Misteri Mimpi Melihat Kematian Diri Sendiri

Misteri Mimpi Melihat Kematian Diri Sendiri

Mimpi, merupakan misteri terbesar dalam hidup. Banyak yang menganggap mimpi hanyalah sebuah bunga tidur yang menemani tidur anda. Tapi ada juga yang beranggapan bahwa mimpi itu adalah kejadian yang akan kita alami dikemudian hari yang disebut "mimpi ramalan".

Dalam sejarah, tokoh terkenal yang mengalami mimpi ramalan seperti ini tidak sedikit, di antaranya yang paling dikenal adalah mimpi ramalan yang dialami oleh mantan presiden AS, Abraham Lincoln.

Abraham Lincoln Bermimpi tentang Kematian Dirinya

4 April 1865, Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln tewas terbunuh. Dua-tiga hari sebelum terbunuh, Lincoln sempat bercerita kepada orang dekatnya mengenai mimpi yang dialaminya.

"Di sekitar sini sangat sepi, di dalam mimpi saya mendengar suara banyak orang menangis dengan begitu sedihnya. Saya berpikir, ada apa gerangan? Jadi saya pun berjalan keluar kamar, melewati satu kamar ke kamar lain, hingga akhirnya saya tiba di suatu ruangan."

"Di tengah ruangan itu ada sebuah tandu, di atas tandu ada sebuah mayat, dikelilingi sekumpulan orang yang sedang menangis. 'Siapa yang meninggal di Gedung Putih?' Tanya saya kepada seorang prajurit. 'Presiden terbunuh.' Jawab sang prajurit."

Tak lama kemudian mimpi buruk itu menjadi kenyataan, Lincoln ditembak mati di sebuah gedung opera.

Mengapa Lincoln dapat melihat kematiannya sendiri lewat mimpi? Mengapa ia tidak dapat menghindar dari tragedi tersebut? Pertanyaan seperti ini terus mengusik pikiran orang selama ratusan tahun.

Mark Twain Bermimpi tengang Kematian Kerabatnya

Jika dikatakan mimpi ramalan Lincoln tersebut ada hubungannya dengan dirinya sendiri, maka penulis terkenal AS, Mark Twain, justru mengalami mimpi yang ada hubungannya dengan kerabatnya.

Tahun 1858, Mark dan adiknya Henry bersama-sama bekerja sebagai ABK di kapal Pennsylvania di Sungai Mississippi. Di suatu malam bulan Mei, Mark Twain mengalami suatu mimpi yang sangat buruk:

"Saya melihat jasad adik saya diletakkan di dalam sebuah peti mati yang terbuat dari timah, dengan mengenakan jas milikku, di dadanya terdapat seikat buket kecil dari bunga mawar putih, di tengah buket bunga itu ada sekuntum mawar merah."

Saat terbangun Mark merasa sangat tidak tenang, namun melihat adiknya sehat, ia pun merasa lega. Namun dua minggu setelah itu, terjadi ledakan pada tungku uap kapal Pennsylvania.

Henry yang sedang bertugas saat itu menderita luka bakar serius di bagian paru-parunya akibat menghirup terlalu banyak uap panas, dan akhirnya meninggal dunia setelah menjalani 6 hari perawatan medis.

Setelah Henry meninggal, peti mati yang seharusnya menggunakan kayu pinus, digantikan dengan sebuah peti mati dari bahan timah yang disumbangkan oleh seorang kaya setempat.

Jasad Henry yang terbaring di peti mati mengenakan jas milik Mark. Dan saat seorang wanita datang melayat, ia meletakkan seikat bunga ros putih di dada Henry dan sekuntum mawar merah terletak di tengah buket bunga itu.

Pemandangan yang persis seperti yang dilihat di mimpi ramalannya itu membuat Mark Twain tercengang.

Kekuatan apakah yang membuat Mark Twain mengalami mimpi akan kematian adiknya dan membuktikan kebenaran dari mimpi tersebut? Mimpi yang mirip dengan mimpi ramalan Lincoln itu selain mengejutkan orang lain, hanya menyisakan lebih banyak misteri.

Mimpi Ramalan dalam Kitab Tiongkok Kuno

Mimpi ramalan biasanya dapat menerawang kematian diri sendiri dan orang lain, juga dapat melihat kehancuran suatu negara.

Dalam catatan Tiongkok kuno, tidak sedikit catatan mengenai mimpi ramalan seperti ini. Dalam kitab ke-29 Zuo Shi Chun Qiu Ji Jie – Ai Gong, pernah tercatat sebuah cerita demikian:

Pada zaman Zhanguo masa Chunqiu ada sebuah negara kecil yang disebut Negara Cao (Cao Guo). Suatu hari seorang rakyat Cao Guo bermimpi, para bangsawan berkumpul di aula istana, sedang berencana untuk membinasakan Cao Guo. Lalu pendiri negara tersebut yakni Cao Shizu berkata, “Tunggu Gongsun Qiang.”

Semua orang pun setuju. Setelah terbangun, orang itu mencari seseorang yang bernama Gongsun Qiang di kalangan pejabat istana, tapi tidak menemukannya.

Ia pun memberitahu putra-putranya, “Setelah aku meninggal nanti, jika kalian mendengar ada seseorang yang bernama Gongsun Qiang akan menjabat, tinggalkanlah negara ini. Jika tidak, akibatnya akan sangat tidak baik!”

Beberapa tahun kemudian, Cao Boyang naik tahta pada tahun 501 SM, ia sangat suka berburu. Di negeri Cao ada seorang pemuda desa bernama Gongsun Qiang, sangat mahir memanah, lambat laun ia pun mendapat kepercayaan Cao Boyang, dan diberi gelar pengawas kota, dan ikut dalam pemerintahan.

Putra dari orang yang mengalami mimpi tersebut mendengar, ada seseorang bernama Gongsun Qiang menjadi pejabat, ia teringat akan peringatan orang tuanya, dan ia pun pergi meninggalkan Cao Guo.

Ternyata benar, Cao Boyang yang terlalu mempercayai hasutan Gongsun Qiang, ia melanggar perjanjian dan hendak berkuasa seorang diri, sehingga menyebabkan para sekutunya meninggalkannya dan pemberontakan terjadi dimana-mana, akhirnya ia dibinasakan pada tahun 487 SM.

Mimpi Ramalan Dilihat dari Sisi Ilmu Pengetahuan Modern

Peristiwa yang terjadi di masa mendatang, mengapa bisa muncul di dalam mimpi diri sendiri atau orang lain? Darimanakah mimpi itu berasal? Bagaimana menjelaskannya?

Ilmu pengetahuan modern berpendapat bahwa mimpi adalah sejenis aktivitas saraf pada lapisan kulit luar otak di saat tidur, namun sama sekali tidak dapat menjelaskan eksistensi mimpi yang bersifat ramalan ini.

Sebenarnya di dunia kultivasi (pertapaan), ada mimpi yang merupakan pengalaman jiwa primer seseorang yang meninggalkan tubuh fisiknya dan memasuki alam dimensi lain, atau merupakan pemandangan yang direfleksikan oleh makhluk dari dimensi lain kepada si pemimpi.

Seperti mimpi ramalan, adalah jiwa primer diri sendiri yang lebih dulu melihat kejadian di masa mendatang dan merefleksikannya ke otak besar.

Mimpi Ramalan Pemusnahan Massal di Bumi

Pada 2 Januari 2009 di situs minghui.net dimuat mimpi seorang praktisi Falun Gong:
Suatu hari dengan menggunakan teknologi mutakhir manusia mendeteksi akan terjadi suatu bencana besar, menyebabkan jumlah korban tewas tak terhitung banyaknya, sehingga manusia pun mulai panik dan berlarian sambil memberitahu yang lainnya . . .
Semua orang berkumpul menyanyikan lagu perpisahan, namun tak disangka semua datang begitu tiba-tiba. Bencana raksasa itu pun datang begitu saja, saat itulah baru terlihat betapa kerdilnya manusia, semua perjuangan sia-sia belaka, jangankan tempat bersembunyi, air bah yang turun dari langit itu dalam sekejap mata menenggelamkan semua bangunan, bahkan serpihannya pun tak tersisa, disusul dengan api, bahkan bisa dikatakan ledakan . . .
Saat semuanya berhenti, mayat bergelimpangan dimana-mana…
Lalu di permukaan bumi terjadi perubahan besar, puing kehancuran dan mayat yang bertebaran menghilang. Di muka bumi mulai tumbuh tunas rumput hijau, segala sesuatu di atas dunia dengan sangat cepat diperbaharui, langit seketika menjadi biru . . .
Dunia pun memasuki suatu era baru . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar