Pengertian perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan. (Soetjiningsih, 1995)
Masa perkembangan anak merupakan suatu proses yang spesifik, sebagai masa pertumbuhan dan perkembangannya semua aspek dan fungsi yang ada dalam diri si anak, termasuk perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang berlangsung secara bersamaan dan seimbang (multidimensional).
Aspek-aspek dalam tahapan Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun antara lain :
1) Perkembangan Motorik Kasar
2) Perkembangan Motorik Halus
3) Perkembangan aspek Kognitif
4) Perkembangan aspek Bahasa (Berbicara)
5) Perkembangan aspek Sosial
6) Perkembangan aspek Emosi
7) Perkembangan aspek Agama
8) Perkembangan fisik
A. GERAKAN MOTORIK KASAR
Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Yang biasany dilakukan melalui gerakan menendang, menjejak, meraih dan melempar.
B. GERAKAN MOTORIK LEMBUT
Motorik halus merupakan koordinasi antara jari-jemari, telapak tangan dan kaki, serta mata. Untuk mendeteksi gangguan/penyimpangan perkembangan, bisa dilakukan dengan alat skrining perkembangan Denver II.
Berikut garis besar skrining perkembangan motorik kasar menurut Denver II:
1. Gerakan Seimbang (sejak lahir hingga 0,5 bulan)
Hal ini bisa dilihat dari anggota geraknya, yakni tangan dan kaki. Saat kaget, keempat anggota geraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti katak, mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan.
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
*tarik selimutnya saat anak sedang tidur, baik dalam posisi tengkurap atau telentang. Jika salah satu dari keempat anggota geraknya tak simetris, misal nya kaki kanannya tampak lemas/tak terangkat, perlu dicermati sebagai tanda mencurigakan.
2. Mengangkat Kepala (20 hari - belum genap sebulan).
Dalam range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak sudah bisa mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat. Selanjutnya, sekitar 1 bulan 10 hari sampai 3,5 bulan, bayi harus nya sudah bisa mengangkat kepala sejauh 90 derajat.
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
*posisikan anak tengkurap/telungkup. Jika tidak ada kelainan, secara spontan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya sendiri.
3. Duduk dengan Kepala Tegak (1,5 bulan - 3 bulan 3 minggu)
Perkembangan motorik bayi pada tahap ini dapat kita lihat dengan cara memangku bayi tersebut dan menyandarkan anak pada tubuhnya hingga kepalanya ikut tegak. Jika kepala bayi tampak lemas, terjatuh, atau menunduk, kita perlu memeriksakan kondisi anak tersebut.
4. Menumpu Badan pada Kaki (1,2 bulan - 4 bulan 3 minggu)
Stimulasi yang disarankan, posisikan tengkurap. Perhatikan, tubuh bayi akan terlihat bertumpu pada kakinya.
5. Dada Terangkat Bertumpu pada Lengan (2,5 bulan - mendekati 5 bulan)
Cara stimulasinya, telungkupkan tubuh bayi tersebut. Perhatikan kemampuannya mengangkat lengan dan dada, hingga posisi lengannya tegak. Untuk bisa bertumpu pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba panggil namanya, hingga dia mencoba melihat ke arah suara dan mengangkat kepalanya.
6. Tengkurap Sendiri (1 bulan 3 minggu - 5,5 bulan)
Cara stimulasinya, jangan sering menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan karena anak tak akan punya kesempatan belajar tengkurap. Sebaiknya taruh anak di tempat tidur dengan posisi telentang. Kemudian sedikit demi sedikit bantu ia membalikkan posisi tubuhnya.
7. Ditarik untuk Duduk Kepala Tegak (2 bulan 3 minggu - 6 bulan)
Cara stimulasi, tidurkan anak dengan posisi telentang, lalu tarik perlahan kedua lengannya. Perhatikan, apakah kepalanya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak atau tidak. Jika kepala tetap lunglai, besar kemungkinan ada kelainan yang umumnya terjadi di susunan saraf pusat.
8. Duduk Tanpa Pegangan (5 bulan 1 minggu - 7 bulan)
Bila sesudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak, coba lepaskan kedua tangannya secara perlahan agar dia bisa duduk sendiri.
C. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kemampuan kognitif pada bayi mencakup kemampuan mental yang meliputi berpikir, belajar, dan proses pemecahan masalah. Sama seperti kemampuan yang lain, kemampuan kognitif pada bayi juga mengalami perkembangan dari bulan ke bulan. Berikut adalah perkembangan kemampuan kognitif pada bayi dari usia 1 bulan sampai dengan 12 bulan.
Usia 1 Bulan:
Usia 1 Bulan:
· Melihat ke arah orang-orang yang sedang bergerak.
· Melihat ke wajah orang-orang di sekitarnya.
· Diam ketika hendak digendong.
· Menikmati ketika berada di gendongan anda.
Usia 2 Bulan:
· Matanya dapat bergerak mengikuti orang atau benda yang bergerak.
· Tetap terbangun dari tidurnya untuk waktu yang cukup lama, artinya jam tidur si kecil sekarang sudah mulai berkurang.
· Mulai untuk tersenyum.
Usia 3 Bulan:
· Mulai senang melihati tangannya sendiri.
· Merasakan suatu benda dengan mulut dan tangannya.
· Menengokkan kepalanya ke arah suara berasal.
· Si kecil menikmati permainan yang melibatkan interaksi, seperti cilukbaa….
· Tersenyum kepada orang yang dia kenal.
Usia 4 Bulan:
· Dapat memfokuskan matanya ke arah suara berasal.
· Melihat mainannya yang dipegang tangannya sendiri.
· Tersenyum sendiri ketika dihadapkan ke cermin.
· Si kecil mulai mengeluarkan tawanya.
Usia 5 Bulan:
· Menemukan mainan yang disembunyikan secara sebagian di bawah kain.
· Dapat memproduksi suara sendiri untuk menarik perhatian dari lingkungan sosialnya.
· Memerhatikan orang asing yang ada di sekitarnya.
Usia 6 Bulan:
· Mulai mencoba meraih mainannya yang sebenarnya berada di luar jangkauan si kecil.
· Mulai menyukai bersama orang lain atau menyukai keramaian.
Usia 6-12 Bulan:
· Dapat menemukan benda atau mainannya setelah sebelumnya melihatnya isembunyikan.
· Melihat-lihat gambar yang ada di buku, jadi sekarang anda mulai bisa membelikan si kecil buku-buku bergambar.
· Dapat menggunakan benda sebagai suatu peralatan sesudah ditunjukkan bagaimana caranya.
· Dapat memainkan mainannya dengan cara yang baru, menariknya, memutarnya, menyodoknya, dan merobeknya.
· Menikmati fungsi mainannya, seperti mainan musiknya, dll.
· Sangat menyukai permainan Ci..luk…baaaa……. ataupun Pok…ame…ame.
D. PERKEMBANGAN ASPEK BAHASA (BERBICARA)
Tahap Perkembangan Bahasa Pada Bayi Usia 0-12 bulan
Bayi yang baru lahir belum bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya lewat kata-kata. Di usia tersebut, bayi berbicara kepada orang di sekitarnya lewat tangisan dan senyumannya. Namun, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya bayi akan belajar bagaimana berbicara selain dengan tangisan ataupun senyuman, yaitu lewat kata-kata.
Berikut tahapan perkembangan bahasa pada bayi usia 0-12 bulan:
Bayi 0-1 bulan
Pada usia ini bayi anda akan mengkomunikasikan segala sesuatunya lewat tangisan mereka, tetapi terkadang mereka juga mengeluarkan suara lain selain tangisan.
Bayi mulai berkembang untuk mengenali suara tertentu saja, seperti suara musik yang sering mereka dengar ataupun suara lain yang familiar buat mereka.
Bayi akan memalingkan pandangannya pada suara yang mereka kenali, dan memberikan respon yang positif saat diajak berbicara.
Usia 1-4 bulan
Bayi akan menggunakan beberapa jenis suara yang bisa dibedakan dan memerhatikan bahasa tubuh orang di sekitarnya. (mulai usia 2 bulan)
Kemampuan mendengar bayi semakin meningkat, mulai mengeluarkan suara tertentu (berceloteh, misalnya aah.. uuh..) dalam komunikasinya dengan orang yang sudah mereka kenal, contohnya pada saat pengasuhnya bicara atau tersenyum kepada mereka.(mulai usia 3 bulan)
Bayi akan membuat suara-suara untuk menarik perhatian (mulai usia 4 bulan)
Bayi akan menangis ketika mereka membutuhkan sesuatu.
Bayi mulai tertawa dan tersenyum, terlebih bila dihibur.
Bayi dapat menghubungkan suara dengan objek tertentu dan juga dengan gerak badan. Maksudnya mereka sudah mulai dapat mengasosiasikan pola suara dengan suatu benda serta pola suara dengan gerak tubuh.
Usia 4-8 bulan
Bayi mulai memakai tiga atau empat ocehan dan mengombinasikan beberapa huruf hidup dan huruf mati misalnya nanana (mulai usia 5 bulan)
Bayi mengeluarkan lebih banyak huruf hidup dan mati seperti k, f, v, ka, da, ma (mulai usia 6 bulan).
Bayi mulai merespon saat diajak berbicara langsung. Bayi juga semakin paham dengan berbagai nada suara seperti suara terkejut, senang, serius, dan lainnya (mulai usia 7 bulan).
Bayi semakin sering mengulangi suara yang sama berulang-ulang, contohnya suku kata yang sering didengar (mulai usia 8 bulan).
Bayi mulai menggumam dengan irama tertentu.
Mulai mengenali nama mereka (panggilan mereka).
Bayi sudah mulai dapat mengucapkan satu kata tertentu, meskipun masih belum terlalu jelas.
Bayi mulai meniru suara tertentu (bukan meniru pembicaraan), seperti mengecap-ecap bibir atau mencoba membunyikan lidah (tongue clicking).
Usia 8-12 bulan
Bayi mulai meniru apa yang diucapkan ibu atau pengasuhnya
Bayi mengucapkan kata pertamanya (biasanya sekitar usia 9 bulan).
Bayi mendengarkan dengan seksama ketika Anda berbicara, dan sudah mulai mengerti arti perintah sederhana seperti “ayo kesini”.
Bayi dapat mengucapkan satu atau dua kata secara konsisten (meskipun belum terlalu jelas).
Bayi dapat menunjuk satu gambar dalam buku.
Bayi dapat mengungkapkan setuju atau tidak dengan menganggukkan atau menggelengkan kepala mereka.
Bayi mulai menyadari nama pengasuhnya dan akan bereaksi ketika nama pengasuhnya disebut atau dipanggil.
Bayi mulai dapat berinteraksi secara verbal dengan pengasuhnya.
Bayi dapat menggunakan tiga atau empat kata untuk menamai benda yang sudah dikenalnya, misalnya guguk untuk anjing.
Tahapan perkembangan di atas hanyalah tahapan tumbuh kembang bahasa bayi pada umumnya. Bagaimanapun, karena setiap manusia termasuk bayi adalah unik, maka tahapan perkembangan bahasanya bisa lebih cepat atau lebih lambat dari tahapan yang disebutkan di atas. Ok moms and dads, semoga bermanfaat untuk anda dan untuk si buah hati.
E. PERKEMBANGAN SOSIAL
Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilajirkan dengan sifat social dansebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.
1). Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada vulan pertama atau kedua sejak bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda, sebagai contoh, mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara suara manusia dan suara lainnya.
Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara. Akibat dari perkembangan ini, ditinjau dari sudut kematangan, mereka telah siap untuk belajar bermasyarakat.
2). Reaksi Terhadap Orang Deewasa
Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.
Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan sendiriran dan mereka berhenti menangis jika diajak berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi alat lainnya. Bayi mengenal ibunya dan orang-orang dekat lainnya dan menunjukkan rasa takut terhadap orang dewasa yang dikenal dengan menangis atau memalingkan muka.
Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat, memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah orang yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa bila diajak bermain,
Dari umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada marah. Bayi mmengenal orang yang sudah akrab dengan tersenyum, daakutan memperlihatkan ekspresi ketakutan yang jelas terhdap kehadiran orang yang tidak dikenal. Padausia enam bulan, gerak social mereka semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut orang yang membopongnya, mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada umur tujuh ata Sembilan bulan, bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Mereka memperlihatkan ketakutan dan ketidaksukaan kepada orang yang tidak dikenal dengan menghindar dan menangis jika ada orang yang tidak dikenal mendekati mereka. Dari umur 15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun, merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam jangka waktu yang relative pendek bayi berubah dari anggota kelompok yang pasif, yang menerima perhatian lebih banyak dan memberikan sedikit sebagai balasannya,menjadi anggota ynag aktif yang memprakarsai hubungan social dan berpartisipasi dalam aktivitas keluarga. Mereka telah melewati masa tidak suka bergaul dan tahap social dalam pola perkembangan.
3). Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur empat dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan perhatian pada tangis bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang seringkali menimbulkan perkelahian. Antara umur Sembilan dan 13 bulan, bayi menyelidiki bayi lain dengan cara menarik rambut atau bajunya, menirukan perilaku dan suara bayi lain, dan untuk pertama alinya memperlihatkan kerja sama dalam penggunaan mainan. Jika sebuah mainandiambil oleh bayi lain, biasanya bayi menjadi marah, berkelahi, dan menangis.
Reaksi social terhadap bayi lain dan anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun. Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak. Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir tahun kedua, bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social. Mereka bekerjasama dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke teman bermain, dan melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak kecil atau anak-anak yang lebih tua.
F. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Seringkali sebelum lewatnya periode neonate, keterangsangan umum pada bayi yang baru lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras, merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi mengenakan popok yang basah, dan menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu menyebabkan timbulnya tangisan dan aktivitas besar. Sebaliknya, reaksi yang menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek. Reaksi semacam itu juga dapat diperoleh dengan cara mengayun-ayunkannya, menepuk-nepuknya, memberikan kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada bayi dapat terlihat dari relaksasi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang menyenangkan berupa mendekut dan mendeguk.
Bahkan sebelum bayi berusia satu tahun, ekspresi emosional diketahui serupa dengan ekspresi pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, bayi menunjukkan berbagai macam reaksi emosional yang semakin banyak, antara lain kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kebahagiaan. Reaksi ini dapat ditimbulkan dengan cara memberikan berbagai macam rangsangan yang meliputi manusia serta objek dan situasi yang tidak efektif bagi bayi ynag lebih muda.
Bukan hanya pola emosi umum yang mengikuti alur yang dapat diramalkan, tetapi pola dari berbagai macam emosi juga dapat diramalkan. Sebagai contoh, reaksi ledakan marah (temper tantrums) mencapai puncaknya pada usia antara dua dan empat tahun, dan kemudian diganti dengan pola ekspresi yang lebih matang, seperti cemberut dan sikap Bengal.
2. Variasi dalam Pola Perkembangan Emosi
Terdapat variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak-kanak.
Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlenihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu, karena anak-anak mengekang sebagian emosi mereka, emosi cenderung bertahan lebih lamadaipada dengan jika emosi itu diekspresikan secara lebih kuat.
Variasi itu disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional, dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Sedangkan ditinjau sebagai suatu kelompok, anak-anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai. Mereka juga cenderung lebih mampu mengendalikan ekspresi emosi.
Variasi dipengaruhi oleh reaksi social terhadap perilaku emosional. Apabila reaksi social ini tidak menyenangkan, misalnya pada rasa takut atau cemburu, emosi tersebut akan jarang tampak dan terwujud dalam bentuk yang lebih terkendali dibandingkan dengan apabila reaksi social yang mereka terima menyenangkan.
Keberhasilan emosi yang memenuhi kebutuhan anak mempengaruhi variasi pola emosi. Jika ledakan marah berhasil memenuhi kebutuhan anak akan perhatian dan memberikanapa yang mereka inginkan. Mereka tidak hanya akan terus menggunakan perilaku tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ditinjau sebagai suatu kelompok, anak laki-laki lebih sering dan lebih kuat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan jenis kelamin mereka, misalnya marah, dibandingkan dengan emosi yang dianggap lebih sesuai bagi perempuan, misalnya takut, cemas, dan kasihsayang. Rasa cemburu dan marah lebih umum terdapat dikalangan keluarga besar sedangkan rasa iri lebih umum terdapat dikalangan keluarga kecil. Rasa cemburu dan ledakan marah juga lebih umum dan lebih kuat dikalangan anak pertama dibandingkan dengan anak yang lahir kemudian dalam keluarga yang sama.
Cara mendidik anak yang otoriter mendorong perkembangan rasa cemas dan takut sedangkan cara mendidik yang (serba membolehkan) permisif atau demokratis mendorong berkembangnya semangat dan rasa kasih saying. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang berstatus social rendah cenderung lebih mengembangkan rasa takut dan cemas dibandingkandengan mereka yang berasal dari keluarga yang berstatus social tinggi.
Ciri Khas Penampilan Emosi Anak
· Emosi yang kuat
· Emosi sering kali tampak
· Emosi bersifat sementara
· Reaksi mencerminkan individualitas
· Emosi berubah kekuatannya
· Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku
3. Pola Emosi yang Umum
Beberapa bulan setelah bayi lahir, muncul berbagai macam pola emosi. Pola yang paling umum, rangsangan yang membangkitkan emosi dan reaksi yang khas dari setiap pola dibawah ini, antara lain;
· Rasa Takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang keras, binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa sakit, orangyang tak dikenal, tempat dan obyek yang tidak dikenal.
Anak kecil lebih takut kepada benda-benda dibandingkan dengan bayi atau anak yang lebih tua. Usia antara dua sampai enam tahun merupakan masa puncak bagi rasa takut yang khas didalam pola perkembangan yang normal. Alasannya karena anak kecil lebih mampu mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi, tetapi kurangnya pengalaman menyebabkan mereka kurang mampu mengenal apakah suatu bahay merupakan ancaman pribadi atau tidak.
Dikalangan anak-anak yang lebih tua, rasa takut terpusat pada bahaya yang fantastis, adikodrati (supernatural), dan samara-samar pada gelap dan mahluk imajinatif yang diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, pada berbagai elemen terutama guntur dan kilat, serta karakter dalam dongeng, film, buku, komik, dan televisi. Anak yang lebih tua mempunyai berbagai ketakutan yang berhubungan dengan diri atau status, mereka takut gagal, takut dicemoohkan, dan takut “berbeda” dari anak lain.
· Rasa Malu
Merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering berjumpa. Rasa malu selalu ditimbulkan oleh manusia, bukan oleh binatangatau situasi. Studi terhadap bayi telah menunjukkan bahwa selama pertengahan tahun pertama kehidupan, rasa malu merupakan reaksi yang hamper universal terhadap orang yang tidak dikenalatau orang yang sudah dikenal tetapi memakai baju atau tata rambut yang tidak seperti biasanya. Ketakutan terhadap orang yang tidak dikenal yang menimbulkan rasa malu tampak pada perubahan sikap bayi setelah mereka menjadi terbiasa mengenal kembali orang yang tadinya sudah dikenal. Kemudian, umumnya bayi berhenti menangis dan bereaksi dengan ramah. Rasa malu dengan kehadiran orang yang tidak dikenal sangat umum pada tingkat usia ini sehingga tingkat usia ini sering disebut sebagai “usia yang tidak dikenal” (the strange age) atau “periode ketakutan yang infantile”.
Pada bayi, reaksi yang umum terhadap rasa malu ialah menangis, memalingkan muka, dari orang yang tidak dikenal, dan bergayut pada orang yang sudah akrab untuk berlindung. Hanya apabila mereka telah yakin bahwa tidak ada bahaya yang nyata barulah mereka mau mendekati orang yang tidak dikenal itu.
Anak yang lebih tua menunjukkan rasa malu dengan muka memerah, dengan menggagap, dengan berbicara sesedikit mungkin, dengan tingkah yang gugup sperti menarik-narik telinga atau baju, dengan menolehkan wajah kearah lain dan kemudian mengangkatnya dengan tersipu-sipu untuk menatap orag yang tidak dikenal itu. Mereka berusaha membuat diri mereka sesedikit mungkin menarik perhatian dengan cara berpakaian seperti orang lainnya dan berbicara sesedikt mungkin.
G. PERKEMBANGAN AGAMA
Pada fase ini juga belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadis, seperti memperdengarkan adzan dan iqamah saat kelahiran anak.
H. Perkembangan fisik
a. Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai
“ pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
1. Lahir : 3,25 kg
2. 3-12 bulan : umur(bulan) + 9
3.1-6 tahun : umur(bulan) x 2 + 8
4. 6-12 tahun : umur(bulan) x 7 – 5
Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !
2004 – 11 – 30 ( Lahir )
2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b. Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
TB anak laki-laki = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm
Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
( 165 cm – 13 cm ) + 160 cm ± 8,5 cm
312 cm / 2 ± 8,5 cm
156 cm ± 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
Ø pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.
Ø Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
Ø Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.
Daftar Pustaka
Hurluck, E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/01/fase-dan-tugas-perkembangan/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2009/04/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-bayi-balita/
http://bidanshop.blogspot.com/2009/12/kenali-tahap-perkembangan-bayi.html
http://informasitips.com/perkembangan-motorik-halus-pada-bayi-1-12-bulan
http://informasitips.com/perkembangan-kemampuan-kognitif-pada-bayi-1-12-bulan
http://informasitips.com/stimulasi-perkembangan-bahasa-bayi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar