PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan media belajar secara tepat. Kesemuanya dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).
Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru berikan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar menagajar sangatlah penting.
Melihat sedemikian kompleksnya masalah proses belajar mengajar dan peran guru, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam proses belajr mengajar perlu dikembangkan iklim kandusif yang dapat menumbuhkan sikap dan prilaku belajar secara wajar. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan media, khususnya media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Berdasar dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mengungkap apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan penulis setelah penelitian dilaksanakan.
1. Sebagai bahan informasi tentang pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar.
2. Sebagai bahan masukan untuk guru; untuk dipertimbangkan dalam pemilihan media sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena hasil penelitian ini merupakan bukti secara ilmiah.
3. Hasil penelitian ini sedapat mungkin menjadi alasan rekomendasi untuk menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar.
E. Hipotesis
Untuk pemberian arah yang jelas terhadap kesimpulan yang diperoleh, maka dirumuskan hipotesis yaitu “Ada pengaruh penggunaan media gambar prestasi belajar IPA-Biologi siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Media
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat ciri utama yakni adanya hubungan diantara anggotanya. Hubungan itu berlangsung sedemikian rupa, sehingga terjadi proses saling mempengaruhi. Dengan kata lain antara anggota kelompok terdapat hubungan yang disebut komunikasi interaksi. Melalui berbagai bentuk komunikasi maka kelompok-kelompok masyarakat melakukan banyak kegiatan atau tingkah laku sosial sehingga tercapai tujuan-tujuan bersama.
Bentuk komunikasi itu berlaku di dalam semua bentuk hubungan sosial, baik di sekolah maupun di dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas dan di dalam bentuk-bentuk masyarakat dengan struktur dan fungsinya masing-masing. Di sekolah berlangsung hubungan komunikasi interaksi antara para siswa dan guru.
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, bentuk-bentuk organisasi masyarakat itu, perlu peningkatan efisiensi dan efektivitasnya. Peningkatan efisiensi dan efektivitas tersebut sebagian bergantung kepada faktor penunjang, yakni sarana dan prasarana. Dengan perkataan lain, hubungan komunikasi interaksi itu akan berjalan dengan lancar dan mendapat hasil yang maksimal. Apabila organisasi itu berjalan dan menggunakan alat bantu, alat bantu itulah yang disebut dengan media.
Bertitik tolak dar alat bantu (media) itu dapat dipahami bahwa, media dalam hubungannya dengan komunikasi interaksi suatu organisasi sangat menentukan. Namun yang masih perlu kejelasan adalah, apa yang dimaksud dengan media.
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Selanjutnya akan diuraikan pengertian media menurut istilah. Para ahli di dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi arah dan tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium.
Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
Sedangkan Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan yaitu: Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara Bringgs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset adalah contoh-contohnya.
Selanjutnya Mc. Luhan dalam Arif S. Sadiman (1984) berpendapat bahwa media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu yang hampir tak terbatas lagi.
Dalam kaitannya dengan komunikasi interaksi dalam bentuk organisasi Dr. Oemar Hamalik (1994) berpendapat bahwa media komunikasi adalah suatu media atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal.
Dalam dunia pendidikan kita mengenal peragaan atau keperagaan. Ada yang lebih senang menggunakan istilah peragaan. Tetapi ada pula yang senang yang menggunakan istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan istilah baru yakni “Media pendidikan”.
Beragamnya istilah tersebut, yang mempunyai tekanan sendiri-sendiri, maka akan lebih baik di salah satu diantaranya yaitu “Media pendidikan”. Media pendidikan sebagai alat bantu memiliki ciri-ciri:
1. Media pendidikan identik artinya dengan pengertiankeparagaan yang berasal dari kata raga, suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati.
2. Tekanan utama terdapat pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dengan siswa.
4. Media pendidikan sebagai alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas.
5. Berdasarkan (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan.
6. Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
7. Karena itu, sebagai tindakan operasional, dalam tulisan ini kita menggunakan pengertian “media pendidikan”
Berdasarkan dari ciri-ciri umum media pendidikan tersebut, Dr. Oemar Hamlik (1994) memberi batasan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik digunakan dalam rangka mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam prose pendidikan dan pengajaran disekolah”.
Dari pengertian media serta batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, terdapat beberapa persamaan diantaranya, bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
B. Media Gambar
Berikut ini akan dipaparkan beberapa uraian berkaitan dengan pemahaman terhadap media gambar yang merupakan salah satu fokus dalam penelitian. Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapat diperoleh dari berbagai sumber, misanya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku. Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies.
Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
C. Pemanfaatan Media Gambar Data Proses Belajar Mengajar
Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM beberapa ahli membekas rambu yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
2. Memilih gambar yang baik dalam pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
c. Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e. Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
f. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.
3. Menggunakan gambar dalam kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.
4. Mengajar siswa membaca gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa membaca gambar:
a. Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
b. Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c. Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya.
d. Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
e. Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar adalah :
- Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
- Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
- Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
- Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
- Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
- Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.
- Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
- Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
D. Prestasi Belajar Biologi
1. Pengertian Prestasi Belajar Biologi
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “pretitie” yang artinya apa yang telah diciptakan atau hasil pekerjaan. Dalam ekonomi perhitungan yang dimaksudkan dengan prestasi adalah produk yang telah dicapai seseorang atau daya kerja seseorang dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan belajar adalah merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang belajar, baik aktual maupun potensial, perubahan-perubahan mana pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang bertahap dalam waktu relatif lama, dimana perubagahn tersebut terjadi karena adanya usaha pada individu yang belajar. (Slameto, 1988).
Jadi prestasi belajar siswa merupakan keberhasilan siswa yang peroleh dari hasil belajarnya. Di dalam kamus berbahasa inggris prestasi belajar diistilahkan dengan : Achievement, learning achievement dan academic achievement. Oleh Norman L. Munn mengartikan achievement adalah present of past level performance dan J.B Carrol mengartikan achievement defined of learn the tesk.
Oleh karena prestasi belajar merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh pelajaran di suatu sekolah, dan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya maka akan dilakukan penilaian atau pengukuran berupa tes.
R.S. Wood Worth dan D.G Muguis dalam Ambo Enre Abdullah (1979) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini tes”. “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan seorang siswa”.
Berdasarkan pengertian prestasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan prestasi belajar Biologi dalam penelitian, adalah kemampuan-kemampuan tentang Biologi yang telah dimiliki oleh siswa-siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar yang bersifat konkretif setelah siswa selesai belajar biologi yang meliputi : ingatan, pemahaman, penerapan, analisa dan sintesis.
2. Faktor yang mempengaruhi PBM dan prestasi belajar Biologi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat ditinjau dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yang berbentuk interaksi timbal balik antar keduanya.
a. Faktor-faktor dari dalam diri siswa
Siswa yang melaksanakan proses belajar, dapat diperiksa hasil-hasilnya melalui perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa. (Abdurrahman, 1993). Hal ini dapat diketahui antara lain dengan membandingkan tingkat penguasaan siswa antara sebelum dan sesudah terjadi proses belajar.
Faktor utama yang terdapat pada diri siswa ialah faktor fisik atau jasmani dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi keadaan jasmani dan panca indera, sedang psikis meliputi, minat, intelegensi, bakat, motif dan sebagainya.
b. Faktor dari luar diri siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa dari ketiga lingkungan belajar yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dimana lingkungan keluarga meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan lingkungan sekolah meliputi; metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa dan sebagainya. Adapun lingkungan masyarakat meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, tempat bergaul, bentuk kehidupan masyarakat dan sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam menyelesaikan suatu masalah atau persoalan dituntut untuk mempunyai cara penyelesaian, demikian pula halnya dengan permasalahan skripsi ini. Penulis akan mempergunakan cara atau metode pendekatan sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kategori penelitian “eksperimental”. Karena untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel lain (terikat) dilakukan manipulasi dalam artian bahwa data yang terambil merupakan hasil perlakuan yang dilakukan pada sampel penelitian.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu; media gambar sebagai variabel indefenden (variabel bebas) yang selanjutnya disebut faktor X, prestasi belajar IPA-Biologi sebagai variabel defendant (variabel terikat) yang selanjutnya disebut faktor Y.
C. Definisi Operasional
Untuk memahami judul skripsi ini, berikut dipaparkan beberapa batasan operasional yang dianggap perlu.
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S. Purwadarminto, 1990).
2. Media gambar adalah alat bantu yang digunakan sebagai penyampai pesan atau informasi terhadap bahan ajar.
3. Prestasi belajar IPA-Biologi adalah pencapaian pengajaran yang diperoleh peserta didik sebagai tujuan pengajaran.
D. Populasi dan Sampel
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan diperlukan obyek penelitian secara keseluruhan yang disebut populasi.
Suharsimi Arikunto (1992: 102) mendefinisikan populasi sebagai berikut: Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seorang meneliti semua elemen yang ada di dalam penelitian, maka penelitiannya disebut atau merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut populasi atau studi sensus.
Populasi juga mengandung arti adalah sekumpulan penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti/ diselidiki disebut populasi atau universum populasi dibatasi sebagai sejumlah atau individu yang paling sedikit sifat yang sama (Hadi: 220).
Berangkat dari pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Inpres Bertingkat Mamajang I Makassar yang berjumlah kurang lebih 315 siswa terdiri 7 kelas (kelas 1 terdiri 2 kelas, sedang kelas 2 – 6 masing-masing 1 kelas).
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas V dan kelas VI yang terambil secara teknik cluster random sampling.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data adalah test. Namun demikian, pedoman wawancara kadangkala digunakan untuk mengetahui tanggapan para guru terhadap metode penggunaan media gambar. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung, baik terhadap kelompok perlakuan maupun terhadap kelompok kontrol.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui tahapan kerja :
1. Persiapan test
Persiapan test dilakukan setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan media gambar telah dilakukan. Kemudian disusunlah soal-soal untuk mengetahui hasil yang diperoleh. Disamping itu, dibuatkan pula pedoman wawancara yang dipersiapkan memperoleh informasi secara langsung dan spontan dari guru maupun siswa.
2. Pelaksanaan test
Dalam pelaksanaan test sedapat mungkin diciptakan kondisi dimana test dapat berlangsung dengan baik. Pengawasan yang ketat dilakukan hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh setiap siswa betul karena pelaku proses belajar mengajar dengan media gambar, bukan dengan buka buku atau menyontek.
3. Wawancara
Dalam penelitian ini, selain menggunakan test tertulis juga digunakan pedoman wawancara yang tujuannya untuk mengetahui efektivitas penggunaan media gambar oleh guru, juga mengetahui jawaban para siswa secara spontan, sehingga data lebih valid dan dapat dipercaya bila dibanding melalui test tertulis yang dapat dispekulasi oleh siswa.
4. Pendataan
Pendataan yang dimaksud adalah pemeriksaan hasil pekerjaan siswa yang disesuaikan dengan kunci jawaban, dimana skor yang diperoleh siswa merupakan gambaran prestasi belajar mereka khususnya pada bidang studi IPA-Biologi.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah terkumpul diolah dengan cara analisis data, dengan menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:
1. Induktif, yaitu suatu cara berpikir dengan jalan memecahkan persoalan dengan berpijak dari hal-hal yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
2. Deduktif, yaitu suatu metode yang digunakan dengan berpedoman pada hal-hal yang bersifat umum, kemudian memperoleh kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Komparatif, yaitu mengadakan perbandingan dengan pokok masalah kemudian menarik kesimpulan.
Disamping menggunakan metode pengolahan data tersebut di atas, data yang telah terkumpul dalam penelitian ini juga diolah secara kuantitatif dan dianalisis dengan teknik analisis varian satu faktor.
Didalam pengujian analisis ini, digunakan statistik chi-kuadrat 1 pihak dengan rumus :
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A.E, Prinsip-Prinsip Layanan dan Bimbingan Belajar, U.Pandang, FIP IKIP, 1985.
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, Cet.VI, U. Pandang, CV. Bintang Selatan, 1993.
Achsin A. Media Pendidikan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, IKIP U. Pandang, 1980.
Ali. M, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, CV. Sinar Baru, 1984.
Arikunti S, Prosedur Penelitian , Jakarta, Rineka Cipta, 1991.
Azwar S, Test Prestasi, Fugsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Yogyakarta Liberary, 1987.
Disastra D.Y, Metode-metode Mengajar, Cet.I, Bandung: Angkasa, 1981.
Hamalik Oemar, Media Pendidikan, Cet.VII, Bandung, PT. Citra Adiyata, 1994.
Munsyi A.K, Pedoman Mengajar, Surabaya: Al-Ihlas, 1981.
Nasution. S, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet.II, Bandung: Sinar Baru, 1980.
Purwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1983.
Rusgan A.T, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet.I, Bandung; Remaja Karya, 1989.
Sadiman AS, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1984.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet.I, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
Sudjana N, Metode Statistika, Edisi VI, Bandung, Tarsito, 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar