Rabithah Terkhusyu
Prito Windiarto*
Sahabat
Dulu, di puncak bukit itu
Kita berikrar lantang
Berjanji saling menopang
Mengisi periuk hari
Berbagi mengisi nadi
Berjalan menerabas segala onak
Saling meneriaki agar tak terperosok
Mengulur tangan ketika jatuh
Sahabat
Dulu, di ujung senja
Kita saling bersebahu
Mengarak cita
Mengalun salam pada masa depan
Lewat semilir sore
Sahabat
Dulu, bererat kita bergandeng tangan
Menarik simpul kebodohan
Berirama kaki melangkah gagah
‘taklukan dunia!’ pekikmu
**
Dan hari berganti, masa menyapa, musim menyublim, tahun mengalun
Ketika jarak menjadi tembok
Derap waktu menjadi benteng
Pelepasan yang pilu
‘Takdir yang memisahkan’ katamu, menomentari kepergianmu
Bertahun kini
Saat kutatap lagi bukit-bukit
Di senja yang ranum
Kukirim salam lewat desir
Doa terpanjat, selalu, untukmu
Masihkah kau menyebut namaku dalam munajatmu?
Seperti patri janji
Di cadas-cadas
Rindukah kau pada sapaku?
Selayak jingga pada petang
Kututup lembaran ini
Dengan membayang wajahmu
Kulafal rabithah terkhusyu
Khusus untukmu
Sahabatku
***
PasirSireum.090812.
Terutuk Sahabat-sahabatku diperantauan yang tanpa kabar. Semoga kalian baik selalu.
Juga untuk Hachi... Hey Hachi, apa kabar? lama tak menyapa, semoga always fine.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar