Makalah Fenomena Tawuran Di Indonesia

Makalah Fenomena Tawuran Di Indonesia
(Maraknya Tawuran Antar Pelajar)

Disusun Oleh : Trya Kiromim Baroroh


I. PENDAHULUAN

Tawuran antar pelajar merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.

Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah daripada masuk kelas pada kegiatan belajar mengajar. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat bahw tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu.

Kerugian yang disebabkan oleh tawuran tidak hanya menimpa korban dari tawuran saja, tetapi juga mengakibatkan kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut. Tentunya kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Akibatnya masyarakat menjadi resah terhadap kegiatan pelajar remaja.

Keresahan tersebut sendiri merupakan kerugian dari tawuran yang bersifat psikis. Keresahan ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Dari segi politik, hal tersebut dimanfaatkan oleh para pemegang otoritas untuk melanggengkan status quo-nya. Mereka memanfaatkannya dengan cara membangun opini publik bahwa para pemuda di Indonesia masih balum mampu menduduki otoritas kekuasaan politis di Indonesia.


II. PEMBAHASAN
Makalah Fenomena Tawuran Di Indonesia

1. Pengertian Tawuran Pelajar

Dalam kamus bahasa Indonesia tawuran dapat diartikan sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sedangkan pelajar adalah adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh orang yang masih dalam proses belajar . Ada juga yang mengartikan Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.

2. Macam - macam Tawuran

        a. Tawuran di tingkat sekolah

Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antara dua kubu siswa suatu sekolah. Misalnya tawuran antar SMA XX melawan SMA X yang sering diakibatkan oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, "berebut" siswa/i (contoh kasus:

siswa SMA XX sukaterhadap salah satu siswi SMA x yang ternyata sudah merupakan seorang kekasih dari salah seorang siswa SMA X. Maka dengan fakta seperti itu, tawuran sulit dihindarkan), sampai tawuran karena salah satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin bersenang-senang.

        b. Tawuran di tingkat fakultas

Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa kampus itu sendiri, namun berbeda faklutas. Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai masalah dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area universitas/kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanyahampir sama dengan sebab tawuran di tingkat sekolah, namun sudah mencapai tingkat kekerasan yang lebih serius.

       c. Tawuran antar warga

Tawuran antar warga masyarakat biasanya dimulai dengan hal-halsepele, dan juga karena memang kedua kubu masyarakat sudahmenjadi saingan sejak awal


3. Faktor - factor Penyebab Tawuran

Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu factor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal disini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dalam pandangan psikologis, setiap perilaku merupakan interaksi antara kecenderungan di dalam diri individu (internal), yang sering disebut dengan kepribadian, walau tidak selalu tepat. Sedangkan kondisi di luar (eksternal) adalah factor yang terjadi pada diri individu itu sendiri.

       a. Faktor internal

Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks disini berarti adanya kenekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi,dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang.

Tapi pada remaja yang terlibat tawuran, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang lain/pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustasi, memilki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan mamiliki perasaan rendah diri yang kuat.

Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan . Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaiakn permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang dating dari luar.

      b. Factor Eksternal
  • Faktor keluarga. 

Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknyasebuah rumah tanggab. perlindungan lebih yang diberikan orang tuac. penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibud. pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dantindakan asusila.
  • Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupabangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga,minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk danlain sebagainya.
  • Lingkungan-lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja.
  • Dampak Karena Tawuran Pelajar 

a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.

b. Masyarakat sekitar juga dirugikan.
c. Terganggunya proses belajar mengajar.
d. Menurunnya moralitas para pelajar.
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.

f. Rusaknya sarana prasarana umum, seperti bus, halte dan fasilitas lainnya. Serta fasilitas pribadi seperti kendaraan sendiri.
  • Peran Guru BK dalam Mengatasi Tawuran Pelajar 

a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar.
b. Menjadi seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar.
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.

d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya
  • Solusi

Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar, di sini penulis akan mengambil dua teori. Yang pertama adalah dari Kartini Kartono. Dia menyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pelajar atau kenakalan remaja pada umumnya adalah:
  1. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun

  2. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat

  3. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja

Teori yang kedua adalah dari Dryfoos, dia menyebutkan untuk mengatasi tawuran pelajar atau kenakalan remaja pada umumnya harus diadakan program yang meliputi unsur-unsur berikut:
  • a. Program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedar berfokus pada kenakalan
  • b. Program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidakada satu pun komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yangdapat memerangi kenakalan
  • c. Program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anak untuk mencegah masalah belajar dan berperilaku
  • d. Sekolah memainkan peranan penting.
  • e. Upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada pada perubahan individual, yang menjadi titik berat adalah meningkatkankualitas pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung
  • f. Memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancang program unik bagi setiap anak merupakan faktor yang penting dalammenangani anak-anak yang berisiko tinggi untuk menjadi nakal
  • g. Manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saat program tersebut dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkan program yang sifatnya berkesinambungan.

Kesimpulan

Tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh orang yang masih dalam proses belajar. Tetapi macam -macam tawuran ada 3 yaitu : a. Tawuran di tingkat pelajar, b. Tawuran di tingkat universitas, serta c. Tawuran antar warga.

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidaklah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.


DAFTAR PUSTAKA
  • http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/
  • http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/
  • http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg03171.html
  • Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar