MAKALAH STANDAR ASUHAN KEHAMILAN

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL         i
KATA PENGANTAR        ii
DAFTAR ISI        iv
BAB I     PROSES KEHAMILAN
  1. Proses Kehamilan        1
  2. Tanda Kehamilan        4
  3. Perubahan Selama Kehamilan        7
BAB II    ASUHAN KEHAMILAN
  1. Pengertian        15
  2. Tujuan Asuhan Kehamilan        15
  3. Cakupan Asuhan Kehamilan        16
  4. Kebijakan dalam ANC        19
  5. Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ANC        21
  6. Konseling dalam Kehamilan        22
  7. Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan        24
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PROSES KEHAMILAN


  1. Proses Kehamilan
    Untuk terjadinya sebuah kehamilan harus memenuhi beberapa proses, yaitu: (Winkjosastro, 2005)
    1. Sel Telur (ovum)
      Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genitalridge. Tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur. Ovum dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus kea rah medial. Ovum sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100 ? (0,1mm).
      Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida ini ditemukan sel-sel korona radiate, dan di dalamnya terdapat ruang perrivitellina. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di dalam ampula tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.


    1. Sel Mani (Spermatozooa)
      Sperma terdiri dari tiga bagian yaitu kaput (kepala) yang mengandung bahan nucleus, ekor berguna untuk bergerak, bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor. Pada saat koitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan ke dalam fornik posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta. Dengan gerakan ekornya sperma masuk ke dalam kanalis servikalis. Di dalam rongga uterus dan tuba gerakan sperma terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada rongga tersebut.      <Bahan kuliah dan makalah kesehatan>
      Spermatozoa dapat mencapai ampula, kira-kira satu jam setelah koitus. Ampula tuba merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Hanya beratus sperma yang bisa mencapai tempat ini. Sebagian besar mati karena keasaman vagina, sebagian lagi mati/ hilang dalam perjalanan. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai empat hari.
      Di dalam saluran reproduksi wanita spermatozoa mengalami kapasitasi sebelum ia mampu membuahi ovum. Kapasitasi terjadi di dalam rongga uterus dan tuba yaitu berupa pelepasan lapisan pelindung disekitar akrosom. Setelah ini terjadilah reaksi akrosomik yaitu pembentukan lobang-lobang kecil pada akrosom tempat dilepaskannya enzim-enzim yang dapat melisiskan corona radiata dan zona pelusida. Setidak-tidaknya dikenal dua enzim yaitu CPE (Corona Penetrating Enzym) yang mencerna korona radiata dan hialuronidase yang mencerna zona pelusida (Kusmiyati, 2008).


    2. Pembuahan (Konsepsi / Fertilisasi)
      Pembuahan (fertilisasi) adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang telah menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona pelusida masuk ke dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Penyatuan ini dalam prosesnya diikuti oleh penyatuan pronukleus yang disebut zygote yang terdiri atas penyatuan genetik dari wanita dan pria. Dari penyatuan itu mungkin akan menghasilkan:
      1. XX – zygote akan menghasilkan bayi perempuan
      2. XY – zygote akan menghasilkan bayi laki-laki.
      Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygote yang berjalan lancar dan dalam 3 hari samapi dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak kearah rongga rahim oleh arus dan getaran silia serta kontraksi tuba. Selama dalam perjalanan ke kavum uteri morula menglami pembelahan – pembelahan menjadi blastu.

    3. Nidasi (Implantasi)
      Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi (fertilized egg) ke dalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zygote) akan segera membelah menjadi blastomer. Pada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari ke-4 di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula. Dua struktur penting di dalam blastula adalah:
      1. lapisan luar yang disebut trofoblas, yang akan menjadi plasenta
      2. Embblas (inner cell mass) yang kelak menjadi janin.
      Pada hari ke-4 blastula masuk ke dalam endometrium dan pada hari ke-6 menempel pada endometrium. Pada hari ke-10 seluruh blastula (blastokis) sudah terbenam dalam endometrium dan dengan demikian nidasi sudah selesai. Tempat nidasi biasanya pada dinding belakang di daerah fundus uteri (Kusmiyati, 2008).
      Pada saat nidasi biasanya pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami perdarahan ringan akibat implantasi, biasa di sebut tanda Hartman (Manuaba, 1998).

    4. Plasentasi
      Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian belakang fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korialis.
      Terjadinya implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi. Sel yang dekat dengan ruang eksoderm membentuk "entoderm" dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel yang lain membentuk "ectoderm" dan ruangan amnion. Plat embrio (embyonal plate) terbentuk diantara dua ruangan yaitu ruang amnion dan kantung yolk. Plat embrio terdiri dari unsure ectoderm, entoderm, dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara amnioan dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
      Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar, limfe, dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu keenam sampai delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau Doppler.
      Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbiliaklis dan vena umbilikalis. Cabang arteri dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
      Vili korialis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan pembulih darah vena pada hari ke-10 sampai ke-11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat tambahan nutrisi dari darah ibu secara langsung. Selanjutnya vili korialis menghancurkan pembuluh darah arteri sehingga terjadi aliran darah pertama reptroplasenter pada hari ke-14 sampai ke-15 setelah konsepsi.
      Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal. Sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon fetus. Setiap kotiledon fetus terus bercabang dan bercabang di tengah aliran darah untuk menunaikan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu.
      Darah ibu dan janin tidak berhubungan langsung dan dipisahkan langsung oleh lapisan trofoblas, dinding pembuluh darah janin. Fungsinya dilakukan berdasarkan system osmosis dan enzimatik serta pinositosis. Situasi plasenta demikian disebutkan sistem plesenta-hemokorial


  1. Tanda Kehamilan
    Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu: (Kusmiyati, 2008)
    1. Tanda yang tidak pasti (probable signs)/ tanda mungkin kehamilan
      1. Amenorhea
      2. Mual dan muntah
      3. Quickening
      4. Keluhan kencing
      5. Konstipasi
      6. Perubahan Berat Badan
      7. Perubahan tempratur suhu basal
      8. Perubahan warna kulit
      9. Perubahan payudara
      10. Perubahan pada uterus
      11. Tanda piskacek's
      12. Perubahan-perubahan pada serviks
        a.) Tanda Hegar
        b.) Tanda Goodell's
        c.) Tanda Chadwick
    2. Tanda pasti kehamilan
      1. Denyut Jantung Janin (DJJ)
      2. Palpasi
      3. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
        1. Rontgenografi
        2. Ultrasonografi (USG)
        3. Fetal Electrografi (FCG)
        4. Tes Laboratorium/ Tes Kehamilan.


  1. Perubahan Selama Kehamilan
    Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi.
    Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahn fisiologis dan psikologis dalam kehamilan seperti:
    1. Perubahan-prubahan fisiologis dalam kehamilan menurut (PUSDIKNAS-WHO-JHPIEGO, 2003), meliputi:
      1. Pertumbuhan dan perkembangan janin serta perubahan-perubahan maternal
        1. Minggu 0
          Perkembangan Janin
          Sperma membuahi ovem, yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus menempel sekitar hari ke-11.
        2. Minggu ke-4 / bulan ke-1
  • Perkembangan Janin
    Dari dioskus embrionik, bagian tubuh pertama munculyang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan terbentuk. Embrio kurang dari 0,64 cm.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahaan yang kronik (menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan beerlangsung selama 3 bulan berikutnya. HCG ada di dalam urine dan serum 9 hari setelag konssepsi.
  1. Minggu ke-8 / bulan ke-2
  • Perkembangan Janin
    Perkembangan cepat. Jantung mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik. Raut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk dari lipatan kulit. Tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit yang tipis.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Mual muntah (Morning sickness) mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu. Uuterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda-tanda Hegar dan Goodell muncul. Serviks fleksi.Leukorrhoea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.
  1. Minggu ke-12 / bulan ke-3
  • Perkembangan Janin
    Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh berkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. jenis kelamin dapat diketahui. Gi jal memperoduksi urine.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Tanda Chadwick muncul. Uterus naik di atas simpisis pubis. Kontraksi Braxton Hicks mulai dan mungki terus berlangsung selama kehamilan. potensial untuuk menderita infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.
  1. Minggu ke-16 / bulan ke-4
  • Perkembangan Janin
    System Musculokeletal sudah matang; system syaraf mulai melaksanakan control. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua orgam mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut janting janin dapat didengar Doppler. Pankreas mempproduksi insuli.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Fundus berada di tengah antara simpisis dan pusat. Berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg per minggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi. Diameter biparetal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal) jika tidak gatal, iritasi atau berbau busuk. Pakaian-pakaian ibu menjadi ketat.
    Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.
  1. Minggu ke-20 / bulan ke-5
  • Perkembangan Janin
    Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi, terutama jika posisi berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin mulai terjadi. Ibu mulai merasakan gerakkan janin. Aerola bertambah gelap. Hidung tersumbat mingkin terjadi. Kram pada kaki mungkin ada. Konstipasi mungkin dialami.
  1. Minggu ke-24 / bulan ke-6
  • Perkembangan Janin
    Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernapasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8 kg.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Fundus di atas pusat. Sakit punggung dann kram pada kaki ungkin mulai terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae ravidarum,chloaasma, linea nigra, dan jerawat. Mimisan dapat terjadi. Mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen.
  1. Minggu ke-28 / bulan ke-7
  • Perkembangan Janin
    Janin dapat bernapas, menelan dan mengatur suhu.
    "surfacftant" terbentuk di dalam paru-paru. Mata mulai
    membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
  • Perubahan –perubahan Maternal
    Fundus berada di pertengahan antara pusat dan xiphoid.
    Hemorrhoids mungkin terjadi. Pernapasan dada
    menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat
    dipalpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.
  1. Minggu ke-32 / bulan ke-8
  • Perkembangan Janin
    Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm. mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.




  • Perubahan-perubahan Maternal
    Fundus mencapai prosesus xiphoid, payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga mengalami dyspnea.
  1. Minggu ke-36 / bulan ke-9
  • Perkembangan Janin
    Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bias bergerak/berputar banyak. Antibody ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
  • Perubahan-perubahan Maternal
    Penurunan bayi ke dalam v\pvik/panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali melahirkanbayi, mungkin memiliki energi final yangbmeluap. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Braxton Hick meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.


  1. Perubahan-perubahan hormonal pada ibu
  • Estrogen Progesteron
    Pengaruh Umum
    Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah Peningkatan sekresi, mengendurkan (relakssasi) otot-otot polos.
    Pengaruh-pengaruh khusus :
  1. Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi.
  2. Menyebabkan hypertrophy dari dinding uterusdan peningkatan ukuran pembuluh-pembuluh darah dan lymphatics yang mengakibatkan peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan:
    • Tanda Chadwick: vulva dan vagina menjadi berwarna ungu/biru.
    • Tanda Goodell: serviks menjadi lembut (pada perabaan)
    • Tanda Hegar: isthmus (segmen bawah) uterus menjadi lembut (pada perabaan) 1. Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi menyebabkan relaksasi.
  • Mengistirahatkan otot-otot polos yang berakibat:
    • Meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltic
    •    Meningkatnya gastric refluk karena relaksasi cardiac sphinter ? rasa panas dalam perut (heartburn)
    •     Penurunan motilitas GI ? konstipasi
    • Pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi ? meningkatnya kapasitas vena dan venula ? eksaserbasi hemorrhoid
  • Hypertrophy and hyperplasia otot-otot uterus. 3. Menjaga peningkatan suhu basal ibu
  • Hypertrophy and hyperplasia jaringan payudara termasuk system pembuluh/pipa.
  • Merangsang perkembangan system alveolar payudara
  • Dengan hormone relaxin melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligament-ligamen dan otot-otot, ? sakit punggung, nyeri ligament.
    Sumber: Pusdiknas (2003)

  1. Perubahan-perubahan pada Sistem Cardiovaskuler dan Sistem Hematologis
    Menurut Pusdiknas (2003) perubahan-perubahan pada system cardiovaskuler dan system hematologist meliputi:
    1. Cardiac Output
      Cardiac output adalah produk denyut jantung dan volume detak (stroke volume), dan kedua hal ini meningkat selama kehamilan normal. Cardiac output maternal meningkat sekitar 30 sampai 50 % selama kehamilan. Cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester pertama atau kedua kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan. Cardiac posisi output tergantung pada posisi ibu dan menurun pada saat ibu berbaring terlentang. Pada saat posisi terlentang, uterus yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi aliran balik vena ke jantung sehingga menurunkan cardiac output. Pada akhir kehamilan mungkin terjadi hambatan yang besar pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang. Pengaruh ini sangat besar pada saat usia kehamilan (mature) "at term". Antara 1 sampai 10 pasien ibu hamil mengalami penurun tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, pening, mual dan rasa akan pingsan.
    2. Tekanan Darah
      Penurunan"tahanan vaskuler perifer" selama kehamilan terutama disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon progesterone. Penurun dalan "peripheral vascular resistance", mengakibatkan penurunan tekanan darah selama usia kehamilan pertama kehamilan. Tekanan sistolik menurun sekitar 5 sampai 10 mmHg dan diastolic 10-15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24 minggu kehamilan, tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan kembali pada tekanan darah sebelum hamil pada saat "at term".
    3. Perubahan-perubahan lain yang mempengauhi jantung dan sirkulasi.
      Merasa lelah dan menurunnya semangat/ lesu adalah umum selama kehamilan. Sedikit derajat hiperventilasi adalah normal selama kehamilan tetapi mungkin diangggap dipsnea patologi oleh ibu dan petugas kesehatan yang tidak berpengalaman. Edema pada kaki sangat umum pada akhir kehamilan karena meningginya tekanan osmotic colloid plasma.
    4. Volume plasma dan massa Red Blood Cell" (sel darah merah)
      Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu dan terus meningkat sampai 30-34 minggu saat mencapai titik maksimum. Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100 %. Masa RBC juga mulai meningkat pada 10 minggu dan meningkat cepat sampai at term. Tampa suplemen zat besi RBC meningkat 18 % selama kehamilan, sedangkan ibu yang meminum suplemen zat besi mengalami peningkatan yang lebih besar pada masa RBC, rata-rata 30 %.
      Karena volume plasma meningkat rata-rata 50 % sementara RBC meningkat hanya 18-30 %, hematocrit menurun selama kehamilan normal. Hal ini disebabkan setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak.
      Peningkatan normal di dalam volume darah ini memberikan filtrasi renal yang meningkat selama kehamilan dan mengurangi jumlah penipisan volume selama perdarahan pada saat kelahiran. Peningkatan masa RBC ini memberikan penyaluran oksigen yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
    5. Pembekuan "koagulasi"
      Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan darah dan platelets selama kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan resiko terjadinya DIC (Disseminatet Intravenascular Coagulation) seperti yang terjadi pada komplikasi-komplikasi molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/ solusio plasenta.
    6. Metabolisme zat besi
      Zat besi diserap dari usus duabelas jari dari tablet tambah darah atau makanan-makanan tertentu seperti daging, hati/telur, sayur-sayuran berwarna hijau tua, ganggang laut, ubi rambat, dan buah-buahan. Ibu hamil normal menyerap 20 % zat besi yang masuk. Teh, kopi, dan kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi, sementara buah-buahan, sayur-sayuran dan vitamin C meningkattkan penyerapan zat besi dari makanan atau suplemen.
      Zat besi yang diperlukan oleh ibu hamil adalah sekitar 1.000 mg, ini termasuk 500 mg yang digunakan untuk meningkatkan masa RBC 300 mg untuk janin, dan 200 mg untuk mengganti kehilangan zat besi setiap hari. Jadi, ibu hamil normal perlu menyerap rata-rata zat besi 3.5 mg/hari. Kebutuhan zat besi meningkat sangat tajam selama trimester ketiga. Selama 12 minggu terakhir kehamilan janin menerima hampir semua zat besi yang dimakan oleh ibunya.
      Tujuan suplemen zat besi selama kehamilan adalah agar meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu atau mencegah kekurangan zat besi pada janin. Diperkirakan bahwa ibu yang mengurangi zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan zat besi mereka dari sumber-sumber makanan.
  2. Perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan
    1. Trimester pertama
      Segera setelah terjadi konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali pada awal kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil.
      Pada trimester pertama seseorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang ibu untuk mungkin diberitahunya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
      Hasrat untuk melakukann hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama priode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengarui oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
      Reaksi pertama seorang ppria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencedrai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Di samping respon yang diperhatikannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.

    2. Trimester kedua
      Trimester kedua biasanya adalah saat ibu mesara sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan hormone yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakn pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
    3. Trimester ketiga
      Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
      Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
      Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin nama bayi yang akan dilahirkan sudah dipilih.


BAB II
ASUHAN KEHAMILAN


  1. Pengertian
    Asuhan kehamilan atau sering disebut Ante Natal Care (ANC) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001).
    Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2001).

  1. Tujuan Asuhan Kehamilan
    1. Tujuan
      Menurut Saifuddin (2002), asuhan kehamilan atau yang sering disebut Ante Natal Care (ANC) bertujuan untuk:
      1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
      2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
      3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasiyang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
      4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
      5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian ASI eksklusif
      6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

  2. Cakupan Asuhan Kehamilan
    Dalam rangka program pelayanan ANC dalam penilaian untuk menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi TT2 dan cakupan pemberian Fe ?90 tablet pada ibu hamil.
  • Tanda-Tanda Bumil yang Sehat
    • Cukup tenaga dan bersemangat
    • Nafsu makan baik
    • Tidak pusing-pusing dan tidak mengalami perubahan penglihatan
    • Tidak mual dan muntah yang berlebihan
    • Tidak ada gatal-gatal dari vagina
    • Tidak ada darah/ cairan vagina yang berbau
    • Tidak merasa panas di saluran kemih ketika BAK
    • Tidak ada kesulitan bernafas
    • Tidak ada rasa nyeri yang berarti pada perut, punggung, tungkai
    • Tidak ada bengkak pada tangan dan wajah
  • Tanda-Tanda Bahaya dalam Kehamilan
    • Perdarahan pervaginam
    • Nyeri kepala hebat dan atau berulang
    • Gangguan penglihatan
    • Bengkak pada tangan atau / dan muka
    • Janin tidak banyak bergerak seperti biasa atau tidak bergerak sama sekali
    • Ketuban pecah dini
  • Pemeriksaan Ibu Hamil
    • Anamnesa
      • Identitas
      • Keluhan utama
      • Riwayat kesehatan (sekarang, yang lalu, keluarga)
      • Riwayat haid
      • Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
      • Riwayat kehamilan sekarang
      • Riwayat perkawinan
      • Riwayat psikososial spiritual
    • Pemeriksaan
      • Pemeriksaan umum (kesadaran, keadaan umum, TTV, TB, BB dan Lila)
      • Pemeriksaan kebidanan
  1. Inspeksi : kepala- ekstremitas (kaki)
  2. Palpasi : menurut Leopold 4 bulan
    Tujuan :
    1. Leopold I : menentukan TFU (untuk mengetahui usia kehamilan) bagian apa terdapat di fundus
    2. Leopold II : Menentukan bagian apa yang terdapat pada sisi kanan dan kiri perut ibu
    3. Leopold III : Menentukan apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu dan apakah bagian terbawah tersebut sudah/ belum masuk PAP
    4. Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian terbawah masuk PAP
  3. Auskultasi
    1. Alat stetoskop monoral → DJJ terdengar akhir bulan ke V (20 minggu)
    2. Tentukan punctum maximum :
      Preskep : 1-2 cm di bawah pusat kanan/ kiri
      Presbo : 1-2 cm di atas pusat kanan/ kiri
    3. Denyut jantung (+)/(-), frekuensi 120-160 x/menit, di hitung selama 1 menit, irama teratur/ tidak, kekuatan kuat/ lemah
  4. Perkusi
    Reflek patella : (+)/(-)
  • Pemeriksaan Penunjang
  1. Laboratorium
  • Urine (PP test, reduksi, protein urine)
  • Darah (Hb → ANC 1 dan di ulang setiap 3 bulan) dan golongan darah
  1. USG
  2. Rontgen
  1. Pemeriksaan Panggul
    1. Distansia Spinarum
      Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (23-26 cm)
    2. DIstansia Cristarum
      Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm)
    3. Conjugata ekterna (Boudeloque)
      Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung procesus spinosus ruang tulang lumbal ke V (18-20 cm)
    4. Ukuran lingkar panggul
      Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spinailiaca anterior superior dan trochanter major yang sama di pihak yang lain (80-90cm)
      Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur
Cakupan asuhan kehamilan :
  • Kunjungan baru ibu hamil (K1)
    Kunjungan baru ibu hamil adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. K1 dipakai sebagai indicator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan. Angka cakupan K1 yang diperoleh dari jumlah K1 dalam satu tahun dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah tersebut.
  • Kunjungan antenatal keempat (K4)
    Kunjungan ibu hamil keempat K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk menndapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada trimester II, dan minimal 2 kali pada trimester III atau tidak ada kunjungan pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Angka cakupan K4 diperoleh dari jumlah K4 dalam satu tahun. Dalam pengolahan program KIA disepakati bahwa cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), yang dipakai sebagai indicator tingkat perlindungan ibu hamil.
  • Pemberian suntikan TT2
    Salah satu standar minimal pelayanan antenatal adalah pemberian imunisasi TT sebanyak dua kali selama kehamilan. tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari Tetanus Neonaturum. Pemberian baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal empat minggu, kecuali bila sebelumnya telah pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Angka cakupan TT2 diperoleh dari jumlah ibu hamil yang TT2 dalam satu tahun dibagi jumlah sasaran ibu hamil diwilayah kerjanya.
  • Pemberian tablet besi pada ibu hamil
    Tujuan pemberian tablet besi adalah unutk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat. Ibu yang menderita anemia cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Angka cakupan Fe ? 90 tablet diperoleh dari jumlah ibu hamil yang memperoleh Fe 90 tablet dibagi dengan jumlah sasaran ibu ha,mil di wilayah kerja tersebut.

  1. Kebijakan dalam ANC
    Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri sendiri selama kehamilan. pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua masalah kesehatan yang timbul akan segera dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah 14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari.
  • Kebijakan Program
    Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan (WHO) dalam Saifuddin (2002):
  1. Satu kaliu pada trimester I (sebelum 14 minggu)
  2. Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)
  3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah "14 T" yaitu:
  1. Timbang berat badan
  2. Tekkanan darah
  3. Tinggi fundus uteri
  4. Tetanus toxoid lengkap
  5. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
  6. Tes penyakit menular seksual (PMS)
  7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
  8. Terapi kebugaran
  9. Tes VDRL
  10. Tes reduksi urine
  11. Tes protein urine
  12. Tes Hb (Haemoglobin)
  13. Terapi iodium
  14. Terapi malaria

  • Trimester I
    • Timbang berat badan
    • Ukur tekanan darah
    • Tes penyakit menular seksual
    • Tes HB
    • Tes Malaria
    • Therapy iodium
    • Tes VDRL
  • Trimester II
    • Timbang berat badan
    • Ukur tekanan darah
    • Tetanus toksoid lengkap
    • tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil
  • Trimester III
    • Timbang berat badan
    • Ukur tekanan darah
    • Rtinggi fundus uteri
    • Therapy kebugaran
    • Tes reduksi urin
    • Tes protein urin
    • Tes HB
    • Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
  • Kebiijakan Teknis
    Pennatalaksanaan ibu hamil menurut Saifuddin (2002) secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Mengupayakan kehamilan yang sehat
  2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan
  3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman
  4. Perencanaan antisipatif dan persipan diri untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

  1. Pelaksannaan dan Tempat Pelaksanaan ANC
    1. Pelaksana
      Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan desa, dan bidan praktek swasta), dan perawat yang sudah dilatih pemeriksaan kehhamilan.
    2. Tempat pelaksanaan ANC
      1. Posyandu
      2. Polindes
      3. PKD
      4. Puskesmas pembantu
      5. Puskesmas
      6. Rumah sakit pemerintah atau swasta
      7. Dokter atau Bidan praktek swasta
      8. Rumah bersalin
      9. Rumah penduduk (pada kunjungan rumah/ kegiatan puskesmas)

  2. Konseling dalam Kehamilan
    Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan benar-benar bekerja sesuai standart yang telah ditetapkan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan setelah memberikan pelayanan ANC adalah pendidikan prenatal dan konseling kepada ibu hamil, suami dan keluarga (Hamilton, 1995). Salah satu hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan standart pemeriksaan dan pemantauan antenatal oleh bidan adalah ibu hamil, suami, keluarga, dan masyarakat mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan (Depkes RI, 2001)
    Konseling pada ibu hamil harus terintegrasi dalam pelayanan ANC. Konseling diberikan untuk memberikan penjelasan tentang cara menjaga kehamilan agar tetap sehat. Infoormasi yang diberikan pada saat konseling adalah tentang fisiologi kehamilan dan persalinan, pentingnya perawatan diri selama hamil, keuntungan pemberian ASI pada bayinya kelak, persiapan untuk persalinan, persiapan untuk bayi baru lahir, pengaturan untuk transportasi bila terjadi keadaan darurat pada ibu dan bayi, dan cara KB sesudah melahirkan (Depkes RI, 1999).
    Informasi yang diberikan saat konseling harus disampaikan secara bertahap setiap kali datang dan ditambah hal-hal baru. Ini dimaksudkan agar pemberian konseling lebih efektif, sehingga ibu hamil dapat mengerti dan memahami informasi dengan benar dan melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dalam pemberian konsling hendaknya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan juga harus diinformasikan, seperti perdarahan, nyeri kepala hebat atau berulang, gangguan penglihatan, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri hebat pada uluh hati, demam, dan janin tidak bergerak seperti biasa. Ini penting agar ibu hamil dan suami dapat mengidentifikasi tanda dan gejala tersebut, sehingga dapat sesegera mungkin mendapat pertolongan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten (Depkes RI, 1999)
    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asuhan kehamilan secara umum menurut Manuaba (1999) adalah:
  • Masalah umum
    Selama hamil, istri sebagian besar diantar suami dalam memeriksakan kehamilannya. Dengan demikian suami istri akan mendapatkan pengertian yang sama dan diharapkan timbulnya gejala klinis yang berat dapat dikurangi bahkan sama sekali tidak terjadi (Manuaba. 1999).
    Pada kehamilan yang tidak diterima dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah klinik yang memberatkan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus menanamkan pengaruh yang positif dalam kehamilan dan pendekatan yang lebih (Manuaba, 1999).
  • Nutrisi selama kehamilan
    Nutrisi pada wanita hamil harus mensuplai kebutuhan ibu dan janin. Makanan bergizi bagi ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi.
    Pemasukan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul muaal muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa. Untuk mengatasi mual dan mun tah sebaiknya porsi makan ibu hamil diberikan lebih sedikit dengan frekuensi pemberian sering.
    Kehamilan triwulan III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan ibu sering merasa lapar. Pada masa ini hindari makanan yang berlebihan, sehingga berat badan tidak naik terlalu banyak bahan makanan yang mengandung lemak dan hidrat arang seperti yang manis-manis dan gorengan perlu dikurangi.
  • Hygiene selama kehamilan
    Hygiene umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan perubahan postur tubuh dan alas kaki yang aman. Mandi untuk merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat mengakibatkan komplikasi seperti sepsis, septicemia, dan lain-lain.
  • Eliminasi
    Sering berkemih merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya.
  • Perawatan payudara
    Payudara harus dipersiapkan untuk fungsinya dalam menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi segera setelah lahir.
  • Hubungan seksual
    Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubuh.
  • Aktifitas dan istirahat
    Hindari pekerjaan dan aktivitas yang melelahkan, istirahat yang cukup (paling sedikit satu jam pada siang hari) akan sangat baik untuk ibu hamil.
  • Bahan berbahaya lainya.
    Tembakau dan alcohol harus dihindari, karena dapat berakibat tidak baik untuk ibu dan janin.
  • Dukungan sosial
    Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga, dan masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan asuhan kehamilan.

  1. Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan
    1. Pengertian
      Partisipasi dalam kesehatan reproduksi adalah bentuk nyata dari kepedulian dan keikutsertaan suami dalam pelaksanaan upaya-upaya kesehatan reproduksi. Asuhan kehamilan merupakan salah satu bentuk dari upaya pemeliharaan reproduksi (BKKBN, 2000). Kesehatan reproduksi merupakan suatu kesehatan dalam keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya (BKKBN, 2001).
    2. Pentingnya Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan
      Partisipasi suami saat kehamilan penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan belaian suami masih tetap penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang kehadiran buah cinta yang diharapkan. Suami dapat membantu beberapa tugas istri sehingga istri lebih banyak istirahat terutama menjelang bersalin. Suami dapat membelikan dan membacakan bacaan yang bermanfaat sesuai pandangannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin makin baik. Bila masih ada kemungkinan untuk rekreasi di luar rumah untuk menumbuhkan jiwa seni janin dalam rahim (Manuaba, 1998).
      Dalam situasi mengidam, mungkin istri memerlukan bantuan suami untuk mendapatkan makanan yang diinginkan. Dengan demikian telah memberikan perhatian khusus pada janin dan ikut serta memelihara kejiwaan secara tidak langsung (Manuaba, 1999).
      Menurut BKKBN (2001) partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dapat ditunjukkan dengan:
  • Memberikan perhatikan dan kasih sayang kepada istri
  • Mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minal 4 kali selama kehamilan
  • Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemi
  • Menentukantempat persalinan (fasiloittas kesehhatan) bersama istribsesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah
  • Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain)
  • Menyiapkan biaya persalinan.
Perkembangan program perlindungan kesehatan reproduksi wanita tidak lepas dari partisipasi suami oleh karena itu target utama GSI ditingkat keluarga adalah pemberdayaan suami agar lebih perhatian terhadap istri. Upaya meningkatkan partisipasi suami tersebut perlu dicari terobosan dengan memperhatikan faktor-fakttor spesifik yang mempengaruhinya sehingga menimbulkan kesadaran dan kemauan dari para suami untuk lebih menyadarkan dirinya dalam berbagai tanggung jawab (sharing responsibility) hal-hal yang biasa dilakukan oleh istrinya.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.B.G, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. EKG. Jakarta
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar