Musik Tradisional di Indonesia/ Traditional Music of Indonesia FOR JUNIOR HIGH SCHOOL MUSIC


Musik Tradisional di Indonesia

(Sumber: Purnomo,Wahyu.2010.TerampilBermusik.Jakarta:WangsaJatraLestari.)

A) Pengertian Musik Tradisional Nusantara. Music tradisional adalah music yang berkembang di seluruh wilayah kepulauan dan merupakan kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Music ini tersebar hambpir di seluruh pelosok negeri dan setiap daerah mempunyai ciri khas yang berbeda. Musik Nusantara lahir, tumbuh, dan berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Music Nusantara juga mengalami pasang surut seirama dengan budaya setempat. Psang surut music ini dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:

1) Musik Tradisional Nusantara tumbuh dan berkembang di daerah setempat sehingga bahasa yang digunakan juga berasal dari daerah tersebut. Oleh karena itu, orang luar daerah kesulitan untuk memahami isi syairnya.

2)Daerah lain merasa tidak memiliki music Nusantara, melainkan music tersebut hanya dimiliki masyarakat daerah setempat.

3) Musik Nusantara berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks social budaya setempat.

                Penyebab music Nusantara di Indonesia tidak merata karena masyarakat setempat kurang mendukung atau merespon music yang ada. Akibatnya, music darah kurang popular di berbagai wilayah kepulauan.

B) Jenis Musik Tradisional Nusantara dan Keunikannya.

1)Musik Nusantara Daerah Nanggro Aceh Darussalam. Aceh disebut juga “Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jika music daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat music yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah Islam yang masuk ke Aceh. Jenis alat music yang digunakan sebagaian berbentuk rebana (terbang) dengan berbagai ukuran, di antaranya canangtring, rebana, gambus, marwas, harubab, gendang (gedumba) serta seruling (bangsi atau serunai). Fungsi alat music seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat music yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu Aceh contohnya: Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.

2) Musik Nusantara Daerah Sumatera Utara. Music daerah Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh music gereja. Music daerah ini ada dua macam, yaitu:

a) Tata Ganing atau Gondang. Alat music ini menggunakan tangga nada diatonic. Alat music yang digunakan adalah sebagai berikut:

(1) Gerantung yaitu alat music pukul semacam gambang;

(2) Tanggelong atau nungneng yaitu alat music yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkannya dengan cara dipukul pada suatu benda.

(3)Suling dengan berbagai macam nama, seperti salodap, salonat, sordam, dan tarafait.

(4) Gong,

(5)Arbab, hasapi, hapetan dan kulcapi.

Lagu-lagu yang terkenal, diantaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.

b) Gondang. Gondang adalah music berbentuk ensambel gendang (drum ensamble) yang merupakan ciri music di daerah ini. Ensambel yang dimaksud adalah ensambel music orang Mandailing, subetnis Batak yang mempunyai daerah paling luas di sebelah selatan Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat. Alat music yang dipakai dalam ensambel gordang sambilan terdiri atas:

(1)Sembilan buah besar (gondang) yang memiliki perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya;

(2)sekelompok gong berukuran kecil sampai dengan ukuran besar;

(3) sepasang simbal.

3) Musik Nusantara Daerah Nias. Music daerah Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis music ini sekarang sukar ditemukan di daerah ini. Jenis alat musiknya, antara lain adalah sebagai berikut:

a) Gong dengan berbagai ukuran. Gong ukuran besar disebut Gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau saraina.

b) lagiya adalah semacam rebab.

c)Koko adalah semacam celempung atau kecapi.

d)Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera,cucu, fodrahi, dan tabunara.

e)Garfutala adalah bambu yang disebut drudirana.

f)Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.


4) Musik Nusantara Daerah Sumatera Barat (Minangkabau). Music daerah Minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Alat music talempong sudah lama dikenal. Bahkan, alat ini menunjukkan identitas daerah setempat. Memainkan alat music talempong dapat dilakukan dua cara.

Cara pertama, yaitu talempong diletakkan di atas standar yang tersusun rapi serta berukuran rendah sehingga dapat dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar. Talempong jenis ini disebut talempong duduk. Zaman dahulu, talempong duduk selalu berada di setiap rumah gadang (rumah adat) yang dimainkan oleh anak gadis sebagai pengisi waktu senggang. Akan tetapi, sekarang talempong duduk sudah jarang ditemukan. Talempong duduk hanya terdapat di daerah pinggiran, seperti desa sekitar TalangMaun, Kabupaten LimaPuluhKota.

Cara kedua disebut dengan istilah talempong pacik yang dimainkan dengan dijinjing ibu jari. Talempong ini bisa dimainkan sambil duduk, berdiri, atau sambil berjalan. Pada umumnya yang memainkan alat music ini adalah kaum pria baik tua maupun muda.
Jenis alat music yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Alat music tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, puput batangPadi, puputTanduk, dan suling.

b)alat music perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong atau canaung.

c) Alat music Barat sebagai music pendukung, di antaranya gitar, terompet, dan biola.

                Di daerah Minangkabau, music talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek moyang. Tema lagunya diangkat dari peri kehidupan masyarakat. Music talempong sebagai seni tradisi memiliki dua macam tangga nada yang dinotasikan, yaitu: 5-6-1-2-3 dan 1-2-3-4-5.

5) Musik Daerah Jakarta (Betawi). Music Nusantara Betawi yaitu gambang kromong, gamelan ajeng, marawis, keroncong tugu, dan tajidor.

a) Gambang Kromong. Gambang Kromong adalah music khas Betawi (orang asli Jakarta) yang memadukan alat music gamelan dengan alat music Barat, yaitu Cina. Music gambang kromong hampir tidak pernah absen dalam berbagai kesempatan pertunjukan, terutama pada acara budaya yang bernuansa Betawi dan festival. Jenis music ini merupakan pembaharuan yang harmonis antara pribumi dan Cina. Hal ini tampak sekali pada alat music yang digunakan. Alat musiknya antara lain:

(1) Gambang yaitu alat musik yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah. Alat music terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda.

(2) TehYan yaitu semacam rebab berukuran kecil berasal dari Cina.

(3)Kong An Yan yaitu semacam rebab berukuran sedang berasal dari Cina.

(4) Kemong yaitu semacam gong kecil yang berasal dari Jawa dan Sunda.

(5) Kromong yaitu alat music dari gamelan Jawa dan Sunda yang terdiri atas 10 buah sumber suara berbentuk seperti mangkuk.

(6) Kecrek yaitu beberapa bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk dipukul sehingga berbunyi crek-crek. Fungsinya untuk memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seprang pemimpin music.

(7)Shu Kong yaitu semacam rebab berukuran besar dari Cina.

(8) Gendang yaitu semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali yang fungsinya untuk memainkan irama.

b)Tajidor. Tajidor adalah sejenis orkes rakyat Betawi yang menggunkan alat music Barat, terutama alat music tiup. Orkes ini muncul pada abad ke-18. Valckenier seorang gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu mempunyai rombongan yang terdiri dari 15 orang pemain alat music tiup, pemain gamelan, pesuling Cina, dan pemain tambur dari Turki. Saat itu, orkes pimpinannya disebut Slaven. Slaven adalah orkes yang menjadi cikal bakal music tanjidor. Pada umumnya, alat music pada tanjidor, antara lain alat music tiup (cornet a piston), trombon, tenor, clarinet, bas, dan dilengkapi dengan alat music membran yang disebut tambur atau gendering. Music ini biasanya untuk mengiringi pawai atau arak-arakan pengantin. Lagu yang bisa dimainkan seperti Jali-Jali, Surilang, CenteManis, dan MerpatiPutih.

C) Gamelan Ajeng. Gamelan Ajeng diperkirakan berasal dari Pasundan, kemudian masuk tersebut berkembang di wilayah budaya Betawi. Akibatnya, gamelan ajeng ini berbeda dengan gamelan ajeng Sunda. Perbedaannya terletak pada reportoar.
                Gamelan ajeng selain mendapat pengaruh Sunda, juga mendapat pengaruh Bali. Pada awalnya, gamelan ini bersifat sebagai music upacara. Namun dalam perkembangannya, gamelan ajeng bisa digunakan untuk mengiringi tarian yang disebut tari Balenggo Ajeng atau tari TopengGong sebagai pengiring wayang kulit atau wayang orang Betawi serta acara keluarga. Alat music gamelan ajeng terdiri atas sebuah kromong, sepuluh pencon, gendang (terdiri atas dua buah gendang besar dan dua buah gendang kecil), sebuah kecrek, atau kadang-kadang juga menggunakan dua buah gong masing-masing disebut gong aki dan gong perempuan.

                Dahulu, gamelan ajneg dianggap sacral. Oleh karena itu, gamelan ajeng hanya dimainkan pada saat acara pernikahan. Gamelan ajeng dilambangkan dengan dua buah gong besar yang disebut gong lanang dan gong wadon. Gamelan ajeng memiliki kekhususan, hanya ditabuh di beberapa tempat tertentu yaitu pajengan, sebuah panggung setinggi dua meter. Jenis gamelan ini masih ada di beberapa tempat, seperti Ciputat, Depok dan Bogor. Di daerah itu, gamelan ajeng sering dinamakan gamelan gong atau gong saja.

d) Musik Marawis. Music marawis adalah satu jenis “band tepok” dengan perkusi sebagai alat music utamanya. Nama marawis diambil dari nama alat music yang digunakan kesenian itu. Alat music tersebut ada tiga jenis.

(1) Perkusi rebana atau gendang ukuran kecil yang garis tengahnya 10 cm, tinggi 17 cm, dan kedua gendangnya tertutup. Inilah yang disebut marawis (paling sedikit digunakan empat buah).

(2) perkusi besar, tinggi 50 cm, garis tengah 10 cm yang disebut “hadir” dengan kedua gendangnya tertutup.

(3) Papan tepok.

Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tamborin atau kecrek. Lagu yang dibawakan berirama gambus atau padang pasir. Lagu yang dinyanyikan diiringi oleh jenis pukulan tertentu. Ada tiga jenis pukulan, yaitu zapin, sarah, dan zaefah. Pukulan zapin mengiringi lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti labu berbalas pantun. Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Adapun pukulan zahefah untuk mengiring lagu di majlas.

                Music marawis itu cukup unik, pemainnya bersifat turun-temurun. Pemain music tersebut terdiri atas sepuluh orang yang sebagian besar masih dalam kaitan darah, misalnya kakek, cucu, dan keponakan. Music marawis sering juga ditampilkan pada acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan.

INFO MUSIK:

TerbangGadrung.

TerbangGadrung berasal dari Cirangkong Selatan, Tasikmalaya, Jawa Barat. TerbangGandrung adalah seperangkat rebana yang dimainkan 3-5 penabuh. Para pemainnya terdiri laki-laki anggota masyarakat setempat. Biasanya dua pemain memainkan sebuah rebana bergantian karena pertunjukan berlangsung sampai malam. Bentuknya bergaris tengah sekitar 70 cm. selaputnya terbuat dari kulit kerbau berumur 2 tahun dengan lubang kecil-kecil melingkari tepian selaput untuk tempat tali. Badannya dilingkari 66 pasak kayu yang ditekan setangkup.

(Sumber: Indonesian Hertage Seni Pertunjukan 8)


6) Musik Nusantara Daerah Jawa Barat. Di daerah Jawa Barat terdapat beberapa music Nusantara yang tumbuh dan mempunyai ciri khas tersendiri. Keanekaragaman itu dapat dilihat dari instrument atau alat music yang digunakan. Music Nusantara yang tumbuh di Jawa Barat di antaranya gamelan degug, calung, angklung, tarling, arumba, gendhing cianjuran, kliningan atau klenengan, dan celempungan.

a) Calung. Calung adalah seperangkat alat music daerah Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Teknik permainannya dengan cara dipukul. Alat music calung makin lama makin berkembang seirama dengan perkembangan tradisinya. Calung berkembang menjadi berbagai macam, misalnya calung gambang, calung gamelan, dan calung jingjing. Calung gamelan adalah jenis calung yang ditata menggunakan semacam agrak yang mirip gamelan di Jawa Tengah. Calung gamelan, terdiri atas calung melodi, ritme, dan bas gembong atau gong. Teknik memainkannya sambil duduk. Calung jingjing adalah bentuk calung yang dijingjing atau dapat dibawa ke mana-mana. Pemain calung jingjing sambil bermain mereka juga menyanyi dan menari seirama alunan music yang dilantunkan.

                Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada pentatonis yang berlaras slendro dan berkembang ke laras pelog. Awal mula music calung adalah berasal dari seorang anak yang mengusir burung di sawah. Anak tersebut menggunakan belahan bambu yang disebut kekeprak untuk mengusir burung. Akhirnya, potongan kekeprak ini yang menjadi awal alat music calung.

b) Angklung. Alat music angklung terbuat dari potongan bambu. Cara memainkannya adalah digoyangkan. Saat itu, angklung hampir punah karena hanya dimainkan oleh orang yang minta sedekah sambil berkeliling. Angklung pada zaman dahulu hanya dimainkan di kalangan rakyat pada upacara adat. Akhirnya, oleh Daeng Sutisna, music angklung dikenalkan kepada masyarakat luas dan diangkat menjadi music masyarakat. Berkat kerja keras Daeng Sutisna, music angklung  dapat terkenal di seluruh pelosok negeri bahkan sampai ke mancanegara. Kini music angklung tidaklah dianggap music pengemis lagi. Semula music angklung bertangga nada pentatonic, tetapi oleh Daeng Sutisna dibuat menjadi tangga nada diatonic agar mudah dimainkan dan dinikmati oleh umum. Bahkan, sekarang kita dapat menyanyikan lagu apa saja dengan diiringi alat music angklung.

c)Arumba. Arumba dalah singkatan dari AlunanRumpunBambu. Jadi, seluruh jenis alat music ini terdiri atas potongan bambu. Permainan arumba adalah permainan angklung yang dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang atau saron yang dibunyikan dengan cara dipukul. Music arumba tidak hanya mengiringi lagu daerah setempat, namun lagu umum pun dapat dimainkan. Tokoh music arumba antara lain Yos Rosadi, Rahmat, Bill Saragih dan Sukardi.


d) Gending Cianjuran. Gending Cianjuran adalah jenis music yang menonjolkan vokal bas Cianjuran (Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Music ini digunakan untuk sarana hiburan para bangsawan Sunda. Alat music gending Cianjuran terdiri atas kecapi, suling, dan rebab (kadang-kadang).

e) Kliningan atau Klenengan. Kliningan adalah suatu permainan music gamelan yang menggunakan vokal atau nyanyian. Alat music kliningan menyerupai gamelan Jawa Tengah. Kliningan selain untuk mengiringi vokal juga digunakan untuk mengiringi tari, baik tari klasik maupun tari modern.

f) Gamelan Degung. Degung adalah seperangkat alat music atau gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya. Instrument yang digunakan pada music degung, antara lain boning, rincik, saron, jenglong, peking, gone, satu perangkat gendang, suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis dengan laras pelog dan slendro. Contoh lagu dari Jawa Barat antara lain BubuyBulan, Cing Cang Keling, Manuk Dadali, Panon Hideung, Pileu Leu Yan, dan Tokecang.

7) Musik Nusantara Daerah Jawa Tengah. Music daerah Jawa Tengah berupa gamelan. Alat music gamelan terdiri atas bonang barung, bonang penerus, demung, saron, slenthem, saron penerus, kenong, kethuk kempyang, kempul, gong (kadang ada siter, suling, rebab, gender barung, gender penerus, gambang barung, dan gambang penerus), dan kendang. Jenis alat music gamelan memiliki fungsi yang berbeda-beda, contohnya kendang. Menurut fungsinya, kendang dibedakan menjadi kendang kosek, kendang ciblon, kendang ketipung, dan kendang gede.

Dalam music gamelan digunakan tangga nada pentatonis dalam laras pelog dan slendro.

a) Laras pelog adalah tangga nada pentatonic yang menggunakan nada 1,2,3,4,5,6,7 (dibaca: ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). Pemakaian jenis tangga nada ini biasanya memberi kesan tenang dan halus.

b) Laras slendro adalah tangga nada pentatonic yang menggunakan nada 1,2,3,5,6,1 (dibaca: ji, ro, lu, mo, nem, ji). Ciri khas tangga nada ini adalah jarak antara nadanya yang selalu lebih besar daripada nada resmi. Jenis tangga nada ini memberi kesan gembira, ringan, dan lincah.

                Keberadaan gamelan pada awalnya digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit dan wayang panji. Namun kini, gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam-macam acara, seperti wayang orang, kethoprak, tari-tarian, klenengan, upacara sekaten, pernikahan, upacara keagamaan, dan upacara kenegaraan. Gamelan sebagian besar berupa alat music perkusi (alat pukul) dari bahan perunggu atau besi. Para pemainnya disebut niyaga, sedangkan penyanyinya disebut sinden atau waranggana. Lagu yang dimainkan secara umum disebut gending.
Gamelan terdiri atas

a) alat music idiophone (bonang, gender, demung, saron, slenthem, kethuk, kenong, kempul, gong, dan gambang);

b) alat music membranophone (kendang);

c) alat music chordophone (siter dan rebab);

d) alat music aerophone (suling).

Lagu jawa Tengah, contohnya Gajah-gajah, Suwe Ora Jamu, Jaranan, Lir-Ilir, Pitik Tukung, Gundul Pacul, Menthok-Menthok, Ande-AndeLumut.

8) Musik Nusantara Daerah Jawa Timur. Music Nusantra daerah Jawa Timur hampir sama dengan music daerah Jawa Tengah, yaitu gamelan. Namun, ada pengecualian di suatu daerah, misalnya di daerah Ponorogo, music daerah berkembang untuk mengiringi Reog. Alat music utamanya adalah suling, kempul, kendang, dan gong kecil. Irama suling sangat mendominasi pertunjukan Reog tersebut. Di daerah Madura music gamelan disebut dengan istilah gamelan sandur. Contoh lagu dari Jawa TImur dan Madura, antara lain: Jula-Juli, TandukMajeng, dan Karaban Sape.

9)Musik Nusantara Daerah Kalimantan (Borneo). Music daerah Kalimantan banyak sekali ragamnya, di antaranya daerah Banjarmasin dan Suku Dayak. Daerah Banjarmasin terdapat orkes karawitan khas Banjar. Instrument musiknya terdiri atas rebab, gender, gambang, dan suling (diagonal).

Suku Dayak mempunyai music yang khas dengan instrumennya sebagai berikut:

a) Suling yang disebut kledei, keruri atau kedire.

b) Kasapi atau sampek yaitu semacam lute yang dipetik dengan tubuh dari kayu yang diberi pahatan yang indah.

c) Gong yang disebut tawak.

d) Gendang (besar dan kecil).

15) Musik Nusantara Daerah Irian Jaya (Papua). Music daerah Papua merupakan music yang mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumennya tidak begitu banyak, hanya satu yang menarik yaitu gendering yang dihiasi pahatan dengan pewarnaan artistic dan kulitnya dari kulit biawak. Alat music seperti rebana, rebab, tifa, dan gong merupakan alat music dari Maluku.

                Alat music lain yang ada di Papua merupakan alat music yang digunakan untuk keperluan praktis misalnya sekakas. Sekakas digunakan untuk menarik ikan-ikan hiu dalam suatu perburuan di laut.

                Contoh lagu yang berasal dari Papua adalah Apuse dan Yamko Rambe Yamko.

Beberapa music Nusantara di atas mempunyai fungsi yang beraneka ragam dalam kehidupan masyarakat. Fungsi music Nusantara tersebut, antara lain:

1) Musik untuk mengiringi tarian, misalnya music gamelan Jawa, Sunda, dan Bali.

2) Musik untuk mengiringi wayang kulit, kethoprak, wayang orang, ludruk, dan Reog, misalnya gamelan Jawa dan Bali.

3) Musik untuk mengirngi drama yang diatur oleh dalang, misalnya tarling.

4) music untuk memeriahkan pesta menuai padi di sawah, mengarak pawai padi dan untuk mengiringi upacara adat di daerah Sunda, misalnya music angklung.

5) music untuk ritual menghibur Dewi Sri (Dewi Padi), misalnya music calung.

6) Musik untuk sarana upacara peringatan Maulit Nabi Muhammad Saw., pernikahan, khitanan, dan kenduri, misalnya rebana.

7) Musik untuk mengarak pengantin dan mencari nafkah, misalnya tanjidor.

C)Unsur Musik Tradisional Nusantara. Substansi dasar dari music adalah bunyi yang umumnya disebut nada. Nada adalah bunyi yang mempunyai getaran teratur tiap detik dengan sifat tinggi, panjang, keras, lembut, dan warna berbeda. Unsur music sebagai berikut:

1) Melodi. Melodi adalah rangkaian sejumlah nada atau bunyi yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya. Melodi dapat juga merupakan suatu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan ungkapan. Setiap music daerah mempunyai melodi yang berbeda sesuai dengan karakter dan laras yang digunakan. Melodi yang baik adalah melodi yang terjangkau dan sesuai dengan karakter vokal atau instrumennya. Artinya, interval nada yang digunakan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.

2)Ritme. Ritme atau irama adalah gerak nada yang teratur mengalir karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih terasa karena adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan bunyi. Ritme merupakan aliran ketukan dasar teratur mengikuti beberapa variasi gerak melodi. Ritme dapat kita rasakan dengan cara mendengarkan sebuah lagu secara berulang-ulang. Pola irama pada music dapat membedakan perasaan tertentu karena pada hakikatnya irama adalah gerak yang menggerakkan perasaan dan erat hubungannya dengan gerak fisik. Ritme sederhana apabila kita dengarkan berulang-ulang akan membawa efek hipnotis. Dengan efek tersebut, ritme dianggap sebagai detak jantung music, sedangkan ketukan menandakan adanya kehidupan dalam music.

                Lagu Nusantara memiliki irama yang khas, masing-masing timbul dari cara memainkan alat music, khususnya perkusi. Tiap daerah di Indonesia memiliki aneka ragam dan corak dalam memainkan alat music.

                Lagu daerah pada umumnya dinyanyikan tanpa iringan, tetapi ada juga lagu yang memerlukan iringan, misalnya lagu yang ada hubungannya dengan upacara ritual dan lagu untuk sendratari.

3)Birama. Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertical yang disebut garis beirama.
                Hal ini terlihat dalam music diatonic. Namun, dalam music pentatonic penggunaan garis birama jarang ditemui. Dalam tangga nada diatonic, petak-petak yang dibatasi garis birama disebut ruas birama.

                Tiap birama dalam music mempunyai tekanan suara yang teratur yang disebut arsis dan aksen. Arsis adalah birama yang ringan. Aksen adalah birama yang kuat. Birama terdiri atas bermacam-macam:

a) Birama 2/4. Birama 2/4 artinya tiap birama terdiri atas dua ketukan. Contoh lagu Nusantara yang birama 2/4 adalah sebagai berikut: Hari Kemerdekaan (Hari Nasional), Cik Cik Periok dari Kalimantan Barat, Ampar-AmparPisang dari Kalimantan Selatan, Manuk Dadali dari Jawa Barat.

b) Birama ¾. Birama ¾ artinya tiap birama terdiri atas tiga ketukan. Contoh lagu Nusantara yang birama ¾ adalah BurungTantina dari Maluku, BurungKakaktua dari Maluku, TumpiWahyu dari Kalimantan Tengah, Lisoi dari Tapanuli.

c) Birama 4/4. Birama 4/4 artinya tiap birama terdiri atas empat ketukan. Contoh lagu yang birama 4/4 adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Butet dari Tapanuli, Injit-InjitSemut dari Sumatera Timur, AyamDehLapeh dari Sumatera Barat, Jali-Jali dari Jakarta.

d)Birama 6/8. Birama 6/8 artinya tiap birama terdiri atas enam ketukan. Lagu yang menggunakan birama ini contohnya: Naik-Naik ke Puncak Gunung dari Maluku.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

Traditional Music of Indonesia
(Source: Purnomo, Wahyu.2010.TerampilBermusik.Jakarta: WangsaJatraLestari.)
A) Definition of Traditional Music archipelago. Traditional music is music that developed in the entire archipelago and is a hereditary habits are still running in the community. Music is hambpir spread throughout the country and each region has a different characteristic. Music Nusantara born, grow, and thrive in all parts of Indonesia. Music Nusantara also experienced ups and downs in tune with the local culture. Psang ebb music is influenced by several factors as follows:
1) Traditional Music Nusantara grow and thrive in the local area so that the language used is also from the area. Therefore, it is difficult for outsiders to understand the content of his poetry.
2) Other areas feel they have no Nusantara music, but music is only owned the local community.
3) Music Nusantara develop or grow in tune with the social context of the local culture.
Cause music is uneven archipelago in Indonesia because of the lack of local support or respond to existing music. As a result, less blood music popular in different regions of the archipelago.
B) Traditional Genre archipelago and its uniqueness.
1) Music Nusantara Region Nanggro Aceh Darussalam. Aceh is also called "Veranda of Mecca" so it is not surprising that music influenced many areas of Aceh from Islam, both lyric songs sung and music instrument types used. It is motivated by the history of Islam that goes to Aceh. Type of music instrument used in part shaped tambourine (flying) with a variety of sizes, including canangtring, tambourine, harp, marwas, harubab, drums (gedumba) and flute (or flute Bangsi). The function of music as the flute melody, while the other music devices as rhythmic song. Songs Aceh example: Piso surit and Bungong Jeumpa. The language used is English Aceh, Alas and Gayo.
2) Music Nusantara North Sumatera. Music of North Sumatra was much influenced by the church music. Music this area there are two kinds, namely:
a) Tata Ganing or Gondang. This music instrument using diatonic scales. Music instrument used is as follows:
(1) Gerantung the music instrument at such a xylophone;
(2) Tanggelong or nungneng the musical instrument sound sources from a rope or string, but how to play it was hit by an object.
(3) Flute by various names, such as salodap, salonat, sordam, and tarafait.
(4) Gong,
(5) Arbab, hasapi, hapetan and kulcapi.
The songs are well known, such as Anju Au, Butet, Dago Host Sage, LISO, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So and Equal Tilo.
b) Gondang. Gondang is shaped music drum ensemble (drums Ensamble) that is characteristic of music in this area. Ensemble in question is the Mandailing music ensemble, subetnis Batak having the most extensive in the area south of North Sumatra province.This area is adjacent to the area of ​​West Sumatra Minangkabau culture. Equipment used in ensemble music gordang sideline comprising:
(1) Nine large pieces (gondang) that differ in size between one another;
(2) a group gong small to large size;
(3) a pair of cymbals.
3) Music Nias archipelago area. Music Nias region consists of four or three tones in an octave. Type of music is now hard to find in this area. Types of musical instruments, among others, are as follows:
a) Gong with different sizes. Called Gong Gong large size, while small gong called faritia or saraina.
b) lagiya is a kind of fiddle.
c) Koko is a kind of zither or lute.
d) three-meter-long drum with tamburu name, gendera, grandchildren, fodrahi, and tabunara.
e) Garfutala is called drudirana bamboo.
f) Flute termed Sigu mbawa or surune mbawa.

4) Music Nusantara Region West Sumatra (Minangkabau). Music Minangkabau region known as talempong. Tools talempong music has long been recognized. In fact, these tools show the identity of the local area. Playing a music instrument talempong be done two ways.
The first way, which is placed on top of the standard talempong neatly arranged and sized so low that can be played while seated on a mat. Talempong type is called talempong sitting. Ancient times, talempong sit always in every house just (traditional house) are played by girls as filling leisure time. But now talempong sitting is rarely found. Talempong sit only in rural areas, such as villages around TalangMaun, LimaPuluhKota District.
The second way is called the talempong pacik played with a portable thumb. Talempong can be played while sitting, standing, or while walking. In general the music is playing musical men both young and old.Type of music equipment used is as follows:
a) inflatable music equipment, consisting of saluang, Bansi, flute, whistle batangPadi, puputTanduk, and flute.
b) percussion music instrument (beaten), consisting of drum dol (large drum), ketipung, tambourine, drums being, talempong, and a gong or canaung.
c) Musical western music as music supporters, including guitar, trumpet, and violin.
In Minangkabau region, music talempong survive purely as a heritage. The theme song is lifted from fairy society. Music talempong as art tradition has two kinds of scales are denoted as follows: 5-6-1-2-3 and 1-2-3-4-5.
5) Local Music Jakarta (Betawi). Music Nusantara Betawi the xylophone kromong, gamelan ajeng, marawis, keroncong monument, and tajidor.
a) xylophone Kromong. Xylophone music Kromong is typical Betawi (native Jakarta), which combines tools gamelan music with Western music instrument, namely China. Music xylophone kromong almost never absent in a variety of performance opportunities, especially in the nuances of cultural events and festivals Betawi. This type of music is a renewal of harmony between natives and Chinese. It seems once the music equipment used. Instrument include:
(1) Xylophone is a musical instrument that has as many as 18 pieces of sound sources blades. Music instrument made of wood, comes from the Javanese and Sundanese.
(2) TehYan a kind of small-sized fiddle came from China.
(3) An Yan Kong a kind of medium-sized fiddle came from China.
(4) kemong small gong is a kind of Javanese and Sundanese.
(5) Kromong the music instrument of Javanese and Sundanese gamelan consists of 10 pieces shaped like a bowl sound source.
(6) manacle that some bronze blades that were ground wood to hit so that it reads crek-crek. Its function is to signal to begin or end by seprang music leader.
(7) Shu Kong is such a large fiddle from China.
(8) is a kind of tambourine drum with two surfaces, it is also the gamelan Javanese, Sundanese and Balinese whose function is to play rhythm.
b) Tajidor. Tajidor is a kind of orchestra Betawi people who use the tools western music, especially music instrument brass. Orchestra appeared in the 18th century. Valckenier a Governor General of the Dutch East Indies at that time had a group consisting of 15 persons inflatable music instrument player, gamelan players, pesuling China, and timpanist of Turkey. At that time, the orchestra leaders called Slaven. Slaven is the orchestra that became the forerunner music tanjidor. In general, the music instrument tanjidor include inflatable music instrument (cornet a piston), trombone, tenor, clarinet, bass, and comes with a music called drum membrane or gendering.Music is usually to accompany the parade or pageant dresses. The song can be played like Jali-Jali, Surilang, CenteManis, and MerpatiPutih.
C) Gamelan Maya. Gamelan Maya are thought to originate from Pasundan, then enter it evolving in the Betawi culture. As a result, the orchestra is different ajeng ajeng Sundanese gamelan. The difference lies in the repertoire.Gamelan Sunda ajeng apart under the influence, was also influenced Bali. At first, it acts as gamelan music ceremony. But in its development, gamelan ajeng can be used to accompany the dance called dance or dance TopengGong Balenggo Maya as an accompaniment shadow puppets or puppets of the Betawi and family events. Ajeng gamelan music instrument consists of a kromong, ten pencon, drums (drum consists of two large and two small drum), a manacle, or sometimes also uses two gongs each called gong gong battery and women.
Previously, the orchestra ajneg considered sacred. Therefore, only ajeng gamelan played at weddings. Gamelan ajeng represented by two so-called big gong gong gong lanang and wadon. Gamelan ajeng has its particularity, beaten only in certain places that pajengan, a two-meter-high stage. Types of gamelan is still there in some places, such as Chester, Depok and Bogor. In the area, often called the ajeng gamelan gong or gamelan gong alone.
d) Music Marawis. Music marawis is one type of "band paralyzed" with percussion music as its main tool. Marawis name is taken from the name of the tool used music arts. Music instrument there are three types.
(1) Percussion tambourine or small drum with a diameter of 10 cm, height 17 cm, and two enclosed drum. This is called marawis (used at least four).
(2) a large percussion, height 50 cm, diameter 10 cm is called "present" with his drum covered.
(3) Board paralyzed.
Sometimes it comes with a tambourine percussion or manacle. The song is sung rhythmic harp or desert. The song is sung accompanied by a certain type of stroke. There are three types of strokes, namely Zapin, sarah, and zaefah. Zapin blow counterpoint excited when performing on stage, like pumpkin unrequited rhyme.Sarah used to blow paraded the bride. The blow zahefah to escort majlas songs.
Music marawis was quite unique, players are hereditary. Music player consists of ten people who are still largely in terms of blood, such as grandparents, grandchildren, and nieces. Music marawis are also displayed at the event such as circumcision and the celebration of the wedding.
MUSIC INFO:
TerbangGadrung.
TerbangGadrung from South Cirangkong, Tasikmalaya, West Java.TerbangGandrung is a set of 3-5 drummers played tambourine. The performers comprise male members of the local community.Usually, two players take turns playing a tambourine as the show went on until evening. The shape about 70 cm in diameter.membranes made of buffalo leather 2 years old with small holes encircling the edge of the membrane for a rope. Her body was circled 66 wooden pegs are pressed loaf.
(Source: Indonesian Performing Arts Hertage 8)

6) Music Nusantara West Java. In West Java there is some music and a growing archipelago has its own characteristics. Diversity can be seen from the instrument or tool used music. Music Nusantara who grew up in West Java include gamelan degug, calung, angklung, Tarling, arumba, the piece cianjuran, kliningan or klenengan, and celempungan.
a) Calung. Calung is a set of tools music of West Java which is made of bamboo. Engineering game beaten way. Music instrument calung increasingly growing in tune with the development of the tradition. Calung develop into a wide range, for example calung xylophone, calung gamelan, and calung Jingjing. Calung gamelan is a kind calung agrak styled using a similar kind of gamelan in Central Java. Calung gamelan, consisting of calung melody, rhythm, and bass kingpin or gong. Techniques play while sitting. Calung Jingjing is the dijingjing calung form or can be taken anywhere.Jingjing calung players while playing them also sing and dance in rhythm rhythm of music that was sung.
Scales used pentatonic scales is that barreled slendro and progressed to pelog. Beginning calung music is coming from a kid who drove the birds in the fields. The child uses parts of bamboo called kekeprak to repel birds. Finally, this is the piece kekeprak early music instrument calung.
b) Angklung. Angklung music instrument made of bamboo strips.How to play it is shaken. At that time, angklung endangered because only played by people who ask for alms while touring.Angklung is played only in ancient times among the people at the ceremony. Finally, by Daeng Sutisna, angklung music was introduced to the public and was appointed music community.Thanks to the hard work Daeng Sutisna, angklung music can be famous all over the country and even abroad. Now the angklung music is not considered music beggar again. Originally angklung music bertangga tone pentatonic, but by Daeng Sutisna made into diatonic scales to be easily played and enjoyed by the public. In fact, now we can sing any song to the accompaniment of music instrument angklung.
c) Arumba. Arumba dalah AlunanRumpunBambu stands. So, all kinds of music instrument consists of bamboo strips. Arumba game is a game that comes with the angklung bamboo structure similar to that emitted saron xylophone or beaten way. Music arumba counterpoint not only locally, but generally any song can be played.Arumba music figures such as Jos Rosadi, Grace, Bill Saragih and Sukardi.

d) Gending Cianjuran. Gending Cianjuran is the kind of music that features vocal bass Cianjuran (Cianjur regency, West Java). Music is used for entertainment facilities Sundanese nobles. The tool consists of music gending Cianjuran harp, flute, and fiddle (sometimes).
e) Kliningan or Klenengan. Kliningan gamelan music is a game that uses a vocal or singing. Kliningan tool resembling gamelan music of Central Java. Kliningan than to accompany the vocals are also used to accompany dance, both classical dance and modern dance.
f) Gamelan gamelan. Gamelan is a set of tools or gamelan music that has certain characteristics in musical color. Instrument used in gamelan music, including boning, rincik, saron, jenglong, peking, gone, one device drum, flute, harp, and fiddle. Scales used are pentatonic scales with pelog and slendro. Sample tracks from West Java among others BubuyBulan, Cing Cang Keling, Manuk Dadali, Panon Hideung, Pileu Yan Leu, and Tokecang.
7) Music archipelago of Central Java. Music Central Java in the form of gamelan. The tool consists of gamelan music bonang barung, bonang successor, demung, saron, slenthem, saron successor, kenong, kethuk kempyang, kempul, gong (sometimes there are zither, flute, fiddle, barung gender, gender successor, xylophone barung, and xylophone successor) , and drums. Gamelan music instrument types have different functions, such as drums.According to the function, percussion drum divided into doormat, ciblon drums, percussion ketipung, and big drums.
In gamelan music used pentatonic scales in pelog and slendro.
a) The barrel is pelog pentatonic scales that use tone 1,2,3,4,5,6,7 (pronounced ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). The use of these types of scales normally suggest calm and smooth.
b) The barrel slendro is pentatonic scales using 1,2,3,5,6,1 tone (read: ji, ro, lu, mo, nem, ji). Characteristic of these scales is the distance between the pitch which is always greater than the official tone. This type scales suggests joy, light, and agile.
The existence of gamelan was originally used to accompany wayang puppet skins and banners. But now, the gamelan is used to accompany various events, such as puppets, kethoprak, dance, klenengan, sekaten ceremonies, weddings, religious ceremonies, and ceremonies. Mostly a tool Gamelan percussion music (at a tool) of bronze or iron. The players called a musician, while singers called sinden or waranggana or sinden. The song is played is generally called gending.Gamelan consists of
a) whether the music idiophone (bonang, gender, demung, saron, slenthem, kethuk, kenong, kempul, gong and xylophone);
b) membranophone music instrument (drums);
c) chordophone music instrument (zither and fiddle);
d) aerophone music instrument (flute).
Tracks Central Java, for example elephants, Suwe Ora Jamu, Jaranan, Lir-Ilir, Pitik Tukung, Halak Pacul, menthok-menthok, Ande-AndeLumut.
8) Music Archipelago East Java. Music Nusantra East Java region similar to the music of Central Java region, the gamelan. However, there are exceptions in some areas, for example in the area of ​​Ponorogo, music to accompany Reog growing area. The main music instrument is the flute, kempul, drums and gongs. Rhythm flute dominates the show Reog. In the area of ​​Madura gamelan music called the gamelan Sandur. Sample tracks from East Java and Madura, among others: Jula-July, TandukMajeng, and Karaban Sape.
9) Music Nusantara Kalimantan (Borneo). Music Kalimantan lot of variety, including Banjarmasin area and Dayak tribe. Banjarmasin area are typical Banjar gamelan orchestra. Musical instrument consisting of fiddle, gender, xylophone, and flute (diagonal).
Dayak tribe has a typical music instrument as follows:
a) flute called kledei, keruri or kedire.
b) Kasapi or sampek learned a kind of lute with a wooden body given beautiful sculptures.
c) Gong called tawak.
d) drum (large and small).
15) Music Irian Jaya Nusantara Region (Papua). Music is music that Papuan region had the effect of Maluku. Instrument is not so much, just an interesting one that gendering is decorated with sculptures and artistic coloring of leather lizard skin. Music instrument like a tambourine, fiddle, drums, and gongs are music instrument of the Moluccas.
Other music instrument in Papua is music instrument used for practical purposes such as sekakas. Sekakas used to attract sharks in a sea hunt.
Sample tracks from Papua is Apuse and Yamko Rambe Yamko.
Some of the music on the archipelago has diverse functions in society. Nusantara music functions, among others:
1) Music to accompany the dance, gamelan music such as Javanese, Sundanese and Balinese.
2) Music to accompany the puppet show, kethoprak, puppet people, ludruk, and Reog, such as Javanese and Balinese gamelan.
3) Music for mengirngi drama set by the mastermind, for example Tarling.
4) music to enliven the party harvesting rice in paddy, rice and paraded marches to accompany ceremonies in the Sunda region, such as angklung music.
5) ritual music to entertain Dewi Sri (Goddess of Rice), for example, music calung.
6) Music for the memorial means Maulit Prophet Muhammad., Weddings, circumcisions, and festivity, such as tambourine.
7) and bride paraded Music for a living, for example tanjidor.
C) Elements of Traditional Music archipelago. The basic substance of the music is generally called a tone sounds. The tone is a sound that has regular vibrations per second with the nature of the high, long, hard, soft, and different colors. Elements of music as follows:
1) melody. Melody is a suite of tone or sound that addressed by the difference between high or low fluctuations. Melodies may also be a form of expression or just a fragment of the full expression. Each music has a melody of different regions according to the character and the barrel used. Melody that is both affordable and appropriate melody with vocals or instruments. That is, the interval of the tone used is not too high or too low.
2) Rhythm. Rhythm tone or rhythm is regular movement flows due to the emergence of a permanent accent. The beauty of rhythm may be more pronounced because of the fabric of the difference in value of the units of sound. Rhythm is the flow of beats regular basis to follow some variation of motion melodies. We can feel the rhythm by listening to a song over and over again. Rhythm patterns in music can distinguish certain feeling because essentially moving the motion rhythm is closely related to feelings and physical motion. The rhythm is simple if we listen to over and over again will bring a hypnotic effect. In effect, regarded as the heartbeat rhythm music, while tapping signifies a life in music.
Nusantara song has a distinctive rhythm, each arising from instrument to play music, especially percussion. Each region in Indonesia has a variety and style in playing music instrument.
Folk songs are generally sung without accompaniment, but there are also songs that require accompaniment, for example, the song that has to do with the rituals and songs for ballet.
3) bars. Bars is a sign to indicate the number of beats in one segment of the bars. One segment of bars shown by the limits of the vertical line is called the line beirama.This can be seen in the diatonic music. However, the use of a line-bar pentatonic music rarely encountered. In the diatonic scales, plots bounded line segment bars called bars.
Each time signatures in music has a sound pressure regularly called arsis and accents. Arsis is a light-bar. Accent is strong bars.Bars consist of an assortment of:
a) time signatures 2/4. Time signatures 2/4 time signatures means that each consists of two beats. Sample song archipelago bars 2/4 is as follows: Independence Day (National Day), Cik Cik Periok of West Kalimantan, Ampar-AmparPisang of South Kalimantan, Manuk Dadali from West Java.
b) ¾ time signatures. ¾-bar-bar means each consisting of three beats. Examples are bars ¾ Nusantara song is BurungTantina of Maluku, BurungKakaktua of Maluku, TumpiWahyu of Central Kalimantan, Lisoi of Tapanuli.
c) bars 4/4. Bars 4/4 time signatures by means of four beats.Examples of songs that bars 4/4 is Bungong Jeumpa of Aceh, Butet of Tapanuli, Injit-InjitSemut of East Sumatra, West Sumatra AyamDehLapeh, Jali-Jali from Jakarta.
d) bars 6/8. Bars 6/8 time signatures by means of six beats. Songs that use these bars for example: Up-Up to the summit of Mount of the Moluccas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar