BAB I
PENDAHULUAN
Judul-juduldari semua al-qur'an mengisyaratkan adanya notasi apakah surat itu diwahyukan pada masa mekkah atau madinah. Meskipun pemisahan historis ini sering dikaitkan dengan perbedaan sifat nabi dan karakter muslim di kedua tempat itu, ia juga mengandung prinsip vital untuk memahami kronologi revalasi
(pewahyuan) al-qur'an, saying sekali komunitas muslim telah mencabut kembali tugas untuk kea rah itu dianggap barbahaya karena bisa-bisa wahyu yang abadi ini jika diurai menurut terma-terma temporal akan mengubah apa yang telah diurutkan nabi dan komunitas muslim
Para sarjana muslim sepakat bahwa pada mulanya sebagian besar al-qur'an diturunkan dalam unit-unit pendek, mereka mengonsumsikan bahwa sebagian besar dalam suatu surat diwahyukan pada masa yang sama. Mereka megklasifikasikan surat-surat al-qur'an sebagai surat makiyah atau madaniyah dandeskripsi ini dimasukkan kedalam muqadimah setiap surat dalam salinan Al-Qur'an yang belakangan.
BAB II
MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
A. Pengertain Makiyyah Dan Madaniyyah
Para sarjana muslim mengemukakan empat persepektif dalam mendefinisikan termologi makiyyah dan madaniyya, keempat itu adalah masa turun, tempat turun, objek pembicaraan dan tema pembicaraan.
Dari prespoktif masa turun mendefinisikan:
Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulallah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulallah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Madinah, ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyyah walaupun turun di Mekkah atau Arafah.
Dari perspektip tempat turun mereka mendefinisikan:
Makiyyah ialah ayat-ayat yang turun di Mekkah dan sekitarnya seperti seperti Mina, Arafah dan Hudaybah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sul'a.
Dari persepektif objek pembicaraan mereka mendefinisikan:
Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi orang-orang mekkah. Sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang madinah.
Adapun pendefinisian makiyyah dan madaniyyah dari perspektif tema pembicaraan akan disinggung lebih rinci dalam uraiyan karakteristik kedua turunnya wahyu, atau para generasi tabiin yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Quran, termaksud didalamnya kornologis Al-Quran.
B. Cara Mengetahui Makiyyah Dan Madaniyyah
Dalam menetapkan nama ayat-ayat Al-Quran yang termasuk kategori Makkiyah para sarjana muslim berpegang teguh pada dua pendekatan yaitu:
1. Pendekatan transmisi (periwayatan)
Dengan perangkat pendekatan transmisi, para sarjana Muslim merujuk kepada riwayat-riwayat valid yang berasal dari para Sahabat, yaitu orang-orang besar kemunngkinan menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi Tabiin yang saling berjumpa dan mendengarkan langsung dari para Sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur'an, termasuk didalmnya adalah informasi kronologis Al-Qur'an.
2. Pendekatan Analogi (Qiyas)
Ketika melakukan kategorisasi Makiyyah dan Madaniyyah, para sarjana Muslim penganut pendekatan analogi bertolak dari ciri-ciri spesifik dari kedua klafisikasi itu, dengan demikian, bila dalam surat Makiyyah terdapat surat yang memiliki ciri khas khusus madaniyyah, ayat ini termasuk kategori ayat Madaniyyah, tentu saja para ulama telah menetapkan tema-tema sentral yang ditetapkan pula sebagai yang ditetapkan pula sebagai ciri-ciri khusus bagi kedua klasifikasi itu. Misalnya mereka menetapkan tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai ciri khas Makiyyah. Tema Faro'id dan ketentuan Had sebagai ciri Madaniyyah.
C. Ciri-Ciri Spesifik Makiyyah Dan Madaniyyah
1. Makiyyah
a. Didalamnya terdapat ayat sajadah
b. Ayat-ayat dimulai dengan kata kalla
c. Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuhan nas
d. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para nabi dan ummat
terdahulu.
e. Ayat-ayat berbicara tentang kisah nabi adam dan iblis, kecuali
surat al-baqarah.
2. Madaniyyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan fara'id dan had.
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik kecuali
surat Al-Ankabut.
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab.
D. Klasifikasi Ayat-Ayat Dan Surat Al-Qur'an
Menurut standar mesir 86 surat termasuk dalam periode mekkah, sementara 28 surat lainya berasal dari periode madinah. Dasar dari determinasi kronologis ini adalah permulaan surat. Sebuah surat, misalnya dianggap dari mekkah jika ayat-ayat awalnya diturunkan di mekkah, meskipun berisi juga ayat-ayat yang diturunkan di madinah. Terkadang ada juga perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin mengenai apakah surat ini termasuk makiyyah dan madaniyyah. Tidaklah mengejutkan jika prinsip klasifikasi yang diterapkan kaum muslimin menghasilkan kesimulan yang berbeda-beda. Perbedaan kesimpulan ini lebih banyak ditemukan jika dibandingkan dengan yang disimpulkan oleh para sarjana barat.
E. Urgensi Pengetahuan Tentang Makiyyah Dan Madaniyyah
1. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur'an
Pengetahuan tentang peristiwa-pwristiwa diseputar turunnya al-qur'an tentu sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-qur'an, dengan mengetahui kronologis al-qur'an pula, seorang mufasir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep nasikh mansukh yang hanya diketahiu dengan melalui kronologi Al-Qur'an.
2. Pedoman bagi langkah-lankah Dakwah
Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan yang releven ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat makiyyah dan ayat-ayat madaniyyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara itu.
Dakwah islam berhasil mengtuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Disamping itu setiap langkah dakwah memilki objek kajian dan metode tertentu, sering dengan perbedaan kondisi sosio cultural manusia. Periodasi makiyyah dan madaniyyah telah member contoh untuk itu.
3. Memberi informasi tentang sirah Kenabian
Penahapan turunnya wahyu sering dengan perjalanan dakwah nabi, baik di mekkah atau di madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir, alqu'an adalah rujukan otentik bagi perjalalan dakwah nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi.
BAB III
KESIMPULAN
1. Ada Empat persepektif dalam mendefinisikan termologi makiyyah dan madaniyya, Masa Turun, Tempat Turun, Objek Pembicaraan dan Tema Pembicaraan.
2. Cara Mengetahui Makiyyah Dan Madaniyyah melalui Pendekatan transmisi (periwayatan) Pendekatan Analogi (Qiyas)
3. Menurut standar mesir 86 surat dalam periode Mekkah, sementara 28 surat lainya berasal dari periode Madinah. Dasar dari determinasi kronologis ini adalah permulaan Surat.
4. Urgensi Pengetahuan Tentang Makiyyah Dan Madaniyyah
a. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur'an
b. Pedoman bagi langkah-lankah Dakwah
c. Memberi informasi tentang sirah Kenabian
BAB IV
PENUTUP
Alhamdulillahirabbil alamin
Telah selesailah makalah yang kami buat ini, makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka oleh karena itu kami mengharapkan kepada para Mahasiswa dan Dosen pengampuh Mata Kuliah ini untuk agar dapat memberi kritik dan saran terhadap makalah yang kami buat ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami dan umumnya bagi para Mahasiswa amiin
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalmu alaikum Wr. Wb
METRO JANUARI 2010
PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
Manna' Al-Qaththan, Mabahis Fi Ulum Al-Qur'an, Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis, 1973.
Badr Al-Din Muhammad Bin Abdillah Az-Zarkasyi, Al-Burhan Fi Ulumi Al-Qur'an, Jilid I. tt.
Muhammad Bin Muhammad Abu Syahbah, Al-Madkhal Li Dirasat Al-Qur'an Al Karim, Maktabah as-Sunnah, Kairo, 1992.
Jalaluddin As-Suyuthi, Al-itqan Fi Ulum Al-Qur'an, Dar Al-Fikr, Beirut, Jilid I. tt.
Abdul Zul Fikar, Al-Qur'an Dan Qira'ah, Jakarta, Pustaka Alkaustar, 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar