Contoh Pidato Akhlak

 Contoh Pidato Akhlak


Hadirin Rohimakumullah…
            Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini untuk menjadi kholifah, yang menjadi pemimpin dan menjaga amanah sang kholik. Namun, dari segala amanah itu ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang manusia, yaitu akhlak.
            Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu Akhlaaqun, yang merupakan bentuk jama’ dari kata khulqun, yang berarti perangai, tabiat dan adab. Sedangkan pengertian akhlak dalam islam adalah, perangai yang ada dalam diri manusia yang mengakar dan dilakukan seseorang secara spontan dan terus menerus, dan tak lain sumber datangnya akhlaq adalah islam.
            Rasulullah SAW bersabda:
Akmaalul mu’miniina iimaanan ahsanuhum khuluqon
Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya
          
Akhlak menjadi ukuran kemuliaan seseorang, ia tidak pernah turun harga atau menyusut nilainya, tetap mahal dan tak lekang oleh zaman. Sebagaimana kita ketahui, ketika telfon genggam yang dulu merupakan barang berharga yang hanya dimiliki sedikit orang . Namun ketika ia dimiliki oleh hampir setiap orang, saat itulah status berharga tak lagi melekat padanya. Namun tidak demikian dengan akhlak mulia, yang akan tetap mahal dan abadi dengan kemuliaannya meskipun setiap manusia memilikinya, ia akan semakin mahal, bahkan tak ternilai harganya.
            Hadirin Rahimakumullah…
Dewasa ini, sering kita temui manusia yang hidup bebas, geringas, ganas, bahkan lebih ganas daripada binatang buas. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan akhlak.
            Untuk itu pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan beberapa patah kata, yang akan saya patah-patahkan menjadi untaian nada kalimah yang berjudul “kemuliaan suatu bangsa tergantung akhlaknya” dengan rujukan surat Al-arof ayat 96:

“Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al-A’rof: 96)

Sahabat yang dimuliakan Allah SWT…
            Dari Dr. Abdullah Thollah Tobah dalam kitabnya Ma’al Anbiyaai Fil Qur’an, beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada kaum shodom, yakni kaum Nabi Luth As berkenaan dengan 3 kemunkaran yang mereka lakukan.
Kemunkaran yang pertama, yakni kemunkaran yang dilakukan oleh Istri Nabi Luth As.
Kemunkaran yang kedua, yaitu tradisi menyamun ditempat terang, dan
Kemunkaran yang ketiga, yaitu kebiasaan homoseks yang merajalela
            Dengan kata lain, maksud ayat tersebut adalah, seandainya kaum shodom beriman dan bertaqwa kepada Allah… lafatahnaa ‘alaihim barokaatin minassamaai wal ardhi, maka akan Allah turunkan kepada mereka keberkahan tak terbatas dari langit maupun dari bumi dengan syarat iman dan taqwa. Akan tetapi, merrreka mengingkari ayat-ayat Allah, maka bukan keberkahan Allah yang turun melainkan adzab Allah yang turun sehingga porak poranda negeri tersebut.
            Hadirin yang dicintai Allah,
Kemunkaran-kemunkaran inilah yang menyebabkan kaum shoddom diluluh lantahkan oleh Allah SWT, dan secara langsung maupun terselubung, kemunkaran-kemunkaran ini tumbuh subur bak cendawan dimusim hujan dinegeri kita, betul tidak saudara?
Yuk, kita buktikan!
Kemunkaran pertama yaitu kemunkaran yang dilakukan oleh istri Nabi Luth AS, gambaran istri-istri yang durhaka kepada suami, istri yang enggan mematuhi perintah sang pemimpin keluarga, istri yang memiliki boys friend selain suami. Apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara???
Ya, bahkan merajalela.
Kemunkaran yang kedua, yaitu kebiasaan homoseks. Kebiasaan inilah yang menjadikan kaum sodom durhaka kepada Rabb, hubungan badan antara sesama jenis dianggap biasa-biasa saja, tempat-tempat maksiat merajalela dimana-mana. Bahkan hubungan badan antara lawan jenis dianggap wajar-wajar saja. Akibatnya, berapa banyak janin-janin tak berdosa yang digugurkan, berapa banyak bayi-bayi yang lahir tanpa ayah, dan berapa banyak bayi-bayi mungil yang dibuang ditempat sampah, di tempat-tempat yang menjadikan mereka seolah tak berarti. Astagfirullahal’adzim… dan apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara? Dinegeri yang katanya mayoritas beragama islam? Dinegeri subur yang banyak orang bilang zamrud khatulistiwa? ironisnya, hal ini marak terjadi pada generasi muda kita. Na’udzubillah, tsumma na’udzubillah…
Kemunkaran yang ketiga, yaitu tradisi menyamun ditempat terang. Ini adalah bukti korupsi, kolusi dan nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan, penyelewengan dana pembangunan, yang akhirnya bukan pembangunan nasional yang kita rasakan, akan tetapi penderitaan nasional yang masyarakat keluhkan.
Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-isro ayat 16:
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu kaum, maka kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi apabila mereka durhaka didalam negeri itu, maka sepantasnya berlakulah kepadanya hukuman  kami, kemudian kami binasakan kaum itu, hancur berantakan.
Hadirin Rahimakumullah…
Kemunkaran-kemunkaran inilah yang membuat kaum Sodom dihancurkan oleh Allah, sekaligus menjadi problematika ummat yang dihadapi bangsa kita dewasa ini. Na’udzubillahi min dzalik…

Hingga suatu hari, guru saya pun bersyair
Bencana melanda, dibumi ibu pertiwi
Banjir bandang, gempa bumi,
Tanah longsor dan sunami,
Seolah enggan berhenti

Kemiskinan disana-sini
Busung lapar hantui bayi
Al-qur’an jadi hiasan
Sunnah rasul tak dijalankan,
Ya Allah… Ampuni kami…

Untuk itu, wahai para pemuda, wahai para mujahid penerus bangsa…
Marilah tingkatkan iman dan taqwa, agar diri dihiasi akhlaq yang mulia…
Dan ingatlah seruan Allah dalam hadits qudsi:
“Ayyuhassyaaab… Attaariku syahwatahu liajlii… Anta ‘indi, kaba’dhi… malaaaikatii…”
Wahai para pemuda yang meningggalkan syahwatnya karena aku (kata Allah), kalian disisiku bagaikan malaikat-malaikatku…

Semoga kita semua senantiasa terpelihara dalam cinta-Nya, Wallahu a’lam bishowab, aquulu qouli hadza…
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar