Nomina inti di dalam bahasa Indonesia/ Noun in the Indonesian language FOR CLASS XI IPS INDONESIAN


Nomina inti di dalam bahasa Indonesia

(Sumber: Eti, Nunung Yuli. 2005.Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Klaten: PT. Intan Pariwara.)

Perhatikan kalimat berikut!

1.       Dengan demikian, nilai moral dan etika dalam pewayangan merupakan suatu hal yang tinggal kenangan bagi kaum muda.

2.       Seorang dalang dapat juga menceritakan seseorang yang telah berjasa bagi agama dan bangsa.

“suatu hal” dan “seseorang yang telah berjasa bagi agama dan bangsa” adalah frasa nominal.

Ada dua cara perluasan nomina, yaitu nomina inti diperluas ke kiri dan ke kanan. Frasa “suatu hal” adalah perluasan nomina ke kiri. “Hal” menjadi nomina inti dan “suatu” menjadi penggolongan atau pewatas untuk kata benda yang kurang tentu atau abstrak.

Frasa “seseorang yang telah berjasa bagi agama dan bangsa” adalah perluasan nomina ke kanan. “seseorang” menjadi nomina inti dan “yang telah berjasa bagi agama dan bangsa” menjadi pewatas belakang. Pewatas belakang ini ditandai klausa yang dimulai dengan “yang”.

Perluasan nomina atau kata benda ke kanan (pewatas belakang) mempunyai bermacam bentuk dengan kaidah sebagai berikut.

1.       Nomina inti dapat diikuti oleh sebuah nomina lain atau lebih.

Rangkaian kata tersebut kemudian ditutup dengan salah satu pronominal persona dan oleh “itu” dan “ini”. Namun, setiap nomina yang di belakang hanya mengubah nomina yang langsung di depannya dan bukan nomina lain yang terdahulu. Contohnya:

“Buku sejarah kebudayaan Indonesia” {saya itu/ ini}

Dengan demikian, “sejarah” menerangkan “buku”; “kebudayaan” menerangkan “sejarah”, dan “Indonesia” menerangkan “kebudayaan”.

2.       Nomina inti dapat diikuti oleh adjektiva, pronominal atau frasa pemilik, dan kemudian ditutup dengan pronominal penunjuk “ini” atau “itu”.contohnya:

a.       Rumah

b.      Rumah mewah

c.       Rumah mewah mereka

Rumah mewah anak mereka

d.      Rumah mewah mereka ini

Rumah mewah mereka itu

Rumah mewah anak mereka ini

Rumah mewah anak mereka itu

Urutkan seperti yang di atas adalah tetap. Pembalikan urutan akan menimbulkan perubahan arti. Perhatikan contoh berikut:

a.       Rumah mewah mereka                 = rumah mereka mewah.

b.      Rumah mewah anak mereka      = rumah anak mereka itu mewah.


3.       Jika suatu nomina diikuti oleh adjektiva dan tidak ada pewatas lain yang mengikutinya, kata “yang” dapat disisipkan. Contohnya:

a.       Orang malas = orang yang malas

b.      Air panas     = air yang panas

Akan tetapi,frasa dengan “yang” itu harus dipindahkan ke belakang jika dalam frasa yang bersangkutan ada pronominal.

Perhatikan contoh “yang berterima” dan “yang tak berterima” berikut ini! Contohnya:

a.       Celana kuning dia (berterima)

b.      Celana dia yang kuning (berterima)

c.       Celana yang kuning dia (tidak berterima)

Jika diformulakan, urutan adalah (“nominal- klausa” dengan “yang-pronomina persona” ). Jika diperlukan, kata “ini” atau “itu” dapat ditambahkan. Contohnya: celana dia yang kuning itu.

4.       Nomina inti dapat diikuti verba tertentu yang pada hakikatnya dapat dipisahkan oleh “yang, untuk, atau unsur lain”. Contohnya:

a.       Ban berjalan               = ban yang berjalan

b.      Kewajiban bekerja  = kewajiban untuk bekerja

c.       Hak bersuara             = hak untuk bersuara


Tidak sembarang verba dapat dipakai dalam konstruksi semacam itu.

5.       Nomina inti dapat pula diluaskan dengan aposisi, yakni frasa nominal yang mempunyai acuan yang sama dengan nomina yang diterangkannya. Misalnya, frasa “Diponegoro, pahlawan kita pada abad XIX”, adalah frasa dengan aposisi. Orang yang dirujuk oleh aposisi “pahlawan kita pada abad XIX” adalah “Diponegoro”.

Struktur frasa aposisi itu sama dengan frasa nominal mana pun yang telah dijelaskan di depan. Contohnya:

a.       Jakarta, kota metropolitan yang berkilauan.

b.      Dewi, wanita pertama yang pernah kucintai.

c.       Pancasila, pandangan hidup bangsa Indonesia.


6.       Nomina inti dapat diperluas dengan pewatas belakang, yakni klausa yang dimulai dengan “yang”. Contohnya:

a.       Penduduk yang bermukim di daerah pedalaman.

b.      Candi yang menjulang tinggi ke angkasa itu.

c.       Pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri.


7.       Nomina inti dapat diperluas oleh frasa berpreposisi. Frasa berpreposisi atau frasa preposisional yang menjadi pewatas nomina itu merupakan bagian dari frasa nominal. Oleh karena itu tidak dapat dipindah-pindahkan ke tempat lain seperti frasa preposisi pada umumnya. Contohnya:

a.       Petani di Aceh menebang hutan.

b.      Petani akan menebang hutan di Aceh.

Pada dua contoh tersebut ditemukan frasa berpreposisi “di Aceh” yang tempatnya berlainan. Pada contohnya (a) “di Aceh” merupakan bagian dari “petani” dan membentuk frasa nominal. Pada contoh (b) “di Aceh” menerangkan letak “hutan”. Dengan demikian, kedua kalimat itu mempunyai arti yang berlainan. Pada kalimat (a) jelaslah bahwa petani yang dimaksudkan tu berada “di Aceh”. Sebaliknya, pada kalimat (b) hutan yang akan ditebang jelas berada “di Aceh”, tetapi petani yang menebang mungkin tidak di Aceh.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english)

Noun in the Indonesian language

(Source:  Eti, Nunung Yuli. 2005.Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Klaten: PT. Intan Pariwara.)

Consider the following sentence?

1. Thus, moral and ethical values ​​in the puppet is something that is a distant memory for the young.

2. An dalang be able also recounts someone who been deserved well for religion and the nation.

"A thing" and "someone who has contributed to the religion and nation" is a noun phrase.

There are two ways of expansion of the noun, the noun extended to the left and right. The phrase "one thing" is the extension of the noun to the left. "It" being the head noun and "a" to the classification or pewatas for the lack of a noun or abstract.

The phrase "a person who has contributed to the religion and nation" is the noun to the right extension. "Someone" to be the head noun and "who have rendered to religion and nation" became pewatas back. Pewatas back is marked clause beginning with "a".

Expansion of the noun or noun to the right (rear pewatas) has a variety of forms with the following rules.

1. Noun can be followed by a noun or another.

The series of words is then closed with one of pronominal persona and by "it" and "this". However, every noun in the back just change the noun and not directly in front of another noun preceding. For example:

"The Book of the cultural history of Indonesia" {I was / is}

With Thus, "history" explaining "book"; "culture" explaining "history", and "Indonesia" explains "culture".

2. Noun can be followed by adjectives, pronominal or phrases owners, and then covered with a pronominal pointer "this" or "it". Example:

a. Home

b. Luxury house

c. Their luxury homes

Luxury homes of their child

d. Their luxury home

Luxury house they were

This luxurious home of their child

Luxury homes of their child's

Sort like the above are fixed. Reversal of the order will lead to changes in meaning. Consider the following example:

a. Luxury homes they = homes they luxurious.

b. Luxury homes of their child = home their child's fancy.


3. If a noun followed by adjectives and no other pewatas that follow, the word "which" can be inserted. For example:

a. People lazy = the person who lazy

b.Hot water = hot water

Will but, phrase with the "which" it must be moved into rear if the within phrases the concerned exist pronominal.

Consider the example of "acceptable" and "unacceptable" below!For example:

a. He yellow pants (thank)

b. Her pants are yellow (acceptable)

c. He yellow pants (not acceptable)

If formulated, the sequence is ("nominal-clause" with "a-pronouns persona"). If necessary, the word "this" or "it" can be added. For example: he is the yellow pants.

4. Nouns the core can be followed certain verbs who essentially can be separated by a "who, for, or another element". For example:

a. Conveyor belts that run = ban

b. Liabilities worked = obligation for work

c. Right to vote = the right to speak out


Not just any verb can be used in such construction.

5. Nouns the core can be anyway be dilated with apposition, namely phrase nominal that have a the same reference with the nouns which He explained. For example, the phrase "Diponegoro, our heroes of the nineteenth century", is a phrase with apposition.People who are referred by the apposition "our heroes in the nineteenth century" is "Diponegoro".

Phrase structure apposition it's the same with the phrases nominal wherever who has been described in front. For example:

a. Jakarta, the glittering metropolis.

b. Dewi, the first woman I ever loved.

c. Pancasila, the Indonesian way of life.


6. Noun can be expanded by pewatas back, the clause that begins with "a". For example:

a. Residents who live in rural areas.

b. The temple that towered into the sky.

c. Leaders who are only concerned with himself.


7. Noun can be expanded by prepositional phrases. Prepositional phrase or a prepositional phrase is a noun pewatas was part of a noun phrase. Therefore can not be moved to other places such as preposition phrases in general. For example:

a. Farmers cut down forests in Aceh.

b. Farmers would cut down the forests in Aceh.

On two that instance found to phrase prepositional "in Aceh" who its place variant. In the example (a) "in Aceh" is part of the "peasant" and form a noun phrase. In the example (b) "in Aceh," explained the location of "forest". Thus, the second sentence has a different meaning. In the sentence (a) it is clear that farmers intended tu be "in Aceh". In contrast, in sentence (b) clear felled forests will be "in Aceh", but the farmer who cut may not be in Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar