Makalah Perubahan Sosial

PENDAHULUAN

Kita semua menyadari perubahan itu merupan konsekuensi dari kehidupan umat manusia yang terus menerus mendapatkan pengaruh internal maupun eksternal terhadap tata kehidupan dalam masyarakat kita. Sehingga tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti dari perubahan. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita melakukan rencana perubahan yang sebaik-baiknya untuk mengkondisikan masyarakat pada masa yang akan datang lebih baik dari kondisi yang sekarang.

Perubahan itu sendiri akan mampu mengantarkan manusia kepada hakekat kehidupannya yang dicita-citakan yaitu tercapainya suatu suasana kehidupan yang damai, sejahtera, serasi dan dalam istilah agama disebut dengan bahagia. Ditinjau dari sudut agama bahwa perubahan itu adalah sangat penting untuk dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan tarap kehidupannya maupun untuk mengembangkan masyarakat pada tahap yang lebih baik dan ini juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya untuk melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah yang merupakan perubahan arah perjuangan untuk mencapai kemajuan dalam pengembangan dakwah islam. Didalam al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11 Allah juga telah mensinyalir bahawa melakukan perubahan kepada yang lebih baik itu adalah sangat penting untuk dilakukan. Makalah ini akan membahas perubahan social meliputi pendahuluan, pengertian perubahan social, teori-teori perubahan social, sebab-sebab terjadinya perubahan sosial, perubahan dan pembangunan, perubahan social terencana dalam kontek komuniakasi islam, 

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran.[1] Dengan demikian perubahan adalah sebuah proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, karena mengalami perubahan atau pertukaran. William F.Ogburn memberi batasan terhadap makna perubahan social hanya pada unsure-unsur kebudayaan.[2]Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan social adalah perubahan dalam struktur masyarakat. Misalnya dengan timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan antara buruh dan majikan, selanjutnya perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan politik.[3]

Perubahan memiliki aspek yang luas, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan nilai, norma, tingkah laku, organisasi social, lapisan social, kekuasaan, wewenang dan intraksi social. Menurut Koenjaraningrat perubahan social itu sendiri mencakup nilai-nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian masayarakat adalah kelompok social yang mendiami suatu tempat. Istilah social itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan masyarakat.[4]

Perubahan adalah proses social yang dialami oleh masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan system social, dimana semua tingkatan kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan system social lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan system social baru.[5] Sebagaimana telah diaungkapkan diatas perubahan itu adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran, maka perubahan itu sendiri terjadi membutuhkan sebuah proses sehingga akan mengakibatkan terjadinya perubahan social. Dengan demikian perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekaran berbeda dengan keadaan sebelunya.


B. Teori-Teori Perubahan Sosial

Masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada yang menganggap bahwa perubahan tersebut tak ubahnya sebuah siklus yang selalu berputar dan tidak ada akhirnya. Adapula yang beranggapan bahwa suatu perubahan pasti mengacu pada kondisi yang lebih baik. Ada pula yang beranggapab bahwa tidak mungkin terjadi perubahan jika tidak ada pemicu, seperti sebuah hubungan yang timbale balik. Berikut ini adalah beberapa pandangan atau perspektif perubahan social yang dikemukakan oleh para ahli sebagai beriku :

1. Teori Sosiohistoris

Teori ini menempatkan variable latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai factor penting terjadinya perubahan. Perspektif ini melihat dua dimensi yang saling berbeda asumsi antara lain ;
Perubahan sebagai siklus; Perubahan sebagai perkembangan.

Perubahan sebagai siklus akan sulit diketahui ujung pangkal perubahannya. Asumsi ini memandang sejarah sebagai siklus yang tak berujung. Ibnu Khaldun adalah salah satu pendukung teori sosiohistoris, yang mengemukakan perubahan, sebagai suatu siklus yang memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar social budaya yang berbeda. Model perubahan social seperti ini biasanya dianut oleh masyarakat di kawasan Timur, terutama Cina. Sementara Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Emile Durkheim adalah penganut perspektif yang melihat perubahan sebagai perkembangan. Setiap masyarakat lambat laun pasti berubah kearah yang lebih maju, kompleks dan modern.

2. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori ini melihat perubahan social sebagai dinamika adaptif menuju keseimbangan baru, akibat dari perubahan lingkungan eksternal.

3. Teori-teori Psikologi Sosial

Teori ini memadang perubahan social, sebagai akibat dari peran actor individual untuk berkereasi dan berkembang.

4. Teori Konflik

Dalam teori konflik dijelaskan bagaimana perubahan social biasa diakibatkan dari adanya proses social yang disosiatif dalam masyarakat. Teori konflik berbicara secara terang-terangan banyak perubahan masyarakat. Tokoh sentral konflik ini adalah Karl Marx yang mendasarkan diri pada asumsi yang mengisyaratkan adanya kontradiksi sebagai substansi segala sesuatu, baik alam maupun manusia, sekaligus fakta sentral segala sesuatu. Strauss mengatakan konflik dan kontradiksi yang merupakan proses tawar menawar antara beberapa kekuatan untuk menuju tertib social dan setiap masyarakat akan selalu mengalami proses tersebut.

Jadi, agar manusia dapat bertahan dengan segalam perubahan yang terjadi baik didalam diri mereka maupun perubahan yang terjadi dilikungkungan mereka, keempat fungsi tersebut haruslah dapat dilaksanakan. Dan ini tidak hanya berlaku bagi manusia sebagai individu, tetapi juga berlaku bagi manusia sebagai kelompok social. Melakukan tindakan yang nyata baik tindakan secara individual maupun tindakan social merupakan kunci utam untuk berfungsinya keempat hal di atas. Jika keberfungsian terjadi, maka segala perubahan yang terjadi dapat dijalani sebagai hal yang wajar dan sebagai proses yang alami yang justru akan menyehatkan masyarakat manusia itu sendiri.


B.Sebab-Sebab terjadinya Perubahan Sosial

Proses perubahan masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola prilaku kehidupan dari seluruh norma-norma social yang baru secara seimbang, berkemajuan dan berkesinambungan. Polo-pola kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang dan tidak relevan lagi akan diganti dengan pola-pola kehidupan baru yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang.[6] Pendapat lain mengatakan bahwa perubahan itu juga terjadi dalam suatu masyarakat dapat disebabkan oleh terganggunya keseimbangan atau tidak adanya sinkronisasi, terganggunya keseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya ketegangan-ketegangan dalam tubuh manusia, disamping itu juga adanya ketidak puasan suatu masyarakat terhadap kondisi budaya yang ada.

Disisi lain yang dominant dalam perubahan itu sendiri, tidak boleh dipungkiri karena adanya penemuan baru (invention), pertumbuhan penduduk yang semakin banyak dan kebudayaan (culture).[7] Aspirasi seorang individu atau kelompok dalam melaksanakan perubahan social sangat dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi dari setiap tekhnologi yang baru muncul, atau nampak ditengah-tengah masyarakat, baik tekhnologi yang berasal dari dalam (intern) maupun luar (ekstren) negeri. Fenomena ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya inovasi bagi kemajuan dan perubahan dalam suatu masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat dijadikan sebagai bagian dari peradaban masyarakat.

Berkaitan dengan hal ini O.P.Darma dan O.P.Bhatnagar mencatat setidaknya ada empat factor yang merangsang perubahan pada manusia yaitu :
  • Manusia secara terus menerus berupaya untuk memodifikasi sumber daya alam dalam bentuk pemecahan maslah.
  • Upaya tersebut dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, melengkapi dan menyempurnakan perubahan yang secara berkelanjutan tercipta dalam lingkungan manusia.
  • Proses kompetitif untuk membandingkan kemampuan seseorang dengan orang lain sangat ditentukan oleh daya dorong mengatasi inovasi.
  • Dalam hal disorganisasi yang sangat menyedihkan adalah kebiasaan masyarakat biasanya sangat sedikit dalam bekerja pada lingkungan yang baru sebagai suatu rangsangan untuk melakukan perubahan.[8]
Berdasarkan ulasan para tokoh tersebut, maka sebuah perubahan yang bersifat komperhensif membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut. Yang tak kalah pentingnya sejauh manakah rangsangat itu dapat membawa dampak, baik secara positif maupun negative, hal ini dimaklumi otomatis rangsangan itu akan cepat diterima apabila membawa keuntungan bagi penerima perubahan itu sendiri.

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan itu pada masyarakat diantaranya adalah :
  • Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
  • Kemajuan komunikasi dan transformasi
  • Urbanisasi yang dialami masyarakat
  • Bertambahnya harapan dan tuntutan masyarakat.[9]

C. Perubahan dan Pembangunan

Masyarakat yang telah berkembang (maju) banyak mengalami perubahan –perubahan baik dalam bidang ekonomi, politik social dan lainnya, hal ini dialami oleh masyarakat. Perubahan yang terjadi merupakan pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan transformasi yang dijadikan landasan untuk mengembangkan pembangunan dalam segala bidang. Perubahan yang riil terjadi akan mewujudkan kehidupan modern bagi masyarakat. Din Samsuddin mengatakan bawa salah satu bentuk perubahan social yang sering menjadi perbincangan di Negara yang sedang berkembang adalah perubahan dihasilkan oleh pembangunan (modernisasi). Pembangunan adalah merupakan sebuah proses peralihan dari kehidupan lama tradisional kepada kehidupan yang maju (modern).[10]

Rogers sebagaimana dikutif oleh Zulkarimin mengartikan modernisasi pembangunan adalah merupakan proses terjadinya pada level atau tingkatan-tingkatan system social, sedangkan modernisasi menunjukkan pada proses yang terjadi pada individu, oleh karena itu perubahan yang dialami adalah seluruh lapisan masyarakat.[11]

Setiap siapa saja yang mempelopori pergerakan dan merencanakan perubahan social itu dapat dikategorikan agen perubahan. Agen Perubahan adalah seseorang yang membantu terlaksananya perubahan social atau enovasi yang yang berencana. Adapun peran agen perubahan dalam proses pembangunan masyarakat menurut O.Gorman sebagaimana dikutip oleh Zulkarimen Nasution adalah :
  • Mengidentifikasikan tujuan dan permasalahan
  • Melakukan identifikasi pemanfaatan dari sumber-sumber kepemimpinan dan organisasi
  • Penetapan prioritas, rencana dan evaluasi.[12]
Kemajuan yang dialami oleh suatu daerah dalam segala bidangnya pada saat ini tidak terlepas dari peran agen perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah sebagai bentuk dari pembangunan yang sedang dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan akan terlaksana apabila, pembangunan itu sendiri dilakukan dengan perubahan terencana, dengan meninjau elemen-elemen mana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan itu sendiri.


D. Perubahan Sosial Terencana dalam kontek Komunikasi Islam

Islam sebagai agama yang bersifat universal dimana segala ajaran yang ada didalamnya tidak akan pernah mengalami istilah usang atau ketinggalan (pasif), akan tetapi sebaliknya yaitu ajaran islam akan selalu mampu menyesuaikan diri dengan segalam kemajuan zaman, artinya ajarannya akan selalu relevan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di zaman modern. Disamping itu juga bahwa ajaran ini akan selalu mampu memberikan jawaban-jawaban tentang segala bentuk problem (permasalahan) hidup yang dialami oleh manusia, hal ini diketahui bahwa ajaran islam adalah bersifat absolute (murni) yang mengandung ajaran wahyu dan akal, yang dikenal dengan dalil aqli dan naqli.

Dalam ajaran islam diperintahkan untuk mengembangkan komunikasi baik dengan khaliknya (hablumminallah) maupun sesama manusia sendiri (hablumminannas) tujuan menjalin komunikasi ini semata-mata untuk memenuhi kebituhan manusia itu sendiri, dimana setiap manusia menginginkan kebahagiaan baik dunia dan akhirat. Untuk memperoleh hal tersebut tentunya setiap manusia baik secara individu maupun kelompok berkepribadian yang islami. Untuk mengubah prilaku seseorang dalam kehidupan social membutuhkan sebuah perencanaan komunikasi yang efektif dan langkah-langkah yang matang dalam ajaran islam dikenal dengan dakwah. Orang yang melakukan dakwah juga dapat dikategorikan agen perubahan social terencana, berkaitan dengan hal ini Abd Rosyad Shaleh mengemukakan beberapa langkah dalam mengadakan dakwah yaitu :
  • Memperkirakan dan memperhitungkan masa depan
  • Menentukan dan merumuskan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah
  • Menetapkan tindakan-tindakan dan prioritas dakwah
  • Menetapkan metode yang tepat
  • Menetapkan dan menjadwalkan waktu pelaksanaan
  • Menetapkan lokasi
  • Menetapkan biaya dan fasilitas serta hal-hal lain yang dianggap perlu.[13]
Jadi peran komunikasi islam dalam perubahan social masyarakat merupakan hal yang signifikan karena dalam menjalankan peranannya selalu mengutamakan ajaran islam. Agama dapat diposisikan pada tiga tempat, yaitu: pertama memainkan peran dalam memberikan sprit dan inspirasi bagi proses perubahan kepada hal yang positif. Kedua memberikan norma dan batasan-batasan dalam mengadakan perubahan social. Ketiga memberikan penghargaan kepada agen perubahan itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
  • Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, TK.Bica Cipta, 1979
  • Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus
  • Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: fajarinterpratama Offset, 2006
  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995
  • Dahana O.P. dan Bhatnagar P.P. Education And Comunication For Defelopmen, New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co, 1980
  • Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosial Budaya,: Kajian Islam tentang Perubahan masyarakat, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983
  • Nasution, Zulkarimein, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya (ed revisi), Jakarta: Logos, 2000
  • Ogburn William F., Social Chang, New York: Viking Press, 1
  • Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan PenerbitUniversitas Indonesia, 1974
  • Samsuddin, M.Din, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani,Jakarta: Logos, 2000
  • Shaleh, Abd.Rasyad, Managemen Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1993
_______________________
[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.1984.
[2] William F.Ogburn, Social Change, (New York: Viking Press, 1982),h.7
[3] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1974),h.217
[4] Sidi Gazalba, Islam dan Perubahan Sosial Budaya: Kajian Islam tentang Perubahan Masyarakat,(Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983),h. 15
[5] Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradikma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006),h.92
[6] Abdul syani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h.88
[7] Asrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (TK.Bica Cupta, 1979),h.178
[8] O.P.Dahana dan O.P.Bhatnagar, Education And Comunication For Defelopment, (New Delhi: Oxfor & IBH Publishing Co, 1980), h. 308-309
[9] Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (TK.Bica ipta, 1979), h.178
[10] M.Din Samsuddin, Etika Agama dalam membangun masyarakat madani, (Jakarta: Logos, 2000), h.213
[11] Zulkarimein Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan teori dan penerapannya (ed revisi), Jakarta: Raja Garafindo Persada, 1995),h. 66
[12] Ibid, h.129
[13] Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar