Makalah Mengelola Dalam Lingkungan Global. Semoga makalah berikut ini dapat bermnfaat untuk anda semua. Berikut ini makalah yang berjudul lengkap Mengelola Dalam Lingkungan Global.
Zara, sebuah pengecer pakaian di Eropa, kadang-kadang digambarkan sebagai mempunyai lebih banyak gaya daripada GAP, berkembang lebih cepat daripada Target, dan keahlian logistik yang menyaingi Wal-Mart. Kesuksesan itu berdasar pada sebuah prinsip yang sederhana dalam mode, tak ada yang lebih penting dari waktu untuk sampai ke pasar.
Perancang menggambar ide mereka di komputernya dan mengirimkannya melalui intranet perusahaan ke pabrik di sekitarnya. Dalam hitungan hari, pemotongan, pencelupan, penjahitan dan pembuatan dimulai. Zara mempunyai jadwal pengiriman dua kali seminggu yang mengisi kembali cadangan yang bergaya lama dan menghadirkannya dengan desain yang baru. Sebuah kepingan yang penting dari operasi yang luar biasa ini adalah sebuah gudang yang dijalankan oleh Lorena Alba (difoto), direktur logistik Zara.
Lorena menjalankan keempat toko, gedung seluas lima juta meter persegi (sama besarnya dengan kira-kira 90 lapangan bola) dengan efisiensi waktu. Di gudang tiap toko Zara mempunyai wilayah "persiapannya" sendiri di mana barang tertentunya dikemas.
Ketika Zara terus membuka toko baru di seluruh dunia, Lorena harus bekerja dengan teliti dengan pemasok dan tenaga dalam toko dari budaya yang berbeda-beda.
Contoh dari Zara menggambarkan bahwa pasar global memberikan peluang dan tantangan bagi manajer. Dengan seluruh dunia sebagai suatu pasar, dan perbatasan nasional menjadi semakin tak terkait, potensi bagi organisasi seperti Zara untuk berkembang meluas secara dramatis. Sebuah studi dari 1250 perusahaan produksi Amerika yang sangat beragam menemukan bahwa perusahaan yang beroperasi di berbagai negara mempunyai pertumbuhan penjualan yang berlipat ganda dan laba yang lebih tinggi daripada perusahaan domestik.
Persoalan di awal bab juga tekankan, organisasi yang sukses dengan manajer yang berbakat menghadapi tantangan dalam mengelola lingkungan global. dan, yang terpenting, manajer harus menghadapi perbedaan budaya, ekonomi dan politik. Para manajer yang tidak dengan saksama memonitor perubahan di lingkungan global mereka atau yang tidak memerhatikan karakteristik khusus lokasinya ketika mereka merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan cenderung akan menemukan keberhasilan global yang terbatas.
Manakah Sudut Pandang Global Anda?
Tidaklah aneh bagi orang-orang Jerman, Italia, atau Indonesia bila berbicara dalam tiga atau empat bahasa. Kebanyakan murid sekolah di Jepang mulai mempelajari Bahasa Inggris pada awal sekolah dasar. Anak-anak Amerika hanya mempelajari Bahasa Inggris di sekolah. Orang Amerika cenderung menganggap Bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa bisnis internasional dan tidak melihat perlunya mempelajari bahasa lain.
Monolingualisme itu hanyalah salah satu tanda bahwa orang Amerika menderita parokialisme. Artinya, mereka memandang dunia semata-mata dari sudut pandang dan mata mereka sendiri.
Jika para manajer jatuh ke perangkap mengabaikan nilai dan budaya asing dan dengan cepat menerapkan sikap "milik kami lebih baik daripada milik mereka" terhadap budaya asing, para manajer tersebut akan mengalami kesulitan bersaing dengan para manajer dan organisasi lain di seluruh dunia yang berusaha memahami adat istiadat asing dan perbedaan antarpasar.
Sikap etnosentris adalah keyakinan parokialistis bahwa pendekatan dan praktik kerja yang paling baik adalah yang berasal dari negara asalnya, (negara tempat kantor pusat perusahaan itu berada).
Sikap polisentris adalah pandangan bahwa para manajer di negeri tuan rumah (negeri asing tempat organisasi itu berbisnis) mengetahui pendekatan dan kerja praktik terbaik untuk menjalankan bisnis mereka.
Jenis terakhir sikap global-yang mungkin ditempuh para manajer adalah sikap geosentris, yakni pandangan berorientasi dunia yang memusatkan perhatian pada pemanfaatan pendekatan dan orang terbaik dari seluruh dunia. Sebagai contoh, CEO Home Decor (sebuah nama samaran), sebuah produsen aksesoris rumah tangga yang berkembang dengan cepat, adalah seorang imigran Cina yang menggambarkan strategi perusahaan sebagai "menggabungkan biaya Cina dengan mutu Jepang, desain Eropa, dan pemasaran Amerika."
Manajemen global yang sukses membutuhkan kepekaan yang tinggi terhadap perbedaan praktik dan adat-istiadat nasional.
Memahami Lingkungan Global
Seperti yang kita bahas dalam Bab 2, manajemen tidak lagi menghadapi kendala perbatasan negara. Para rnanajer dalam segala ukuran dan jenis orgarfisasi dihadapkan dengan peluang dan tantangan pengelolaan lingkungan global. Seperti apakah lingkungan global itu? Hal yang penting adalah perdagangan global. Perdagangan global tidaklah baru. Negara dan organisasi telah berdagang satu sama lain selama berabad-abad. "Perdagangan adalah pusat bagi kesehatan manusia, kemakmuran, dan kesejahteraan sosial. Perdagangan global terbentuk dari dua kekuatan : aliansi perdagangan regional perjanjian yang dinegosiasikan melalui Organisasi Perdagangan Dunia.
Aliansi Perdagangan Regional
Hanya beberapa tahun lalu, persaingan internasional dapat dilukiskan berdasarkan negara lawan negara --- Amerika Serikat lawan Jepang, Prancis lawan Jerman, Meksiko lawan Kanada.
Uni Eropa Penandatangan Perjanjian Maastricht (menurut nama kota di Belanda tempat dilakukan penandatanganan tersebut) dalam bulan Februari tahun 1992 menciptakan terbentuknya Uni Eropa (European Union/EU) yang terdiri dari 12 negara--Belgia, Denmark, Prancis, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Inggris, dan Jerman, sebagai kesatuan ekonomi dan perdagangan.
Sebelum terciptanya Uni Eropa, masing-masing negara itu mempunyai pengawasan perbatasan, pajak, subsidi, kebijakan nasionalistik, dan industri-industri yang diproteksi. Sekarang, sebagai pasar tunggal, tidak ada lagi hambatan nasional terhadap perjalanan, pekerjaan, investasi, dan perdagangan.
Motivasi utama bagi penyatuan negara-negara Eropa itu adalah supaya memungkinkan mereka mampu menegaskan kembali posisi mereka terhadap kekuatan industri Amerika Serikat dan Jepang. Karena bekerja di negara yang terpisah-pisah dengan hambatan satu terhadap yang lain.
North American Free tra de A greement (NAFTA). Ketika sejumlah persetujuan atas berbagai masalah penting yang tercakup dalam NAFTA telah tercapai oleh pemerintah Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat pada tanggal 12 Agustus 1992, maka terciptalah blok ekonomi yang luas. Penghapusan hambatan perdagangan bebas (tarif, persyaratan izin impor, tarif pengguna bea masuk) telah menyebabkan makin kuatnya kekuatan ekonomi ketiga negara tersebut.
Negara-negara Amerika Latin lainnya bergerak untuk menjadi bagian dari blok perdagangan zona bebas. Kolombia, Meksiko, dan Venezuela membuka jalan ketika pada tahun 1994, ketiga pemerintah itu menandatangani pakta ekonomi yang menghilangkan tarif dan pajak impor. Kini, 34 negara di wilayah Karibia, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah menegosiasikan perjanjian Wilayah Perdagangan Bebas di Amerika Utara (FFTA). Yang telah ada adalah blok perdagangan bebas lainnya yang dikenal dengan the Southern Cone Common Market, atau Mercosur. Meskipun begitu, blok ini menghadapi masalah serius ketika beberapa Negara yang berpartisipasi menjadi lebih besar, dan potensial untuk menjadi lebih kuat, FTAA.
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). ASEAN adalah aliansi perdagangan 10 negara Asia Tenggara. Pada tahun-tahun yang akan datang, Asia, dan terutama wilayah Asia Tenggara, mungkin akan menjadi salah satu wilayah ekonomi yang paling cepat perkembangannya di dunia.
Aliansi Dagang Lainnya. Wilayah lain di seluruh dunia terus berusaha menciptakan aliansi dagang regional. Anggota dari aliansi ini berencana untuk mencigtakan rencana pengembangan ekonomi dan bekerja untuk mencapai kesatuan, yang lebih besar di antara negara-negara Afrika. Seperti anggota-anggota aliansi dagang lainnya, negara-negara ini berharap untuk memperoleh keuntungan ekonomi, sosial budaya dan dagang dari asosiasi mereka.
Organisasi Perdagangan Dunia
Pertumbuhan global dan perdagangan di antara negara-negara tidak terjadi dengan sendirinya. Sistem dan mekanisme diperlukan sehingga hubungan dagang yang efektif dan efisien dapat dikembangkan. Malahan, salah satu kenyataan dari globalisasi adalah negara-negara menjadi saling tergantung -- yaitu, apa yang terjadi di suatu negara dapat memengaruhi negara lain, baik itu positif atau negatif. Karena ada mekanisme yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hal ini -- mekanisme yang mendorong perdagangan global dan menghindari potensi krisis. Salah satu mekanisme ini yang terpenting adalah, sistem perdagangan multilateral yang disebut Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
WTO didirikan di tahun 1995 dan berkembang dari Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT), suatu persetujuan yang berlaku sejak akhir Perang Dunia II. Kini, WTO adalah satu-satunya organisasi global yang mengurusi peraturan perdagangan diantara negara-negara.
Melakukan Bisnis Secara Global
Perbedaan Jenis Organisasi Global
Organisasi melakukan bisnis secara global dilakukan bukanlah sesuatu yang baru. DuPont mulai melakukan bisnis di Cina pada tahun 1863. H.J. Heinz Company memproduksi makanan di Inggris di tahun 1905. pada tahun 1920-an, perusahaan lain termasuk Fiat, Unilever, dan Royal Dutch/Shell telah menjadi multinasional. Tetapi barulah pada pertengahan 1960-an perusahaan multinasional (MNC) menjadi lazim. Perusahaan-perusahaan itu--yang menyelenggarakan operasi penting di dua negara atau lebih sekaligus, tetapi berbasis di negara asal--yang mempermaklumkan pertumbuhan cepat dalam perdagangan internasional.
Jenis organisasi global lainnya disebut perusahaan transnasional (transnational corporation atau TNC). Perusahaan yang menyelenggarakan operasi yang signifikan di lebih dari satu negara tetapi mendesentralisasikan manajemen ke negara lokal. Jenis organisasi itu tidak berusaha meniru kesuksesan domestiknya dengan mengelola sejumlah operasi luar negeri dari negara asalnya. Banyak perusahaan konsumen mengelola bisnis globalnya sebagai TNC karena mereka harus menyesuaikan produk dan jasa mereka supaya dapat memenuhi kebutuhan pasar setempat.
Banyak perusahaan menjadi global dengan menghapuskan divisi struktural yang menekankan batasan geografis buatan. Jenis organisasi global itu disebut organisasi tanpa batas negara (borderless organization). Organisasi tanpa batas negara itu dapat dikatakan mendekati bisnis global dari sudut pandang geosentris. Manajemen tanpa batas negara merupakan upaya organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pasar global yang sengit persaingannya.
Bagaimana Organisasi Menjadi Global
Kebanyakan organisasi berproses melalui tiga tahap ketika mereka menjadi global. Tiap tahap yang sukses memerlukan investasi yang lebih banyak dan juga menyertakan risiko yang lebih besar.
Dalam tahap pertama, para manajer membuat dorongan pertama untuk menjadi perusahaan internasional sekadar dengan mengekspor produk-produk organisasi, tersebut ke negara lain yakni, dengan membuat produk di dalam negeri dan menjualnya ke luar negeri.
Dalam tahap kedua, para manajer melakukan investasi yang lebih besar dengan berkomitmen untuk menjual produknya di negara asing atau membuat produk itu di negara asing, namun masih belum ada kehadiran fisik karyawan perusahaan tersebut di luar negara asal perusahaan itu. Sebaliknya, yang lazim dilakukan pada sisi penjualan adalah dengan mengirimkan karyawan domestik untuk melakukan perjalanan bisnis secara teratur untuk menjumpai para pelanggan luar negeri atau dengan menyewa agen atau pialang asing guna mempertunjukkan lini produk organisasi itu.
Tahap ketiga memperlihatkan niat teguh para manajer untuk mengejar pasar global. Lisensi atau waralaba adalah pendekatan yang serupa karena keduanya mencakup perusahaan yang memberikan kepada organisasi lain hak penuh atas merek, tehnologi, atau spesifikasi produk perusahaan itu dengan mendapat imbalan berupa pembayaran sejumlah uang sekaligus (lump-sum payment) atau uang jasa (fee) yang biasanya berdasar pada penjualan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pelisensian biasanya digunakan oleh perusahaan pabrikan dan pewaralabaan digunakan oleh organsiasi jasa. Jenis aliansi stratejik tertentu di mana para mitra setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dan independen untuk mencapai tujuan bisnis tertentu disebut usaha patungan (joint venture). Akhirnya, di tahap ketiga, para manajer dapat melakukan investasi langsung di negara asing dengan membentuk anak perusahaan luar negeri (foreign subsidiary) yang merupakan fasilitas produksi atau kantor yang terpisah dan independen.
Mengelola di Lingkungan Global
Setiap manajer yang mengalami berada di negeri asing akan menghadapi sejumlah tantangan baru. Dalam bagian ini, kita akan meninjau tantangan-tantangan itu dan menawarkan beberapa pedoman untuk menanggapinya. Tentu saja, kerangka kerja analitis tersebut dapat digunakan oleh setiap manajer tanpa memandang asal kebangsaan manajer yang harus mengelola di lingkungan asing itu.
Lingkungan Politik - Hukum
Para manajer Amerika Serikat terbiasa dengan sistem hukum dan politik yang stabil. Perubahan berlangsung lambat dan prosedur hukum maupun politik sudah sangat mapan. Pemilihan umum diselenggarakan pada tenggang waktu yang teratur. Bahkan perubahan partai politik setelah pemilihan presiden tidak menghasilkan transformasi yang cepat dan radikal. Stabilitas peraturan yang mengatur tindakan individu dan lembaga memungkinkan prediksi yang amat tepat. Manajer dari perusahaan di negara-negara ini menghadapi ketidakpastian yang lebih besar sebagai hasil dari ketidakstabilan politik. Sebagai contoh, campur tangan poIitik adalah suatu kenyataan hidup di beberapa negara-negara Asia.
Lingkungan Ekonomi
Manajer global harus sadar tentang hal-hal ekonomi ketika melakukan bisnis di negara lain. Yang pertama adalah memahami jenis sistem ekonomi di negara mana usaha itu dijalankan. Dua jenis utama; adalah ekonomi pasar dan ekonomi komando. Ekonomi pasar adalah sesuatu dimana sumber daya terutama dimiliki dan dikontrol oleh sektor perorangan. Ekonomi komando adalah sesuatu di mana semua keputusan ekonomi direncanakan dari pemerintah pusat. Mengapa manajer perlu mengetahui sistem ekonomi negara-negara? Karena hal ini mempunyai potensi untuk membatasi keputusan dan tindakan. Hal ekonomi lainnya yang perlu dipahami oleh manajer meliputi tingkat pertukaran mata uang, tingkat inflasi, dan beragam kebijakan pajak.
Laba perusahaan global , dapat secara dramatis berubah-ubah tergantung pada kekuatan mata uang dalam negerinya dan mata uang negara-negara di mana perusahaan itu beroperasi. Setiap devaluasi mata uang sebuah negara akan sangat rnempengaruhi tingkat laba perusahaan.
Inflasi berarti harga produk dan jasa yang naik. Tapi, hal ini juga memengaruhi tingkat suku bunga, tingkat pertukaran mata uang, biaya hidup, dan kepentingan umum dalam sistem politik dan ekonomi suatu negara.
Beberapa negara tuan rumah bersikap lebih membatasi daripada negara asal organisasi itu. Negara-negara lain jauh lebih ringan kebijakannya. Satu-satunya kepastian ialah bahwa peraturan perpajakan itu berbeda-beda di berbagai negara. Para manajer membutuhkan pengetahuan yang pasti tentang berbagai peraturan perpajakan di negara tempat mereka beroperasi untuk meminimalkan kewajiban pajak keseluruhan perusahaan mereka.
Lingkungan Budaya
Sebuah perusahaan minyak global yang besar menemukan bahwa produktivitas karyawan di salah satu dari pabriknya di Meksiko adalah 20 persen dan mengirimkan seorang manajer AS untuk mencari tahu persoalannya. Seorang manajer AS yang lainnya telah membatalkan pesta itu dengan mengatakan bahwa hal itu membuang-buang waktu dan uang. Kesan yang didapat oleh para karyawan adalah perusahaan tidak mempedulikan keluarga mereka lagi. Ketika pesta itu diadakan kembali produktivitas dan moral karyawan melonjak.
Organisasi mempunyai budaya internal yang berbeda-beda. Seperti budaya nasional, (national culture) adalah nilai dan sikap yang dipegang oleh orang negara tertentu yang membentuk perilaku dan kepercayaan mereka tentang apa yang dianggap penting.
Perbedaan-perbedaan hukum, politik, dan ekonomi berbagai negara cukuplah jelas. Manajer Jepang yang bekerja di Amerika Serikat atau rekan bisnis Amerikanya di Jepang dapat memperoleh informasi mengenai berbagai kebijakan perpajakan atau peraturan perpajakan negara mereka tanpa banyak kesulitan.
Kerangka Kerja Hofstede Untuk Menilai Budaya. Salah satu dari ajuan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk membantu manajer memahami lebih baik perbedaan antara budaya nasional dikembangkan oleh Geert Fiofstede.
Individualisme versus Kolektivisme. Individualisme adalah tingkat di mana orang di suatu negara memilih untuk, bertindak sebagai individual. Dalam masyarakat individualistik, orang seharusnya melihat setelah kepentingan mereka sendiri dan keluarga dekat mereka karena begitu besarnya kebebasan yang diperbolehkan oleh masyarakat individualistik bagi warga negaranya. Lawannya adalah kolektivisme.
Jarak kekuasaan Hofstede menggunakan istilah jarak kekuasaan (power distance) sebagai ukuran seberapa jauh masyarakat menerima fakta bahwa kekuasaan dalam lembaga dan organisasi itu terbagi secara tidak merata.
Penghindaran ktidakpastian. Penghindaran ketidakpastian menggambarkan tingkat di mana orang-oran.g mentoleransi risiko dan memilih situasi yang terstruktur daripada yang tidak terstruktur.
Kuantitas versus kualitas hidup. Dimensi budaya keempat seperti individualisme dan kolektivisme, adalah suatu percabangan. Kuantitas hidup adalah tingkat di mana nilai-nilai, seperti ketegasan, pemilikan uang dan barang, dan persaingan yang muncul. Kualitas hidup adalah atribut budaya nasional yang menekankan hubungan dan perhatian pada orang lain.
Orientasi jangka panjang dan jangka pendek. Atribut budaya yang terakhir dari Hofstede melihat pada orientasi suatu negara terhadap hidup dan pekerjaan. Orientasi jangka panjang melihat pada masa depan dan menghargai penghematan dan ketekunan. Orientasi jangka pendek menghargai masa lalu dan masa sekarang dan menekankan penghormatan bagi tradisi dan memenuhi kewajiban sosial.
Kerangka Kerja GLOBE untuk Menilai Budaya. Walau dimensi budaya Hofstede telah menjadi kerangka kerja utama untuk membedakan di antara budaya nasional, data di mana ia berasal datang dari sebuah perusahaan dan hampir berumur 30 tahun. Dalam rentang waktu itu, ada sejumlah perubahan dalam lingkungan global, menyarankan kebutuhan akan penilaian dimensi budaya yang diperbarui, di mana hal ini disediakan oleh proyek GLOBE.
Ketegasan: tingkat di mana sebuah masyarakat mendorong orang-orang untuk menjadi teguh, berani berkonfrontasi, tegas, dan kompetitif versus rendah hati dan halus. Ini khususnya berkaitan dengan dimensi kuantitas hidup Hofstede.
Orientasi masa depan: tingkat di mana masyarakat mendorong dan memberi imbalan perilaku yang berorientasi pada masa depan, seperti perencanaan, berinvestasi di masa depan, dan menunda kegembiraan. Ini khususnya berkaitan dengan orientasi jangka panjang/jangka pendek Hofstede.
Perbedaan jenis kelamin: tingkat di mana masyarakat memaksimalkan perbedaan peranan jenis kelamin dengan menilainya dengan berapa banyak status dan tanggung jawab pengambilan keputusan yang dimiliki oleh wanita.
Penghindaran ketidakpastian: serupa dengan deskripsi Hofstede, tim GLOBE mendefinisikan dimensi ini sebagai ketergantungan masyarakat pada norma sosial dan prosedur untuk meringankan masa depan yang tak dapat diramalkan.
Jarak kekuasaaan: seperti Hofstede, tim GLOBE mendefinisikan hal ini sebagai tingkat di mana anggota masyarakat mengharapkan kekuasaan yang sama.
Individualisme/kolektivisme: lagi, istilah ini diartikan, seperti Hofstede, sebagai tingkat di mana individu terdorong oleh lembaga sosial untuk dipadukan dalam kelompok di dalam organisasi dan masyarakat.
Kolektivisme dalam kelompok: berlawanan dengan berfokus pada lembaga sosial, dimensi ini melampaui tingkat di mana anggota masyarakat merasa bangga dalam keanggotaan dalam kelompok kecil, seperti keluarga mereka dan lingkaran teman akrab, dan organisasi di mana mereka bekerja.
Orientasi Kinerja: ini mengacu pada tingkat di mana masyarakat mendorong dan memberi imbalan pada anggota kelompok untuk peningkatan kinerja dan kesempurnaan.
Orientasi manusia: ini diartikan sebagai tingkat di mana masyarakat mendorong dan memberi imbalan pada individu karena telah berlaku jujur, mementingkan kepentingan orang lain, dermawan, memerhatikan, dan baik pada orang lain. Ini serupa dengan dimensi kualitas hidup Hofstede.
Proyek GLOBE memberikan tambahan informasi bagi manajer untuk membantu mereka dalam mengenali dan mengelola perbedaan budaya. Ini diperluas, bukan mengganti karya Hofstede. Malahan, proyek GLOBE menegaskan bahwa lima dimensi Hofstede masih berlaku.
Manajemen Global dalam Dunia Kini
Seperti banyak organisasi, setelah serangan teroris pada tanggal 11 September 2001, Boeing Co., perusahaan pesawat udara yang berpusat di Chicago merumahkan ribuan pekerjanya karena pesanan dari peIanggan menjadi tidak tetap. Kemudian seiring dengan meningkatnya kembali pesanan pesawat, boeing memutuskan bahwa dibanding mempekerjakan pekerjanya kembali akan lebih murah jika memindahkan pekerjaannya di luar AS, seperti Rusia dan Cina. Di Bangalore, India, GeneraI-Electricrrrezrginvestasikan lebih dari 8 juta dolar untuk membuat pusat penelitiannya yang terbesar di luar AS. Para manajer menghadapi tantangan yang serius tantangan meningkat dari asosiasi yang terbuka dengan globalisasi dan dari perbedaan kebudayaan yang signifikan.
Tekanan untuk menjadi global tedah menyebar. Para pendukung setuju bahwa, keuntungan ekonomi dan sosial berasal dari globalisasi. Sekarang, globalisasi telah menimbulkan tantangan karena keterbukaan yang dibutuhkan untuk bekerja. Apakah tantangannya? Salah satunya adalah meningkatnya ancaman terorisme melalui jaringan teroris global. Globalisasi berarti membuka perdagangan dan meruntuhkan halangan geografis, yang memisahkan negara-negara. Saat ini membuka berarti bahwa menjadi terbuka untuk keburukan seperti juga kebaikannya. Ekonomi dunia telah terbukti dapat bertahan dan ada mekanisme wilayah seperti World Trade Organization untuk membatasi dan memecahkan masalah-masalah yang mungkin timbul. Akan tetapi, hal ini bukan hanya ini tantangan dari keterbukaan yang harus dipersiapkan untuk dihadapi para manajer.
Kesuksesan mengelola lingkungan global saat ini akan membutuhkan sensitivitas dan pengertian yang luar biasa. Para manajer perlu menyadari bahwa apa yang mereka putuskan dan lakukan akan diperhatikan tidak hanya oleh rnereka yang mungkin setuju tetapi yang paling penting oleh mereka yang mungkin tidak setuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar