Kehidupan Masyarakat di Lembah Sungai Nil dengan Pusat-pusat Peradaban Tertua
(Sumber: Suparman. Dkk.2003. IPS Sejarah. Surakarta: Tiga Serangkai.)
Mesir terletak di wilayah Benua Afrika bagian utara. Hamper sebagian besar wilayah Mesir terdiri atas gurun pasir yang sangat luas. Di tengah-tengah gurun pasir tersebut mengalir sungai Nil yang berasal dari Afrika bagian tengah dan bermuara di Laut Tengah. Dengan adanya Sungai Nil terbentuk lembah yang sangat subur.
Seorang ahli sejarah dari Yunani yang bernama Herodotus mengatakan bahwa Mesir merupakan hadiah Sungai Nil. Sungai Nil menjadikan wilayah Mesir subur karena luapan banjurnya membawa material lumpur hasil erosi yang mengandung bahan organic yang diperlukan tumbuhan. Di lembah Sungai Nil inilah lahir kebudyaan tinggi di dunia.
A). Kehidupan Ekonomi Masyarakat Mesir Kuno
Masyarakat Mesir Kuno sebagian besar bermata pencaharian bercocok tanam. Mereka banyak tinggal di Lembah Sungai Nil yang subur. Penduduk memanfaatkan Sungai Nil untuk mengairi tanah pertanian. Di sepanjang aliran Sungai Nil merupakan daerah pertanian yang baik. Jadi, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal sistem irigasi yang teratur dalam melakukan kegiatan bercocok tanam.
Selain bercocok tanam mata pencaharian penduduk Mesir Kuno adalah pedagang, pengrajin, pengusaha, dan pekerja (buruh). Hasil kerajinan rakyat Mesir Kuno, antara lain berupa tenun kain lena, permadani, dan alat-alat rumah tangga dari tanah liat serta logam. Hasil kerajinan tersebut selain untuk keperluan dalam negeri juga diperdagangkan ke berbagai Negara disekitar Laut Tengah. Selain untuk mengairi tanah pertanian masyarakat Mesir kuno memanfaatkan Sungai Nil sebagai sarana lalu lintas perdagangan antara wilayah Mesir Hulu dan Mesir Hilir.
B). Berdirinya Kerajaan Mesir kuno
Sebagian besar masyarkaat Mesir Kuno berdiam di sekitar lembah Sungai Nil sehingga wilayah tersebut lebih padat penduduknya dibandingkan daerah lain. Pada awalnya ditempat itu hanyalah sebuah desa dengan mata pencaharian pokok penduduknya sebagai petani. Dalam perkembangannya, jumlah penduduk Mesir Kuno meningkat dan kehidupannya semain teratur. Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa bertugas menarik pajak berupa hasil bumi dari para petani. Dari berbagai desa tersebut berkembang pesat sehingga terbentuklah kota.
Kota yang paling besar di Mesir Kuno adalah Memphis. Kota Memphis berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan ibu kota Mesir kuno. Kehidupan pemerintahan Mesir Kuno sudah teratur. Bidang hukum mendapat perhatian besar. Pemerintahan Mesir Kuno telah menggunakan hukum tertulis karena Mesir Kuno sudah mengalami masa sejarah pada akhir tahun 400 SM.
Kerajaan Mesir Kuno diperintah oleh seorang raja yang bergelar Pharauh atau Fir’aun. Pharauh atau Fir’aun adalah nama dinasti yang menurunkan raja-raja Mesir Kuno berikutnya. Rakyat Mesir Kuno menganggap Fir’aun sebagai dewa sehingga ia mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam memegang pemerintahan. Segala keputusan yang telah diambil tidak dapat diganggu gugat. Segala segi kehidupan masyarakat diatur secara ketat. Pemerintah Mesir Kuno dapat dibagi dalam dua masa pemerintahan, yaitu sebagai berikut:
1) Masa pemerintahan Raja Memphis. Lebih kurang pada tahun 3400 SM, kerajaan Mesir Kuno diperintah oleh Raja Menes. Raja berikutnya adalah Chufu dan Chefron. Ibu kotanya di Memphis (dekat Kairo sekarang). Hasil peninggalan raja-raja Memphis adalah tiga piramida besar yang sekaligus sebagai tempat kubur mereka. Piramida-piramida itu masih dapat disaksikan di Gizeh (dekat Kairo). Pembangunan piramida-piramida tersebut menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar. Untuk sebuah piramida yang tingginya 137 meter, diperlukan tenaga kerja 20.000 orang dengan menggubakan bahan batu besar (a= 2 ton) sebanyak 2 juta buah dan dikerjakan selama 20 tahun. Pada masa pemerintahan raja-raja di Memphis itu telah dibangun perpustakan besar yang berisi buku-buku dari berbagai cabang ilmu, seperti sastra, drama, kedokteran, anatomi, astronomi, geometri, dan aljabar. Pada kurun waktu tahun 200-1788 SM, perdagangan darat dan laut kerajaan Mesir Kuno berkembang pesat. Kekuasaan raja-raja Memphis berakhir pada tahun 1750 SM karena serangan bangsa Hykoos. Bangsa Hykoos menghancurkan Mesir Kuno pada masa itu. Tetapi bangsa Hykoos akhirnya dapat diusir dari Mesir oleh Ahmosis I dari Thebe.
2) Masa Pemerintahan Raja-raja Thebe. Setelah musuh dapat dikalahkan dan diusir dari Mesir, Raja Ahmosis I membangun kembali kerajaan Mesir Kuno di hulu Sungai Nil, yaitu di Thebe. Raja-raja yang berkuasa di hulu Sungai Nil mendapat sebutan Pharauh (Farauk) atau Fir’aun. Raja Thebe yang terkenal adalah Thutmosis III (1500-1477 SM). Thutmosis III dengan tentaranya yang kuat berhasil menyerbu dan menguasai Etiopia, Syiria, Mesopotamia (Irak), Palestina, Cyprus, dan Sudan. Raja Thebe berikutnya yang juga kuat adalah Thut-Akh-Amon (1350 SM). Raja ini terkenal dengan makamnya yang masih tetap utuh beserta barang-barang di dalamnya sampai saat ini. Raja Thebe yang lain adalah Ramses II Agung (1275-1220 SM). Raja inilah yang sering dihubungkan dengan kisah Nabi Musa a.s. Pada masa pemerintahan Ramses III. kerajaan Mesir Kuno mulai mengalami kemunduran yang disebabkan mendapat serangan dari bangsa Asyria pada abad ke-9 SM. Selanjutnya, pada abad ke-6 SM ditaklukkan oleh bangsa Persia dan pada abad ke-4 SM direbut oleh Raja Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia (Yunani).
C). Sistem Kepercayaan. Sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Mesir Kuno bersifat politeisme atau menyembah banyak dewa. Di antara para dewa yang terkenal di kerajaan Mesir Kuno adalah Dewa Ra atau Dewa Re sebagai dewa yang menguasai matahari dan sebagai kepala dewa rakyat Mesir Kuno juga sering menyebut sebagai Dewa Amon. Untuk menghormatinya rakyat Mesir Kuno membuat bangunan tugu dari batu (obelisk) untuk menyembahnya. Selain itu bangsa Mesir Kuno juga percaya bahwa roh seseorang yang meninggal akan tetap hidup selama jasmaninya masih utuh. Oleh karena itu, rakyat Mesir Kuno berusaha mengawetkan jasad orang yang telah meninggal dengan cara membalsem sehingga dapat bertahan sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Masyarakat Mesir Kuno selain menyembah banyak dewa juga menyembah beberapa binatang yang dianggap keramat seperti burung bangau (ibis), lembu jantan (apis), Buaya dan kucing. Berikut nama dewa yang disembah oleh Masyarakat Mesir Kuno:
i. Amon-Ra: dewa matahari dan sekaligus sebagai kepala dewa.
ii. Shu: dewa udara.
iii. Set: dewa gurun, badai dan bencana.
iv. Osiris: dewa hakim di alam baka.
v. Min: dewa kesuburan.
vi. Khonsu: dewa bulan.
vii. Anubis: dewa kematian.
viii. Ma’at: dewi keadilan dan kebenaran.
D). Kebudayaan. Sejak tahun 4000 SM kebudayaan kerajaan Mesir Kuno telah berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya peninggalan bersejarah di Mesir Kuno yang bertahan sampai saat ini. Berdasarkan letak kebudayaan dan mata pencaharian pokok penduduknya, kebudayaan Mesir Kuno tergolong dalam kebudayaan sungai, artinya kebudayaan yang hidup dan berkembang di daerah aliran sungai besar. Hasil kebudayaan Mesir Kuno yang terkenal adalah sebagai berikut:
a) Kesenian dan arisitektur. Hasil kebudayaan Mesir Kuno yang paling terkenal adalah di bidang seni bangunan atau arsitektur. Seni bangunan di Mesir Kuno erat kaitannya dengan kepercayaan yang dianut penduduknya. Bangunan yang sangat terkenal dari Mesir Kuno adalah sebagai berikut:
i. Piramida adalah bangunan segi empat yang mengerucut di bagian atasnya dan terbuat dari batu. Fungsi piramida adalah untuk menyimpan jenazah para raja. Piramida yang terbesar adalah Piramida Cheops di Gizeh yang tingginya 137 meter. Piramida ini dibangun pada tahun 2700 SM. Di depannya terdapat patung singa berkepala manusia yang disebut sphinx. Inilah lambang manusia yang kuat dan cerdas yang harus dimiliki oleh para Raja Mesir.
ii. Medinet adalah jajaran candi-candi kuno dan bekas-bekas istana Mesir Kuno yang tetap dibiarkan apa adanya.
iii. Obelisk adalah bangunan berbentuk tugu yang terbuat dari batu granit berwarna merah. Bangunan ini berfungsi untuk menyembah dewa.
iv. Candi Abu Simbel, patung Ramses II, patung kepala Nefretete permaisuri Iskandar, Collosi Memmon di Thebe, dan Candi Amon-Ra di Karmat dan Luxor.
v. Mustoba adalah bangunan berbentuk tugu sebagai tempat menyimpan raja-raja Mesir.
b) Tulisan. Sejak tahun 4000 SM masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal tulisan dengan huruf Hieroglif. Huruf ini kemungkinan merupakan huruf tertua di dunia. Huruf Hierioglif biasanya dipahatkan pada batu dan batang kayu, atau dituliskan pada gulungan kulit pohon yang disebut papirus. Huruf Hieroglif ini dapat dibaca untuk pertama kalinya oleh seorang Perancis bernama Champollion. Ia berhasil membaca tulisan Hieroglif yang terpahat pada batu rossetta.
c) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu pengetahuan di Mesir Kuno mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejak ribuan tahun Sebelum Masehi masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal ilmu ukur, ilmu astronomi (perbintangan), ilmu kimia, dan ilmu fisika. Dalam bidang teknologi, bangsa Mesir Kuno juga sudah mempunyai teknologi yang maju. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan piramida dan kuilnya. Bangunan piramida dan kuil yang berdiri megah sejak ribuan tahun yang lalu tentunya memerlukan imu ukur, ilmu fisika serta penguasaan teknologi yang memadai untuk membangunnya sehingga dapat bertahan lama. Bangsa Mesir Kuno juga mempunyai pengetahuan dan teknologi yang tinggal dalam mengawetkan mayat manusia. Mayat yang diawetkan di Mesir Kuno disebut mumi. Pengawetan mayat biasanya diperuntukan bagi orang yang terhormat pada masa hidupnya, misalnya seorang raja atau pemimpin suku. Mumi di Mesir Kuno dapat bertahan sampai ribuan tahun. Dalam bidang teknologi, bangsa Mesir Kuno telah mampu membuat kapal dagang. Kapal dagang tersebut sangat berperan penting dalam memperlancar arus lalu lintas perdagangan wilayah Mesir Hulu dengan Mesir Hilir yang dihubungkan oleh Sungai Nil. Selain itu, Sungai Nil digunakan pula untuk berlayar sampai ke Laut Tengah. Bangsa Mesir Kuno juga menciptakan sistem penanggalan kalender berdasarkan peredaran matahari. Berdasarkan peredaran matahari bangsa Mesir Kuno telah membagi satu tahun dalam 12 bulan dan satu bulan dalam 30 hari. Sejak tahun 2776 SM, bangsa Mesir Kuno sudah menggunakan kalender tersebut untuk menentukan masa tanam dan masa panen dalam kegiatan pertanian.
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english)
(Source: Suparman. Dkk.2003. IPS History. Surakarta: Tiga Serangkai.)
Egypt is located in the northern part of the African continent. Almost most of the Egyptian territory consists of a vast desert. In the middle of the desert, the Nile flows from central Africa and empties into the Mediterranean Sea. Formed by the Nile valley is very fertile.
An expert on the history of the Greek Herodotus said that Egypt is the gift of the Nile. The Nile made Egypt fertile area for overflow banjurnya bring the erosion of silt material containing the necessary organic material of plants. In the valley of the Nile River is born high in the world kebudyaan.
A). Economic life of the Ancient Egyptian Society
The majority of Ancient Egyptian society livelihood is farming. They abounded in the lush Nile River Valley. Residents take advantage of the Nile to irrigate farmland. Along the flow of the Nile is a good agricultural area. So, people are familiar with ancient Egyptian system of regular irrigation in farming activities.
In addition to farming livelihoods of ancient Egypt were traders, artisans, businessmen, and workers (labor). Ancient Egyptian folk handicrafts, which include flax weaving cloth, rugs, and household appliances from clay and metal. The results of these craft for purposes other than domestic are also trafficked to various countries around the Mediterranean Sea. In addition to irrigate agricultural land of ancient Egypt Nile River as a means of utilizing the flow of trade between the Upper Egypt and Lower Egypt.
B). The establishment of the Kingdom of ancient Egypt
The majority of Ancient Egyptian masyarkaat dwelt in the valley of the Nile so that the area is more densely populated than other areas. At first the place was just a village with a population as the main livelihood of farmers. During its development, population increase and the life of Ancient Egypt semain regularly. Each village is headed by a village chief. Village chief in charge of the earth collect taxes from the peasants. From different villages, forming a rapidly growing city.The greatest city in Ancient Egypt was Memphis. City of Memphis serves as a center of government and capital of ancient Egypt.Ancient Egyptian life is orderly government. Received a major field of law. Ancient Egyptian government has been using since the written law of Ancient Egypt has experienced a period of history at the end of the year 400 BC.Kingdom of Ancient Egypt was ruled by a king who holds Pharauh or Pharaoh. Pharauh or Pharaoh is the name of the dynasty of kings down next Ancient Egypt. Ancient Egyptian people think of Pharaoh as a god, so he has held absolute power in government. Any decisions made can not be contested. All aspects of community life are tightly regulated. Government of Ancient Egypt can be divided in two during the reign, as follows:
1) The reign of King Memphis. Much less in the year 3400 BC, the Ancient Egyptian empire was ruled by King Menes. The next king is Chufu and Chefron. His capital at Memphis (near Cairo now). The results of the relics of the kings of Memphis are the three great pyramids as well as their burial place. Pyramids can still be seen at Gizeh (near Cairo). Construction of the pyramids are spending time, effort, and the enormous cost. For a pyramid 137 meters high, the labor necessary to use an ingredient of 20,000 people a large stone (a = 2 tons) of 2 million pieces and worked for 20 years. In the reign of the kings in Memphis that has built a large library containing books of the various branches of science, such as literature, drama, medicine, anatomy, astronomy, geometry, and algebra. At the period of 200-1788 AD, land and sea trade in ancient Egyptian kingdoms flourished. Power of the kings of Memphis ended in 1750 BC because the attack Hykoos. Hykoos destroy the nation at the time of Ancient Egypt. But the Hykoos finally expelled from Egypt by Ahmosis I of Thebes.
2) The Government of Theban kings. Once the enemy can be defeated and driven out of Egypt, King Ahmosis I rebuild the ancient Egyptian empire in the Upper Nile, which is in Thebes. The kings who ruled in the Upper Nile the title Pharauh (Farauk) or Pharaoh.Thebe is the famous king Thutmosis III (1500-1477 BC). Thutmosis III with a strong army had invaded and controlled Ethiopia, Syrians, Mesopotamia (Iraq), Palestine, Cyprus, and Sudan. The next king of Thebes who is also strong is Thut-Akh-Amon (1350 BC). This King is famous for his tomb is still kept intact along with stuff in it to date.Another king of Thebes who was Ramesses II the Great (1275-1220 BC). The king is often associated with the story of Prophet Musa In the reign of Ramses III. Ancient Egyptian empire began to decline due to come under attack from the Assyrians in the 9th century BC. Furthermore, in the 6th century BC and conquered by the Persians in the 4th century BC by King Iskandar Zulkarnaen taken from the Macedonian (Greek).
C). The belief system. System of beliefs held by people of Ancient Egypt is polytheism or the worship of many gods. Among the famous gods of Ancient Egypt is the kingdom of god god Ra or Re as the god who controlled the sun and as the chief god of the ancient Egyptians also often mentioned as the god Amon. To honor the ancient Egyptians made the building of a stone monument (obelisk) to worship him. Besides the Ancient Egyptians also believed that the spirit of a deceased person will remain alive as long as his physical is still intact. Therefore, the Ancient Egyptians tried to preserve the bodies of the dead by embalming so that it can last up to hundreds or even thousands of years. Ancient Egyptians worshiped many gods but also worshiped some animals considered sacred such as storks (ibis), bull (apis), crocodiles and cats. The following names of deities worshiped by ancient Egyptian society:i. Amon-Ra: the sun god as well as the chief god.ii. Shu: the god of air.iii. Set: the god of the desert, storms and disasters.iv. Osiris: god of judges in the afterlife.v. Min: the god of fertility.vi. Khonsu: Moon-god.vii. Anubis: god of death.viii. Ma'at: goddess of justice and truth.
D). Culture. Since the year 4000 BC Ancient Egyptian empire culture has been growing very rapidly. This can be evidenced by the many historic relics in ancient Egypt that survive to this day. Based on the location of culture and livelihood of the principal inhabitants, belonging to the Ancient Egyptian culture in the culture of the river, meaning of life and culture that developed in large watersheds. The results of the famous ancient Egyptian culture is as follows:
a) Arts and arisitektur. Results of culture of Ancient Egypt's most famous buildings are in the field of art or architecture. Ancient Egyptian art in the building is closely related to beliefs held inhabitants. The most famous buildings of ancient Egypt are as follows:i. Pyramid is a square building at the top and conical stone.Pyramid function is to store the bodies of the king. The largest pyramid is the Pyramid of Cheops in Gizeh is 137 meters high. This pyramid was built in 2700 BC. On the front there is a human-headed lion statue called the sphinx. This is the symbol of a strong and intelligent man to be possessed by the King of Egypt.ii. Medinet is a line of ancient temples and traces of ancient Egyptian palaces that remain untouched.iii. Obelisk-shaped monument is a building made of red granite.Building works to worship the gods.iv. Abu Simbel temple, a statue of Ramses II, the statue of the empress Nefretete head Iskandar, Collosi Memmon at Thebes, and the Temple of Amon-Ra in Karmat and Luxor.v. Mustoba is a pillar-shaped building as a place to store the Egyptian kings.
b) writing. Since the year 4000 BC Ancient Egyptians are familiar with the letter writing hieroglyphs. This letter is probably the oldest in the world of letters. Hierioglif letters are usually engraved on the stone and wooden sticks, or written on scrolls of papyrus bark called. Hieroglyphics letters can be read for the first time by a Frenchman named Champollion. He managed to read the hieroglyphs are carved in stone rossetta.
c) Science and Technology. Science in Ancient Egypt developed very rapidly. Since thousands of years BC Ancient Egyptians are familiar with geometry, astronomy (astrology), chemistry, and physics. In the field of technology, the Ancient Egyptians also have the advanced technology. It can be seen from the relics of the pyramid and its temple. Building the pyramids and temples which stands majestically from thousands of years ago would require measuring astronomy, physics and mastery of technology sufficient to build it so that it can last a long time. Ancient Egyptians also have the knowledge and technology residing in the preservation of human corpses. The bodies are preserved in ancient Egyptian mummy called. Embalming is usually intended for people who are honored in his lifetime, such as a king or tribal leader. Ancient Egyptian mummies can last up to thousands of years. In the field of technology, the Ancient Egyptians have been able to make a merchant ship. Merchant ship is a very important role in smoothing the traffic flow of trade region by Upper Egypt Lower Egypt are linked by the Nile. In addition, the Nile is also used to sail to the Mediterranean Sea. Ancient Egyptians also created a calendar system based on the circulation of the solar calendar. Based on the Ancient Egyptians of the sun has been divided in 12 months a year and one month in 30 days. Since the year 2776 BC, the Ancient Egyptians have been using the calendar to determine times of planting and harvest time in farming activities.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar