehingga hutang dilunasi dan kelebihan untuk keperluan lainnya.
• Lahirnya perusahaan swasta Nederland Hadels Matschappay (NHM)
d) Reaksi Tanam Paksa
• Baron Van Hoevel mengutuk pelaksanaan Tanam Paksa
• Eduard Douwes Deker menulis buku “Max Havelar” dengan nama samara Multatuli
• Frans de Putte menulis buku “Suiker Contracten” (Kontrak Gula)
POLITIK EKONOMI LIBERAL / POLITIK PINTU TERBUKA(1870)
I. Latar Belakang
• Pelaksanaannya membawa keuntungan bagi bangsa Belanda namun penderitaan bagi rakyat pribumi/Indonesia
• Pengaruh Liberalisme dari Revolusi Perancis
• Kemenangan Partai Liberal di Parlemen Belanda yang mendesak menerapkan system ekonomi pada tanah jajahan
• Adanya Trakat Sumatera 1871, Inggris memperbolehkan Belanda menguasai Aceh dengan imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan Politik Ekonomi Liberal di tanah jajahan.
II. Pelaksanaan Politik Liberal
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-undang Agraria dan Undang-undang Gula tahun 1870, isinya untuk:
1) Melindungi hak milik pribumi atas tanahnya dari penguasa asing
2) Mmeberikan peluang kepada pengusaha swasta untuk menyewa tanah pribumi
Tanah yang disewakan terdiri dari:
1) Tanah milik Negara, berupa gunung, lembah, hutan (milik Hindia Belanda) boleh disewa selama 75 tahun
2) Tanah pribumi, missal kebun, sawah dan sebagainya disewa selama5-30 tahun.
Dikeluarkan pula peraturan tentang perburuhan
1) Ditetapkan upah minimum yang dibayar kepada kaum pekerja
2) Dilaksanakan system “Koeli Koentrak” yakni ikatan perjanjian kerja antar pengusaha dan pekerja sedangkan yang melanggar dikenai “Poenale Sanctie” yakni sanksi terhadap pekerja yang melanggar perjanjian kerja
III. Dampak Politik Ekonomi Liberal
1) Rakyat pribumi mengenal pentingnya uang
2) Usaha kerajinan rakyat terdesak barang impor
3) Timbul urbanisasi ke kota
4) Kehidupan buruh semakin sengsara sedangkan pengusaha asing menjadi kaya
POLITIK ETIS (ETIKA)
A. Latar Belakang
1) Tanam Paksa dapat membayar hutang bangsa Belanda dan membangun negeri Belanda namun rakyat pribumi tetap sengsara.
2) Politik Liberal tidak mengubah nasib bangsa Indonesia tetapi menguntungkan kaum kapitalisme.
3) Kritk dari kaum etisi Belanda seperti Van Kol, Van Deventer, De Waal, Brooschooft dan Baron Van Hoevell yang waktu saatnya kerajaan Belanda membangun tanah jajahannya.
B. Pelaksanaan Politik Etis
Pengatur politik Etis adalah Theodore Contrait Van Deventer dan Ferdinand Niewenhuis dengan sebutan ”Trias Van Deventer” meliputi
1) Irigasi, yakni pelaksanaan pengairan yang baik
Tujuan:
• Agar sawah dapat subur sehingga dapat disewakan kepada pengusaha asing
• Agar panen dan penghasilan pribumi bertambah sehingga rakyat pribumi mampu membeli barang pengusaha Belanda maupun asing
2) Emigrasi, yakni melaksanakan pemindahan penduduk dari Jawa ke Sumatera
Tujuan
• Mendapatkan tenaga kerja yang murah untuk kepentingan industry& perkebunan
3) Edukasi, yakni pelaksanaan pendidikan bagi rakyat pribumi/ Indonesia
• Sekolah kelas I :diperuntukan bagi anak Indonesia yang orang tuanya menjadi pegawai dan kaya
• Sekolah kelas II : diperuntukan bagi anak Indonesia pada umumnya
Tujuan:
• Untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik tingkat rendah yang bekerja di kantor Belanda namun pada kelas II tidak diberikan pelajaran bahasa Belanda padahal persyaratan pegawai negeri Hindia Belanda harus bias bahasa Belanda. Pada akhirnya nanti akan menumbuhkan cendikiawan pelopor kemerdekaan Republik Indonesia.
4) Reaksi rakyat pribumi semasa Hindia Belanda menjajah setelah Inggris
Tahun 1917-1818, perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Kapiten Patimura.
Tahun 1825-1830, perlawanan rakyat Jawa dipimpin oleh Pangeran Diponegoro namun digagalkan oleh Jend. Markus De Kock.
Tahun 1821-1837, perlawanan rakyat Sumatera Barat dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
Tahun 1848-1849, perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Made Karang Asem dan I Gusti Ketut Jelantik
Tahun 1857-1862, perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari.
Tahun 1873-1904, perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tengku Cik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Cut Nyak Meutia.
DAMPAK IMPERALISME BARAT
1) Perubahan Ekonomi
Sistem Pintu Terbuka/ Liberal membuat dimulainya era antara lain:
1. Komersialisasi
Perbuatan untuk menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan. Bercirikan
Produksi bukan untuk kepentingan konsumtif tetapi untuk komersial/ perdagangan
Belanda yang semula menerapkan system monopoli perdagangan namun mulai membuka diri dengan memperbolehkan bangsa asing dagang
2. Moneterisasi
Pemerintah Belanda memperbolehkan pengusaha asing untuk menanamkan modal di Indonesia
3. Industrialisasi
Menggalakan industry di suatu daerah. Seperti eksplorasi minyak bumi di sungai Gerong (Sumatera Selatan) dan Tarakan, Kalimantan Timur.
2) Perubahan Demografi (menurut sensus 1930) jumlah penduduk 60,7 juta jiwa
1. Berpenduduk padat Jawa 41,7 jiwa, sisanya di luar Jawa seperti Bali Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.
2. Berpenduduk sedang seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
3. Berpenduduk jarang seperti Maluku, Papua dan sekitarnya
Terdapat 2 bentuk yakni:
1. Migrasi Intern :perpindahan dari satu daerah ke daerah lain dalam satu pulau.
2. Migrasi Ekstern : perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya.
3) Perubahan Sosial Budaya
1. Perubahan Lapisan Sosial
Tahun 1927, pemerintah colonial Belanda mengeluarkan Indische Staatsregeling(Peraturan Hukum Ketatanegaraan)
a. Lapisan atas :Golongan Eropa
b. Lapisan Menengah :Golongan Timur Asing (Cina, Arab, India, Jepang, dan Pakistan)
c. Lapisan Bawah : Golongan pribumi
Penduduk pribumi Indonesia terbagi atas:
a. Lapisan Atas : raja dan keluarganya, bangsawan
b. Lapisan Menengah : pedagang dan petani kaya
c. Lapisan Bawah : rakyat jelata
2. Pengaruh Westernisasi
Gaya hidup yang meniru kebarat-baratan seperti gaya model pakaian dan gaya hidup (life style)
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-English)
Verengide Oost Indische Compagnie (VOC)
(Source: Module Class XI IPS Gandini Roxburgh and Ms. semester 2. Eko, History Teach)
I. Background of Dutch arrival
1) The occurrence of the Netherlands in 1568-1648 War of Independence from colonial Spain (War of 80 years), this war requires substantial funds. the famous Dutch independence hero is William van Orange.
2) Traders in the Rotterdam-based Dutch spice trade in Lisbon, Portugal but since 1580, King Philip and the Spanish managed to unite Portugal with Spain so as to encourage the Dutch to seek genuine regional spices.
II. The establishment of the VOC
1) In 1596, the Dutch expedition led by Cornelis de Houtman arrived in Banten succeeded
2) Followed by Van Werwijck had arrived in the Moluccas.
3) Initiative is a prince Maurits VOC and John Van Olden Barneveld on March 20, 1602.
4) VOC was established in Ambon in order Both Peter (1610-1614) as governor-general but was moved to Batavia by Jan Peter Coen.
5) Objectives established VOC:
• Avoiding competition between the Dutch trade
• Strengthen yourself in competition with our own people or other nations.
• To build the Dutch government which was against Spain both economically and militarily.
6) Privileges VOC (Right Oktroi)
• The right of trade monopoly
• The right to set up a government
• The right to form armed forces and founded the fortress
• The right to print money and raise employee
• The right to hear the case
7) Measures for Colonizing Nusantara VOC
• Implement a monopoly
• Implement Hongi Tochten (Sailing Hongi), the cruise down the coast to keep an eye on traders not to sell the Maluku spice to foreign nations. If the violation will be punishable.
• Implement ekstirpasi, which cut down the spice of a resident that production is not excessive.
• Implement Contingenten, people are required to pay taxes in the form of agricultural produce directly to the applicable VOC at VOC direct colony. For example: Batavia.
• Implement Verplichte Leverente, the people must submit a form of agricultural tax indirectly applied in the colony that are not controlled VOC.Misal: Islamic Mataram kingdom.
• Implement Preanger stelsel, namely the obligation to plant coffee in the merry meeting, and purchased by the VOC in accordance hasiknya a set price.
III. Indigenous people's reaction to the archipelago of the VOC
• In 1628 and 1629 uprising led by Sultan Agung of Mataram to John Peterson Coen (VOC) in Batavia.
• Year 1665-1667 uprising led by Sultan Hasanudin Makasar against Cornelis Spelman (VOC) assisted King Bone Arupalaka.
• Year 1674-1680 perlaawanan Madura people led by Trunojoyo assisted Karaeng Galesung and Karaeng Montemarano of Makasar and scholars from Giri Kyai Puspo to Antonie Hurt and Cornelis Spelman (VOC) assisted the king of Mataram Sunan Amangkurat I and II Amangkurat Sunan (Pangerang duke Anom).
• Year 1680-1683 uprising led by the Sultan of Banten, assisted Ageng Tirtayasa Sheikh Yusuf of Macassar to Captain Tack (VOC) assisted the Sultan Haji (Abu Abdul Nasar Qohar).
• Year 1686-1706 Suropati Luckily resistance in Pasuruan assisted the king of Mataram Sunan Amangkurat III to Captain Tack and Hermande Wilde (VOC) assisted Prince Puger (Sunan Pakubuwono I).
• Resistance Mangkubumi and Mas Said Prince (Prince De Cleq) assisted by a secret Mataram Buwana Sunan Paku Paku Sunan Buwana II and III of the VOC but VOCs mengguanakan divide et impera tactic by the agreement:
a. Dated February 13, 1755, Agreement Gianti
Mataram is broken down into two Kasunanan Surakarta and led Pangerang Mangkunegoro Kasunan led Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono.
b. Dated February 24, 1757, Salatiga Agreement
Kasunanan split into two namely Surakarta Kasunanan led by Pakubuwono Mangkunegaran regions III and led by Mas Said (Duke Haryo Mangkunegoro I).
IV. Year December 31, 1799, the VOC was disbanded. Why
• For special: Dutch King Willem V was deposed which is Absolute Monarchy and the Republic of France to the Netherlands to be a democratic and liberal Bataaf as well as free trade and remove the monopoly that the monopoly was dissolved VOCs.
• VOC officials of corruption
• The number of competition such as the East Indian Company VOC's English and French-owned Compagnie des Indes
• Not able to pay off debts
• Many of the costs to implement the monopoly of trade and territorial expansion.
• No longer able to pay their employees a lot.
Government Daendels imperialism (1808-1811)
i. Background
• In 1765, the Patriot Party's anti-king of the French aid overthrew King Wilem V and then form the Republic of the subordinate Peancis Bataaf.
• In 1806, Napoleon Bonarpate (French) Republic Bataaf dissolve and form Koninkrijk Holland (the Netherlands) with King Louis Bonaparte.Sehingga VOC was dissolved and replaced by the Kingdom of the Netherlands or the Dutch government of France.
• In 1808-1811, Louis Herman Wilem Daendels Bonarpate raised to the Governor-General in Indonesia with the first two tasks to maintain the island of Java from the UK and organize attacks in Indonesia including the issue of government finances. During the reign, Napoleon Bonarpate Daendels imitating the dictators thus the title of "General Mas fierce."
ii. Daendels action during the reign of the Archipelago
1) the Government Sector
• Java is divided into 6 prefect (residency)
• Central government of the Sunda Kelapa moved to Jakarta
• Establish a Council of the Netherlands East Indies as a legislative body and form a kind of Secretariat of State
• The Regent made the Dutch government officials
2) Law and Justice
• Establish three types of trial courts to the European nations, the courts for foreign Asian nation, and the court for indigenous peoples
• Combating corruption indiscriminately, but the reality of corruption.
3) Military and Defense Sector
• Increase the number of soldiers and a naval base in Surabaya Ujung Kulon and
• Building roads Anyer-Panarukan (1000 kilo meters), both as defense and economic traffic.
4) Economics and Finance
• Establish a Council of State Finance Pnegawas and printing of paper money
• Improve employee salaries.
• Continuing Contingenten tax and inheritance Verplichte VOC.
• Selling land to private parties and a monopoly on rice trade. For example, the Probolinggo sold to a Chinese businessman named Han Tie Koo that China was given the title Hero of China.
• Conduct a pack saa loans to people who are considered capable.
5) Social Sector
• applicable forced labor to build roads Anyer-Panarukan
• Slavery was allowed to continue to grow
• Delete a memorial service to residents, Sunan, sultan or the regent.
• Mmebuat distirik postal network by using a horse post
iii. 1811, Daendels withdrawn by King Louis Bonarpate replaced by Jansens because it is caused by:
• His attitude towards authoritarian kings of Java conflicting
• Diversion of the sale of land to private parties and manipulate the sale of the Bogor Palace
• ugliness system of financial administration.
When the British ruled Jansens defeated the Netherlands and Indonesia since it officially became a British colony. With the capitulation agreement dated 11 September 1811 Tuntang containing Java and the surrounding area ruled by the British.
Thomas Stamford Raffles imperialism Government / United Kingdom / Interrednum time / period insertion (1811-1814)
A. Background
i. As the Industrial countries, Britain is not bias to trade in Europe since Napoleon's Continental Bonarpate apply stelsel (trade blockade against England on the Continent that Britain should seek to market its Asia regional industries such as India.
ii. In 1795 the Dutch occupied by the French king Louis Bonarpate the Netherlands which is the main enemy of England both in Europe and Asia to create a latent danger for the British power in Asia is where the Dutch had to be destroyed and occupied.
B. Thomas Stamford Raffles government
Held since the capitulation agreement Tuntang where governance Dutch surrender Java and surrounding islands to Britain. So to set the Nusantara region, Governor General Lord Minto at Calcutta, India lifted Thomas Stamford Raffles as a deputy governor of Java and its surroundings (Bengkulu, Maluku, Sulawesi, and South Kalimantan). Task T.S. Raffles is a set of government and increase trade and finance. Government action T. S. Raffels as follows:
1) the Government Sector
• Java Divide into 18 residency
• Regent made with a salary of civil servants
• Sultan of Yogyakarta and Surakarta narrowed and reduce the power of the king
2) Economics and Finance
• Implement free trade except the salt and alcohol
• Removing Tax (Contingenten) and Obligatory (Verplichte Leverantie) VOC inheritance tax and replaced it with Landrate (Land Lease) by reason that the British government is the owner of the land while the natives are tenants. To determine the size of the tax is divided into three classes:
A. Class I: Soil fertility, taxed half of the gross proceeds
2. Class II: Land of fertile half, taxed one-third of the gross proceeds
3. Class III: Badlands, two-fifths of the taxable gross proceeds
• Selling land to private parties (Dutch and foreign Asian Entrepreneurs)
3) Legal and Judicial
Applying a single court system, the court beriorientasikan size of the errors and the attitude of citizens have equal standing before the law regardless of their skin color as Daendels government.
4) Social Sector
• Eliminating forced labor forced labor except in Priangan stelsel Preanger and felling of trees in Central Java Teak.
• Removing slavery. But the reality for the sake of his friends who became entrepreneurs in Banjarmasin wood. T.S. Raffles sent slaves from Java. This event is known Banjarmasin Enormity.
• Reduce the influence of traditional rulers on raktyatnya.
5) Field of Science
• Established the Institute of Science "Bataviasch Genootschap" in Jakarta
• Writing a book entitled "History of Java" the assistance of the prince Notokusumo Sumenep.
• Lifting of archaeological objects to India with the aim of enriching the museum of Calcutta, India. Such as: "Airlangga Charter" which is now known as the stone of Calcutta.
• Wife T.S. Named Olivia Marianne Raffles is pioneering the establishment of the Botanical Garden
• Find flowers Raflesia Arnoldi
C. Indigenous people's reaction to British rule
A. Sultan of Palembang Badaarudin resistance against the government of British imperialism.
2. Sunan Pakubuwono IV resistance against the government of Surakarta British imperialism.
3. Dated June 28, 1812, Thomas Stamford Raffles became Crown Prince Sultan raised Hamengkubuwono III
4. In March 1813, Thomas Stamford Raffles gave to Prince Natakusuma Pakualaman area as a region free out of the Sultanate of Yogyakarta with Paku Alam title I.
D. 1814, implemented the Convention of London contains: Dutch colonies received back (the Dutch East Indies) from the hands of England.
E. 1816, handover of power from Britain to the Netherlands by the Commission consisting of Gen. Van Der Capellen, Buyskess, and Elout. This commission has the task that is: take care of administration and improve the economy in the Netherlands Indies.
Post-colonial Dutch East Indies Government British imperialism
A. Conservative-Liberal Political System
After the French Revolution was influential in the Netherlands including the colony giving rise to two groups on the political system.
a) Conservative Group
Economic system that is applied VOC retained
b) The Liberal
Economic system that is applied VOC to be removed and completely left to the private economy and the government just watching and collecting taxes.
Conservative and Liberal economic system applied sescara together on the Commissioner-General Van Der Capellen, Buyskess and Elout (1816-1819) and Governor-General Van Der Capellen and Buyskess (1819-1826). But the cash has not been able to fill the Kingdom of the Netherlands. Finally, the Dutch East Indies government to implement the Cultivation / Culture stelsel (1830-1870 / 40 years).
2. Years 1830-1870 do stelsel Culture / Cultivation
• Background Culture stelsel
Derived from the term "Culture stelsel" yakno way / dilakukana cultivation, but its implementation by force. Thinkers and implementation is Johanees Van den Bosch is in addition to applying the Cultivation also run "Batiq Balance", that is political who want as much cash income and spend-thrifty thrifty. Cultivation is the background:
a) Debt incurred VOC Dutch East Indies government
b) The existence of civil war in the Netherlands (Belgium wanted to break away) so that the drain charge
c) The number of wars in the colonies. For example, the Java War (1825-1830)
• Forced planting Rules
a) The purpose of cultivation
Fill in the Netherlands so that cash can be paid off its debts.
If the first goal is achieved then the rest will be used to improve colony
b) Rule / Theory of Cultivation:
The land is used only 1/5 of rural agricultural land
Natives who are not farmers worked diperkebunan / mill for 66 days
Land used tax-free
Excess harvest will be returned to the tenant / farmer
If the crops fail due to accidental will be borne by the Dutch Government
Cultivation was left entirely to the Regent / Head of Region, they also get a prize for cash crops raised its target called Procent Culture. "
c) While in practice:
The land is used more than 1/5 of the farm village
Natives who are not farmers employed more than 66 days or 8 months.
Land use remain taxable
Excess crops are not returned to the tenant
Failure to harvest the tiller is borne
Due to Cultivation
For the people of the Native / Indonesia
• Poverty, hunger and death occurs everywhere
• A lot of abandoned agricultural land
• Many of the damaged agricultural land
• His goodness, the people of Indonesia can know and maintain the type of crop with irrigation
To The Netherlands
• In the 35-year-gained profits waaktu F. 627 million so that the debt be repaid and the surplus for other purposes.
• The creation of private companies Hadels Matschappay Nederland (NHM)
d) The reaction of the Cultivation
• Baron Van Hoevel condemned the execution of the Cultivation
• Eduard Douwes Deker wrote the book "Max Havelar" with a vague name Multatuli
• Frans de Putte wrote the book "Suiker contracten" (Sugar Contract)
LIBERAL POLITICAL ECONOMY / POLITICS OPEN DOOR (1870)
I. Background
• The project will bring benefits to the Dutch but misery for the indigenous people / Indonesia
• The influence of the French Revolution Liberalism
• Liberal Party's victory in the Dutch Parliament urged to implement the economic system in the colonies
• The Sumatran Trakat 1871, Britain allowed the Dutch to return control of Aceh asked the Netherlands to apply British Liberal Political Economy in the colonies.
II. Implementation of Liberal Politics
Dutch East Indies government issued the Agrarian Act and Sugar Act of 1870, the contents are to:
1) Protect the rights of indigenous-owned land from a foreign ruler
2) Mmeberikan opportunities for private employers to hire native land
Leased land consists of:
1) Land owned by the State, in the form of mountains, valleys, forests (owned by the Dutch East Indies) may be rented for 75 years
2) Land natives, eg gardens, fields and so hired selama5-30 years.
Also issued regulations on labor
1) Set the minimum wage paid to workers
2) Implemented system "Koeli Koentrak" the bond labor agreements between employers and workers, while the violation is "Poenale sanctie" that sanctions against employees who violate the labor agreement
III. Political Impact of Liberal Economics
1) People know the importance of indigenous money
2) The urgency of handicrafts imported goods
3) Arising urbanization to city
4) the workers' life miserable while foreign businessmen to be rich
POLITICS ETHICAL (ETHICS)
A. Background
1) Cultivation of the Dutch to pay off debts and build up the country Holland, but indigenous people still suffer.
2) Political Liberals do not change the fate of Indonesia but the benefit of capitalism.
3) Kritk etisi of the Netherlands as Van Kol, Van Deventer, De Waal, and Baron Van Hoevell Brooschooft the time it's time to build the Dutch royal colony.
B. Implementation of the Ethical
Ethical politics is a regulator of Theodore Van Deventer and Ferdinand Contrait Niewenhuis with the title "Van Deventer Trias" includes
1) Irrigation, namely the implementation of good irrigation
Objectives:
• In order to be fertile fields that can be leased to foreign companies
• To harvest and income increases, so the native indigenous people able to buy the Dutch and foreign entrepreneurs
2) Emigration, which carry out the transfer of population from Java to Sumatra
Purpose
• Get a cheap labor for the benefit of industry and plantation
3) Education, namely the implementation of education for indigenous peoples / Indonesia
• School class I: Indonesia intended for children whose parents are employees and the rich
• School class II: Indonesia intended for children in general
Objectives:
• To get the low-level educated workers who work in the Netherlands but in the class II Dutch language lessons are not given when the requirements of public servants should bias the Dutch East Indies Dutch. Will eventually grow a pioneer scholar of Indonesian independence.
4) Reaction of indigenous people during the Dutch East Indies after the British colonized
In 1917-1818, people's resistance was led by Captain Patimura Maluku.
In 1825-1830, Javanese uprising was led by Prince Diponegoro but was foiled by Gen.. Mark De Kock.
In 1821-1837, the resistance of the people of West Sumatra led by Tuanku Imam Bonjol.
In 1848-1849, the resistance of the people of Bali led by I Gusti Ngurah Made Karang Asem and I Gusti Ketut Jelantik
In 1857-1862, Banjar people's resistance was led by Prince and Prince Antasari Hidayatullah.
In 1873-1904, the Acehnese insurgency is led by Tengku Cik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, and Cut Nyak Meutia.
IMPACT OF WEST imperialism
1) Changes in Economy
Open Door system / Liberal create the beginnings of, among others:
A. Commercialization
Action to make things as merchandise. Characterized by
Production of consumer interest, but not for commercial / trade
Dutch trade monopoly system was originally implemented yet started to open up trade with foreign nations to allow
2. Monetarization
Dutch government to allow foreign businessmen to invest in Indonesia
3. Industrialization
Encourage the industry in an area. Such as petroleum exploration in the river Gerong (South Sumatra) and Tarakan, East Kalimantan.
2) Changes in demographics (census 1930) population of 60.7 million people
A. 41.7 soul densely populated Java, the rest outside of West Sumatra, Java, such as Bali and South Sulawesi.
2. Population is such as Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and East Nusa Tenggara
3. Sparsely populated as Maluku, Papua and beyond
There are two forms namely:
A. Internal migration: movement from one area to another within a single island.
2. External Migration: movement of people from one island to another.
3) Social and Cultural Change
A. Changes in Social Layer
In 1927, the Dutch colonial government issued a Indische Staatsregeling (Regulation of State Laws)
a. Top layer: European Group
b. Middle layer: Eastern Group Foreign (Chinese, Arab, India, Japan, and Pakistan)
c. Bottom layer: Group of natives
Indigenous population of Indonesia is divided into:
a. Top layer: the king and his family, the nobility
b. Middle layer: traders and rich farmers
c. Bottom layer: the common people
2. The influence of Westernization
Lifestyles that mimic such Westernized style fashions and lifestyle (life style)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar