1. Pengertian persalinan
2. Sebab-sebab mulainya persalinan
3. Tahapan persalinan (Kala I, II, III,IV)
4. Tujuan asuhan persalinan
5. Tanda-tanda persalinan
http://bahankuliahkesehtan.blogspot.com
1. Pengertian Persalinan
A. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir. (Moore, 2001)
B. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996)
C. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. (Prawirohardjo, 2002)
D. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2002)
E. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
B. Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan, bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan, bila persalinan denagn rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran yang paling ideal sudah tentu persalinan spontan karena tidak memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin. (Manuaba, 2002 :138)
C. Beberapa Istilah yang Ada Hubungannya dengan Partus
1. Menurut cara Persalinan
1) Partus biasa ( normal )disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Partus luar biasa ( abnormal ) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea
2. Menurut tua ( umur ) kehamilan :
1) Abortus ( keguguran )adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup ( viable )- berat janin di bawah 1000gr- tua kehamilan di bawah 28 minggu.
2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur berat janin antara 1000-2500gr.
3) Partus maturus atau aterm ( cukup bulan ) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur berat badan diatas 2500gr.
4) Partus post maturus ( serotinus ) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang di taksir, janin disebut post matur.
5) Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.
6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.
Pembagian menurut buku lama adalah :
a. Abortus ialah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasentasi selesai.
b. Partus imaturus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau kehmailan di bawah 28 minggu.
3. Gravida dan para
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
b. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
c. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
d. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali( sampai 5 kali ).
g. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup atau mati.( Mochtar, 1998 : 91-92 )
2. Sebab – Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
1. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
2. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
3. Teori iritasi nekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
4. Induksi partus ( Induction of labour ), partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
b) Amniotomi : pemecahan ketuban
c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus. ( Mochtar, 1998 : 93 )
E. Terjadinya permulaan persalinan
Dengan turunnya hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan :
a) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke -36 dapat menimbulkan sesak bagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering ingin kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
b) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
c) Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhuser yang terletak sekitar serviks ( tanda persalinan palsu-false labour
d) Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan.
e) Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim. ( Manuaba, 1998 : 160 )
3. Tahapan Persalinan
Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala :
1. Kala I : Pembukaan serviks.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.
1. Kala I
Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit ).
3. Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.
4. Adanya HIS.
His sesungguhnya dan his palsu
HIS sesungguhnya | HIS palsu |
1. Rasa sakit : - teratur - Interval makin pendek - semakin lama semakin kuat - dirasakan paling sakit daerah punggung - intensitas makin kuat kalau penderita berjalan. 2. Keluar “show” 3. Serviks membuka dan meni pis. | 1. Rasa sakit : - tidak teratur - interval panjang - kekuatan tetap - dirasakan kuat di daerah perut - tak ada perubahan walaupun penderita berjalan 2. Tidak keluar “show” 3. Serviks tertutup dan tak ada pembukaan. |
Fase-fase dalam persalinan kala I :
1.Fase Laten
1. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase Aktif
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
2. Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
3. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Proses persalinan pada kala I :
1. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur, makin sering, makin nyeri; disertaipengeluaran darah-lendir (tidak lebih banyak dari darah haid).
2. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir kala I.
3. Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ± 7 jam.
4. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen atas uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin menebal.
5.
Perbedaan antara his dan “his palsu” :
Betul-betul bersalin | Belum bersalin |
· Mules-mules teratur(1jam 5 kali) · Makin lama makin sering. · Makin lama makin nyeri dan makin lama. · Nyeri dimulai dari belakang menjalar ke depan · Berjalan menambah nyeri. · Berhubungan dengan pengerasan uterus. · Keluar darah lendir. · Serviks mendatar dan membuka · Bagian terbawah sudah turun. · Kepala tidak dapat digerakkan pada waktu mules. · Sedativa tidak menghentikan mules-mules. | · Tidak teratur. · Tidak ada perubahan. · Tidak ada perubahan. · Nyeri terutama di depan. · Tidak ada perubahan. · Tidak ada hubungan. · Tidak keluar apa-apa. · Tidak ada perubahan. · Belum turun. · Kepala tetap bebas. · Sedativa dapat menghentikan mules-mules. |
Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I. Kecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua per tiga kedua cepat. Pembukaan lengkap = 10 cm.
5. His
Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I.
Lamanya : kurang lebih satu menit. Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka. Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.
6. Darah lendir
Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.
4. Kala II
1 Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah :
- nyeri his yang sangat hebat;
- pasien merasa “ingin mengejan”;
- “darah-lendir” bertambah banyak;
- selaput ketuban pecah;
- perasaan seperti “mau buang air besar”;
- hemoroid fisiologik mulai tapak.
2. Berakhir dengan lahirnya janin.
3. Lamanya
Pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
4. Mengejan
Disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum.
Berakibat meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus. Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di kemudian hari.
5. Perineum yang menggembung
Terjadi pada waktu kepala janin mencapai introitus vaginae. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan episotomi.
6. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
7. Mekanismus persalinan.
5. Kala III
1. Dimulainya setelah bayi lahir lengkap.
2. Berakhir dengan lahirnya plasenta.
3. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
4. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari Retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).
5. Tanda lepasnya plasenta
Talipusat menjulur keluar, atau kalu ditarik tidak ada tahanan. Segumpal darah keluar dari vagina. Dengan menekan korpus uteri ke atas (ke arah kepala ibu), tidak lagi menarik talipusat ke atas.
6. Suntikan oksitosika
6. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan per-darahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan
4. ibu makanan dan minuman yang disukainya.
5. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih
6. dan kering.
7. Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan
8. bayinya. Bantu ibu pada posisi yang nyaman.
9. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
10. dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
11. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
12. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
13. dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
14. persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
15. pascapersalinan.
16. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
17. bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
18. Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
Tindakan yang tidak bermanfaat bahkan kemungkinan membahayakan :
Tindakan | Deskripsi dan keterangan |
Tampon vagina | Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahannya. Seorang ibu dapat terus mengalami perdarahan dengan tampon di dalam vagina. Hal ini bahkan merupakan sumber terjadinya infeksi. |
Gurita atau sejenisnya | Selama dua jam pertama segera setelah pasca-persalinan, adanya gurita akan menyulitkan petugas pada saat memeriksa fundus apakah berkontraksi dengan baik. |
Memisahkan ibu dan bayi | Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan. Berikan kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI. |
Menduduki sesuatu yang panas | Duduk di atas bara yang panas dapat menyebabkan vaso-dilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan. Juga dapat menyebabkan dehidrasi. |
4. Tujuan Asuhan Persalinan
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Banyak penyulit atau komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi dapat dihindarkan jika persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu dihadiri oleh petugas yang terlatih serta kompeten dengan secara cepat mendiagnosa dan menangani penyulit.
Pendekatan komprehensif merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan persalinan dan bayi baru lahir.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan :
1. Membuat keputusan klinik
a. Pengumpulan data
b. Diagnosis kerja
c. Penatalaksanaan klinik
d. Evaluasi hasil implementasi tatalaksana
2. Asuhan sayang ibu dan bayi
a. Persalinan merupakan peristiwa alami
b. Sebagian besar persalinan umumnya akan berlangsung normal
c. Pertolongan memfasilitasi proses persalinan
d. Tidak asing, bersahabat, rasa saling percaya, tahu dan siap membantu kebutuhan klien, memberi dukungan moril, dan kerjasama semua pihak (penolong-klien-keluarga)
3. Pencegahan infeksi
a. Kewaspadaan standar
b. Mencegah terjadinya dan transmisi penyakit
c. Proses pencegahan infeksi instrumen dan aplikasinya dalam pelayanan
d. Barier protektif
e. Budaya bersih dan lingkungan yang aman
4. Rekam medik (Dokumentasi)
a. Kelengkapan status klien
b. Anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan uji atau penapisan tambahan lainnya
c. Partograf sebagai instrumen membuat keputusan dan dokumentasi klien
d. Kesesuaian kondisi klien dan prosedur klinik terpilih
e. Upaya dan tatalaksana rujukan yang diperlukan
5. Sistem rujukan efektif
a. Alasan keperluan rujukan
b. Jenis rujukan (darurat atau optimal)
c. Tatalaksana rujukan
d. Upaya yang dilakukan selama merujuk
e. Jaringan pelayanan dan pendidikan
f. Menggunakan sistem umum dan sistem internal rujukan kesehatan
Sebagai bidan, klien akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan yang kita lakukan untuk :
1. Mendukung ibu dan keluarganya secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran
2. Membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran
3. Merujuk ibu untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu
4. Memberikan asuhan yang akurat kepada ibu, dengan intervensi minimal, sesuai dengan tahap persalinannya
5. Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman
6. Selalu memberitahukan pada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan
7. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir
8. Membantu ibu dengan pemberian asi dini
5. TANDA-TANDA PERSALINAN
a. Tanda Persalinan Sudah Dekat
1. Adanya Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul. Gambaran Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan antara ketiga P, yaitu ; power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal), passanger (janinnya dan plasenta).
2. Terjadinya his permulaan (his palsu)
Sifat his permulaan (his palsu) :
a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b. Datangnya tidak teratur
c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d. Durasinya pendek
e. Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Tanda Persalinan
1. Penipisan dan pembukaan serviks ( Effacement dan Dilatasi serviks )
Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan aterm pertama, effacement biasanya terjadi lebih dahulu dari pada dilatasi.. Pada kehamilan berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung bersamaan. Tingkat effacement dinyatakan dalam persentase dari 0% sampai 100%. Dilatasi serviks adalah pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan. Apabila dilatasi serviks lengkap, serviks tidak lagi dapat di raba. Dilatasi serviks lengkap menandai akhir tahap pertama persalinan
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Kekuatan primer membuat serviks menipis, berdilatasi dan janin turun. Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakin bersifat mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina
3. Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina.
Sumbatan mukus, yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan menutup kanal servikal pada awal kehamilan. Blood show adalah pengeluaran dari mukus plug tersebut. Blood show merupakan tanda dari persalinan yang sudah dekat, yang biasanya terjadi dalam jangka waktu 24-48 jam terakhir, asalkan belum dilakukan pemeriksaan vaginal dalam 48 jam sebelumnya karena pemecahan mukus darah selama waktu tersebut mungkin hanya efek trauma minor atau pecahnya mukus plug selama pemeriksaan. Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes, perdarahan yang lebih banyak menunjukan penyebab yang abnormal.
Referensi
1. Departemen Kesehatan RI, (2007), Asuhan Persalinan Normal
2. Benett, V.R. (1996). Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom : Churchill Livingstone, 1996
3. Farrer, Helen, (1999), Perawatan maternitas, Jakarta: EGC
4. Manuaba, Ida bagus Gde, (1998), Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
5. Mochtar, Rustam, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1 Edisi 2, Jakarta : EGC
6. Moore, Hacker, (2001), Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates.
7. Prawirohardjo, Sarwono, (2002), Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP
8. Saifuddin,dkk, (2001), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, Jakarta : JNPKKR
9. Sastrawinata, Sulaiman, Prof, (1983), Obstetri Fisiologi, Bandung: FK UNP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar