Makalah Pemantapan Kemampuan Profesional



Makalah Pemantapan Kemampuan Profesional. Berikut ini adalah makalah yang berjudul lengkap Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) semoga makalah berikut ini dapat bermanfaat untuk anda semua.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses belajar mengajar adalah memotivasi dan mengarahkan siswa agar ikut terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran berlangsung apabila guru dan murid mempunyai hubungan timbal balik yang berlangsung secara baik.

Namun keadaan proses belajar mengajar yang terjadi di tempat saya mengajar, di SDN Cempaka Putih III tidaklah demikian. Selama proses belajar mengajar berlangsung jarang murid yang memberikan respon terhadap pelajaran. Kenyataan yang terjadi, pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa pada setiap akhir pembelajaran tidak menunjukkan hasil yang kita harapkan.

Pada waktu ulangan MID Semester II tahun 2009-2010 pada mata pelajaran Matematika, hasilnya menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran ini sangat rendah. Terbukti dari 38 siswa hanya 16 siswa atau 42% saja yang mencapai tingkat penguasaan materi. Selebihnya 58% siswa masih kurang menguasai. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas. Untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran, guru perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Karena jika hal ini dibiarkan terus menerus akan berakibat sangat buruk. Hal tersebut juga dilaksanakan demi masa depan pendidikan yang lebih baik.

Karena perubahan zaman terutama menghadapi era globalisasi. Perlu adanya upaya yang serius untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat baca siswa terutama pada waktu pelajaran Matematika. Siswa diharapkan mampu mencapai prestasi yang baik atau disebut belajar tuntas. Upaya yang dimaksud melalui perbaikan pembelajaran dengan fokus meningkatkan pemahaman siswa pada proses belajar mengajar.

Rumusan Masalah

Dalam kesempatan ini penulis merumuskan masalah menjadi dua bagian,

yaitu:

Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa dalam penjumlahan?

Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa dalam pemanfaatan penjumlahan dengan media karet gelang?

Tujuan Perbaikan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana cara peningkatan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika dan IPS yang baik dan tepat yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran ini. Penelitian ini juga ditujukan agar dapat memotifasi siswa lebih meningkatkan pemahaman tentang pelajaran Matematika melalui buku-buku bacaan dan lingkungan sekitar.

Manfaat Perbaikan

Penulisan Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi:

Siswa

Sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap positif terhadap mata pelajaran Matematika dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Guru

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini diharapkan guru mengetahui kekurangan dan kelemahan pada waktu proses belajar dan mengajar. Guru juga diharapkan dapat mengembangkan berbagai metode dan keterampilan untuk memperbaiki cara belajar dan mengajar dengan metode yang sesuai dengan keadaan sekarang.

Sekolah

Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah dan pendidikan pada umumnya melalui peningkatan kemampuan profesional guru (PKP).

BAB II

KAJIAN USTAKA

Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu cara untuk menumbuh kembangkan pembaharuan yang dapat meningkatkan atau memperbaiki hasil belajar siswa oleh Carr dan Kemmis (Mc Niff J; 1991)

Guru pada masa kini perlu memberi bentuk baru dalam hubungan dengan anak didiknya, yaitu bentur power relationship ke bentuk shared relationship yaitu dari posisi mengontrol ke posisi kerjasama, agar siswa terlibat aktif secara konstruktif dalam pembelajaran atau pengajaran yang efektif (Townsed dan Otiro;1999)

Perkembangan teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik), belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Tokoh dalam aliran ini adalah Thomdike, Watson, Clark Hull, EdwinGuthrie, dan Skinner. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Kedua aliran kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel, Brunner. Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda kongkret, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

Ketiga aliran humanistik, belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Dalam praktiknya menggunakan teori belajar Ausebel, teori Bloom, Kolb, dll. Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

Keempat teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang bermunculan saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori Sibernetik (Budiningsih, 2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.

Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar.

Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Sebagai mana diketahui bahwa guru adalah pekerjaan profesional, guru dituntut untuk mampu mengembangkan diri dari pemula (norice) samai ke ahli (expert) atau menurut Riel (1998) dari entry ke mentor sampai master teacher (hopkins), kemampuan guru setelah PTK sangat menunjang terjadinya pembaharuan di bidang pendidikan dan pengajaran.

Obsevasi dan Interpretasi

Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan tindakan perbaikan. Selain untuk menginterpretasikan peristiwa yang muncul sebelum direkam, interpretasi juga membantu guru melakukan penyesuaian.

Prinsip dan Jenis Observasi

Secara sederhana observasi berarti pengamatan denga tuuan tertentu. Oleh karena itu penggunaan istilah observasi dan pengamatan sering dipertukarkan. Khusus dalam konteks PTK, observasi mempunyai mempunyai makna yang sangat khas yang membedakan dari observasi dalam penelitian formal. Hopskin (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karaeristik kunci observasi, yaitu :

Harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat

Fokus observasi harus ditetapkan bersama.

Guru dan  pengamat  harus  membangun  kriteria observasi bersama-sama.

Pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi.

Observasi akan bermanfaat jika balikan (flash back) segera dan mengikuti aturan.

Menurut jenisnya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut:

Observasi Terbuka

Dalam observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam pelajaran yang diamati.

Observasi Terfokus

Observasi terfokus secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek- aspek tertentu dari pembelajaran. Misalnya : kesempatan bagi siswa berpartisipasi, dampak penguatan bagi siswa, jenis pertanyaan yang diajukan guru.

Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur menggunakan instalment observasi yang terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda checklist pada tempat yang disediakan.

Observasi Sistematik

Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati. Misalnya pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan non verbal.

Tujuan dan Sas iran Observasi

Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang valid dan realible (sahih dan handal). Data ini kemudian diolah untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau meguji hipotesis.

Prosedur Observasi

Observasi yang bertujuan memantau proses dan dampak perbaikan dikaitkan dengan mengikuti tiga langkah yang merupakan satu siklus yang selalu berulang, yaitu : pertemuan pendahuluan (perencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi   balikan. Agar ketiga tahap ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari saling percaya, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses terganung dari pengumpulan dan pemanfaatan data yang objektif. Guru didorong untuk mengambil kesimpulan, setiap tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan, serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan profesional yang saling menguntungkan.

Analisis Data dan Refleksi

Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel atau grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, dan mengapa berhasil.

Perencanaan Tingkat Lanjut

Dalam tahap analis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan mendapat siklus II PTK yang langkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi. Siklus ini akan berulang kembali jika pada siklus II tindakan perbaikan masih belum berhasil menjawab masalah kerisauan guru, dengan kata lain belum perbaikan belum terjadi sesuai dengan yang ditargetkan. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah berhasil dilakukan.

Laporan

Laporan PTK dibuat dan disebatkan dalam konteks tilik sejawat, sehinngga sejawat guru yang lain dapat menelaah/ memanfaatkan laporan tersebut. Dengan membuat laporan, guru berlatih mengembangkan kemampuan profesional sebagai guru dan peneliti, yang semua ini mempunyai manfaat praktis. Laporan PTK harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan laporan penelitian.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

Subjek Penelitian

Lokasi Pelaksanaan

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Cempaka Putih III, Cempaka Putih, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan yaitu siswa kelas I dengan jumlah siswa 26 orang.

Waktu Pelaksaaan

Penelitian mulai dilakukan pada tanggal 26 Pebruari 2010 - 3 Maret 2010 untuk mata pelajaran Matematika dengan 3 siklus.

Jadwal pelajaran untuk setiap mata pelajaran berikut :

No.
   

Hari/Tangal
   

Mata Pelajaran
   

Keterangan

1.
   

Kamis/26 Mei 2010
   

Matematika
   

Siklus 1

2.
   

Jum’at/27 Mei 2010
   

Matematika
   

Siklus 2

3.
   

Selasa/ 3 Juni 2010
   

Matematika
   

Siklus 3

Deskripsi per Siklus

Pelaksanaan perbaikan penelitian dibantu teman sejawat sebagai pengamat. Dia mengamati cara mengajar dan mengumpulkan data dengan : Mendiskusikan  dan  memberikan  masukan  untuk   perbaikan   RPP.

Mengamati dan memberi masukan untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan APK 62 plus.

Mendiskusikan dan memberi masukan terhadap pelaksanaan perbaikan & pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan.

Kegiatan diawalai dengan ide-ide berupa harapan yang ingin dicapai dalam perbaikan pembelajaran. Tahap ini adalah pretes yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan dengan mengaitkan mata pelajaran sebelumnya.

Kegiatan dilakukan dalam setiap siklus perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :

Kegiatan Siklus 1-3 Untuk Mata Pelajaran Matematika

Siklus I

Pada mata pelajaran matematika ini tentang penjumlahan.

Rencana Tindakan

Peneliti (guru) menyusun RPP (rencana perbaikan pembelajaran), menyusun soal tes awal atau pretes untuk memotivasi siswa dan untuk menarik minat dan perhatian siswa.

Misalnya dengan tes awal atau pretes :

Isilah titik-titik di bawah ini :

Menyusun soal tes akhir atau pretes dan kegiatan pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti pelajaran, kegiatan akhir dan menyusun tes tertulis. Rencana tindakan adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui penggunaan metode tanya jawab, demonstrasi, latihan penugasan.

Pelaksanaan Tindakan

Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat, kemudian melaksanakan pembelajaran, kegiatan pembelajaran diawali pretes. Selama pembelajaran materi metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, penugasan.

Diakhir pelajaran diadakan tes tertulis/ pretes. Hasil tes tertulis dikoreksi kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitan anak dalam menjawab soal. Kemudian memikirkan cara mengatasinya. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami siswa. Media pembelajaran yang digunakan berupa gambar pecahan sederhana sebagai alat peraga. Untuk memulai pelajaran guru memberikan pelajara lisan. Untuk menarik minat dan perhatian siswa serta memotivasi siswa, secara individual siswa diberi latihan untuk mengerakan LKS. Hasil kerja siswa dibahas da siswa dibimbing untuk mengumpulkan materi pelajaran. Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi akhir (pos test), lalu hasil evaluasi dikoresi.

Apabila hasilnya masih kurang baik, akan diperbaiki pada siklus ke2.

Observasi tindakan / pengamatan.

Selama proses kegiatan belajar berlangsung teman sejawat mengadakan observasi pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disepakati sebelumnya.

Refleksi Tindakan

Berdasarkan pada lembar observasi dari teman sejawat dan peneliti diadakan diskusi tentang pelaksanaan tentang siklus I. Hasil dari siklus I menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Untuk memperoleh hasil yangebih baik akan dilaksanakan pada siklus ke dua.

Siklus II

Pada siklus ini materi pelajaran adalah matematika, tentang membandingkan 2 pecahan dengan tanda < atau > atau =

Rencana Tindakan Perbaikan

Peneliti menyusun rencana perbaikan dalam pembelajaran, membuat soal pretes/ tes awal LKS, menyusun rencana pembelajaran dan test akhir.

Rencana tindakan adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pembelajaran diawali dengan pretes/ tes awal secara lisan, selama pembelajaran guru mengajukan beberapa pertanyaan supaya siswa termotivasi untuk belajar; kemudian siswa diberikan tugas untuk menghitung anak laki-laki yang ada di dalam kelas.

Kemudian guru memberi penjelasan tentang materi pelajaran agar siswa lebih memahami cara melakukan pengamatan dan cara mengerjakan LKS. Selama kegiatan berlangsung siswa dibimbing dan diberi kesempatam untuk mengajukan. Pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya serta menjelaskan hasil pengamatannya. Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas untuk membahas hasil pengamatan yang telah dituliskan pada I.KS. Selesai pembahasan, siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Akhir pembelajaran siswa lembar evaluasi untuk dikerjakan. Hasil evaluasi dikoreksi dan hasilnya kurang memuaskan, dapat diperbaiki pada siklus berikutnya di siklus III.

Akhir pembelajaran diadakan tes akhir terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan.

Observasi/ Pengamatan Tindakan.

Selama penelitian melaksanakan proses belajar mengajar, teman sejawat mengamati dan mencatat hal-hal yang baru terjadi dalam kegiatan siswa dan guru dalam lembar pengamatan (observasi).

Refleksi Tindakan

Selama temuan yang diperoleh dari proses belajar mengajar, didiskusikan dengan teman sejawat dan dijadikan acuan untuk langkah selanjutnya pada siklus III. Karena pelaksanaan siklus ke II hasilnya masih kurang memuaskan, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus III

Materi pelajaran pada siklus ini adalah matematika tentang penjumlahan dua bilangan sederhana.

Rencana Tindakan

Sebelum pembelajaran menyusun RPP, yaitu membuat soal tanya jawab secara lisan, menyusun rencana pembelajaran, LKS. Rencana tindakan adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui metode informasi, tanya jawab dan diskusi, latihan/ penugasan pemberian tugas.

Pelaksanaan tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan di awali dengan tes awal secara lisan/tanya jawab, isi pembelajaran adanya, yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan diawali dengan pre tes/tes awal inti pembelajaran adalah, penjelasan materi sambil mengadakan observasi pembelajaran ini didukung sumber belajar berupa alat peraga yaitu dengan plastik sedotan. Selama pembahasan siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan guru membimbing siswa agar terlibat secara aktif. Selama pembahasan siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan menjelaskan temuannya. setelah selesai pembahasan siswa dibimbing untuk membuat materi pelajaran. akhir pembelajaran diberi lembaran evaluasi untuk dikerjakan, hasil evaluasi di koreksi dan dinilai guru.

Observasi/pengamatan tindakan

Teman sejawat mencatat kegiatan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Refleksi tindakan

Berdasarkan temuan yang diperoleh, peneliti dengan metode pembelajaran yang bervariasi, maka pengawasan siswa terhadap materi pelajaran meningkat, siswa mampu menjawab pertanyaan dan siswa mau mengajukan pertanyaan walaupun hasil rata-rata kelas belum mencapai 100 persen namun siswa mulai terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang tadinya siswa pendiam mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan walaupun belum sempurna.

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Deskripsi per Siklus

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus matematika. Dalam setiap siklus terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang masing-masing lamanya 1X35 menit, setelah dilakukan tindakan peneltian sebanyak tiga kali diperoleh hasil belajar sebagai berikut:

Aktivitas Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika

Siklus I

Dalam kegiatan pembelajaran ini sikap dan tanggapan siswa, rasa ingin tahu dan kemauan untuk bertanya dan perhatian terhadap pembelajaran masih kurang tertarik, karena dalam kegiatan pembelajaran guru lebih banyak memberikan metode ceramah, sehingga siswa terlihat bosan dan media pembelajaran pun tidak menggunakan alat peraga hanya membuka buku paket.

Siklus II

Pada pertemuan ini siswa sudah mulai tertarik pada pembelajaran tetapi siswa belum semua aktif dalam hal tanya jawab masih kelihatan agak ragu dan kurang pemahaman. Pada pertemuan ini guru berusaha meningkatkan kwalitas pembelajaran dengan cara menggunakan metode yang bervariasi dan memberi penguatan atau motifasi sehingga siswa mau menjawab pertanyaan dan kelihatan lebih aktif dan jawaban siswapun sudah dapat dipahami.

Siklus III

Dalam siklus ini siswa sudah mulai kelihatan aktif secara keseluruhan baik dalam hal memberi tanggapan dan dalam bentuk pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan guru dapat memahami maksud dari pertanyaan siswa karena metode pada siklus ini sudah bervariasi dan pada saat belajar mengajar berlangsung, pembelajaran berjalan sangat menyenangkan hal ini ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada setiap siklus . Peningkatan tersebut karena guru mau memperbaiki cara mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi serta menggunakan alat peraga dan media pendukung lainnya. Guru juga meningkatkan keterlibatan siswa, dalam pembelajaran sehingga menarik minat dan perhatian siswa.

Pembahasan dari Setiap Siklus

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010 sampai dengan 3 Juni 2010 di SDN Cempaka Putih III sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan diwujudkan dalam bentuk proses kegiatan belajar mengajar. Lamanya waktu setiap pertemuan 1 x 35 menit. Berikut ini adalah hasil perbaikan untuk mata pelajaran Matematika.

Siklus I

Pelajaran Matematika pada siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Mei 2010, materi pelajaran yang dibahas adalah tentang pecahan sederhana.

Guru mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara menarik perhatian siswa melalui pengembangan, pertanyaan yang mendorong semangat  belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui metode ceramah, tanya jawab. Penggunaan metode ini kurang menarik siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa belumm dapat menjawab semua pertanyaan guru dengan benar. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan atau pendapatnya. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum tampak. Hasil belajar siswa pada siklus ini sangat kurang, sebagian besar siswa belum menguasai materi pelajaran nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus ini hanya 6,0.

Siklus II

Pembelajaran Matematika pada siklus ini dilaksanakan pada hari Jum’at 27 Mei 2010, materi pembelajaran yang dibahas adalah sifat-sifat bangun ruang balok. Pada siklus ini guru mencoba meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya mengenai pelajaran yang kurang dipahami, melalui penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang didukung dengan media yang tepat. Proses pembelajaran pada siklus ini mulai menunjukkan perubahan yang baik. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan mulai berani mengajukan pertanyaan kepada guru. Hasil belajar pada siklus ini cukup baik sebagian besar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan nilai rata-rata 6,5.

Siklus III

Pembelajaran pada siklus ini dilakukan pada hari Selasa 3 Juni 2010, materi pelajaran yang dibahas pada siklus ini adalah bagian-bagian dari pecahan sederhana perbandingan. Penjelasan materi pelajaran menggunakan metode belajar yang bervariasi dengan memajukan berbagai metode antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi dan penegasan. Dalam kegiatan ini siswa mendapat kesempatan lebih banyak dan lebih aktif belajar misalnya siswa maju satu persatu maju ke depan untuk menunjukkan menghitung penjumlahan. Berdasarkan pengalaman tersebut siswa sangat menyenangi materi pelajaran dan sangat termotivasi, sehingga siswa mampu mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun tugas individual situasi membuat dampak yang cukup baik. Mendapat nilai rata-rata 7,3.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data dan temuan selama perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dari siklus I sampai dengan siklus ke III yang merupakan fokus perbaikan upaya untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran melalui metode pembelajaran yang bervariasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran dapat dilakukan jika minat dan perhatian siswa terfokus untuk memfokuskan minat dan perhatian siswa pada pembelajaran, dapat dilakukan berbagai macam cara misalnya dengan memotivasi, mengikut sertakan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menanggapi materi pelajaran yang disajikan dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menantang.

Pembelajaran dapat berlangsung efektif, menarik minat dan perhatian,serta menyenangkan jika guru yang mengajar dan siswa yang belajar berperan aktif. Sebagai motivator, fasilitator pembelajaran guru harus mampu menciptakan kondisi yang kondusif, agar siswa belajar lebih tertarik, tertantang dan termotifasi. Kondisi seperti ini dapat diciptakan jika guru mampu memilih variasi metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yang hendak disajikan.

Metode yang baik adalah metode yang membuat siswa belajar aktif dalam kegiatan, kreatif mencari alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi, konstruktif dalam membangun atau mengadukan beberapa masalah menjadi lebih baik dan dapat belajar menemukan hal-hal yang baru.

Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan tersebut,hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menindak lanjuti hasil penelitian tindakan kelas oleh guru dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran khususnya meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,melalui penggunaan variasi metode diantaranya:

Sebelum pembelajaran dimulai guru harus menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat, lengkap dan terencana.

Guru harus dapat memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

Guru harus terampil menggunakan berbagai alat dan metode pembelajaran pada waktu menyampaikan materi pelajaran, yang didukung oleh media dan sarana yang dapat mempelajari materi yang disampaikan.

Setiap kali terjadi kasus dalam pembelajaran,guru harus mampu menyelesaikan dengan baik.

Guru harus terus menerus berupaya mencari dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik,menyenangkan dan menantang siswa untuk berfikir kritis untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan baru dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi W Gunawa, 2003, Genius Learning Strategi, Jakarta, Gramedia

Arsyad Umar, 1990, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Erlangga

Danny Setiawan, 2003, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta; Universitas Terbuka

Hera Lestari Mikasa, 2002, Pendidikan Anak di SD, Jakarta; Universitas     Terbuka

IGAK Wardani, 2002, Peneliti Tindakan Kelas, Jakarta; Universitas Terbuka

IGAK Wardani, 2004, Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta Universitas Terbuka

Moh. Uzer Usman, 2003, Menjadi Guru Profesional, Bandung; Rosda Karya

Nanag Fatah, 2003, Menejemen Berbasis Sekolah, Jakarta; Universitas     Terbuka

Sri Wahyuni, 2004, Pengantar Kemampuan Pengajar Lanjutan, Jakarta; Universitas Terbuka

Suciyati, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta; Universitas Terbuka

Suyitno, dkk, 2007, Pembelajaran Terpadu Tematik 3d, Jakarta; Bilas Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar