Bahasa Jurnalistik

HARU BIRU MAHA MERU BULAN MADU DI TAHUN BARU

Di Indonesia memiliki beberapa gunung yang indah dan sebagai objek wisata alam diantaranya sebagai pendakian. Di Pulau Jawa terdapat gunung tertinggi yaitu Gunung Semeru yang berlokasi tepatnya di kota Pemalang Jawa Tengah yang berdekatan dengan Gunung Bromo. Gunung Semeru memiliki ketinggian 3600 km di atas permukaan laut.
Kamis, 30 Desember 2011 wartawan dari Tabloid Buana Senja yang beranggotakan 3 orang berhasil mewawancarai para pendaki Semeru. Tiap tahun Gunung Semeru itu selalu ramai oleh para pendaki baik dari Indonesia maupun luar negeri hanya untuk sekedar menikmati keindahan puncak Gunung Semeru dan Danau Ranu Kumbolo yang begitu eksotik.
Para pendaki yang mendirikan tenda-tenda di sekitar danau atau diam di gubuk besar yang menampung para pendaki lain. Gubuk itu di buat oleh pemda setempat sebagai salah satu sarana bagi tujuan wisata alam kabupaten Pemalang.
Semeru tidak hanya bisa dinikmati sepanjang waktu perjalanan menuju puncaknya, tetapi semeru memiliki lokasi-lokasi peristirahatan yang sangat memukau mata. Ada Danau Ranu Kumbolo di pos ke dua dan Danau Ranu Pane di pos pertama, di kedua danau itu terdapat lukisan sang pencipta Seribu Pohon Pinus Tua yang memagari sekelilingnya pada sore hari para pendaki bisa menikmati indahnya pemandangan di danau itu dan menyaksikan ratusan Bangau Putih tengah berenang di beningnya air danau yang terang.
Ke esokan harinya 10.00 WIB rombongan pendaki melanjutkan perjalanan menuju puncak Semeru dengan melewati padang  ilalang bergoyang yang cukup has. Di salah satu rombongan lain ada seorang wanita yang akan di wawancarai, ternyata Bunga namanya wanita berusia 25 th. “saya bukan anggota kelompok organisasi pecinta alam, saya ikut suami dalam rangka bulan madu. Saya, ya ... sekedar untuk membahagiakan suami saya dan sambil menikmati Haru Biru keindahan Gunung Semeru ini” ujar Bunga ketika diwawancarai.
Diperjalanan di temukan semburan gas beracun, kelomok wartawan dari kami merasa penasaran dan mencoba menanyakan apa itu, kami berhasil mewawancarai Paryoto (54) penjaga pos, ternyata semburan gas beracun itu sering terjadi satu jam sekali setelah jam 7 pagi dan ada daerah yang cukup angker di dekat batu nisan yang di sebut In Memoriam sejumlah batu nisan sebagai peringatan untuk sejumlah pendaki yang mati karena menghirup gas beracun itu yang berada area sungai mati.
Rasa cape para pendaki akan hilang seketika setelah  sampai disebuah pelawangan pintu menuju puncak gunung. Di tempat ini tak ada lagi pepohonan yang menghalangi. Medan yang disaksikan hanyalah hamparan pasir dengan tingkat kemiringan cukup tajam. Ketika malam penggantian tiba tepatnya jam 00.00 ratusan para pendaki menyambut malam penggantian dengan nyanyian alam, tingkahi 10 kambing guling yang menari-nari di atas bara api menyala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar