Makalah Kesadaran memilih Agama Islam Sebagai Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini sebahagian umat Islam cenderung memilih pendidikan umum sebagai prioritas dalam pendidikan. Pendidikan agama hanya merupakan hak status kewajiban untuk mempelajarinya tanpa merenungkan apa manfaat, fungsi serta tujuan dari pendidikan islam itu sendiri. Secara tidak sadar, ketika seseorang sedang mengalami cobaan atau kesulitan dalam hidup, maka hal yang paling cenderung ia lakukan adalah memasrahkan dirinya kepada Allah swt, namun ketika kesulitan yang ia alami hilang, maka kepatuhan dalam menjalankan dan menjauhi perintah Allah pun ia abaikan.
Hal ini menjadi sebuah dilema bagi umat islam itu sendiri ketika mereka harus memilih mana pendidikan yang paling tepat untuk dipelajari dan diajarkan. Kecenderungan memilih pendidikan umum biasanya dialaskan sebagai upaya untuk menumbuhsuburkan perkembangan dan kesinambungan hidup dalam mencapai titik kesuksesan. Padahal secara tidak sadar, mereka yang memilih pendidikan umum dan mengabaikan pendidikan Islam merupakan sikap ketidakpercayaan bahwa dunia ini hanya sekedar tempat persinggahan yang sifatnya sementara, sedangkan akhirat merupakan kehidupan selanjutnya yang telah Allah abadikan.
Agama Islam sendiri telah mengajarkan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang nuansa dan tujuannya adalah bagaimana manusia bisa menyeimbangkan tugas kekhalifahannya di dunia ini sebagai wujud kepatuhan dan ketundukkannya, dalam Islam juga diajarkan mengenai pendidikan yang bersifat keduniaan (Umum), namun sifat keumuman yang diajarkan merupakan bentuk penyeimbangan dari kebutuhan manusia terkait dengan kehidupan di dunia seperti ilmu matematika, ilmu kedokteran, ilmu sains dan lainnya.
Namun yang menjadi prioritas dalam pendidikan adalah bagaimana umat Islam itu menjadi umat Islam yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, aplikasi perwujudan itu harus terlaksana dan diketahui melalui sebuah proses pembelajaran yang intinya terpusat melalui pendidikan Islam. Makalah ini disusun berdasarkan asumsi yang harus dipatahkan mengenai dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum, dan saya sebagai penyususn menyatakan bahwa memilih agama islam sebagai pendidikan tentunya akan melahirkan intelektual muslim yang siap guna dalam bidang apapun termasuk menyangkut bidang keilmuan umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan Agama Islam
Pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “didik” dengan memberi awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya).[1] Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani yaitu” Paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sedangkan dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.[2] Pendidikan dalam pengertian secara umum dapat dimaknai sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman komulatif baik berupa keyakinan, sikap, pengetahuan maupun penerapannya dalam nilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi selanjutnya.[3] Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[4]
Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term at- Tarbiyah, at-Ta.dib dan at-Ta.lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term at-tarbiyah, sedangkan term at-ta.dib dan at-ta.lim jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.[5] Sedangkan menurut istilah, pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.[6]
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, agama Islam dalam lingkup pendidikan juga dapat dimaknai sebagai proses pengembangan fitrah manusia yang terlahir sejak ajali menjadi manusia yangberkepribadian mulia dan berbudi pekerti luhur guna mewujudkan sebuah amanah yang diberikan Allah swt dalam pencapai sebuah tujuan utama penciptaan manusia yaitu untuk mengabdi kepada-Nya.
__________________________________
[1]Poerwadaminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 250
[2]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 13
[3]Haidar Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2009), h. 142
[4]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet. ke-7, h . 10
[5] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam , pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002), cet. ke-1, h . 25
[6] H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. ke-4, h . 10
B. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam, secara etimologi, tujuan adalah .arah, maksud atau sasaran.[7] Sedangkan secara terminologi, tujuan berarti .sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.[8]
Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya educational theory a Qur.anio out look., yang dikutip oleh Armai Arief, bahwa tujuan pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah swt, atau sekurangkurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir.[9] Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun atas tiga komponen sifat dasar manusia, yaitu : 1. tubuh, 2. ruh dan 3. akal. Yang masing-masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan Islam dapat di kualifikasikan kepada :
- Tujuan Pendidikan Jasmani (ahdaf al-jismiyah)
- Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)
- Tujuan Pendidikan Akal (al-ahdaf al-aqliyah)
- Tujuan Sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah)
Adapun tujuan akhir pendidikan Agama Islam adalah mewujudkan manusia yang tunduk dan patuh kepada Allah swt sepenuhnya. ketulusan dan keikhlasan dalam pengabdian inilah yang menjadi akhir penentu keberhasilan seorang hamba dalam mencapai tujuan hidupnya sebagai makhluk istimewa ayng diciptakan Allah swt. ketika manusia itu mampu mengaplikasikan kehidupannya dalam sebuah perwujuan hanya mengabdi kepada Allah dengan berlandaskan segala aktivitas yang ia lakukan hanya karena Allah semata, maka ia telah mewujudkan amanah Allah dan telah membuktikan bahwa ia telah sukses dan berhasil mencapai tujuan pendidikan agama Islam itu Sendiri.[10]
Abdul Qadir Ahmad merinci ke dalam beberapa bagian mengenai Tujuan dari pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan pendidikan agama menurut beliau yaitu[11]:
Abdul Qadir Ahmad merinci ke dalam beberapa bagian mengenai Tujuan dari pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan pendidikan agama menurut beliau yaitu[11]:
- Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai,menaatiNya dan berkepribadian yang mulia
- Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agama dan menaatinya
- Mengembangkan pengetahuan agama mereka dan memperkenalkan adab sopan santun islam serta membimbing kecendrungan mereka untuk mengembangkan pengetahuan sampai mereka terbiasa bersikap patuh menjalankan ajaran agama atas dasar cinta dan senang hati.
- Memantapkan rasa keagamaan pada peserta didik, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulai dan membenci akhlak yang rendah
- Membina perhatian siswa terhadap aspek-aspek kesehatan seperti memelihara kebersihan dalam beribadah, belajar, makanan bergizi dan lain sebagainya
- Membiasakan peserta didik bersikap rela, optimis, percaya pada diri sendiri, menguasai emosi dan berlaku sabar.
- Memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa agama islam adalah agama ketertiban, persaudaraan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa.
___________________
7 W. j. s. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1985), cet. ke-8, h. 1094
8 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h. 29
9 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002) cet. ke-1, h. 19
10 Ibrahim Lubis, Tujuan Akhir seorang Hamba, Mahasiswa Pascasarjana IAIN-SU
11 Muhammad abdul Qadir Ahmad terj. H. A. Mustofa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Ibid, h. 15
11 Muhammad abdul Qadir Ahmad terj. H. A. Mustofa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Ibid, h. 15
C. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama akan berfungsi dengan baik apabila pendidikan agama tersebut selalu menanamkan motivasi yang kuat bagi peserta didik utnuk menghubungkan nilai-nilai yang mereka pelajari dengan kenyataan-kenyataan sosial yang ada. Pendidikan agama akan memenuhi fungsi yang sangat penting dalam pembangunan sosial apabila[12]:
- Berusaha memupuk beberapa sifat tertentu diantaranya keberanian hidup, kesanggupan untuk mandiri, peka terhadap hak dan keperluan sesama manusia dan bekerjasama untuk kepentingan umum
- Berusaha untuk memupuk motivasi yang kuat pada para anak didik untuk mempelajari dan memahami kenyataan-kenyataan sosial yang terdapat di masyarakat.
- Berusaha untuk merangsang para anak didik untuk mengamalkan iman mereka
Menurut Ramayulis bahwa pendidikan agama berfungsi dalam membentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang Maha Kuasa menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan manusia baik kehidupan manusia individu maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual, baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi.[13] Ramayulis dalam hal ini juga menjabarkan mengenai fungsi agama yang terbagi dalam empat fungsi yaitu[14]:
1. Fungsi Agama Islam dalam kehidupan individu
- Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan
- Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
- Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
- Agama sebagai sarana utnuk memuaskan keingintahuan
2. Fungsi agama Islam dalam kehidupan masyarakat
Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat yaitu:
- Berfungsi Edukatif
- Berfungsi sebagai penyelamat
- Berfungsi sebagai Social Control
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi transformatif
- Berfungsi kreatif
- Berfungsi sublimatif
3. Fungsi agama Islam dalam menghadapi krisis modernisasi
Gerakan modernisasi membawa pengaruh besar terhadap berbagai dimensi kehidupan. Perubahan yang terjadi tidak selalu bernilai positif bagi masyarakat, akibatnya masyarakat modern dapat mengalami berbagai krisis, untuk mengatasi krisis yang dihadapi masyarakat modern tersebut, agama memengang peranan yang sangat penting. Dalam menghadapi krisis modernisasi, maka dalam hal ini ada dua fungsi penting dari pendidikan agama yaitu:
- Agama berfungsi utnuk mengatasi krisis spiritual
- Agama berfungsi untuk menanggulangi Materialistik
4. Fungsi Agama Islam dalam Pembangunan
Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia yang dapat memberi peranan positif dalam pembangunan individu dan masyarakat selama kebenarannya masih diyakini secara mutlak. Peran agama dalam pembangunan berfungsi: Sebagai Ethos Pembangunan dan Sebagai Motivasi
_________________________
[12] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dan Tantangan Masa Depan: esai-esai pemberdayaan Generasi Muda dan lembaga pendidikan Islam, ibid, h. 129
[13] H. Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Media Grafika, 2009), h. 227
[14] H. Ramayulis, Psikologi Agama, Ibid, h. 228-242
C. Urgensi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam yang berorientasi terhadap pembentukan afektif merupakan pembentukan sikap mental peserta didik kearah menumbuhkan kesadaran beragama. Beragama tidak hanya pada kawasan pemikiran saja, tetapi juga memasuki kawasan rasa, karena itu sentuhan-sentuhan emosi beragama perlu dikembangkan.[15] Sentuhan emosi tersebut terkait dalam bimbingan kehidupan beragama, uswatun hasanah (contoh teladan), ibadah, pendidikan agama dan lain sebagainya. Pendidikan agama sebagai subjek mata pelajaran dan sebagai lembaga pendidikan telah lama memainkan peranannya yang positif dalam dunia pendidikan. Dilihat dari sudut kenyataan-kenyataan yang ada dalam dunia pendidikan agama, maka masih ada ditemukan hal-hal yang harus dibenahi, agar pendidikan agama dapat lebih memainkan peranannya dalam membentuk manusia seutuhnya.[16]
Pendidikan agama Islam hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Untuk tujuan pembinaan pribadi itu, maka pendidikan agama hendaknya diberikan oleh guru yang benar-benar tercermin agama itu dalam sikap, tingkah laku, gerak gerik, cara berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan dan dalam keseluruhan pribadinya. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan agama akan sukses apabila ajaran agama itu hidup tercermin dalam pribadi guru agama tersebut.
Pendidikan Agama Islam bagi kehidupan manusia menjadi pedoman hidup. pendidikan agama yang baik tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi akan membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya bahkan masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya.[17] Jelaslah, bahwa agama sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan agama tersebut dengan baik. Adapun beberapa manfaat pendidikan Agama yaitu[18]:
- Agama mendidik manusia supaya mempunyai pendirian yang kokoh dan sikap yang positif
- Agama mendidik manusia supaya memiliki ketentraman jiwa. Orang yang beragama akan merasakan manfaat agamanya, lebih-lebih ketika dirinya diberikan ujian dan cobaan
- Agama mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan. Jika kebenaran sudah ditegakkan maka akan mendapat kebahagian dunia dan akhirat
- Agama adalah alat utnuk membebaskan manusia dari perbudakan terhadap materi. Agama mendidik manusia supaya tidak ditundukkan oleh materi yang bersifat duniawi. Akan tetapi, manusia hanyalah disuruh tunduk kepada Allah swt
______________________
[15] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dan Tantangan Masa Depan: esai-esai pemberdayaan Generasi Muda dan lembaga pendidikan Islam (Bandung: Citapustaka Media, 2002) ,h. 37
[16] Haidar Putra Daulay, Ibid, h. 117
[17] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa, Ibid, h. 125
[18] Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 14
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat dipetik dari penjelasan diatas mengenai Kesadaran memilih Agama Islam Sebagai Pendidikan adalah bahwa Agama Islam merupakan pendidikan terbaik yang sudah harus diajarkan sedini mungkin. urgensi Agama Islam tidak saja dianjurkan melalui lisan dan ucapan serta teori semata, sudah seharusnya hal ini juga menjadi tugas setiap pribadi umat Islam yang memang benar-benar sebagai abdi Allah, dan jelas saja bagi mereka yang memilih Agama Islam sebagai Pendidikan Utama adalah sebuah kesadaran penuh bahwa hanya Islam lah agama yang sekaligus menjadi Guru terbaik saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dan Tantangan Masa Depan: esai-esai pemberdayaan Generasi Muda dan lembaga pendidikan Islam (Bandung: Citapustaka Media, 2002)
- Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Grasindo, 2009)
- H. Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Media Grafika, 2009)
- W. j. s. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1985)
- Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004)
- Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002)
- Poerwadaminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976)
- Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2011)
- Haidar Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2009)
- Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002)
- Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam , pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002)
- H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar