Makalah Geografi Pembentukan Tata Surya


Geografi Pembentukan Tata Surya
Geografi Pembentukan Tata Surya
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Tata surya kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan planet dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah merkurius, venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto. Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda angkasa.

B.    Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yakni tentang “Jagat Raya Dan Tata Surya ” ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui bagaimana terjadinya tata surya, benda-benda yang ada di tata surya, gerhana dan sejarah terjadinya bumi ini.
2.    Agar kita dapat menjaga bumi kita ini untuk anak cucu kita di masa yang akan datang.
3.    Dan supaya dalat menambah wawasan kita tentang Jagat raya dan tata surya.

C.    Ruang Lingkup Penulisan
Agar sesuai maksud dan tujuan penulisan, maka untuk itu kami perlu membatasi bahasan dalam makalah ini hanya pada tata surya jagat raya, benda-benda yang ada di tata surya,  yang akan sedikit menambah wawasan kita ini.


D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, metode yang digunakan oleh kami adalah metode deskriptif, yaitu dengan cara menjelaskan gambaran keadean-keadaan yang sesungguhnya sesuai dengan permasalahan dan mengambil sumber dari buku-buku dan internet.

E.    Permasalahan
1.    Apa pengertian dari jagat raya ?
2.    Bagaimanakah teori pembentukan jagat raya ?
3.    Bagaimana pembentukan tata surya ?
4.    Bagaimanakah teori pembentukan tata surya ?
5.    Apa benda-benda yang ada di tata surya ?




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.

Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.

Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.

B.    Teori Pembentukan Jagat Raya
Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
2.    Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
3.    Corak atau struktur spiral dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.
4.    Garis tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.
5.    Matahari berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
6.    Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
1.    Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
2.    Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
3.    Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.

Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya :
1.    Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta bangsa Babylon.
2.    Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
3.    Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.



C.    Sejarah Pembentukan Tata Surya
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton
A.    Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.

B.    Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.

C.    Teori Heliosentrik Dan Gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.

4.    Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1.    Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2.    Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3.    Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.

5.    Awal Mula Dipakainya Teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.

6.    Dasar Yang Diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.


D.    Teori Pembentukan Tata Surya
1)    Teori Nebulae (Kant dan Leplace)
Immanuael Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.

Pada waktu yang hampir bersamaan,secara kebetulan seorang Fisikawan berkebangsaan Perancis, Pierre Simon de Leplace,mengemukakan teori yang hampir sama. Menurutnya, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bentukan bulat seperti bola yang besar. Makin mengecil bola itu, makin cepat pula pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya yang kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti sekarang ini.

Karena kemiripan antara teori Kant dan Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan Teori Kant dan Leplace.

2)    Teori Awan Debu (van Weizsaecker)
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.

Teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya.

Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang disebut matahari.

Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

3)    Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Thomas C. Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi serta Forest R.Moulton (1872-1952) seorang ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika Serikat. Teorinya dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil), karena planet terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.

Teori ini mengatakan,matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu.Sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang.

Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.

4)    Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)
Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris.

Mereka melukiskan, bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan,apa sebab planet-planet di bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat matahari dan Pluto di ujung lain merupakan planet yang lebih kecil.


5)   Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.


Sejarah Penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus pada 1781. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978 ditemukan satelit yang mengelilingi Pluto yaitu Charon yang sebelumnya sempat dikira sebagai planet karena ukurannya tidak jauh berbeda dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.






E.    Benda-Benda Yang Ada Di Tata Surya
Galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang berada di dalam Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari mempunyai sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut Tata Surya. Jadi, sebuah Tata Surya terdiri dari satu matahari dan semua benda langit yang beredar mengelilinginya. Tata Surya terdiri atas satu Matahari, dan delapan planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain yang mengelilinginya.
Untuk membantu pemahaman kita tentang alam semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata Surya serta planet-planet kita, cermatilah gambar perbandingan benda-benda langit.
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa hal penting mengenai keberadaan planet-planet sebagai berikut.
a.    Cahaya planet merupakan cahaya yang diterima dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet tidak mempunyai cahaya sendiri
b.    Planet-planet berkilauan dan tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
c.    Planet-planet terlihat sebagai keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.
d.    Bidang lintasan planet-planet berbentuk elips.
e.    Arah peredaran planet-planet mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.
f.    Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.
Tata Surya kita memiliki sembilan planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat fisiknya. Berdasarkan letaknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Inferior dan Planet Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Teresterial dan Planet Raksasa.

Ø  Planet Inferior dan Planet Superior
Pembagian ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior adalah planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Ø  Planet Teresterial dan Planet Raksasa
Planet Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari melalui matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan empat PlanetRaksasa. Pluto tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan planet terluar yang terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan bumi (terra = bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan kawah. Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Dinamai Planet Raksasa (Planet Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter (Jove = Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa cairan dengar. Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan.

Planet-planet yang mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.

a.    Merkurius
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
b.    Venus
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
c.    Bumi dan Bulan
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS•A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari.
Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
d.    Mars
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.
e.    Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f.    Saturnus
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit.
Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.
g.    Uranus
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer.
h.    Neptunus
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.
i.    Status pluto dan sedna
Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.

Keputusan ini juga sekaligus mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya, yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya, Charon adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di luar wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani” status barunya sebagai dwarf planet alias planet kerdil. Para ahli astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu, benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus, sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto terdiskualifikasi dari klasifikasi planet.

Pada tanggal 15 Maret 2004 astronomer dari Caltech, Gemini Observatory, dan Yale University mengumumkan penemuan baru benda langit kesembilan dari matahari. Benda langit ini dinamakan Sedna yang diambil dari nama Dewi Laut di Arctik. Sedna ini berjarak 90 kali lipat daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk orbit yang ekstrem elips

Sedna adalah sebuah objektrans-Neptunus yang ditemukan oleh Michael E. Brown (Caltech), Chad Trujillo (Gemini Observatorium), dan David Rabinowitz (Universitas Yale) pada tanggal 14 November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna merupakan benda langit dalam Tata Surya terjauh yang pernah diamati pada saat itu. Diameter Sedna sekitar 1.180 sampai 1.800 km dengan massa 1,7 – 6,1×1021 kg. Perihelion Sedna 76,156 AU sedangkan aphelion-nya 975,056 AU. Sedna membutuhkan waktu 12.000 tahun untuk satu kali mengorbit matahari.
j.    Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi. Secara umum, perihelionnya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam dan mendekati  matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang menghasilkan koma, ekor gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet, seperti Kreutz Sungrazers terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal. Sebagian komet berorbit hiperbolik mungkin berasal dari luar Tata Surya tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.





BAB II
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk sembilan buah planet yaitu, merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

B.    Saran
Sebaiknya semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

          
DAFTAR PUSTAKA

http://geografi.heck.in/pengertian-struktur-jagad-raya.//diakses tanggal 29 november 2011
Sulistiyanto. Iwan Gatot. 2009. Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wikipedia.2011.Tata Surya,(Online),(http://wikipediafoundation.org/,diakses 30 November 2011).
Wikipedia.2011.Planet,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Planet,diakses 30 November 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar