Membangkitkan Kembali Rasa Setiakawan.

Membangkitkan Kembali Rasa Setiakawan.
setiakawan

Masih ingatkah kita ? tragedi yang terjadi tempo silam, ketika gempa bumi yang disusul gelombang tsunami, menewaskan ribuan kawan-kawan kita dan tak terhitung harta benda yang ludes ?, saya kira kita masih mengingatnya, ya, itulah bencana yang terjadi di Negara kita, di Aceh dan Sumut. Sesuai dengan judul postingan ini, marilah kita uraikan lagi Rasa Kesetiaankawan kita.

Di dalam Al-Quran dan Hadis,Kita banyak diingatkan   tentang kewajiban membantu mereka yang membutuhkan, termasuk para korban musibah. Di antara kebajikan itu, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah 177 adalah:

 ''... memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang yang meminta-minta.'' 

Kita diwajibkan membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat, yakni hidup bersama satu rasa . Ini diungkapkan ayat 1 surat an-Nisa dan ayat 13 surat al-Hujurat. Kewajiban Seperti adanya ajakan untuk ibadah berjamaah seperti Shalat Jumat dan sejumlah ibadah lainnya. Yang merupakan dukungan moral yang kuat mengenai keharusan untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini, Nabi Muhammad menekankan persaudaraan umat. Beliau bersabda:

 ''Kaum Muslimin seperti satu tubuh. Bila salah satu bagian sakit, bagian lainnya ikut menderita.'' 

Manifestasi persaudaraan Islam ini telah dicontohkan dengan gemilang oleh Nabi dan para sahabatnya. Dalam bentuk saling menolong kepada orang yang sedang dalam penderitaan, membantu orang yang membutuhkannya. Kesemuanya ini dapat menghapuskan kemiskinan yang akan menjerumuskan manusia kepada penderitaan yang lebih parah lagi. 

''Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu manafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.'' (Ali Imran: 92)

Ketika ayat ini turun, para sahabat saling berlomba untuk bersedekah dan memberikan harta bendanya. Menunjukkan bahwa tiap individu diwajibkan untuk saling membantu. Dengan demikian, akan terciptalah kehidupan harmonis, yang dianjurkan Islam. 

Melalui ayat di atas, Allah menganjurkan kepada kita bahwa harta benda yang kita miliki harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Agar jangan sampai timbul keserakahan dan pendewaan akan harta benda, yang berdampak pada hilangnya rasa persaudaraan. Akibatnya, akan muncul rasa iri dan dengki dari orang yang tidak berpunya. Dari situ, muncullah permusuhan antarmanusia. 

Padahal, mengutip pendapat sejarawan Islam dari Mesir, Muhammad Husain Haekal, rasa persaudaraan lebih kuat menanamkan kebahagiaan daripada harta. Dan, memberikan harta kepada yang membutuhkan akan jauh lebih terhormat daripada orang yang mendewakan harta benda. 

Karenanya, pada saat ribuan saudara-saudara kita menderita musibah di Aceh, oleh Islam kita diingatkan bahwa harta benda merupakan titipan Allah kepada kita. Pada hakikatnya pemilik mutlak atas harta benda itu adalah penciptanya, Allah SWT. Karenanya, mari kita lebih menggalang lagi kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara kita, dengan saling membantu satu sama lain. Ali Bin Abu Thalib pernah berkata :
"Orang hebat adalah orang yang punya banyak teman, dan orang yang paling hebat adalah, orang yang punya teman, namun tak melupakannya"

Dari perkataan Ali ra tersebut, memberikan pesan kepada kita, seyogyanya kita yang telah punya teman bahkan banyak, menjadi keharusan bagi kita untuk tolong menolong, bantu membantu dan cinta satu sama lain. Dengan adanya kesetiankwan ini, InsyaAllah akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam kehidupan kita. Yuk, kita jadi teman yang setia kawan.

 لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه

"Tidak beriman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai milik saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai miliknya sendiri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar