B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan kepada An. N dengan gangguan sistem pernafasan : Tuberculosis Paru selama 5 hari dari tanggal 26 juli sampai 30 juli 2010, dengan proses pendekatan perawatan yang meliputi tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada bab ini penulis akan membahas beberapa masalah yang ditemukan setelah membandingkan antara teori dengan kasus yang dihadapi.
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dari proses Asuhan keperawatan yang dilaksanakan untuk pengumpulan data dari klien atau keluarga klien baik data subjektif atau objektif juga data-data penunjang yang akan di analisa dan digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan kesenjangan yang sangat menonjol yang penulis dapatkan yaitu tidak dilaksanakannya pemeriksaan uji tuberculin dan tingkat kesadaran anak. Padahal pada kenyataannya ada anak yang menderita penyakit Tuberculosis Paru mengalami penurunan kesadaran dan hal tersebut membuktikan bahwa kasus Tuberculosis juga bisa mengakibatkan gangguan neurologi.
Selama melaksanakan pengkajian pada An. N dengan Tuberculosis Paru di dapat diagnosa :
a. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi.
b. Risiko terjadinya infeksi ulang berhubungan dengan
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
d. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan invasi mycobacterium Tuberculosa.
Sedangkan menurut teori diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai oksigen O2 yang menurun.
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia.
e. Hipertermi berhubungan dengan reaksi peradangan.
f. Resiko infeksi.
g. Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi.
h. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
Melihat diagnosa yang terjadi pada kasus dengan teori, maka ditemukan kesenjangan sebagai berikut :
a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai oksigen yang menurun. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji frekuensi nafas 30 x/menit dan tindakan yang dilakukan penulis adalah mengobservasi tanda-tanda vital.
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji tidak terdapat suara napas tambahan pada klien.
c. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji klien dapat bergerak dan bermain walaupun di tempat tidur dan segala aktivitas masih dibantu perawat dan keluarga.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena nafsu makan klien bagus dan porsi makan selalu habis.
e. Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena keluarga klien sabar dalam menghadpi penyakit yang dialami anaknya dan keluarga klien berharap klien cepat sembuh.
f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji turgor kulit klien cukup baik.
Terdapat 6 diagnosa keperawatan yang tidak di angkat oleh penulis yaitu tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai O2 yang menurun, Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia, Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi, resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh, dikarenakan pada saat penulis melakukan pengkajian tidak didapat data-data yang menunjang untuk di angkatnya diagnosa keperawatan tersebut.
Selama melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena klien dan keluarganya yang kooperatif dan mau bekerjasama, selain itu dukungan dari perawat-perawat ruangan yang telah memberikan kemudahan selama melaksanakan pengkajian dan memungkinkan penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini penulis merencanakan tindakan perawatan sesuai dengan permasalahan yang timbul, mengingat penyakit Tuberculosis ini memerlukan pengobatan yang cukup lama dan juga keterbatasan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada An. N maka ada beberapa perencanaan tindakan yang hanya memberikan pendidikan dan penjelasan yang harus ditindak lanjuti oleh keluarga dirumah yaitu pengobatan yang tuntas dan stimulus tumbuh kembang anak sesuai usia. Dalam tahap ini penulis sangat bersyukur karena keluarga sangat terbuka dan mendukung serta kooperatif dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang banyak melibatkan orang tua.
3. Implementasi
Pada tahap implementasi ada beberapa hambatan yang dialami oleh penulis yaitu penulis tidak dapat memantau sepenuhnya keadaan klien selama 24jam, untuk itu penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan ini dengan lencar berkat adanya kerjasama penulis dengan keluarga, perawatan ruangan dan tim kesehatan lain.
4. Evaluasi
Setelah melakukan study kasus selama 5 hari penulis dalam melakukan evaluasi dengan mengacu pada criteria tujuan yang di tetapkan. Adapun selama dilakukan asuhan keperawatan oleh penulis ternyata klien mengalami perkembangan yang cukup baik meskipun klien belum sembuh tapi klien sudah tidak lagi merasa badannya panas, klien merasa badannya bersih dan keluarga juga sudah mengetahui tentang penyakit tubercolosis paru sekaligus tentang bagaimana cara penularanya serta bagaimana cara penularanya serta bagaimana tindakan keluarga dalam menghambat penyebaran tubercolosis.
Dari 4 masalah semuanya bisa di atasi yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Iritasi Bronchial, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan makanan yang kurang, resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan invasi mycobacterium tubercolosa dan kecemasan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga, masalah yang belum teratasi adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sekresi mucus yang lengket.. Hambatan yang penulis rasakan adalah tidak cukup lengkapnya catatan keperawatan di ruangan ketika klien di luar pemantauan penulis.
5. Dokumentasi
Dalam tahap ini penulis tidak merasakan kesulitan, penulis menyelesaikan pendokumentasian asuhan keperawatan pada An. N Karena banyak dukungan teori dan literature serta materi-materi tentang asuhan keperawatan Tubercolosis.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan kepada An. N dengan gangguan sistem pernafasan : Tuberculosis Paru selama 5 hari dari tanggal 26 juli sampai 30 juli 2010, dengan proses pendekatan perawatan yang meliputi tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada bab ini penulis akan membahas beberapa masalah yang ditemukan setelah membandingkan antara teori dengan kasus yang dihadapi.
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dari proses Asuhan keperawatan yang dilaksanakan untuk pengumpulan data dari klien atau keluarga klien baik data subjektif atau objektif juga data-data penunjang yang akan di analisa dan digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan kesenjangan yang sangat menonjol yang penulis dapatkan yaitu tidak dilaksanakannya pemeriksaan uji tuberculin dan tingkat kesadaran anak. Padahal pada kenyataannya ada anak yang menderita penyakit Tuberculosis Paru mengalami penurunan kesadaran dan hal tersebut membuktikan bahwa kasus Tuberculosis juga bisa mengakibatkan gangguan neurologi.
Selama melaksanakan pengkajian pada An. N dengan Tuberculosis Paru di dapat diagnosa :
a. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi.
b. Risiko terjadinya infeksi ulang berhubungan dengan
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
d. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan invasi mycobacterium Tuberculosa.
Sedangkan menurut teori diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai oksigen O2 yang menurun.
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia.
e. Hipertermi berhubungan dengan reaksi peradangan.
f. Resiko infeksi.
g. Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi.
h. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
Melihat diagnosa yang terjadi pada kasus dengan teori, maka ditemukan kesenjangan sebagai berikut :
a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai oksigen yang menurun. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji frekuensi nafas 30 x/menit dan tindakan yang dilakukan penulis adalah mengobservasi tanda-tanda vital.
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji tidak terdapat suara napas tambahan pada klien.
c. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji klien dapat bergerak dan bermain walaupun di tempat tidur dan segala aktivitas masih dibantu perawat dan keluarga.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena nafsu makan klien bagus dan porsi makan selalu habis.
e. Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena keluarga klien sabar dalam menghadpi penyakit yang dialami anaknya dan keluarga klien berharap klien cepat sembuh.
f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh. Penulis tidak mengangkat masalah ini karena pada saat dikaji turgor kulit klien cukup baik.
Terdapat 6 diagnosa keperawatan yang tidak di angkat oleh penulis yaitu tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan suplai O2 yang menurun, Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi mucus di jalan nafas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual, muntah dan anoreksia, Kecemasan keluarga berhubungan dengan hospitalisasi, resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh, dikarenakan pada saat penulis melakukan pengkajian tidak didapat data-data yang menunjang untuk di angkatnya diagnosa keperawatan tersebut.
Selama melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena klien dan keluarganya yang kooperatif dan mau bekerjasama, selain itu dukungan dari perawat-perawat ruangan yang telah memberikan kemudahan selama melaksanakan pengkajian dan memungkinkan penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini penulis merencanakan tindakan perawatan sesuai dengan permasalahan yang timbul, mengingat penyakit Tuberculosis ini memerlukan pengobatan yang cukup lama dan juga keterbatasan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada An. N maka ada beberapa perencanaan tindakan yang hanya memberikan pendidikan dan penjelasan yang harus ditindak lanjuti oleh keluarga dirumah yaitu pengobatan yang tuntas dan stimulus tumbuh kembang anak sesuai usia. Dalam tahap ini penulis sangat bersyukur karena keluarga sangat terbuka dan mendukung serta kooperatif dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang banyak melibatkan orang tua.
3. Implementasi
Pada tahap implementasi ada beberapa hambatan yang dialami oleh penulis yaitu penulis tidak dapat memantau sepenuhnya keadaan klien selama 24jam, untuk itu penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan ini dengan lencar berkat adanya kerjasama penulis dengan keluarga, perawatan ruangan dan tim kesehatan lain.
4. Evaluasi
Setelah melakukan study kasus selama 5 hari penulis dalam melakukan evaluasi dengan mengacu pada criteria tujuan yang di tetapkan. Adapun selama dilakukan asuhan keperawatan oleh penulis ternyata klien mengalami perkembangan yang cukup baik meskipun klien belum sembuh tapi klien sudah tidak lagi merasa badannya panas, klien merasa badannya bersih dan keluarga juga sudah mengetahui tentang penyakit tubercolosis paru sekaligus tentang bagaimana cara penularanya serta bagaimana cara penularanya serta bagaimana tindakan keluarga dalam menghambat penyebaran tubercolosis.
Dari 4 masalah semuanya bisa di atasi yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Iritasi Bronchial, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan makanan yang kurang, resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan invasi mycobacterium tubercolosa dan kecemasan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga, masalah yang belum teratasi adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sekresi mucus yang lengket.. Hambatan yang penulis rasakan adalah tidak cukup lengkapnya catatan keperawatan di ruangan ketika klien di luar pemantauan penulis.
5. Dokumentasi
Dalam tahap ini penulis tidak merasakan kesulitan, penulis menyelesaikan pendokumentasian asuhan keperawatan pada An. N Karena banyak dukungan teori dan literature serta materi-materi tentang asuhan keperawatan Tubercolosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar