Zaman Prasejarah/ Prehistoric Period FOR JUNIOR HIGH SCHOOL HISTORY


Zaman Prasejarah

(Sumber: Matroji. 2003. IPS Sejarah Untuk SLTP Kleas 1.  Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.)

A)     Pengertian Sejarah

Ø  Sejarah adalah pengetahuan tentang seluruh perbuatan manusia pada masa lampau.

Ø  Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari sumber sejarah dan menyusunnya menjadi suatu kisah sejarah.

(a)  Tiga macam Sumber Sejarah

1)      Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pleaku atau saksi dari peristiwa sejarah;

2)      Sumber tulisan adalah keterangan tertulis mengenai suatu peristiwa sejarah, seperti: prasasti, piagam, dokumen, babad, tambo, naskah, surat kabar dan laporan;

3)      Sumber benda adalah benda-benda peninggalan masa lampau, seperti alat-alat dari batu, senjata, patung, perhiasan, candi, dan gedung;

B)      Pengertian zaman prasejarah dan sejarah. Zaman prasejarah adalah suatu masa kehidupan manusia yang belum terdapat keterangan dalam bentuk tulisan. Zaman sejarah adalah suatu masa kehidupan manusia yang sudah terdapat keterangan dalam bentuk lisan. Tingkat peradaban manusia terbagi menjadi dua babak, yaitu zaman prasejarah dan zaman sejarah. Zaman prasejarah (pra berarti “sebelum”) mendahului zaman sejarah. Peristiwa yang menandai  berakhirnya zaman prasejarah dan mulainya zaman sejarah adalah adanya keterangan dalam bentuk tulisan. Ilmu yang mempelajari masa manusia belum mengenal tulisan disebut ilmu prasejarah. Berbagai disiplin ilmu lainnya, seperti paleoantropologi, paleontology, dan geologi sangat membantu keberadaan ilmu sejarah. Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk manusia dari yang paling sederhana hingga manusia zaman sekarang, sangat membantu keberadaan ilmu prasejarah. Paleontology adalah ilmu yang mempelajari fosil-fosil. Geologi adalah ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan tanah. Zaman prasejarah tidak meninggalkan bukti tertulis. Zaman itu hanya meninggalkan benda-benda hasil kebudayaan manusia. Umur peninggalan budaya itu dapat diketahui dengan cara tipolog, stratigrafi dan kimiawi. Tripologi adalah cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan bentuknya. Makin sederhana bentuk benda peninggalan itu, maka tua usia benda itu. Stratigrafi adalah cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan lapisan tanah tempat benda itu ditemukan. Lapisan tanah paling atas adalah lapisan paling muda, sedangkan lapisan bawah adalah lapisan paling tua. Kimiawi adalah cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung benda itu. Dalam hal stratigrafi, lembah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia, yakni lokasi penemuan fosil dan artefak prasejarah, dibedakan (berturut-turut dari lapisan paling tua) menjadi lapisan Kalibeng Atas, Pucangan, Kabuh, Notopuro, Undak Solo Purba, Undak Cemoro, dan Aluvium.


C)      Pembabakan zaman prasejarah Indonesia. Pembabakan zaman prasejarah Indonesia memperlihatkan perkembangan kemampuan manusia purba dalam hal ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup), social (pembangunan kehidupan berkelompok) dan budaya (kemampuan membuat alat, mengembangkan seni serta kepercayaan). Zaman prasejarah di Indonesia dapat dibagi menjadi empat babak yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

1)      Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Ø  Kehidupan manusia sangat tergantung dengan alam. Manusia belum mampu membuat makanan sendiri. Tempat yang dipilih untuk dhuni adalah dataran rendah yang subur dan dekat dengan sumber air;

Ø  Manusia memperoleh makanan dengan cara berburu dan mengumpulkan bahan makanan yang tersedia disekitar tempat tinggal;

Ø  Manusia hidup berpindah-pindah. Perpindahan terjadi saat suatu daerah  tidak lagi memberikan cukup makanan;

Ø  Peralatan masih sederhana, terbuat dari batu dan tulang;


2)      Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Ø  Manusia sudah memilih hewan yang menjadi binatang buruan dengan perkakas yang sesuai dengan jenis binatang yang diburu;

Ø  Manusia sudah memilih tumbuhan dan hewan yang menjadi bahan makanan;

Ø  Manusia hidup dalam gua-gua dan cenderung agak menetap;

Ø  Peralatan masuh dari batu dan tulang, namun telah disesuaikan dengan keperluan;


3)      Masa bercocok tanam

Ø  Manusia menetap dalam suatu desa dengan kelompok besar, 300-400 orang;

Ø  Beberapa kelompok telah memiliki pemimpin yang bertanggung jawab mengatur ketertiban kelompok;

Ø  Manusia mulai memelihara hewan dan mengolah lahan untuk ladan dan huma;

Ø  Manusia sudah terbiasa menyimpan dan mengawetkan makanan;

Ø  Manusia sudah mengenal kepercayaan kepada nenek moyang dan kekuatan alam;

Ø  Peralatan terbuat dari batu pilihan yang telah diasah halus;


4)      Masa perundagian

Ø  Kelompok telah mengenal pembagian kerja. Muncul orang-orang tertentu dengan keahlian atau ketrampilan khusus;

Ø  Kelompok menjadi lebih majemuk dengan adanya perbedaan status (kedudukan) antara orang yang satu dengna orang lain. Perbedaan status ditentukan dari jumlah harta benda yang dimiliki;

Ø  Peralatan terbuat dari logam, yakni perunggu dan besi. Manusia pun telah mengenal pengolahan emas untuk perhiasan dan persembahan;

Ø  Manusia membangun tempat ibadah yang terbuat dari batu-batuan besar;


Pembabakan zaman prasejarah di Indonesia berbeda dengan pembabakan zaman prasejarah pada umumnya. Pembabakan zaman prasejarah Indonesia berdasarkan kebudayaan, sedangkan pembabakan zaman prasejarah pada umumnya berdasarkan teknologi pembuatan alat. Berdasarkan teknologi itu, zaman prasejarah pada umumnya terbagi menjadi:

Ø  Palaeolithikum adalah zaman batu tua (sezaman dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana);

Ø  Mesolithikum adalah zaman batu tengah (sezaman dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut);

Ø  Neolithikum adalah zaman batu baru (sezaman dengan masa bercocok tanam).

Ø  Zaman perunggu dari besi (sezaman dengan masa perundagian).

Pembabakan zaman prasejarah di atas tetap penting karena berhubungan erat dengan pembabakan zaman prasejarah di Indonesia.

D)     Peninggalan zaman prasejarah. Zaman prasejarah tidak meninggalkan bukti-bukti berupa tulisan. Zaman prasejarah hanya meninggalkan benda-benda atau alat-alat  hasul kebudayaan manusia. Peningalan seperti itu disebut artefak. Artefak dari zaman prasejarah terbuat dari batu, tanah liat dan perunggu

1)      Alat batu

Ø  Kapak genggam (kapak perimbas). Kapak genggam ini berupa batu berbentuk menjadi semacam kapak. Teknik pembuatannya masih kasar, bagian tajam hanya pada satu sisi. Alat tersebut belum bertangkai dan digunakan dengan cara digenggam. Tempat ditemukan: Lahat, Sumatera Selatan; Kalianda, Lampung; Awangbangkal, Kalimantan Selatan; Cabbenge, Sulawesi Selatan; dan Trunyan, Bali; kapak perimbas digunakan manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.

Ø  Alat serpih. Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat tersebut berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau. Tempat ditemukan: Punung, Sangiran, Ngandong (Lembah Bengawan Solo, Indonesia); Gombong (Jawa Tengah); Lahat, Cabbenge, dan Mengeruda (Flores);

Ø  Sumatralith(kapak genggam Sumatera). Teknik pembuatannya lebih halus dari kapak perimbas. Bagian tajam sudah pada kedua sisi. Cara menggunakan masih dengan digenggam. Tempat ditemukan: Lhokseumawe (Daerah Istimewa Aceh) dan Binjai (Sumatera Utara).

Ø  Belitung Persegi (Kapak persegi). Beliung persegi merupakan alat dengan permukaan memanjang dan berbentuk segi empat. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus. Sisi pangkal diikat pada tangkai, sisi depan diasah sampai tajam. Beliung persegi berukuran besar berfungsi sebagai cangkul, sedangkan yang berukuran kecil berfungsi sebagai alat pengukir rumah atau pahat. Tempat ditemukan: Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi. Beliung tersebut digunakan manusia purba pada masa bercocok tanam.

Ø  Kapak Lonjong. Kapak lonjong merupakan alat berbentuk lonjong. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus. Sisi pangkal agak runcing dan diikat pada tangkai. Sisi depan lebih melebar dan diasah sampai tajam. Alat ini digunakan untuk memotong kayu dan berburu. Tempat ditemukan: Sulawesi, Flores, Tanimbar, Maluku dan Papua.

Ø  Mata panah. Maka panah merupakan alat berburu yang sangat penting. Selain untuk berbur, mata panah juga digunakan untuk menangkap ikan. Khusus untuk menangkap ikan, mata panah dibuat bergerigi. Selain terbuat dari batu, mata panah juga terbuat dari tulang. Tempat digunakan: Guwa Lawa (Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia), Gua Gede, GuaPetpuruh (Jawa Timur), Gua Cakondo, Gua Tomatoa Kacicang, Gua Saripa (Sulawesi Selatan).


2)      Alat tanah liat

Ø  Gerabah. Gerabah merupakan perabotan rumah tangga. Pada masa bercocok tanam, alat tersebut masih dibuat secara sederhana, belum menggunakan roda pemutar dan teknik pembakaran yang sempurna. Pada masa perundagian, alat tersebut dibuat dengan teknik lebih maju. Gerabah berfungsi sebagai alat penyimpan (wadah) untuk makanan (berupa periuk) dan sesajian (berupa cawan berkaki).


3)      Bangunan Megalitik. Bangunan mengalitik (mega berarti besar dan lithos berarti batu) adlaah bangunan-bangunan terbuat dari batu besar yang didirikan untuk keperluan kepercayaan. Bangunan megalitik terbesar hampir diseluruh Kepulauan Indonesia (Pasifik Barat Daya). Seringkali dalam satu tempat ditemukan sekaligus beberapa jenis bangunan megalitik. Bangunan megalitik mulai muncul sejak masa bercocok tanam dan terus berlanjut sampai masa perundagian, bahkan berpengaruh terhadap pendirian bangunan bercorak Hindu-Budha di masa sejarah. Jenis bangunan megalitik antara lain sebagai berikut:

Ø  Menhir. Menhir berupa batu tegak atau tugu. Menhir berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan orang yang telah mati.

Ø  Dolmen. Dolmen berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu lain. Dolem berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Biasanya dolmen ditemukan bersama dengan kubur batu.

Ø  Sarkofagus. Sarkofagus berupa kubur batu. Bentuknya seperti lesung dan diberi tutup.

Ø  Kubur peti batu. Kubur peti batu berupa tempat penguburan dalam tanah. Sisi, alas dan tutupnya terbuat dari papan batu;

Ø  Waruga. Waruga berupa kubur batu berbentuk kubus dengan tutup berbentuk atap rumah.

Ø  Punden berundak. Punden berundak berupa bangunan bertingkat yang dihubungkan dengan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang. Biasanya di tiap tingkat didirikan menhir. Misalnya punden Berundak di Gunung Argapura di Jawa Timur. Bangunan punden berundak tersebut serupa dengan candi pada masa kerajaan Hindu-Budha.

Ø  Arca. Arca-arca megalit menggambarkan binatang dan manusia. Binatang-binatang yang biasa digambarkan adalah gajah, harimau dan monyet.


4)      Alat perunggu

Ø  Nekara perunggu. Nekara berupa alat bunyi-bunyian mirip gendering. Di Indonesia, nekara ditemukan dalam berbagai ukuran. Nekara terbesar ditemukan di Pejeng (Bali). Negara ini bergaris tengah 160 cm dan tinggi 198 cm. nekara berukuran kecil disebut moko.

Ø  Kapak perunggu. Bentuk kapak perunggu bermacam-macam. Ada yang menyerupai corong (disebut kapak corong), ada pula yang menyerupai pahatan dan jantung (tembilang). Selain sebagai kapak, kapak perunggu berfungsi juga sebagai alat kebesaran dan upacara.

Ø  Bejana perunggu. Bejana perunggu berupa benda berbentuk seperti gitar Spanyol yang tidak bertangkai. Permukaan luar benda tersebut dihiasi pola anyaman simetris.

Ø  Arca perunggu. Bentuk arca perunggu yang ditemukan bermacam-macam bentuk. Umumnya berbentuk orang dan binatang. Masing-masing dalam beragam sikap. Arca perunggu tersebut antara lain ditemukan di Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur), dan Bogor (Jawa Barat).


5)      Alat besi. Temuan benda-benda prasejarah yang dibuat dari besi di Indonesia belum banyak. Mungkin alat-alat tersebut telah hancur karena karat. Pada umumnya alat dari besi ditemukan bersama alat dari perunggu. Alat dari besi digunakan sebagai alat keperluan sehari-hari dan bekal kubur. Jenis alat yang dibuat dari besi antara lain:

Ø  Mata kapak yang dikaitkan pada tangkai kayu yang dipergunakan untuk menarah kayu atau batu.

Ø  Mata sabit untuk menyabit tumbuh-tumbuhan.

Ø  Mata pisau.

Ø  Mata tembilang.

Ø  Mata pedang.

Ø  Cangkul.

Ø  Tongkat.


IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english)

Prehistoric Period
(Source: Matroji., 2003. IPS Kleas History for Junior High School 1. Jakarta: PT Pratama Gelora script.)
A) Definition of History
 History is the knowledge of all human actions in the past.
 history of science is the study of historical sources and compile them into a story of history.
(A) Three kinds of Historical Sources
1) The source is an oral direct testimony of the pleaku or witnesses of historical events;
2) The source text is a written statement about a historical event, such as inscriptions, charters, documents, chronicle, legend, manuscripts, newspapers and reports;
3) The source object is a heritage objects of the past, such as of stone tools, weapons, sculptures, jewelry, temples, and buildings;
B) The expression of prehistory and history. Prehistoric period of human life is a condition that is not in writing. Historical epoch is a period of human life which is contained in the form of oral testimony.Level of human civilization is divided into two rounds, the prehistoric and historical times. Prehistoric (pre means "before") preceded the era of history. The event that marked the end of the prehistoric era and the beginning of history is a statement in writing. The study of humans are not familiar with the writings called science of prehistory. A variety of other disciplines, such as paleoanthropology, paleontology, geology and history of science is very helpful presence. Paleoanthropology is the study of the human form of the most simple to the people of today, a very helpful presence of prehistoric science. Paleontology is the study of fossils.Geology is the study of soil layers. Prehistoric times left no written evidence. Back then just leave things the human culture. Age cultural heritage that can be determined by tipolog, stratigraphy, and chemical. Tripologi is a method of determining age relics by shape.The simpler form of relics, then it was old age. Stratigraphy is a method of determining age relics by a layer of soil where it had been found. The topsoil layer is the youngest, while the bottom layer is the oldest layer. Chemical method of determining age is based on the relics of the chemical elements contained in it. In terms of stratigraphy, basin Sangiran, Sragen, Central Java, Indonesia, the location of the discovery of fossils and prehistoric artifacts, distinguished (in succession from the oldest layer) to layer Kalibeng Up, Pucangan, Kabuh, Notopuro, Solo Ancient railroad, railroad Cemoro, and Alluvium.

C) stages of prehistoric Indonesia. Indonesia shows the stages of the prehistoric development of early human capabilities in terms of economic (subsistence), social (development cluster life) and culture (the ability to make tools, to develop art and faith).Prehistoric times in Indonesia can be divided into four rounds of the future of hunting and gathering food simple level, the hunting and gathering the information, time of planting, and the perundagian.
1) The hunting and gathering food simple level
 Human life depends on the nature. Humans have not been able to make their own food. The place chosen for the Dhuni is the fertile lowlands and near water sources;
 Human obtain food by hunting and gathering food that is available around the dwelling;
 People living on the move. Displacement occurs when an area is no longer providing adequate food;
 Equipment is simple, made of stone and bone;

2) The hunting and gathering advanced
 People are already choosing to be a game animal with the tools appropriate to the type of animals are hunted;
 People are already choosing the plants and animals into food;
 People living in caves and tend to be somewhat settled;
 Equipment masuh of stone and bone, but has been adapted to the purpose;

3) The period of cultivation
 People living in a village with a large group, 300-400 people;
 Some groups already have a leader responsible for arranging the order of the group;
 People began to raise animals and cultivate the land for Ladan and field for dry rice cultivation;
 People are used to store and preserve food;
 People are already familiar with the trust to the ancestors and the forces of nature;
 selection of stone tools that have been finely honed;

4) The perundagian
 The group has come to know the division of labor. Appears certain people with expertise or special skills;
 The group became more diverse with the different status (position) from person to person dengna others. Differences in status is determined from the amount of property owned;
 Equipment is made of metal, namely copper and iron. Humans also have been familiar with the processing of gold for jewelry and gifts;
 People build temples made of huge boulders;

Indonesia stages of prehistoric times in different stages of prehistory in general. Indonesia based on the stages of prehistoric culture, while the stages of prehistory is generally based on tool-making technology. Based on the technology, prehistory is generally divided into:
 Palaeolithikum is the old stone age (contemporaneous with the period of hunting and gathering food simple level);
 Mesolithikum the middle stone age (contemporaneous with the period of hunting and gathering the information);
 Neolithikum is a new stone age (contemporary with the time of planting).
 Age of bronze from iron (contemporaneous with the period perundagian).
Above stages of prehistoric remains important because it relates closely to the stages of prehistoric times in Indonesia.
D) The legacy of prehistory. Prehistoric times to leave no evidence of writing. Prehistoric times leaving only the objects or tools hasul human culture. Peningalan as it is called an artifact. Artifacts from the prehistoric stone, clay and bronze
1) stone tools
 handheld ax (ax perimbas). This hand-held stone ax-shaped into a kind of ax. Manufacturing techniques are still rough, sharp parts on one side only. Such a device has not been stemmed and used by handheld. Place found: Lahat, South Sumatra; Kalianda, Lampung; Awangbangkal, South Kalimantan; Cabbenge, South Sulawesi, and Trunyan, Bali; ax perimbas early humans used during hunting and gathering food simple level.
 Tool flakes. Shale is a stone tool manufacture the remaining fraction is formed into a handheld ax sharp. The tool serves as a drawstring, drill, awl and knife. Place found: Punung, Sangiran, Ngandong (Valley Solo, Indonesia); Gombong (Central Java); Lahat, Cabbenge, and Mengeruda (Flores);
 Sumatralith (handheld ax Sumatra). Manufacturing techniques is more subtle than perimbas ax. Section was sharp on both sides.How to use the still to be grasped. Place found: Lhokseumawe (Special Region of Aceh) and Binjai (North Sumatra).
 Belitung square (rectangular axes). Pickaxe square is a tool with the surface of the elongated and rectangular. The entire surface of the tool has been rubbed smooth. Tied on the side of the base of the stalk, honed to a sharp front side. Pickaxe large square serves as a hoe, while the small size of the house serves as a sculptor or a chisel. Place found: Sumatra, Java, Bali, Lombok, and Sulawesi.Mattock was used during ancient human cultivation.
 ax Oval. Hatchet shaped an oval-shaped tool. The entire surface of the tool has been rubbed smooth. Side of the base somewhat pointed and tied to the stalk. More front side and honed to a sharp widening. This tool is used for cutting wood and hunting. Place found: Sulawesi, Flores, Tanimbar, Maluku and Papua.
 Eye arrows. Then the arrow hunting is a very important tool. In addition to berbur, arrowheads are also used to catch fish.Specifically for fishing, made jagged arrowhead. In addition to stone arrowheads are also made of bone. Place of use: Guwa Lawa (Ponorogo, East Java, Indonesia), Cave Gede, GuaPetpuruh (East Java), Cave Cakondo, Tomatoa Kacicang Cave, Cave Saripa (South Sulawesi).

2) Tool clay
 pottery. Earthenware is the furniture. At the time of planting, these tools are still made in a simple, yet use the wheel and the player complete combustion technique. At the perundagian, the tool is made with more advanced techniques. Serves as a store of pottery (containers) for food (a pot) and offerings (a saucer-legged).

3) Building Megalithic. Building mengalitik (mega means big and mean Lithos stone) tends to buildings made of large stone which was set up for purposes of the trust. Largest megalithic buildings in nearly all the islands of Indonesia (Pacific Southwest). Often found in one place as well as several types of megalithic buildings.Megalithic building began to emerge since the time of planting and continuing through the perundagian, even affect the establishment of Hindu-Buddhist-style building in the history. This type of megalithic buildings are as follows:
 Menhir. Menhir or upright stone of the monument. Menhir serves as a place of worship ancestral spirits or warning signs of people who have died.
 Dolmen. Dolmen a table of stone, consists of large stone supported by several other stones. Dolem serves as a shrine to worship ancestors. Dolmen usually found along with the grave stone.
 sarcophagus. A grave stone sarcophagus. Shaped like a mortar and were closed.
 The tomb stone coffin. A stone coffin tomb burials in the ground.Sides, base and lid are made of stone boards;
 Waruga. Waruga a cube-shaped stone tomb with a roof shaped lid.
 punden terraces. Punden terraces of multi-storey buildings connected by a small hill. Punden staircase serves as a place of worship of ancestral spirits. Usually at each level was set menhir.For example punden terraces on Mount Argapura in East Java.Punden building terraces is similar to the temple during Hindu-Buddhist kingdom.
 Arca. Megalith statues depict animals and humans. The animals are usually described are elephants, tigers and monkeys.

4) Equipment bronze
 Nekara bronze. Nekara a musical instrument similar to gendering. In Indonesia, nekara found in various sizes. The largest found in Pejeng Nekara (Bali). The country is 160 cm in diameter and height of 198 cm. small nekara called moko.
 bronze ax. Form a variety of bronze ax. There are like a funnel (so-called funnel ax), some are like sculptures, and heart (tembilang). Apart from being an ax, a bronze ax serves also as a means of pomp and ceremony.
 bronze vessel. Bronze vessel of the Spanish guitar-shaped object that is not stemmed. The outer surface of the object is decorated with wicker pattern is symmetrical.
 bronze statue. Bronze statues found a variety of forms. Typically in the form of people and animals. Each in a different manner.Bronze statues, among others, found in Bangkinang (Riau), Lumajang (East Java), and Bogor (West Java).

5) Tool steel. The findings of prehistoric objects made of iron in Indonesia have not been many. Such tools may have been destroyed by rust. In general, the tool of iron was found together with tools of bronze. Instrument of iron used as a tool of daily use and provision of the grave. Types of tools made of iron include:
 Eye ax attributed to the wooden handle that is used to trim wood or stone.
 Eye sickle to cut vegetation.
 The blade.
 Eye tembilang.
 Blade.
 Hoes.
 Staff.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar