Contoh Laporan PPL oleh Kampus Baca
BAB I PENDAHULUAN
1.1Pentingnya Pelaksanaan PPL bagi Tenaga kependidikan Kampus yang merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pendidikan, diharapkan mampu mencetak manusia yang profesional dalam bidang yang digelutinya. Sebagai pendidikan tinggi kampus harus mampu menciptakan sesuatu yang baru, dengan inovasi dan pengembangan yang berkesinambungan. Proses pembelajaran di kampus pada umumnya berupa penggalian teori-teori para ahli, dengan mempelajari buku-buku atau referensi baik yang yang disampaikan oleh dosen secara langsung maupun berupa tugas mandiri atau kelompok. Hal ini mengakibatkan para mahasiswa akan dipenuhi oleh berbagai pengetahuan yang bersifat teoritis tanpa mengetahui manfat dari teori yang dimilikinya, bahkan kemungkinan teori itu ridak dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari di lapangan. Sehingga mahasiswa hanya memiliki kompetensi tanpa performansi. Berangkat dari pemikiran di tas, maka pelaksanaan PPL STKIP-PGRI Sukabumi sangat bermanfaat bagi banyak kalangan, diatranya:
2.1Bagi Mahasiswa Mahasiswa yang selama ini hanya mendapat teori di kampus akan mendapat pengalaman baru selama di lapangan. Berbagai temuan akan didapatnya. Bahkan teori-teori yang didapatnya ternyata tidak serta merta dapat digunakan ketika menghadapi kenyataan di lapangan, karena kondisi di lapangan jauh berbeda dengan kondisi di kampus, bahkan kondisi dilokasi yang satu dengan kondisi lainnya juga akan sangat berbeda. Hal ini akan menjadikan pengalaman baru bagi mahasiswa untuk mampu memnanfaatkan ilmu yang diperolehnya sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Manfaat lainya adalah membuat mahasiswa akan lebih siap untuk terjun kedalam dunia pendidikan apabila kelak sudah terjun ke dunia pendidikan. Karena selama kegiatan PPL, disamping melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas juga melaksanakan kegiatan lainya, yang berkitan dengan kegiatan ekstrakurikuler.
2.2Bagi Perguruan Tinggi Sistem perkuliahan di kampus diharapkan mampu mencetak tenaga-tenaga profesional yang siap pakai, supaya upay-upaya peningkatan penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi terus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah penggunaan teknik pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Dengan pengalaman lapangan yang ternyata sangat membantu mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmunya, akan menjadi pertimbangan kampus untuk lebih menekankan PPL ini sebagai mata kuliah dengan jumlah jam yang cukup. Begitu pula bagi dosen yang selama ini hanya memberikan teori-teori yang didapatnya di dalam kampus, akan menjadikan PPL sebagai masukan untuk cara pengajaran bagi mahasiswanya. Penjelasan teori bukalha satu-satunya cra untuk menciptakan sumberdaya yang berkualitas. Bagi program studi khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, dapat menjadi \kan PPL ini sebagai sarana untuk menggali dan menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan perkembangan kewarganegaraan di lapangan khususnya di kalangan siswa SLTA, sebagai bahan penelitian yang seterusnya akan memperkaya keberadaan program studi itu sendiri.
2.3Bagi Sekolah Tempat PPL Pada umumnya tenaga pengajar maupun sistem pembelajarannya di sekolah memiliki kecenderungan mengambarkan kondisi yang statis dan sulit menerima perubahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tenaga pengajar yang tetap menggunakan sistem pengajaran yang diperolehnya di kampus sewaktu kuliah, tanpa mengikuti perkembangan pendidikan dewasa ini, baik dalam materi Kewarganegaraan maupun dalam teknik penyampaian di kelas. Dengan keberadaan peserta PPL yang diharapkan membawa hal baru, akan menyegarkan kembali suasana di sekolah tersebut, baik bagi sekolah maupun bagi tenaga pengajar atau guru. Temuan-temuan maupun materi baru yang berkembangan dalam dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan kewarganegaraan, akan menambah wawasan baru bagi guru yang ada. Hal ini diharapkan adanya perubahan yang baik pada sekolah tempat dilaksanakan PPL.
1.2Kondisi kelas Praktikan Secara umum kondisi dan suasana sekolah cukup menunjang pelaksanaan PPL . Dengan jumlah rombongan belajar rata-rata 7 kelas untuk tiap tingkatan, sedangkan jumlah praktikan sebanyak 10 orang, memungkinkan setiap praktikan mendapat porsi praktek yang cukup, meskipun kelas yang digunakan untuk praktek hanya untuk kelas X dan XI. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
A.Kesiswaan
-Jumlah siswa kelas yang menjadi tempat latihan mengajar sebanyak: Kelas X = siswa terdiri dari laki-laki dan putri Kelas XI = siswa terdiri dari laki-laki dan putri Kelas XII = siswa terdiri dari laki-laki dan putri
-Latar belakang pendidikan siswa SMAN 1 Cikembar pada umumnya berasal dari SLTA dan Tsanawiyah yang berada di sekitar Kecamatan Cikembar.
-Latar belakang keluarga siswa SMAN 1 Cikembar pada umumnya berasal dari keluarga biasa dengan taraf ekonomi pra sejahtera sampai sejhtera
-Tingkat intelejensi siswa SMAN 1 Cikembar pada umumnya cukup baik.
B.Bangunan Kelas
-Bangunan kelas berupa tembok permanen dengan kondisi baik dan cukup kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
-Bangku tempat belajar cukup memadai, dengan bahan dasar kayu berkualitas baik dengan kondisi juga masih baik, dengan bentuk satu meja dua kursi. C.
C.Sumber Belajar Siswa dan Guru
-Buku pegangan siswa khususnya buku paket untuk siswa dan guru sudah memadai, dengan perbandingan 1 : 1
-Buku pegangan siswa berupa LKS yang dibagikan kepada setiap siswa dan buku paket dari sekolah. D.
D.Fasilitas yang lain
-Terdapatnya whiteboard tempat engan kualitas baik untuk proses belajar mengajar. E.
-Sanitasi dan Lingkungan Kelas
-Sanitasi kelas berupa ventilasi udara yang memungkinkan rtukran udara berlangsung lancar, sehingga ruangan tetap nampaksegar dan tidak pengap.
-Lingkungan kelas tempat praktikan di tengah-tengah ruangan kelas lain, sehingga bila pergantian jam pelajaran agak terganggu akibat kebisingan dari siswa lain.
BAB II PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SEKOLAH
Seperti tujuan dilaksanakannya PPL oleh program studi, yaitu untuk mengenal, mengamati, melaksanakan praktek lapangan dan sekaligus menyelesaikan hambatan yang terjadi di lapangan pendidikan, para peserta PPL diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Secara rinci kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
2.1Partisipasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 2.1.1 Kegiatan KBM Proses yang dilaksanakan sejak perencanaan hingga pelaksanaan, dimulai sejak observasi, yaitu penjajakan lokasi yang akan dijadikan tempat PPL dilaksanakan, sampai pelaporan hasil kegiatan.
A.Tahap Pembagian Kelas Pembagian kelas diatur oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dengan bimbingan kepala sekolah. Hasil keputusan berupa pembagian tugas kelas yaitu sebagian praktikan mengajar di kelas X, XI, dan XII dengan jumlah kelas yang sama.
B.Tahap Pembagian Materi Pelajaran Setelah mendapatkan kelas untuk melaksanakan praktik, guru pamong membagikan tugas berupa pembagian materi yang dijadikan bahan praktik.
C.Tahap Pembagian Jadwal Jadwal mengajar sesuai dengan jadwal dari guru PKN masing-masing kelas. D.Tahap Pelaksanan KBM Sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta pembagian hari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penulis mendapat giliran mengajar pada hari kamis dengan menggunakan 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penulis memulai praktik dari tanggal 02 Pebruari 2009 sampai dengan 16 Maret 2009.
2.1.2 Temuan dalam KBM 7
Temuan yang penulis dapatkan, secara umum dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: hambatan secara teknik dan materi kegiatan
A.Sulitanya membuang kebiasaan lama Siswa Kelas X, XI, dan XII belum terbiasa menggunakan kurikulum KTSP karena sifat anak sekolah dari mulai tingkatan SD, SMP, dan SMA atau sederajat masih suka diberikan materi penuh atau harus dijejali oleh gurunya jadi siswa tidak terbiasa mencari materi secara mandiri.
B.Sulitanya komunikasi antar praktikan Karena jadwal dari setiap peserta praktikan berbeda maka pertemuan diantara peserta praktikan tidak mungkin terjadi, jadi diperlukan waktu khusus untuk bertemu untuk mengadakan konsolidasi program atau materi pelajaran.
C.Terpecahnya konsentrasi Setiap peserta kebanyakan adalah guru di Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sehingga terjadi bentrok jadwal antara jadwal mengajar tetapnya di sekolah dengan jadwal di tempat praktikan sehingga pemberian materi pelajaran akan terpecah-pecah mungkin peserta praktikan yang sedang praktik sudah terkuras tenaganya.
2.1.3 Pembinaan KBM Pembinaan yang diterima praktikan berupa pembinaan secara langsung dan tidak langsung. Pembinaan itu datang dari berbagai sumber seprti dari pihak guru pamong (guru PKN) atau dari guru lain yang peduli terhadap dunia pendidikan.
A.Pembinan dari Kepala Sekolah
-Pembinaan yang diterima adalah pembinaan secara umum dan beberapa pesan pendidikan, saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan sekolah serta pembinaan profesi keguruan. -
-Pembinaan dari Kepala Sekolah diberikan manakala praktikan menemukan permaslahan yang pelik, sehingga dari pihak praktikan merasa perlu untuk berkonsultasi dengan Kepala Sekolah.
B.Pembinaan dari Guru Pamong
-Pembinaan dimulai dari sejak penerimaan praktikan di sekolah, perkenalan praktikan dengan siswa, dan pembuatan RPP dan pemberian materi di kelas.
-Pembinaan juga diberikan di setiap akhir pemberian materi di kelas, ini untuk menindaklanjuti kalau terdapat permasalahan.
C.Pembinaan dari guru lainya
-Pembinaan dari guru lin tidak terkait langsung dengan mata pelajaran PKn tetapi lebih bersifat praktis di lapangan, seperti bagaimana menangani siswa di kelas serta beberapa metoda mengajar yang sekiranya cocok di kelas pada materi PKn.
2.2Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler (kegiatan diluar KBM)
2.2.1 Kegiatan Ekstrakurikuler Sesuai dengan yang diajnjurkan dosen pembimbing, juga oleh pihak sekolah, maka kegiatan praktikan tidak hanya dilakukan dikelas pada jam pelajaran efektif, tetapi kegiatan-kegiatan diluar jam efektif. Seperti pada siang hari setelah jam pelajaran selesai praktikan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berupa:
- Pramuka
- PMR 9
- KIR
- Sajiwa
- Paskibra
- Bollavolley
- Kesenian
2.2.2 Pembinaan oleh Pihak Sekolah Secara umum pembinaan dari pihak sekolah berupa teknik pembelajaran di kelas, sedangkan pembelajaran lainya dilakukan secara tidak resmi pada saat waktu luang atau pada saat praktikan meminta saran-saran yang menyangkut hambatan-hambatan yang ditemuai di sekolah. Materi pembinaan berupa:
-teknik penguasaan kelas secara klasikal
-teknik penguasaan siswa dengan perpedaan individu
-teknik dan trik pembelajaran di kelas
-teknik lain yang berhubungan dengan bimbingan siswa 2.2.3 Hambatan yang ditemui Pada umumnya hambatan yang ditemui hany bersifat teknik saja, disamping hambatan lainya yang berkaitan dengan kesiapan pribadi dengan segala kekurangannya. Hambatan yang dimaksud adalah: -
Karena praktikan kebanyakan mengajar di Sekolah dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sehingga kebiasaan tersebut terbawa untuk memberikan materi di tingkat SMA. -
Metode belajar kebanyakan diadobsi dari kebiasaan metoda belajar di sekolah dasar atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
BAB III MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN
3.1 Temuan Masalah Kependidikan Pada dasarnya kita dapat mengelompokan temuan itu menjadi dua masalah, yaitu masalah yang berkaitan dengan KBM dan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, termasuk di dalamnya buku penunjang pembelajaran di kelas.
3.1.1 Temuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas STKIP-PGRI Sukabumi adalah salah satu perguruan tinggi yang mencetak calon-calon pendidik yang diharapkan profesional dalam bidangnya, yang memenuhi keinginan para pengguna pendidikan, yaitu masyarakat, dunia usaha dan tentu saja pemerintah. Sehingga ketika pemerintah khususnya Pusat Pengembangan Kurikulum menggulirkan kurikulum baru, dengan pendekatn kompetensi, yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka arah pendidikan di program studi
Pendidikan Kewarganegaraan harus menggunakan kurikulum baru itu sebagi acuan pendidikannya. Kendala di lapangan ternyata tidak sedikit. Banyak sekolah yang belum siap menghadapi suasana kurikulum baru itu, tetapi untuk SMAN 1 Cikembar ternyata Kurikulum KTSP sudah menjiwai semua tenaga pengajar, semua guru khususnya guru PKn sudah menggunakan kurikulum baru tersebut dalam proses pembelajaran kewarganegaraan.
3.1.2 Temuan yang berkaitan dengan materi pembelajaran di kelas Materi pembelajaran PKn di SMAN 1 Cikembar dan di SMA lainnya tidak jauh berdeda dengan materi PKn di bangku kuliah, tinggal sedikit pengolahan dan mengikuti peraturan kurikulum yang berlaku sudah bisa direalisasikan di depan anak-anak di kelas. Hal ini sangat positif bagi semua praktikan STKIP-PGRI Sukabumi sehingga secara umum masalah materi pembelajran praktis tidak ada permasalahan secara berarti tinggal mengadakan perubahn-perubahan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahkan yang sangat membantu par praktikan adalah buku sumber berupa buku paket buku LKS yang sampir semua siswa memilikinya, ini sangat membantu para praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran.
3.2 Usaha Penangulangan Masalah yang Ditemukan Usaha yang dilakukan penulis untuk mennanggulangi masalah dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
A.Konsultasi dengan guru pamong Hal yang berkaitan dengan pembelajaran, penulis langsung berdiskusi dengan guru pamong untuk mendapat kesamaan persepsi. Apabila hal tersebut kurang berkenan dengan guru pamong, penulis meminta kepada guru pamong untuk mencoba menerapkan konsep-konsep pembelajaran yang dipelajari di kampus saja. B.Konsultasi dengan kepala Sekolah Penulispun meminta pendapat dari kepala sekolah untuk mendapat kejelasan masalah dan solusi atau penyelesaiannya.
C.Konsultasi dengan Pembimbing Hal-hal yang berkaitan dengan lembaga, penulis melakukn konsultasi dengan dosen pembimbing berupa permintaan petunjuk penyelesaian masalah yang ditemui.
D.Tukar pendapat dengan para praktikan Salah satu solusi penyelesaian masalah yaitu tukar pendapat dengan sesama rekan praktikan mengenai berbagai cara atau metoda dan materi pelajaran.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan PPL dengan segala aktifitas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
A.PPL merupakan suatu mata kuliah yang sangat menunjang keberhasilan mahasiswa untuk mendapat kompetensi dan performansi yang diharapkan lembaga maupun pihak lain yang membutuhkan.
B.PPL merupakan realisasi dari pembelajaran yang ditemui di kampus, dan merupakan gambaran nyata dari permasalahan yang akan di temui kelas di lapangan.
C.Ilmu yang diperoleh di kampus tidak selamnya dapat diterapkan langsung di lapangan ( di sekolah ), tetapi harus menyesuaikan dengan lingkungan sekolah masing-masing.
D.Administrasi guru untuk tiap mata pelajaran yang di perbolehkan untuk praktik ternyata sudah lengkap dari KTSP, Silabus, RPP, Prosem, Prota, Daftar Nilai, Daftar Kemajuan belajar dan lainya, sehingga memudahkan bagi praktikan untuk melaksanakan praktinya. E.
Siswa dan lingkungan sekolah sangat kondusif untuk proses belajar mengajar.
4.2 SARAN-SARAN
Pelaksanaan PPL dari tanggal 2 Pebruari 2009 sampai dengan 16 Maret 2009 cukup membuat praktikan kewalahan, pada awalnya kami semua praktikan ragu-ragu untuk masuk kelas, tetapi setelah masuk dan memberikan materi pelajaran ternyata 14
sangat mengasikan. Dari pengalaman ini penulis mendapt beberapa permasalahan dan kiranya saran-saran yang penulis berikan kiranya dapat ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang. Adapun saran-saran tersebut, yaitu:
A.Para praktikan hendaknya perlu dipersiapkan sedini mungkin melalui pendidikan dan latihan (Diklat) baik observasi lapangan maupun simulasi di kampus.
B.Perlu pendidikan dan latihan khusus dalam pembuatan administrasi guru dan penangan permasalahn yang kiranya muncul di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar