L A P O R A N  K A S U S 
ASUHAN KEPERAWATAN  Nn. S  
DENGAN MULTIPLE TRAUMA (UNSTABEL  PELVIKS)
I. Biodata.
Pengakajian dilakukan pada tanggal: 2 8 Nopember pukul 07.30 Wib.
1.1 Identitas
N a m a : Nn. S
U m u r : 17 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Kelep Selatan gg IV/ 73A Sidoarjo.
MRS : 14 Nopember 2001
II.      Alasan masuk rumah sakit
A.      Alasan dirawat : Kecelakaan lalulintas 
B.      Keluhan utama : Nyeri pada daerah pelviks.
1.      Provocative/palliative : Bila bergerak
2.      Quality/quantity : Nyeri seperti tertindis.
3.      Regional : nyeri terasa pada daerah pelviks dan terutama didaerah luka operasi perut kanan bawah .
4.      Severity scale : skala nyeri yang dirasakan klien : 5 dari skala 10.
5.      Timing : Kalau miring ke kiri atau ke kanan 
III.    Riwayat kesehatan 
A.      Riwayat kesehatan sebelum sakit : Pasien tidak ada riwayat alergi obat dan makanan . Tidak menderita penyakit mwenular. 
Riwayat kesehatan sekarang : klien jatuh dari sepeda motor dan ditabrak rtruck 
IV.    Informasi khusus
A.      Masa balita : tidak dikaji
B.      Klien wanita : tidak dikaji
V.      Aktivitas hidup sehari – hari :
Aktivitas   sehari-hari  |    Pre-masuk   rumah sakit  |    Di   rumah sakit  |   
A.          Makan dan minum 1.        Nutrisi 2.        Minum  |    Pola makan   3 kali/hari, tidak ada makanan pantangan. Minum air   putih 6-8 gelas sehari, kadang-kadang minum kopi.  |    Pola makan   3 kali/hari, diet susu 6 kali 100 cc  |   
B.          Eliminasi  |    BAB Normal   2 – 3 kali sehari   |    Colostomi   |   
C.  Istirahat dan tidur  |    Pasien   istirahat jam 13.00-14.30 dan tidur malam    tidak tentu kadang jam 22.00-05.30, kadang jam 23 00  |    Pasien   istirahat siang hari tidak tentu. Tidur terganggu dan kalau tidur malam   diatas jam 24 00 bahkan pernah tidur pada pukul 05.00 dan bangun pukul 07.00  |   
D.  Aktivitas  |    Seorang   pelajar   |    Pasien   mengatakan ia tidak bisa berbuat apa – apa    hanya tidur saja karena lemah dan nyri akibat sakitnya.  |   
E.  Kebersihan diri  |    Mandi 2   kali sehari, menggosok gigi dilakukan setelah mandi dan makan  |    Kbersihan   diri dibantu oleh perawat ruangan  |   
F.  Rekreasi  |    Pasien   senang mendngar radio, membaca dan noonton TV  |    Mendengar   radio dan membaca  |   
VI.    Psikososial
A.      Psikologis : persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu menurut klien penyakitnya sangat berat tapi klien yakin bahwa penyakitnya  merupakan cobaan dari Tuhan, tapi klien sangat ragu apakah penyakitnya bisa sembuh sehingga klien mengungkapkan sering memikirkan keadaannya, klien tidak  tahu tentang, perawatan dan pengobatan, faktor resiko dan perawatan lebih lanjut. Konsep diri :  body image, self idea , self esteem, self identity  serta perannya, klien mengungkapka tidak  dirasakan sebagai suatu masalah.. Keadaan emosi : pasien pasrah pada keadaan  yang dideritanya sekarang ini. Mekanisme koping adalah  klien selalu berdoa semoga penyakitnya dapat sembuh dengan  cepat.
B.      Sosial : hubungan antar anggota keluarga harmonis 
C.      Spiritual : Di rumah ibadah dengan sholat 5 waktu, sedangkan di rumah sakit pasien  tidak melakukankannya karena keadaan sakitnya .
VII.  Pemeriksaan fisik
A.      Keadaan umum : pasien nampak tegang, wajah menahan  sakit, lemah. Kesadaran kompos mentis,  GCS : 4-5-6,  T 120/80 mmHg, N 98 x/menit, S 374 0C, RR 20 X/menit.
B.      Head to toe :
1.      Kepala
Bentuk dan ukuran normal, kulit kepala bersih.
2.      Rambut
Rambut lurus agak kotor , tidak rapi h.
3.      Mata (penglihatan)
Ketajaman penglihatan normal, konjungtiva anemis, sclera icterik, pupil isokor, refleks cahaya positif,  klien  tidak menggunakan alat bantu kacamata.
4.      Hidung (penciuman)
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman dbn.
5.      Telinga (pendengaran)
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat Bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran  dbn.
6.      Mulut dan gigi
Agak kotor, selalu dilakukan oral hygiene paga dan soreh oleh perawat ruangan.
7.      Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
8.      Thoraks
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Pergerakan dada  kanan tertinggal, Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.  S3 positip, gallop positip ics III dan IV, dada kanan terpasang drainge disambung dengan kantong  ukuran.
9.      Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati  teraba 2 jari bawah iga,dan limpa tidak membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit. 
10.  Repoduksi
Tidak dikaji.
11.  Ekstremitas
Mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot ekstremitas atas 4-4 dan ekstremitas bawah 4-4., akral dingin dan pucat.
12.  Integumen.
Kulit keriput, pucat. Turgor sedang
2.1. Breathing
Klien bernafas spontan, pola nafas teratur, frekuensi 24 x/menit,. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: suara nafas ronkhi +, sianosis -, 
2.2. Kardiovaskuler
Klien nampak lemah, kulit  dan kunjungtiva pucat dan akral hangat. Tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 120x/menit, kapiler refill 2 detik. Pemeriksaan laboratorium: HB = 9,9 gr%,  HCT= 32 dan PLT = 235.
2.3. Brain
Klien dalam keadaan sadar, GCS: 4-5-6 (total = 15), klien nampak lemah, refleks dalam batas normal.
2.4. Blader
Klien terpasang doewer chateter urine tertampung 200 cc,  warna kuning kecoklatan. 
1.5.  Bowel
Terdapat colostomy.
Analisa Masalah
Sign / Symptom  |    E t   I o l o g i  |    P r   o b l e m  |   
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan  |    Perencanaan Keperawatan  |   ||
Tujuan dan criteria hasil  |    Intervensi  |    Rasional  |   |
Nyeri   berhubungan dengan proses implamasi    pada liver  |    Klien melaporkan nyeri hilang   atau terkontrol dengan kriteria.  |    1.        Observasi dan catat berat dan ringan nya nyeri (skala   nyeri). Menetap, hilang timbul atau kolik 2.        catat respon terhadap obat dan lapor pada tim kesehatan   lainnya  bila nyeri berkurang/hilang. 3.        Atur posisi klien senyaman mungkin atau membiarkan klien   memilih posisi yang menurutnya enak dan nyaman. 4.        Bersihkan tempat tidur dan tenangkan suasana ruang   perawatan kalau memungkinkan control suhu ruangan. 5.        Dorong menggunakan teknik relaksasi , latihan napas   dalam. 6.        Alihkan perhatian klien dengan menganjurkan klien   mendengar radio  7.        Rawat luka dan drain secara aseptic. 8.        Pantau tanda tanda vital 9.        Sediakan waktu untuk mendengar dan mempertahankan   kontak dengan klien 10.   Berikan   obat sesuai program dan indikasi 11.   mobilisasi   secara bertahap dan lakukan dengan hati – hati   |     Membantu membedakan penyebab nyeri dan   memberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya   komplikasi dan kefektifan intervensi. Nyeri   berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya   komplikasi/kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut Tirah   baring pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intra abdomen, namun   klien akan melakukan posisi yang menghilangkan nyeri secara alamiah Memberikan   perasaan enak dan nyaman Memusatkan   perhatian, dapat meningkatkan koping Dapat   menghilangkan pusat perhatian pada rasa sakitnya, karena sepak bola merupakan   hobi klien. Dapat   mengetahui  perubahan secara cepat pada   klien Membantu   dalam menghilangkan cemasdan memuaskan kembali perhatian yang dapat   menghilangkan nyeri Therapi   Pengobatan dapat mengurangi nyeri Untuk   menghindari nyeri  |   
Perubahan nutrisi: kurang dari   kebutuhan tubuh.  |    Nutrisi pasien akan kembali   seimbang dan mempertahankan berat badan yang sesuai  |    1.      Jelaskan pada klien dan keluarganya tentang makanan   yang disajikan oleh RS merupakan salah satu bentuk pengobatan. 2.      kerjasama dengan petugas gizi dalam penyiapan makanan   yang hangat dan menarik 3.      kolaborasi dengan petugas gizi ukur masukan diet harian   dengan jumlah kalori 4.      Bantu dan dorong klien untuk makan , jelaskan alasan   tipe diet, beri klien makan bia mudah lelah atau biarkan orang terdekat   membantu klien. Pertimbangkan pilihan    makanan yang disukai. 5.      Dorong klien untuk makan semua makanan/makanan   tambahan. 6.      Beri makanan sedikit tapi sering 7.      Berikan tambahan penyedap pada makanan yang disukai   klien.  |    Dengan   mengertinya klien atau keluarganya diharapkan adanya motivasi untuk mau   makan. Diharapkan   dengan hidangan yang hangat dan menarik agar klien mau makan Memberikan   informasi tentang kebutuhan pemasukan /difisiensi Diet   yang tepat penting untuk penyembuhan. Kolien mungkin makan lebih baik bila   keluarga terdekat dan makanan yang disukai sebanyak mungkin. Klien   mungkin hanya suka sedikit makanan karena menurun napsu makan akibat mual,   lemah dan malaise. Toleransi   terhadap makanan banyak kemun gkinan berhubungan dengan rasa mual Tambahan   penyedap meningkatkan rasa makanan dan membantu selera makan.  |   
Peruahan pola tidur   berhubungan  dengan ansietas.  |    Pola tidur pasien kembali   normal dengan criteria menggambarkan factor yang menghambat tidur,   mengidentifikasi teknik agar cepat tidur dan melaporkan keseimbangan yang   optimal antara tidur dan aktivitas.  |    1.      Ciptakan suasana lingkungan yang bersih dan kondusif. 2.      Atur prosedur dan minimalkan gangguan selama periode   tidur. 3.      Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan   tidur/istirahat dan kemungkinan cara untk menghindari.  4.      Anjurkan untuk batasi kafein pada sore hari. 5.      Berikan makanan kecil pada sore hari dan mandi serta   masase punggung oleh orang terdekat. 6.      Gunakan penutup telinga bila kebisingan menjadi   masalah. 7.      Pertahankan waktu tidur teratur dan waktu bangun.   Menyusun rutinitas relaksasi untuk persiapan tidur.  |    Mengurangi   ketegangan pasien sehingga kecemasan juga menurun atau hilang. Jumlah   kebutuhan tidur yang normal seeseorang 4 – 6 jam sehari Meningkatkan   partisipasi klien dan keluarga dalam upaya memenuhi kebutuhan tidur. Kafein   bisa meningkatkan ambang sadar. Meningkatkan   rileksasi dengan perasaan mengantuk Upaya   secara mekanik dalam mengatasi masalah tidur. Menimbulkan   suatu kebiasaan yang kondusif dalam pemenuhan kebutuhan tidur.  |   
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa   kep.  |    Hari/tanggal  |    Tindakan   keperawatan  |    Evaluasi   keperawatan  |   
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan  |    Perencanaan Keperawatan  |   ||
Tujuan dan criteria hasil  |    Intervensi  |    Rasional  |   |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar