Mengetahui tentang Budaya Boyong Pusoko, di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur/ Knowing about the culture Boyong Pusoko, in Ponorogo, East Java FOR GENERAL ART CULTURE

Mengetahui tentang Budaya Boyong Pusoko, di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

(Sumber: __.2011. Warta Ganesha Edisi 12. Ponorogo: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ponorogo.)

                Prosesi kirab pusaka atau juga disebut “Boyong Pusoko” merupakan kegiatan mengarak pusaka dari pusat Pemerintahan Kota Lama yang berpusat di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Ponorogo hingga sekarang ini. Kegiatan ini merupakan kegiatan simbolis perpindahan pusat Pemerintahan Kabupaten Ponorogo sejak tahun 1985.

                “Ada AngkinCindePuspito yang berupa sabuk, payung bernama SongsongTunggulWulung, dan TombakTunggulNogo.” Papar H. SumaniAbdulMukti sebagai juru kunci Makam BathoroKatong. Kakek yang sekarang dibantu putranya dalam mengurus makam ini menambahkan bahwa ketiga pusaka tersebut merupakan pusaka Raden BathoroKtong.

                Accara yang diadakan pada hari Sabtu, 26 November 2011, dimulai dari halaman Masjid Jami’ BathoroKatong yang berada di kompleks makam BathoroKatong setelah gapura keempat. Kemudian di kirab menuju Paseban Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo.

                “pada tahun sebelumnya, karean Camat Jenangan adalah pria, maka yang menjadi manggolo lampah (petugas yang menyerahkan pusaka kepada Bupati sebelum berangkat, red) adalah camat itu sendiri. Namun tahun ini kebetulan, camatnya wanita dan belum ada persiapan, maka yang menjadi manggolo lampah adalah Drs. ImamRohni, S.Sos,M.Si selaku Sekretaris Kecamatan Jenangan.” Ungkap Camat Jenangan, DewiWuriHandayani,S.Sos.

                Ibu Dewi, demikian biasa dipanggil menambahkan bahwa terdapt tiga personil membawa pusaka. “Pembawa AngkinCindePuspito adalah Sarjono yang menjabat sebagak Kepala Desa Nglayang.  SongsongTunggulWulung dibawa oleh JokoSetiawan, S.STP M.Si selaku Lurah Setono. TombakTunggulNogo akan dibawa Lurah Singosaren, Sugeng Prasetyo, S.Sos MM. Kemudian sebanyak tiga puluh orang perwakilan dari tiap kelurahan dan desa di Jenangan sebagai personil cadangan.”

                Prosesi dimulai berupa upacara GajahOling (pengalungan bunga Melati rinoncen dan sumping Gajah Oling; perhiasan di telinga) di halaman masji BathoroKatong. Bupati menjadi irup pada upacara ini kemudian pemberangkatan dipandu oleh ManggoloLampah setelah diawali PutriSonggolangit yang diperankan oleh AsriMaharani, anggota Purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Indonesia (Paskibraka Indonesia) Jawa Timur tahun 2011 dan dayang, tidak ketinggalan pula di bagian tengah Nampak BathoroKatong yang diperankan oleh actor RizalJibran.


                Di depan paseban pusaka diserahkan kepada Bupati untuk dimandikan (dijamasi). Kemudain pusaka di bawa menuju Persemayaman Gedung Pusaka Dalem Kabupaten Ponorogo. Prosesi ini diakhiri dengan acara doa di Pringgitan, depan rumah dinas Bupati Kabupaten Ponorogo.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

Knowing about the culture Boyong Pusoko, in Ponorogo, East Java

(Source: __ .2011. Warta Ganesha Edition 12. Ponorogo: Public High School 1 Ponorogo.)

Carnival procession heirloom or also called "Boyong Pusoko" is an activity of the central government paraded heritage based in the Old Town Village Setono, District Jenangan, toward the center of Ponorogo regency government until now. This event is a symbolic displacement activity center Ponorogo regency government since 1985.

"There AngkinCindePuspito the form of belts, umbrellas named SongsongTunggulWulung, and TombakTunggulNogo." Papar H. SumaniAbdulMukti as caretaker Tomb BathoroKatong. Grandparents who are now assisted his son in the care of these graves adding that the three heritage is a heritage Raden BathoroKtong.

Accara held on Saturday, November 26, 2011, beginning on page Jami 'BathoroKatong tomb complex is located in BathoroKatong after the fourth gate. Then in procession towards Paseban Aloon-Aloon Ponorogo.

"In the previous year, karean Jenangan Head is male, then that becomes Manggolo lampah (heirloom handed the officer to the mayor before leaving, red) is the district itself. But this year fluke, camatnya women and there has been no preparation, then that becomes Manggolo lampah are Drs. ImamRohni, S. Sos, M.Si as District Secretary Jenangan. "Stated Head Jenangan, DewiWuriHandayani, S.Sos.

Mother Goddess, so called adding that terdapt three personnel carry heirloom. "Carrier AngkinCindePuspito is Sarjono village chief who served sebagak Nglayang. SongsongTunggulWulung brought by JokoSetiawan, S.STP Setono M.Si as headman. TombakTunggulNogo will be taken Headman Singosaren, Sugeng Prasetyo, S.Sos MM. Then thirty representatives from each village and village in Jenangan as backup personnel. "

The procession begins a ceremony GajahOling (pengalungan flowers and sumping Elephant Bed rinoncen Oling; jewelry in the ears) on page masji BathoroKatong. Regent became Irup on this later departure ceremony hosted by ManggoloLampah after starting PutriSonggolangit played by AsriMaharani, members of Full Force flag raisers Heritage Indonesia (Indonesian Paskibraka) East Java in 2011 and ladies, do not forget also in the middle seems BathoroKatong, played by actor RizalJibran .

In front of heritage paseban submitted to the Regent to be bathed (dijamasi). Kemudain heritage brought to the Heritage Building tradional funeral Ponorogo. The procession ended with a prayer in Pringgitan, the official residence of the Regent of Ponorogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar