(KODE : PEND-AIS-0083) : SKRIPSI METODE INTERNALISASI NILAI AKHLAK MELALUI MAPEL AL-QURAN HADITS DI MTS X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan Islam, yaitu melalui internalisasi nilai-nilai Islam, salah satunya nilai akhlak. Pendidik dalam proses pendidikan Islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah mated yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia hams menguasai berbagai metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi nilai-nilai Islam, yang salah satunya nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan Islam tidak sama dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.
Di dalam menginternalisasikan suatu nilai-nilai Islam, yaitu nilai akhlak penting sekali adanya metode, karena metode adalah salah satu aspek penting yang memiliki pengaruh dalam pencapaian suatu tujuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali Qaimi di dalam bukunya, yaitu : "Metode adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan".
Meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia merupakan ranah pendidikan Agama dan Keagamaan yang seyogyanya dirumuskan melalui pendekatan yang komprehensif, sehingga mampu menjelaskan realitas keagamaan yang sebenarnya. Hal tersebut sebagai landasan pengembangan cara, proses pengembangan dan mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan pembelajaran merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional. Tujuan setelah proses pembelajaran adalah sistem nilai yang harus tampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian siswa. Oleh karena itu, metodologi pendidikan diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan yang mengarahkan pengembangan seseorang, khususnya proses belajar. Mengajar yaitu salah satunya untuk menginternalisasikan nilai akhlak. Melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits tersebut dapat dilakukan dengan keteladanan, pembiasaan, nasihat, perhatian, dan dengan hukuman.
Atas dasar tersebut, maka metode pendidikan harus didasarkan dan disesuaikan dengan :
1. Pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dalam lingkungan.
2. Karakteristik masyarakat madani, yaitu manusia yang bebas dari ketakutan, berekspresi dan bebas untuk menentukan arah kehidupannya,
3. Competency, yaitu peserta didik akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan dan penerapannya sesuai dengan kriteria/tujuan pembelajaran. Proses belajar diorientasikan pada pengembangan kepribadian yang optimal dan didasarkan pada nilai-nilai ilahiah.
Di dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadits prinsip ini menuntut peserta didik untuk diberi kesempatan secara aktif dalam merealisasikan dan menginternalisasikan segala potensi bawaan kea rah tujuan yang diinginkan, yaitu manusia muslim yang berkualitas, inovatif, kerja keras, sportifitas, kesiapan bersaing dan sekaligus bekerja sama serta memiliki disiplin diri.
Dengan demikian pendidikan Islam akan mampu memproduk peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, bebas dari ketakutan, mandiri, bebas berekspresi, inovatif dan bebas untuk menentukan arah kehidupannya. Pendidikan Islam merupakan pendidikan nilai karena lebih banyak menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan yang hendak ditanamkan atau ditumbuhkembangkan ke dalam diri peserta didik sehingga dapat melekat pada dirinya dan menjadi kepribadiannya. (Muhaimin : 159).
Internalisasi adalah upaya menghayati dan mendalami nilai, agar nilai tersebut tertanam dalam diri setiap manusia. Karena pendidikan Islam berorientasi pada pendidikan nilai sebagai perlu adanya proses internalisasi tersebut. Pertumbuhan itu terjadi ketika siswa menyadari suatu "Nilai" yang terkandung di dalam pengajaran agama dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu "Sistem nilai akhlak" sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku, dan perbuatan moralnya dalam menjalani kehidupan ini.
Oleh karena itu, untuk mengadakan interaksi, manusia menciptakan aturan-aturan dan nilai-nilai tertentu. Aturan dan nilai tertentu dapat berbentuk tata tertib, etika, adap dan aturan perundang-undangan. Semua yang dihasilkan manusia dalam aturan ini hanya berlaku untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkungi manusia tersebut. Sumber nilai umat Islam hanya digunakan sepanjang tidak menyimpang dari nilai yang bersumber dari nilai ilahi, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah sebagaimana tersebut dalam firman Allah QS. Al-Hasyr [59] : 7 :
Artinya : "Dan apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya ".
Kelebihan Al-Qur'an diantaranya terletak pada metode yang menakjubkan dan unik, sehingga dalam konsep pendidikan yang tergantung di dalamnya. Al-Qur'an mengawali konsep pendidikan dari hal yang sifatnya konkrit menuju hal yang abstrak. Setelah Al-Qur'an yang menjadi sumber nilai dalam agama Islam maka yang kedua adalah As-sunnah. Pada hakikatnya keberadaan As-Sunnah ditujukan untuk mewujudkan suatu sasaran, yaitu : menjelaskan apa yang terdapat dalam Al-Qur'an. Tujuan ini diisyaratkan dalam firmannya QS. An-Nahl [16] :
Artinya : "Dan Kami turunkan kepadamu Adzkr (Al-Qur'an kepadamu agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan agar mereka memikirkan".
Dengan demikian jelaslah bahwa kedua sumber tersebut merupakan sumber nilai yang mutlak yang harus dianut oleh manusia agar tercapai hidup yang dijalaninya tidak dalam kesesatan dan jauh dari ridla Allah. Untuk itulah perlu adanya internalisasi nilai-nilai Islam salah satunya nilai akhlak. Dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam khususnya nilai akhlak harus memperhatikan metode-metode apa yang digunakan. Pada hakikatnya suatu metode tidak ada yang paling tepat, kecuali dengan menyesuaikan dengan mated apa yang akan diberikan. Internalisasi nilai-nilai luhur tersebut selain diemban oleh orang tua yang paling dominan di keluarga. Maka juga harus dilaksanakan oleh para guru yang berada di lingkungan penduduk.
Pentingnya akhlak dalam Islam adalah nomor dua setelah iman. Seseorang tidaklah dikatakan beriman kepada Allah kecuali ia berakhlak mulia. Sebab tanda iman yang paling utama terletak pada akhlak yang mulia, dan di antara nifak yang paling menonjol adalah akhlak yang buruk. Persoalan akhlak ini harus mendapatkan perhatian utama dalam diri umat islam. Karena Rasulullah sendiri adalah orang yang memiliki moral dan akhlak yang tinggi.
Pendidikan agama Islam menyangkut manusia seutuhnya, ia tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan agama, atau mengembangkan intelek anak saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentimen) agama saja, akan tetapi ia menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari latihan-latihan (amaliah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri.
Oleh karena itu, latar belakang yang tersebut di atas memberikan inspirasi bagi penulis dalam penyusunan skripsi yang diberi judul : METODE INTERNALISASI NILAI AKHLAK MELALUI MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MADRASAH TSANAWIYAH X.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Internalisasi nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Tsanawiyah X ?
2. Metode apakah yang digunakan guru untuk menginternalisasikan nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Tsanawiyah X?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan formulasi di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Mengetahui pelaksanaan Internalisasi nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Tsanawiyah X.
2. Mengetahui dan memahami metode apakah yang digunakan guru untuk menginternalisasikan nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Tsanawiyah X.
Manfaat penelitian, yaitu :
1. Manfaat bagi Instansi :
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada.
2. Obyek Penelitian
Sebagai bahan informasi dan konstitusi pemikiran bagi lembaga terkait dalam melaksanakan internalisasi nilai akhlak melalui mata pelajaran Al-Qur'an Hadits khususnya dan dalam pembelajaran pelajaran yang lain.
3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
a. Sebagai sumbangan pemikiran dan diharapkan mampu memberikan ruangan dan wahana baru bagi pengembangan ilmu khususnya internalisasi nilai-nilai Islam, yaitu nilai akhlak di masa yang akan datang.
b. Sebagai kajian tentang nilai akhlak yang bermaksud memberikan sumbangan pemikiran terhadap dunia pendidikan terutama pendidikan Islam yang dikaitkan dengan upaya mengembalikan nilai-nilai religius dan nilai-nilai luhur bangsa, yang pada hari ini telah banyak tergantikan atau bahkan ditinggalkan oleh masyarakat.
4. Bagi Peneliti
a. penelitian ini selain sebagai perluasan dalam pemikiran, juga sebagai pengalaman.
b. Memberikan bekal-bekal pengertian tentang pedoman keyakinan hidup manusia di dalam mengarungi samudra dan gelombang hidup.
c. Diharapkan mempunyai arti kemasyarakatan khususnya bagi umat Islam.
D. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional
1. "Metode" adalah cara atau jalan yang hams ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
2. "internalisasi" diartikan sebagai suatu proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya, agar ego menguasai secara mendalam suatu nilai serta menghayatinya sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan standar yang diharapkan.
3. "Nilai Akhlak" merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang terwujud dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani. Nilai-nilai keislaman merupakan tingkatan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan kamil). "Akhlak" adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
4. "Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits" adalah unsure mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qur'an Hadits sebagai sumber ajaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar