Sejarah penulisan Al Quran

BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'anul Karim sebagai suatu mu'jizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad saw. Amat dicintai 0leh kaum muslimin. Karena fashohah dan balaghohnya dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
 Hal ini terbukti dengan perhatian yang amat besar terhadap pemeliharaannya semenjak turunnya di masa
Rasulallah sampai kepada tersusunnya sebagai suatu Mushaf di masa Ustman Bin Affan. Kemudian sesudah Ustman, mereka memperbaiki tulisannya dan menambah harakat dan titik pada huruf-hurufnya, agar supaya mudah dibaca oleh ummat Islam yang belum mengerti bahasa arab.
Dan sampai sekarang al-qur'an terus dicetak di berbagai tempat dimana umat muslim berada termasuk Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL-QUR'AN

A.    Pengertian Al-Qur'an
1.    Menurut Manna' Al-Qathathan
Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan menbacanya memperoleh pahala   
2.    Menurut Al-Jurjani
Yang diturunkan kepada Rasulallah SAW yang ditulis didalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan. 
3.    Menurut Abu Syahbah
Kitab Allah yang diturunkan baik lafadz maupun maknanya kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW yang diriwayatkan secara  mutawatir yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan akan kesuciannya dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad yang ditulis pada mushaf mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir Surat An-Nas. 




B.    Hikmah Diwahyukan Al-Qur'an Secara Berangsur-Angsur
1.    Memantapkan hati Nabi
Ketika menyampaikan dakwah, nabi sering berhadapan dengan para penentang, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan tersendiri bagi Nabi untuk terus menyampaikan dakwah.
2.    Menentang dan melemahkan para penentang al-qur'an.
Nabi sering berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan sekaligus merupakan salah satu mukjizat Al-Qur'an.
3.    Memudahkan untuk di hapal dan dipahami
Al-qur'an pertama kali turun ditengah-tengah masyarakat arab yang ummi, yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan meeka untuk memahami dan menghapalkannya.
4.    Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat Al-qur'an turun) dan melakkan penahapan dalam penetapan syari'at
5.    Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur'an turun dari Allah yang maha bijaksana.
Walaupun Al-Qur'an turun secara berangsur-ansur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, secara keseluruhan, terdapat keserasian diantara satu bagian dengan bagian al-qur'an lainya, hal ini tentunya dapat dilakukan Allah yang maha bijaksana.

C.    Pengumpulan Al-Qur'an
1.    Proses penghapalan Al-Qur'an
Kedatangan wahyu meruakan sesuatu yang dirindukan Nabi. Oleh karenanya begitu wahyu datang Nabi langsung menghapal dan memahaminya, dengan demikian Nabi adalah orang yang paling pertama menghapal dan memahaminya. Tindakan Nabi itu sekaligus merupakan suri tauladan yang diikuti para Sahabat.imam bukhari mencatat sekitar tujuh orang sahabat nabi yang terkenal dengan hapalan al-qur'annya, mereka adalah Abdullah Bin Mas'ud, Salim Bin Mi'qal (Maulanya Abu Hudzaifah), Mu'adz Bin Jabal, Ubai Bin Ka'ab, Zaid Bin Tsabit, Abu Zaid Bin As-Sakan, dan Abu Darda'

2.    Proses  penulisan Al-Qur'an
a.    Pada Masa Nabi
Kerinduan nabi terhadap kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan dalam bentuk hapalan, tetapi juga dalam bentuk tulisan, nabi memiliki sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu, mereka adalah abu bakar, umar, ustman, ali, abban bin sa'id, Khalid bin sa'id, Khalid bin walid, dan mu'awiyah bin abu shafyan, proses penulisan al-qur'an pada masa nabi sangat sederhana.
Diantara faktor yang mendorong penulisan Al-Qur'an pada masa Nabi adalah:
1.    Membeckup hapalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya
2.    Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karena bertolak dari hapalan para Sahabat saja tidak cukup karena terkadang mereka lupa atau sebagian dari mereka wafat. Adapun tulisan akan tetap terpelihara walaupun pada masa nabi tidak ditulis di tempat tertentu.

b.    Pada masa Khulafa Al-Rasyidin
1.    Pada Masa Abu Bakar Ash Shiddiq
Pada dasarnya, seluruh Al-Qur'an sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada, hanya saja, pada aat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan Mushaf adalah Abu Bakar As-Shidiq, oleh karena itu Abu Abdillah Al-Muhasibi berkata dalam kitabnya "penulisan Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang baru, sebab Rasulallah pernah memerintahkannya, hanya saja saat itu tulisan Al-Qur'an berpencar-pencar pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta da bantalan dari kayu. Abu Bakar kemudian berinisiatif menghimpun seluruhnya".
Zaid Bin Stabit, salah seorang sekretaris Nabi berdasarkan riwayat Al-Bukhari mengisahkan bahwa setelah peristiwa berdarah yang menimpa sekitar 700 orang penghapal Al-Qur'an, Zaid diminta bertemu Abu Bakar turut hadir dalam pertemuan itu dengan mengatakan "Umar telah mendatangiku dan mengatakan bahwa peperangan yamamah telah berlangsung sengit dan meminta korban sejumlah qari' Al-Qur'an, aku khawatir hal ini meluas kepada para penduduk. Kalau demikian, akan banyak penghapal al-qur'an yang hilang. Aku memandang perlunya penghimpunan Al-Qur'an"
2.    Pada Masa Ustman Bin Affan
Penjelasan tradisional, berupa hadis Nabi yang diriwayatkan Al-Bukhari tentang alasan yang menyebabkan diambil langkah selanjutnya dalam menetapkan bentuk Al-Qur'an menyiratkan bahwa perbedaan-perbedaan serius dalam Qira'at Al-Qur'an terdapat salinan-salinan Al-Qur'an yang ada pada masa Ustman Bin Affan di berbagai wilayah.
Dikisahkan kepada kita bahwa selama pengiriman ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaizan, perselisihan tentang bacaan Al-Qur'an muncul dikalangan tentara muslim, hingga pimpinan tentara muslim Hudzaifah melaporkan pada Khalifah Ustman. Lalu Khalifah berembuk dengan para sahabat senior Nabi, dan akhirnya menugaskan Zaid Bin Tsabit mengumpulkan Al-Qur'an bersama Zaid beserta tiga keluarga mekkah terpandang yaitu Abdullah Bin Zubair, Said Bin Al-Ash, dan Abdurrahman Bin Al-Harits.

3.    Penyempurnaan Penulisan Al-Qur'an Setelah Masa Khalifah
Mushaf yang ditulis atas perintah Ustman tidak memilki harakat dan tanda titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu Qira'at yang tujuh. Tersebutlah dua tokoh yang berjasa dalam hal ini yaitu Ubaidillah Bin Ziyad dan Hajjaj Bin Yusuf Ats-Staqafi. Ibn Ziyad diberitakan memerintahkan seorang lelaki dari Persia untuk meletakkan alif sebagai pengganti dari huruf yang dibuag   قلت diganti قالت. Adapun Al-Hajjaj melakukan penyempurnaan terhadap mushaf Ustmani pada sebelas tempat yang karenanya membaca mushaf lebih mudah.   
Tercatat pula tiga nama yang disebut-sebut seorang yang pertama kali meletakkan titik pada mushaf Utsmani. Ketiga orang itu adalah Abu Al-Aswad Ad-Da'uli, Yahya Bin Ya'mar dan Nashr Bin Ashim Al-Laist.
Adapun yang disebut-sebut orang yang pertma kali meletakkan Hamzah, Tasydid, al-Raum, dan al-Isymam adalah Al-Khalil Bin Ahmad Al-Farahidi Al-Azdi yang diberi kunyah Abu Abdirrahman.

D.    Rasm Al-Qur'an
Yang dimaksud dengan Rasm Al-Qur'an atau Rasm Utsmani atau Rasm Ustman adalah tata cara menuliskan Al-Qur'an yang ditetapkan pada masa Khalifah Ustman Bin Affan, istilah yang terakhir lahir bersamaan dengan lahirnya Mushaf Ustman, yaitu Mushaf yang ditulis panitia empat yang terdiri dari Zaid, Abdullah Bin Zubair, Said Bin Al-Ash dan Abdurrahman Bin Al-Harist.



Mengenai Rasm Al-Qur'an itu mempunyai dua pendapat yaitu:
1.    Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Rasm Ustmani itu bersifat Tauqifi, yakni bukan produk budaya manusia yang wajib diikuti siapa saja ketika menulis Al-Qur'an. Mereka bahkan sampai pada tingkat menyakralkannya.
2.    Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Rasm Ustmani bukanlah Tauqifi. Tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu generasi sepakat menggunakan cara tertentu utnuk menulis Al-Qur'an yang nota bene berlainan dengan Rasm Ustmani.  Dalam hal ini Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqilani berkata, adapun tulisan, sedikitpun Allah tidak mewajibkan kepada ummat

BAB III
KESIMPULAN

1.    Al-Qur'an Adalah kalam Allahyang diturunkan kepada nabinya Muhammad, yang lafadz-lafadznya mengandung mu'jizat, membaca mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas
2.    Hikmah diturunkan secara berangsur-angsur adalah
a.    Menetapkan hati nabi
b.    Menentang dan melemahkan para penentang al-qur'an.
c.    Memudahkan untuk di hapal dan dipahami
d.    Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur'an turun dari Allah yang maha bijaksana.
3.    Pengumpulan Al-Qur'an telah dilakukan  pada masa Nabi, Khulafaurrasyidin, dan penyempurnaan setelah masa Khulafaurrasyidin
4.     Rasm Al-Qur'an adalah tata cara menuliskan Al-Qur'an yang ditetapkan pada masa Khalifah Ustman Bin Affan,

DAFTAR PUSTAKA

Manna' Al-Qaththan, Mabahis Fi Ulum Al-Qur'an, Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis, 1973.
Al-jurjani, At-Ta'rifat, Ath-Thabaat Wa An-Nasyr Wa At-Tauzi', Jeddah, Tt.
Muhammad Bin Muhammad Abu Syahbah, Al-Madkhal Li Dirasat Al-Qur'an Al Karim, Maktabah as-Sunnah, Kairo, 1992.
 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-itqan Fi Ulum Al-Qur'an, Dar Al-Fikr, Beirut, Tt, Jilid I.
Abdul zul fikar, Al-Qur'an Dan Qira'ah, Jakarta, pustaka alkaustar, 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar