Kehidupan Masyarakat Prasejarah di Pasifik Barat Daya (Indonesia)
(Sumber: Matroji.2003.IPS Sejarah untuk kelas 1. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.)
A) Kehidupan Ekonomi
Kehidupan masyarakat prasejarah tampak dari upacara memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan.
1) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (tingkat sederhana dan tingkat lanjut)
Masyarakat prasejarah masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat bergantung kepada alam lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka tinggal menggunakan apa saja yang tersedia di sekitar mereka, tanpa mengolah lebih lanjut.
Ø Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara berburu dan mengumpulkan bahan yang bisa dimakan. Mereka berburu binatang dalam hutan, menangkap ikan, mencari kerang dan siput di laut atau sungai. Mereka mengumpulkan (memungut) umbi-umbian, daun-daunan, dan biji-bijian dari lingkungan sekitar.
Ø Kebutuhan akan tempat tinggal dipenuhi dengan cara membuat tempat berlindung dari daun-daunan. Pada perkembangan berikutnya, mereka menghuni gua-gua. Tempat yang dipilih dekat dengan sumber air atau sungai yang terdapat sumber makanan. Tempat tersebut akan ditinggalkan dan pindah ke tempat baru, apabila tidak tersedia lagi sumber makanan.
2) Masa Bercocok tanam
Pada masa bercocok tanam, masyarakat prasejarah tidak lagi bergantung sepenuhnya pada alam lingkungan. Mereka mampu mengolah bahan yang disediakan alam untuk memenuhi kebutuhan.
Ø Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara berladang dan beternak. Mereka membabat hutan dan semak belukar untuk ditanami keladi, ubi, sukun, durian, duku, salak dan rambutan, mereka pun beternak ayam, kerbau dan babi, serta memelihara anjing. Selain untuk dimakan, hewan ternak digunakan sebagai binatang korban. Meskipun telah bercocok tanam, perburuan binatang di hutan sesekali dilakukan.
Ø Kebutuhan akan tempat tinggal dipenuhi dengan membuat rumah sederhana dan kecil beratapkan daun-daunan. Atap rumah berbentuk bulat sampai ke tanah. Pada perkembangan berikutnya, bentuk rumah semakin besar dan dibangun di atas tiang-tiang. Tujuannya untuk menghindari banjir dan serangan hewan buas. Rumah dibangun berdekatan dengan lading.
Ø Selain memenuhi kebutuhan primer, masyarkaat prasejarah telah mengenal perdagangan barter. Sungai beserta prahu dan rakit memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan.
3) Masa perundagian
Pada masa perundagian, masyarakat prasejarah telah mampu mengatur kehidupannya. Mereka melakukan kegiatan bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan primer, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Ø Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara bertani di ladang dan di sawah. Pertanian menjadi mata pencaharian tetap. Agar tidak sepenuhnya bergantung pada air hujan, dalam persawahan dilakukan pengaturan air. Selain bertani, peternakan tetap dilanjutkan. Bahkan hewan yang diternakkan lebih beragam. Masyarakat prasejarah telah mampu beternak kuda dan berbagai jenis unggas.
Ø Kebutuhan akan tempat tinggal dipenuhi dengan membangun pedesaan yang teratur. Teknik pembuatan rumah sudah lebih maju dibandingkan masa bercocok tanam. Masyarakat purba menetap di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai.
Ø Perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat-tempat yang jauh, yakni antar pulau. Barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, alat upacara dan hasil kerajinan.
B) Kehidupan social
Kehidupan social masyarakat prasejarah tampak dalam kegiatan mengatur masyarakat.
1) Masa berburu dan mengumpulkan makanan (tingkat sederhana dan tingkat lanjut). Masyarakat prasejarah masa berburu dan mengumpulkan makanan hidup berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain (disebut nomad). Kehidupan berpindah-pindah seperti itu mengakibatkan masyarakat masih amat sederhana.
Ø Masyarakat tersusun menurut kelompok berburu. Tiap kelompok merupakan keluarga kecil dengan pembagian kerja yang jelas. Kaum laki-laki bertugas melakukan perburuan. Kaum perempuan bertugas mengumpulkan makanan (food gathering). Perempuan juga bertugas mengurus anak serta memilih tumbuh-tumbuhan untuk diramu. Setelah api ditemukan, perempuan mendapat tambahan tugas memelihara api agar tetap menyala.
Komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia lain dilakukan melalui bahasa yang amat sederhana.
Tempat tinggal manusia purba pada akhir masa berburu dan mengumpulkan makanan berada dekat sumber makanan (tepi sungai). Tempat tinggal sederhana sudah didirikan meskipun belum permanen.
2) Masa bercocok tanam
Masyarakat prasejarah masa bercocok tanam telah menetap dalam perkampungan sederhana. Kehidupan menetap member kesempatan bagi mereka untuk menata kehidupan secara teratur.
Ø Masyarakat tersusun menurut kelompok bertani. Mereka membangun perkampungan secara bergotong royong. Gotong royong dirasakan penting peranan bagi kesejahteraan perkampungan.
Ø Pembagian kerja semakin jelas. Pekerjaan yang menghabiskan banyak tenaga dilakukan oleh kaum laki-laki, seperti membuka hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami dan membangun rumah. Kaum perempuan menebar benih, merawat rumah dan menangani pekerjaan rumah tangga lainnya.
Ø Gotong royong menumbuhkan kesadaran akan pentingnya seorang pemimpin kampung. Oramg yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang paling tua yang berwibawa. Pemimpin berperan menjaga agar gotong royong di antara sesama warga kampung tetap berlangusng. Aturan hidup bermasyarakat mulai diberlakukan.
Ø Kehidupan bersama dalam perkampungan memungkinkan perkembangan bahasa sebagai alat komunikasi menjadi lebih majemuk.
3) Masa perundagian (undagi= tukang/ pengrajin)
Masa prasejarah masa perundagian tinggal dalam perkampungan yang semakin besar dan teratur. Jumlah warga yang semakin banyak membuat perlunya penataan masyarakat yang tegas dan ketat.
Ø Masyarakat tersusun dalam kelompok yang majemuk. Ada kelompok petani, pedagang dan tukang (undagi= tukang/ pengrajin). Masyarakat semakin terbagi menurut keahlian yang dimiliki.
Ø Semakin terbaginya masyarakat membuat pembagian kerja semakin tegas. Pada masa sebelumnya seseorang dapat melakukan beragam pekerjaan, seperti bercocok tanam, membuat alat dan mengerjakan kerajinan. Pada masa perundagian, seseorang bekerja menurut keahlian yang dimiliki.
Ø Pembagian masyarakat yang semakin majemuk mengakibatkan adanya perbedaan status. Seseorang diperlakukan sesuai dengan status yang dimiliki. Seorang pemimpin kampung diperlakukan berbeda dengan pemimpin upacara kepercayaan dan warga biasa. Perbedaan status itu diperlakukan agar aturan dapat ditegakkan. Walaupun demikian, gotong royong tetap terjalin.
C) Kehidupan Budaya
(a) Masa berburu dan mengumpulkan makanan (tingkat sederhana dan tingkat lanjut)
Ø Kemahiran membuat alat masih sederhana. Alat yang dihasilkan masih kasar bentuknya. Alat itu digunakan untuk berburu dan meramu makanan. Pada perkembangan berikutnya, jenis alat yang dihasilkan tetap sama, namun lebih halus buatannya. Alat batu yang dihasilkan dari masa ini berciri palaeolithik kemudian mesolithik.
Ø Kesenian masih terbatas pada seni lukis. Seni lukis baru dikenal setelah masyarakat prasejarah tinggal dalam gua-gua. Lukisan di dinding gua menggambarkan manusia dan berbagai kegiatan binatang, matahari, cap tangan (seperti: lukisan cap tangan pada dinding Gua Leang PattaE, Sulawesi Selatan), dan bangunan geometris.
Ø Corak kepercayaan tampak dari lukisan dan penguburan. Corak kepercayaan baru terlihat pada tingkat lanjut. Lukisan dinding gua mengungkapkan kepercayaan masyarakat prasejarah akan kekuatan magis. Lukisan capp tangan, misalnya, melambangkan kekuatan pelindung dari serangan roh jahat. Kemudian, penguburan mengungkapkan penghormatan masyarakat prasejarah terhadap nenek moyang dan kehidupan sesudah kematian (alam baka). Penghormatan tersebut diungkapkan juga melalui upacara kesuburan, memperingati peristiwa penting dan upacara lainnya.
(b) Masa Bercocok Tanam
Ø Kemahiran membuat alat semakin berkembang. Alat yang dihasilkan sudah halus buatannya. Alat itu digunakan untuk berladang dan perlengkapan upacara. Alat batu yang dihasilkan dari masa ini berciri neolithik. Selain alat batu, masyarakat prasejarah (khususnya perempuan) mampu membuat alat rumah tangga dari tanah liat, seperti gerabah. Kerajinan tersebut diwariskan turun temurun.
Ø Kesenian telah mencakup bidang kerajinan dan bangunan dari batu besar (megalithic). Selain seni lukis, masyarakat prasejarah telah mampu membuat perhiasan dari batu pilihan dan kulit kerang. Hasil kerajinan itu berupa gelang dan manik-manik. Bangunan megalitik diperlukan untuk kegiatan yang berhubungan dengan kepercayaan.
Ø Corak kepercayaan tampak dari benda-benda jimat, penguburan, dan bangunan megalitik. Kepercayaan manusia prasejarah dari masa ini melanjutkan kepercayaan dari masa sebelumnya, namun telah diperkaya dengan beragam bentuk kegiatan upacara. Misalnya, upacara penguburan semakin rumit. Jenasah dibekali dengan bermacam-macam barang agar perjalanan ke alam terjamin. Kemudian, jenasah dikuburkan ke arah tertentu agar perjalanan kea lam baka tidak tersesat.
(c) Masa perundagian
Ø Kemahiran membuat alat sudah menggunakan teknologi. Alat yang dihasilkan terbuat dari logam, yaitu perunggu dan besi. Alat itu digunakan untuk bertani, bertukang, peralatan rumah tangga dan perlengkapan upacara.
Ø Kesenian mencakup berbagai bidang, yakni seni lukis, kerajinan, seni ukir/ pahat, seni patung dan arsitektur (bangunan). Kemampuan kesenian ditunjang oleh teknologi dan spesialisasi dalam masyarakat. (Munculnya golongan undagi atau pengrajin mendukung munculnya golongan seniman).
Ø Corak kepercayaan tampak dari benda-benda logam yang digunakan sebagai perlengkapan upacara. Kepercayaan manusia prasejarah dan masa ini melanjutkan kepercayaan dari masa sebelumnya dengan aturan yang semakin jelas dan ketat. (ada hukuman terhadap pelanggaran tertentu).
(Source: History Matroji.2003.IPS for grade 1. Bandung: PT Gelora Literacy Primary.)
A) Economic Life
Prehistoric society appears from the ceremony to meet the needs and welfare.
1) The Hunting and Collecting food (simple and advanced level)
Community prehistoric hunting and gathering period is still very dependent on the natural environment. To make ends meet, they just use what is available around them, without any further processing.
The need for food is met by hunting and gathering edible materials. They hunt animals in the forest, fishing, looking for shells and snails in the sea or rivers. They gather (collect) tubers, leaves, and seeds from the surrounding environment.
The need for shelter is filled with ways to make a shelter of leaves. In the next development, they inhabit caves. The selected places near water or rivers are a source of food. It will be left behind and move to a new place, if a food source is no longer available.
2) Future Farming
During cultivation, prehistoric people no longer depend entirely on the natural environment. They are capable of processing materials supplied to meet the needs of nature.
The need for food is met by way of farming and animal husbandry. They cleared the forest and shrubs for planting taro, yams, breadfruit, durian, duku, barking and rambutan, they were raising chickens, buffaloes and pigs, as well as a dog. Besides for food, livestock are used as sacrificial animals. Although it has been farming, hunting animals in the forest occasionally performed.
The need for shelter is filled with home made simple and small thatched leaves. Round-shaped roof to the ground. In the next development, the houses got bigger and built on the pillars. The goal is to avoid flooding and wild animal attacks. The house was built adjacent to the lading.
In addition to meeting the primary needs, masyarkaat have known prehistoric barter trade. Prahu and raft along the river plays an important role in trade traffic.
3) The perundagian
During perundagian, prehistoric people have been able to organize his life. They are no longer merely conducting primary needs, but to enhance wellbeing.
The need for food is met by way of farming in the fields and in the fields. Agriculture remains a livelihood. In order not to completely rely on rain water, the rice made arrangements of water. In addition to farming, livestock continues. Even animals raised more diverse.Prehistoric society has been able to raise horses and different types of birds.
The need for shelter is filled with regular rural development. The technique of making homes more advanced than ever fished.Ancient people settled in the mountains, plains and the coast.
barter trade is still, however, was to reach distant places, the inter-island. Goods are exchanged increasingly diverse, such as farm equipment, tools and ritual crafts.
B) social life
Social life of prehistoric people appears to regulate the activity.
1) The hunting and gathering food (simple and advanced levels).Prehistoric societies during hunting and gathering life moving from one place to another (called nomad). Life moved like that resulted in the still very modest.
People hunt arranged by group. Each group is a small family with a clear division of labor. The men in charge of the hunt. Women are in charge of collecting food (food gathering). Women are also in charge of taking care of children as well as selecting plants to be mixed. After the fire was found, women get an extra job to maintain the fire to keep it burning.
Communication between one human to another human through a very simple language.
Ancient human habitation at the end of the hunting and gathering are near a food source (river bank). Simple dwelling has been established although not permanent.
2) The farm
Period prehistoric farming communities have settled in the township simple. Life settled members an opportunity for them to manage life on a regular basis.
arranged according to the farming community. They worked together to build a settlement. Mutual cooperation is felt important role for the welfare of the township.
increasingly clear division of labor. Work that spend a lot of effort made by men, such as clearing forests, preparing the fields for planting and building houses. Women sowing seeds, caring for the home and handles household chores.
Mutual together to raise awareness of the importance of a leader's hometown. Chosen as a leader of people with usually the oldest person authoritative. Leaders act to keep the mutual cooperation among villagers remain berlangusng. The rules came into effect in their society.
Life with the settlement allows the development of language as a means of communication become more diverse.
3) The perundagian (undagi = artisan / craftsman)
Perundagian prehistoric times lived in settlements are getting bigger and orderly. The number of citizens are increasingly making the need for restructuring the firm and tight.
People arranged in multiple groups. There is a group of farmers, merchants and artisans (undagi = artisan / craftsman). Society increasingly divided according to their expertise.
The division of a division of labor makes society more firmly. In the past a person can perform a variety of jobs, such as farming, making tools and doing crafts. During perundagian, someone is working according to their expertise.
The division of society is increasingly pluralistic result of differences in status. A person is treated according to the state-owned. A village leader was treated differently by the master of ceremonies and beliefs of ordinary citizens. The difference in status is treated so that the rules can be enforced. However, mutual help stay in touch.
C) Culture of Life
(A) The hunting and gathering food (simple and advanced level)
Proficiency making tool is simple. The resulting tool is still rough shape. Tools that are used for hunting and gathering food. Later, the types of tools produced remains the same, but more refined product. Produced stone tools from this period is characterized by palaeolithik then mesolithik.
Art is still limited to painting. New painting known as prehistoric people lived in caves. Paintings on cave walls depict human and animal activities, sun, hand stamp (such as hand-painting on the wall cap PattaE Leang Cave, South Sulawesi), and geometric construction.
The style of the painting looks beliefs and burial. Styling the new faith looks at advanced levels. Painting the walls of prehistoric caves reveal people's confidence in the power of magic. Capp hand painting, for example, symbolizes the protective power of evil spirits attack. Then, the prehistoric burial express respect for ancestors and life after death (afterlife). Respect is expressed also through fertility rite commemorating important events and other ceremonies.
(B) The Grow Grow
Proficiency making tools is growing. The resulting tool has been refined product. Tools that are used for farming and ritual instruments. Produced stone tools from this period characterized by Neolithic. In addition to stone tools, prehistoric people (especially women) are able to make household items out of clay, like pottery.Craft passed down from generation to generation.
Art has covered the field of handicrafts and a large stone building (megalithic). In addition to painting, prehistoric people have been able to make jewelry out of stones and shells choice. The handicrafts in the form of bracelets and beads. Megalithic buildings necessary for activities related to the trust.
The style looks of confidence fetish objects, burial, and megalithic buildings. Confidence of the prehistoric man's continuing confidence of the past, but has been enriched with various forms of ceremonial activities. For example, the elaborate funeral. The body equipped with an assortment of items that trip to nature guaranteed.Later, the bodies were buried in a certain direction in order to travel kea baka lam not lost.
(C) The perundagian
Proficiency making tools are already using the technology. The resulting tool is made of metal, the bronze and iron. The tool is used for farming, carpentry, home appliances and fixtures ceremony.
Art covers a wide range of fields, namely painting, crafts, sculpture / carving, sculpture and architecture (buildings). Art capabilities supported by technology and specialization in society.(The emergence of class or craftsmen undagi support the emergence of groups of artists).
pattern of beliefs appears metallic objects that are used as ritual instruments. Prehistoric human trust and the confidence of the period goes before the rules are clear and tight. (No penalties for certain violations).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar