Hewan sebagai Pembawa/ Penyebab Penyakit dan Perihal Penyakit yang Asalnya dari Hewan/ Animals as Carrier / Subject Infectious Diseases and Originally from Animals FOR GENERAL MEDICNE

Hewan sebagai Pembawa/ Penyebab Penyakit dan Perihal Penyakit yang Asalnya dari Hewan

 (Sumber: Soerjohardjo, Sadatoen.1986. Ilmu Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas. Bandung:LubukAgung.)

            Penyakit hewan disebut zoonosa. Di antara zoonosa ada beberapa yang perlu dikemukakan karena dapat juga menghinggapi manusia. Penyakit itu ialah: pes, tetanus, penyakit anjing gila (rabies), penyakit Weil Brucellosis, typhus exanthematicus, dan penyakit gigitan tikus.

1) Penyakit Weil. Penyakit ini banyak terdapat di Indonesia, yang menyebabkan adalah sejenis bakteri yang disebut leptospira letero hamorrhagiae.

Gejala-gejala; setelah masa tunas 1-14 hari lamanya, penderita sekonyong-konyong menjadi demam, sakit kepala yang hebat, rasa nyeri pada otot punggung dan anggota gerak, lebih-lebih pada betis. Penderita tampak seperti yang sakit keras. Kulit pada wajah kemerah-merahan, juga selaput bening mata kemerah-merahan. Demam berlangsung beberapa hari lamanya, kemudian suhu tubuh menurun hingga normal beberapa hari lamanya. Lalu suhu tubuh naik lagi untuk beberapa hari. Demikian seterusnya serangan penyakit Weil yang klasik.

            Pada penyakit ini sering kulit menguning. Hal ini disebabkan karena hati terserang pula, membesar dan nyeri pada perabaan.

            Cara penularan: leptospira hidup dalam hewan seperti tikus, kucing, anjing, bagi; hidupnya dalam saluran kencing. Penularan terjadi bila manusia berhubungan langsung atau tidak langsung dengan air kencing hewan yang mengandung leptospira ini.

            Mungkin pula leptospira ini masuk ke dalam air yang oleh manusia digunakan untuk mandi. Leptospira tersebut melalui luka-luka kecil pada kulit (atau mungkin pula melalui kulit yang sehat), dan selaput lendir masuk ke dalam tubuh. Berenang-renang di kolan eranng yang tak dapat dijaga kebersihan airnya (awas tikus) dapat menyebabkan penyakit Weil.

            Pencegahan: menghindari leptospira dengan jalan:

Ø  menjaga kebersihan pada umumnya

Ø  menghalau tikus jauh dari rumah

Ø  mandi dengan air yang tidak mengandung leptospira

Ø  memperhatikan kebersihan hewan peliharaan seperti kucing, anjing, dan lain-lain

pengobatan: bermacam-macam antara alin dengan streptomucin atau dengan auromycin. Kecuali nini juga perawatan dan diet penting artinya: makanan lunak, tidak/ kurang mengadung lemak (karean hati menderita juga), dan lain-lain.

2) Penyakit Krean Gigitan Tikus (SODOKU)

            Sebab-sebab: penyakit ini terdapat di Indonesia, disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut spirillum minus. Penyakitnya disebut penyakit gigitan tikus, karena pada umumnya penyakit ini disebabkan setelah manusia digigit tikus. Benih penyakit melalui luka gigitan masuk ke dalam tubuh manusia itu. Ternyata tidak hanya gigitan tikus saja, tetapi gigitan anjing, kucing atau tupai pun dapat menyebabkan penyakit ini.

            Gejala-gejala: setelah masa tunas 5-10 hari sekonyong-konyong penderita deman, sering didahului dengan menggigil. Sakit kepala yang keras, rasa nyeri di otot. Demam ini sampai beberapa hari lamanya, kemudian suhu tubuh menjadi normal kembali. Beberapa hari kemudian demam kembali lagi untuk beberapa hari lamanya. Begitulah seterusnya sampai berkali-kali.

            Gejala yang khas pada tiap serangan demam ialah timbulnhya becak kemerah-merahan pada kulit di punggung, kadang-kadang di lengan dan tungkai.

            Cara penularan: karena gigitan tikus, mungkin pula karena gigitan hewan lain seperti anjing, tupai yang mengundang benih penyakit tersebut dalam tubuhnya.

Pencegahan:

Ø  menjaga kebersihan dalam rumah

Ø  menghindari gigitan hewan

Ø  pemeliharaan hewan harus dapat menjaga kesehatan hewan pemeliharaannya (membawa hewan pada waktu tertentu ke dokter hewan, dan lain-lain)

Pengobatan: suntikan dengan preparat Arseen, Birmuth atau Antimon dapat menolong dengan hasil yang memuaskan.

3) Typhus Exanthematicus. Penyakit ini banyak jenisnya. Yang bersifat epidemis tidak terdapat di Indonesia; yang endemis ada, yakni disebut shopthypus dan scrubtyphus.

            Disebut shoptyphus karena penularan sering terjadi di toko tempat menjual bahan makanan, dimana banyak berkumpul tikus-tikus. (shop: toko)

            Disebut scrubtyphus karena penularannya sering terjadinya ditempat belukar (scrub: belukar)

            Gejala kedua penyakit ini boleh dibilang sama, hanya gejala kulit pada scrubtyphus sering lebih tampak

Shoptyphus

            Penyebab shotpypus adalah: sejenis rickettsia yang disebut Rickettsia mooseri. Benih ini hidup dalam tubuh tikus (sebagai reservoir), sedangkan yang menyiarkan ke manusia adalah kutu-kutu.

            Gejala: hampir menyerupai typhus biasa (typhus abdominalis). Setelah masa tunas 1-2 minggu lamanya, penderita sekonyong-konyong demam, sering didahului dengan menggigil. Demam ini dapat terus naik sampai 40 derajat Celcius atau lebih. Setelah kurang lebih 7-10 hari tubuh akan menurun hingga normal.

            Gejala sakit kepala merupakan gejala yang penting, lebih di daerah dahi, ubun-ubun dan belakang biji mata. Pada kurang lebih akhir minggu pertama timbul bercak-bercak merah pada kulit. Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit ini sedikit.

            Penularan: disebabkan oleh tinja kutu-kutu tikus yang mengadung Rickettsia mooseri. Rasa gatal-gatal pada kulit digaruk-garuk. Melalui luka kecil di kulit ini benih masuk ke dalam tubuh. Cara infeksi lain adalah melalui makanan yang kena kencing tikus yang mengandung rikcettsia tersebut.

            Pencegahan: ditujukan terhadap pemberantasan tikus pada kutunya. Pengobatan: dengan cloromycetin, aureomycin, dan lain-lain.

4) Brucellosis

            Sebab penyakit: penyakit ini banyak menyerang hewan ternak. Benih penyakitnya, yakni: suatu bakteri yang disebut brucella abortus, hidup dalam rahim hewan ternak dan kelenjar susunya.

            Susu yang mengadnung brucella yang masih hidup ini dapat menimbulkan penyakit tersebut.

            Gejala pada manusia. Setelah masa tunas 10-14 hari, penderita sekonyong-konyong demam, kadang-kadang didahului dengan menggigil. Deman lamanya 10-14 hari, kemudian suhu turun kembali sampai beberapa hari. Maka timbul lagi serangan demam untuk kedua kalinya, dan begitulah seterusnya.

            Sakit kepala yang keras, rasa lelah, nyeri pada otot dan sendi adalah gejala yang umum terdapat pada Brucellosis.

            Yang banyak diserang penyakit ini adalah orang yang banyak bergaul dengan hewan ternak, yang bekerja pada pejagalan, dan lain-lain.

            Cara infeksi: minum susu ternak yang mengadung brucella yang masih hidup. (masalkah dahulu sebelum di minum).

            Berhubungan langsung atau berhubungan tidak langsung dengan benda yang mengandung brucella.

            Menghirup titik cairan yang mengandung brucella (di penjagalan).

            Penjagaan: mereka yang tidak bergaul dengan hewan ternak sedikit sekali ada kemungkinan kejangkitan penyakit ini. Perhatikan syarat hygiene. Pengobatan: streptomycin dapat menolong baik sekali.

5) Penyakit yang ditularkan oleh Serangga

            Serangan mempunyai peranan penting dalam penyebaran penyakit. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian istimewa dalam hal pembasmian.

            Penyakit yang dapat disebarkan olehnya adalah: malaria, penyakit demam kuning (yellow fever), dengue, filariasis, thyphus, dysentrie, cholera, paratyphus A, B, dan C, penyakit cacing, dan lain-lain. Penyakit demam kuning atau yellow fever terdapat di Indonesia. Dengue banyak terdapat di Indonesia.

6) Dengue

            Sebab: penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus.

            Gejala: setelah masa tunas 5-8 hari, penderita sekonyong-konyong mendapat serangan deman, rasa nyeri di tulang belakang dan anggota gerak, lebih-lebih ditungkai. Kulit agak kemerah-merahan dan timbul bercak merah. Otot terasa nyeri bila ditekan. Penyakit ini berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini maka penyakit Dengue sering disebut juga demam lima hari.

            Penularan: disebarkan dari satu oang ke orang lain orang dengan perantara sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

            Penjagaan: tindakan seperti pada penyakit malaria.

            Pengobatan: obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini tidak ada. Yang diberikan pada penderita ialah obat yang symtomatis. Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali orang yang meninggal karena penyakit ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar