Tugas Farmakognosi

Tugas Farmakognosi

 1.    DADAP SEREP
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
DADAP SEREP (Erythirna subumbrans (Hask.) Merr
c.    Nama Latin
Erythirna subumbrans Hask. Merr
d.    Sinonim
Erythrina lithosperma Miq. non Bl.
e.    Nama lokal
NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep.
f.    Familia
Papilionaceae (Leguminosae)
g.    Uraian
Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu.
h.    Kandungan
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina.
i.    Keguanaa
Daun : Demam, Pelancar ASI, Sariawan perut, Mencegah keguguran (obat luar),Nifas (obat luar), Perdarahan bagian dalam (obat luar), Sakit perut (obat luar), Kulit kayu : Batuk, Sariawan perut.
j.    Cara Budidaya

2.    DANDANG GENDIS
a.    Gambar Tanaman


b.    Nama Tanaman asal
DANDANG GENDIS
c.    Nama Latin
(Clinacanthus nutans Lindau)
d.    Sinonim
Clinacanthus burmani Nees.
e.    Nama lokal
NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun Dandang Gendis.
f.    Familia
Achantaceae.
g.    Uraian
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun.
h.    Kandungan
Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.
i.    Keguanaa
Disentri, Kencing manis.
j.    Cara Budidaya



3.    DARUJU
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
DARUJU
c.    Nama Latin
(Acanthusilicifolius Linn)
d.    Sinonim
A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ).
e.    Nama lokal
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi Radix (akar daruju).
f.    Familia
acanthaceae.
g.    Uraian
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair payau. Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. Daruju dapat diperbanyak dengan biji.
h.    Kandungan
Akar tumbuhan daruju mengandung flavone dan asam amino.
i.    Keguanaa
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak (ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).
Bagian yang digunakan adalah akar, daun, dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu jemur sampai kering.
j.    Cara Budidaya

4.    DAUN DEWA
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)
c.    Nama Latin
(Gynura segetum (Lour.) Merr.)

d.    Sinonim
G. pseudo-china DC.  = Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. ovalis DC. = G. divaricata DC. =  Senecio divarigata L.
e.    Nama lokal
Ngokilo, sambung nyawa (Jawa), daun dewa (Jawa Tengah), San qi cao (China).
f.    Familia
Compositae
g.    Uraian
Daun dewa memiliki batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang, bila agak tua bercabang banyak. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur sampai bulat memanjang dan bagian ujungnya lancip. Kedua permukaan daun berwarna putih dan berambut lembut. Permukaan daun berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Daun memiliki panjang 8-20 cm dan lebar 5 – 10 cm. Bunganya berwarna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga) terletak di ujung batang,. Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan. Pada umumnya daun dewa ditanam di pekarangan sebagai tanam obat.
h.    Kandungan
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA : Saponin, minyak atsiri, flavonoid.
i.    Keguanaa
DAUN  : 
Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa.
UMBI  :  
Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan.
j.    Cara Budidaya
o    Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl (dari permukaan laut). Disamping itu, tanaman tersebut tumbuh di daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 – 3.500 mm/tahun dengan tanah yang agak lembab sampai subur.
o     Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan–bedengan selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Di bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran sekitar 20 x 20 x 20 cm.
o    Pembibitan
Memperbanyak tanaman daun dewa bisa dilakukan dengan stek batang dan tunas akar. Stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm dan bagian bawah batang dipotong miring agar daerah tumbuh perakaran menjadi lebih luas. Stek ditanam di persemaian  dengan cara dibenamkan sepertiga bagian ke dalam media tanam. Media tanam untuk persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 atau 50:50. Cara memperbanyak dengan tunas yang diambil dapat dengan atau tanpa akar. Penanaman tunas dilakukan seperti stek batang. Memperbanyak daun dewa sangat mudah dilakukan, yakni dengan cara stek cabang sekunder, umbi, atau tunas anakan. Penyiraman harus dilakukan setiap hari. Lama persemaian sekitar 3 bulan.
           Sementara itu, penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.    Umbi tanaman bisa langsung ditanam, dalam beberapa hari, di atas umbi akan tumbuh anakan.
b.    Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat ditanam kembali.
c.    Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai anakan. Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam kembali.
o    Pemupukan
 Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik, berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam.

5.    DAUN DUDUK
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
DAUN DUDUK
c.    Nama Latin
Desmodium triquitrum
d.    Sinonim
= Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.
e.    Nama lokal
Genteng cangkeng; Ki congcorang; Cencer; Potong kujang; Gerji; Gulu walang
f.    Familia
Papilionaceae (Leguminosae)
g.    Uraian
Daun duduk dapat ditemukan mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.500 m dpl. Tumbuh liar ditempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 m hingga 3 m dengan kaki berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter sekitar 2 cm, berwarna cokelat.
Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, serta tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 cm hingga 20 cm, lebar 1,5 cm hingga 2 cm, saat muda berwarna cokelat, setelah tua berwarna hijau.
Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu, warnanya putih keunguan, berambut halus, dan pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 cm hingga 3,5 cm, lebar 4 mm hingga 6 mm, berambut, berisi 4 biji hingga 8 biji, masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna cokelat. Bijinya kecil, berbentuk ginjal, berwarna cokelat muda, dan sistem perbanyakan dengan biji.
h.    Kandungan
Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K2O. Buahnya mengandung saponin, dan flafonoida, sedangkan akar mengandung saponin, flavonida dan tanin.
i.    Keguanaa
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,;
6.    DAUN ENCOK
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
DAUN ENCOK
c.    Nama Latin
(Plumbago zeylanica L.)
d.    Sinonim
= P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour.
e.    Nama lokal
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama (Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).;
f.    Familia
Plumbaginaceae
g.    Uraian
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.
h.    Kandungan
Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone (2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian : Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA USU, 1990).
i.    Keguanaa
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.;

7.    DAUN JINTEN
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
JINTAN
c.    Nama Latin
 (Coleus amboinicus, Lour.)
d.    Sinonim
Plectranthus amboinicus, Spreng.
e.    Nama lokal
Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu (Timor).
f.    Familia
Labiatae
g.    Uraian
Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi.
h.    Kandungan
Minyak atsiri, fenol, dan senyawa kalium
i.    Keguanaan
-    Asma, Batuk, Bayi muntah, Bronkhitis, Demam. Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih, Sariawan perut, Sakit kepala.
j.    Cara Budidaya
Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering).

8.    DAUN KENTUT
a.    Gambar Tanaman
b.    Nama Tanaman asal
Daun Kentut
c.    Nama Latin
(Paederia scandens (Lour.) Merr.)  
d.    Sinonim
= P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
e.    Nama lokal
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;
f.    Familia
Rubiaceae
g.    Uraian
Merupakan herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 meter. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai lalap atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
h.    Kandungan
Kandungan kimia : Batang dan daun mengandung: asperuloside; deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.
i.    Kegunaan
Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,   perut kembung, Rasa sakit pada luka, mata atau telinga. Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi. Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. Bronkhitis, batuk (whooping cough). Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),  keseleo. Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi). Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian. Kencing tidak lancar



9.    DAUN MADU
a.    Gambar Tanaman

b.    Nama Tanaman asal
Daun Madu
c.    Nama Latin
(Barleria cristata L.)
d.    Sinonim
e.    Nama lokal
 Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).;
f.    Familia
Acanthaceae
g.    Uraian
Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Kandungan
Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.
h.    Kegunaan
Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa. 
10.    DAUN SENDOK
a.    Gambar Tanaman
b.    Nama Tanaman asal
Daun Sendok
c.    Nama Latin
(Plantago mayor L.)
d.    Sinonim
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
e.    Nama lokal
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;
f.    Familia
Planfaginaccae
g.    Uraian
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.    
h.    Kandungan
Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin.
i.    Kegunaan
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar