INJEKSI



.

hari pertama aku merasakan hal yang luar biasa ini harus kulakukan secara mandiri.
injeksi IV dan IM . setelah pelajaran pertama selesai, lalu dilanjutkan pelajaran IKD 3 pukul 11.30. satu kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Untungnya aku mendapat cermin ke 2. aku yang sebagai orang awam yang tak pernah merasakan rasanya disuntik kecuali waktu aku balita maupun SD,berpikiran bagaimana nanti kalau aku salah melaksanakan prosedur, bagaimana jika nanti pasangan/teman ku salah dalam melakukan tindakan terhadapku,bagaimana kalau nanti aku/temanku gemetar dan salah jalan saat memasukkan jarum. lalu apa yang terjadi padaku??? pasti sakit?? apakah aku akan mati? oh,,,, tuhanku. terasa panas dingin badanku. Apalagi saat satu persatu jarum suntik dibagikan pada mahasiswa. Rasanya aku mau kabur aja.

daripada mennggu giliranku dengan berdiam diri lebih baik aku mengajak temanku buat tertawa, tapi stop!! jika aku tertawa sekarang, bagaimana nasibku nanti yang belum jelas kulihat.

Dina adalah pasanganku nanti. aku dan dia mencoba saling menenagkan ." tenang, kita pasti bisa, kamu jangan takut, nanti aku juga ikut takut dan ragu" .
aku pun menyanggah " siapa yang enggak takut. dulu, hal yang paling aku benci adalah melihat perawat menginjeksi pasien,aku merasa enggak tega. itu yang membuatku ragu"
Dina pun ikut panas dingin seperti ku "kita wajib melakukan hal ini Put, nanti jika kita nangis/gagal kita akan mengulang tahun depan. Apa kamu mau?".
"masak jika nangis/gagal harus mengulang lagi?" tanya ku tak percaya.
"iya,, kata anak kelas sebelah memang seperti itu, ada yang nangis dan diulangi berkali-kali"
"ih,,,,, merinding banget, masak tubuh manusia dicoblos seenaknya saja. ah,,,, ngobrolnya kita lanjutin nanti aja. kita sholat terus makan dulu yuk,,, aku merasa dehidrasi.daripada nanti ada apa-apa".

setelah kita berdua sholat berjamaah, lalu makan. Aku merasa lebih tenang.

setelah aku dan teman-temanku mendapat giliran masuk ruangan, aku dan teman-temanku hampir mendapat hukuman karena saat dosen bertanya tentang materi, teman-temanku menjawab agak ragu. keraguan itu muncul mungkin karena psikisnya tak tenang. Aku pun mencoba angkat bicara agar praktik hari ini berjalan lancar. setelah itu dosen melakukan bimbingan dan dilanjutkan satu persatu mahasiswa melakukan tindakan seperti yang dicontohkan.

.

Aku tak jadi berpasangan dengan Dina, karena Dina merasa belum siap diawal percobaan,namun aku ditawarin Andri salah satu teman ku laki-laki. Setengah aku merasa siap, setengah aku merasa ada sesuatu yang terjadi, karena sebelumnya banyak temanku yang gagal melakukan tindakan ada yang sampai berdarah, ada yang salah jalan yang seharusnya dimasukkkan ke vena tapi masuk ke otot.

dismping ku ada teman-temanku yang mengamati . aku sungguh tak tega melihat apa yang akan dilakukan temanku terhadapku, alkohol mulai terasa di kulitku. aku menoba memalingkan pandanganku dan menutup mata dengan tangan kananku, namun temanku berkata agar aku melihat apa yang terjadi.
1.2.3... aku mulai merasakan jarum sudah masuk ke dalam kulitku dan spuit pun ditarik sampai "hemmm.....". aku mencoba membayangkan yang indah-indah, jika ada permen, aku pasti akan menggigit permen itu sampai habis.aku mendengar sesuatu dari telingaku.

"ih,,,, pasti sakit" ada juga temanku yang berkata "Sakit Put?" dan ada juga yang bilang "wah,,, enggak ada darahnya. kontan aku pun merasakan kalau tindakan yang dilakukan temanku itu salah, lalu temanku pun ada juga yang bilang " coba lebih kedalam". Andi pun tetap memasukkan jarum lebih dalam.
"udah Ndi, cabut, udah kalau ini gagal" aku pun berteriak tak berdaya.
setelah itu Andi pun meminta maaf padaku, memang ini pengalaman, jadi tak apa lah kalau aku gagal didepan.
"gimana Put?? sakit?" tanya temanku sambil membantu ku mengambil disinfectan.
"enggak kok,,, enggak sakit. cuman sakit itu muncul dari persepsi diri kita aja, hanya sebentar aja sakitnya" kataku pada temanku yang belum melakukan tindakan agar temanku tak takut mencobanya.Dengan terbiasa sering mencoba, semoga semakin mahir pula aku mencari jalan yang benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar