Langkah-Langkah dalam Metode Ilmiah

Makalah Langkah-Langkah dalam Metode Ilmiah
Oleh: Siti Nurjannah Lubis (Mahasiswi IAIN-SU)

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Metode adalah langkah –langkah yang diambil, menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan. Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Menurut Suriasumantri (1985) metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan metode ilmiah. Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. Maksudnya adalah bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

2. Rumusan Masalah
  • Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh seseorang untuk melakukan sebuah penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN
LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi lmu didapatkan dari metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu , sebab pengetahuan yang disebut ilmu apabila pengetahuan tersebut bersifat rasional dan empiris dan telah mendapatkan uji kelayakan. Yang menjadi tujuan ilmu pengetahuan tidak lain adalah (tercapainya) kebenaran. Untuk mencapai sebuah kebenaran, maka harus melalui cara atau jalan tertentu. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, diantaranya yaitu:

1. Pengajuan Masalah

Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu untuk diteliti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta bermanfaat untuk pengembangan teori atau bermanfaat secara praktis bagi manusia.[1] Suatu gejala baru dapat disebut masalah apabila gejala tersebut terdapat dalam situasi tertentu. Contoh, sebuah mobil yang dengan tenang diparkir di sebuah garasi mungkin tidak merupakan masalah, tetapi sekiranya kita melihat sebuah mobil tersebut mogok ditengah jalan yang macet dan mengganggu lalu lintas, maka jelas hal ini merupakan masalah.[2] Ternyata identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Untuk itu, maka permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.[3]

2. Penyusunan Kerangka Teoritis

Seorang peneliti harus meguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Agar pengetahuan ilmiah bersifat konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya, maka hal ini harus tercermin dalam struktur logika berfikir ketika menarik kesimpulan, untuk itu harus memenuhi dua persyaratan yaitu:

a. Mempergunakan premis-premis yang benar;
b. Mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang sah.

3. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam penyususnan metodologi penelitian adalah menyususn secara lengkap tujuan penelitian yang mencakup keseluruhan kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka kita akan dapat memilih metode penenlitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi sebuah metode penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.[4]

4. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Sering kali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

5. Mengumpulkan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai variabel tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui interview.

6. Menguji Hipotesis

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

7. Hasil Penelitian

Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.[5] Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah pernyataan ilmiah yang baik selalu mengandung tingkat kepercayaan yang dimiliki pernyataan tersebut.[6] Untuk melaporkan hasil penelitian, maka secara singkat dan kronologis dan pertama diberikan deskripsi tentang variable yang diteliti yang diikuti dengan tehnik ananlis yang dipergunakan. Setelah itu hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

8. Merumuskan Kesimpulan

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Oleh karena itu, diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut dalam kerangka yang mengarah kepada kesimpulan. Dalam mengkaji kesimpulan penelitian ini, disebabkan sifatnya yang terpadu dan menyeluruh maka seorang peneliti meninggalkan perannya sebagai ilmuan dan beralih menjadi seorang filsuf.[7] Hal ini berarti ia harus mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini harus tetap dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung oleh penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang relevan.[8]


BAB III
PENUTUP
Langkah-Langkah dalam Metode Ilmiah
1. Kesimpulan

Jadi, untuk melakukan sebuah penelitian terlebih dahulu kita harus mengetahui langkah-langkah untuk melakukan penelitian tersebut. Setelah kita mengetahuinya, maka kita akan lebih mudah dalam melakukan sebuah penelitian. Adapun langkah-langkah dalam penelitian tersebut adalah Pengajuan Masalah, Penyusunan Kerangka Teoritis, Metodologi Penelitian, Merumuskan Hipotesis, Mengumpulkan Data, Menguji Hipotesis, Hasil Penelitian, dan Merumuskan Kesimpulan.

2. Kritik dan Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar penulisan makalah kami untuk kedepannya menjadi lebih baik dari ini. Mudah-mudahan para pembaca dapat memahami makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
  • Syukur, Kholil. Metodologi Penelitian Komunikasi. (Bandung: Citapustaka Media, 2006)
  • Sumantri S. Jujun, Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1999)
  • George J. Mouly, The science of Educational Research (New York: American Book Company, 1963)
_________________________
[1] Syukur, Kholil. Metodologi Penelitian Komunikasi. (Bandung: Citapustaka Media, 2006). Hal 13
[2] Sumantri S. Jujun, Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1999). Hal 308
[3] Ibid, hal 311
[4] Ibid, hal 328-330
[5] Ibid, hal 333
[6] Opcit
[7] George J. Mouly, The science of Educational Research (New York: American Book Company, 1963), hlm. 486
[8] Sumantri S. Jujun, Filsafat Ilmu “Sebuah Pengantar Populer”, hal 341

Tidak ada komentar:

Posting Komentar