Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan

Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan |
BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendidikan Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan daya pikir untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, untuk menguatkan kehidupan keagamaan pada peserta didik agar pada perkembangan
teknologi seperti sekarang ini anak dapat membedakan paradigma pemikiran Islam dan non Islam.
Dalam hal ini diupayakan  mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif bagi perkembangan potensi kreativitas peserta didik sehingga dapat lahir gagasan-gagasan baru. Upaya tersebut menuntut terpeliharanya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai yang relevan diantaranya adalah profesionalisme, toleransi terhadap keagamaan, pendapat dan keterbukaan, guna mempersiapkan sumber daya manusia yang potensial di masa yang akan datang.
BAB II PEMBAHASAN
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A.    Kompetensi Guru
            Pendidik disebut juga guru yang mana pendidik menurut ahmad tafsiryaituorang yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya. Dan menurut Imam Barnabib adalah “ tiap orang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan . pendidik terdiri dari 1. Orang tua, dan 2. Orang dewasa lain yang bertanggung jawab tentang kedewasaan anak ”.
Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb. Disamping itu pendidik juga bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. kompetensi juga di defenisikan sebagai spesifikasi pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya didalam pekerjaannya, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Kompetensi itu sendiri memiliki taksonomi standar. taksonomi standar kompetensi isi (content standards), standar proses (processes standards), dan standar penampilan (performance standards). Standar isi meliputi muatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Standar proses mencakup criteria kinerja dalam aktifitas transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dituntut, termasuk daya dukung fasilitatifnya. Standar penampilan (performance standards) berkenaan dengan criteria performasi. Merujuk kepada ketiga standar kinerja ini atau penampilan dipandang sebagai bagian integral dari kompetensi, meski sesungguhnya kompetensi dan kinerja atau performasi itu berbeda adanya.
Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang guru. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

1.      Kompetensi pedagogik,

        Mengusai karakteristik peserta didik,
        Menguasai teori belajar,
        Mengembangkan pembelajaran yang mendidik
        Pengembangan kurikulam dan silabus
        Perencanaan pembelajaran
        Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan logis
        Evaluasi pembelajaran
        Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran

2.      Kompetensi kepribadian:

a.       Bertindak sesuai dengan norma yang berlaku,

b.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

c.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap

d.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang beriman dan bertakwa

e.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang demokratis

f.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang sporif

g.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang berwibawa

3.      Kompetensi profesional,
Merupakan kemampuan pendidik dalam menjalankan tugasnya secara professional dalam arti mampu membuat keputusan keahlian khusus, serta mampu mempertanggung jawabkan berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif islam.
4.      Kompetensi social

a.       Menguasai materi pelajaran

b.      Menguasai standart kompetensi

c.       Mampu memenfaatkan teknologi informasi.

d.      Bergaul secara santun dan bermasyarakat

e.       Menerapkan prinsip persaudaraan

B.     Interaksi Guru Dan Murid
Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah dimana murid hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Oleh karenanya, murid lebih dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi dengan guru atau antar murid. hubungan yang saat ini terjadi antara guru dan siswa seringkali satu arah dimana siswa hanya sekadar mendengarkan apa yang disampaikan guru, sehingga siswa akan mampu mengingat dan memahami materi lebih dalam dan lama jika mereka mampu menjelaskan isi materi kepada orang lain.
Interaksi juga menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tak hanya siswa saja yang mendapatkan manfaat, namun juga para guru juga memperoleh umpan balik (feedback) apakah materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan baik. Untuk itu, mendengar pengalaman para siswa dapat diaplikasikan dalam metode pembelajaran sebelum guru masuk ke dalam penjelasan teori dan setelah perkenalan.

Ketika merancang dan melakukan revisi materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada para siswa, guru sebaiknya selalu memulai dengan merancang hasil akhir (outcome) apa yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar itu. Seorang guru hanya bisa memilih isi materi dan tugas pembelajaran setelah ia menyadari benar apa yang dibutuhkan oleh siswanya dalam memahami keseluruhan materi yang disampaikan.

Namun, dalam prakteknya para guru sering memulai dengan materi atau tugas dan berlari dengan cepat pada hasil akhir pembelajaran setelahnya. Akibatnya materi dan hasil pembelajaran pun menjadi tak lagi cocok dengan tingkat pembelajaran secara keseluruhan. Jangan menganggap bahwa semua siswa menyukai isi materi yang akan disampaikan seketika itu juga.

1.      Akhlak Guru dan Murid

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas membri bantuan dan dorongan (supporter) tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani,bebas dari orang tua,dan orang dewasa lain, moralitas dan tanggung jawab kemasyarakatan,pengetahuan dan keterampilan dasar,persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,pemilihan jabatan dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemelihara anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktifitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang denan norma-norma yang ada.

2.      Tugas dan Tanggung jawab Guru dan Murid

Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis status yang dimiliki oleh manusia-manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang terbingkai sebagai dunia pendidikan. Masing-masing posisi yang melekat pada kedua pihak tersebut mewajibkan kepada mereka untuk memainkan seperangkatperan berbeda sesuai dengan konstruksi struktural lingkungan pendidikan yang menjadi wadah kegiatan mereka. Antara pendidik dan peserta didik terikat oleh suatu tata nilai terpola yang menopang terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan posisi yang diperankan.

Semenjak penyusunan perencanaan pengajaran sampai kepada evaluasi pengajaran telah melibatkan proses hubungan timbal balik antara guru dan murid baik secara langsung maupun tidak langsung demi mencapai tujuan kegiatan. Tentu saja melihat ciri khas tujuan tersebut mengindikasikan bahwa iklim  dan orientasi belajar – mengajar selalu mengupayakan terjalinnya transformasi nilai substansi pendidikan agar sampai pada level pemahaman para murid dengan indikasi terpenuhinya kriteria peningkatan kemampuan pribadi baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

a.      Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Guru (tenaga kependidikan) merupakan salah satu kompenen sekolah yang sangat esensial karena guru adalah sumberdaya aktif , sedangkan kompenen-kompenen yang lain bersifat pasif misalnya kurikulum,dana,sarana,prasarana. Tanpa campur tangan jasa guru kompenen-kompenen lainya tak ada artinya. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemelihara anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktifitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang denan norma-norma yang ada.

Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb. Disamping itu pendidikjuga bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.

    Guru sebagai model atau contoh bagi anak

Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh Karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakar,bangsa dan Negara. Karena nilai dasar Negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila,maka ingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai pancasila.

    Guru sebagai pengajar dan pembimbing dala pengalaman belajar

Setiap guru harus memberikan pengetahuan,keterampilan dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan meilih pekerjaan di masyrakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku social anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nlai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

    Guru sebagai pelajar

Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahun dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas professional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

    Guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan

Seorang guru diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui petemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

    Guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat

Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.

    Guru sebagai administrator

Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kegiatannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti memmbuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharaga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

    b.      Tugas dan Tanggung Jawab Murid

Murid disebut juga sebagai peserta didik yang mana suatu komponen dalam system pendidikan islam. Peserta didik merupakan “raw material” didalam proses transformasi yang disebut pendidikan.

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan cirri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.

Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing.  Tanggungjawab siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah.  Artinya setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali.  Tapi kenyataannya banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar.  siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu, kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya.  Sementara tugas sejatinya untuk belajar dan menimba ilmu sudah bukan lagi menjadi pokok.  Tapi ini realita dan potret siswa masa kini.  selalu menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah.  Menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.
Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik:

¯  Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunia sendiri

¯  Peserta didik memiliki pondasi perkembangan dan pertumbuhan

¯  Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh factor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada

¯  Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani unsure jasmani memiliki daya fisik dan unsure rohani memiliki daya hati nurani dan nafsu

¯  Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.

Kewajiban peserta didik[11]:
ü  Sebelum mulai belajar, peserta didik harus terlebih dahulu memberikan hatinya dari segala sifat yang busuk, karena belajar dan mengajar nerupakan ibadat.

ü  Dengan belajar itu peserta didik bermaksud hendak mengisi jiwanya dengan fadhillah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukanlah dengan maksud menonjolkan diri, berbangsa dan bergagah

ü  Bersedia mencari ilmu

ü  Jangan terlalu sering menukarklah pendidikan, tetapi haruslah berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak untuk mengganti pendidik.

ü  Hendaklah peserta didik menghormati pendidik dan memuaskannya

ü  Janagn merepotkan pendidik dengan banyak pertanyaan, jangan melethkan dia untuk menjawab

ü  Bersungguh- sungguh dan tekun belajar, bertanggung jawab untuk memperoleh pengetahuan

ü  Bertekat untuk belajar hingga akhir umur.

Hak peserta Didik:

J  peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama

J  peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat dan minat

J  mendapatkan beasiswa bagi yang berprestrasi yang orang tuanya tidak mampu membiayainya

J  mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiyainya

J  pindah ke program pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan

J  Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing- masing.

Kebutuhan peserta didik

Suatu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al- Qussy[12] membagi pula kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu:

ü  kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum, seks, dll.

ü  kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan rohaniah.

Kebutuhan rohaniah terbagi enam macam:

a)      kebutuhan kasih saying

b)      kebutuhan akan rasa aman

c)      kebutuhan akan harga diri

d)     kebutuhan akan rasa bebas

e)      kebutuhan akan sukses

f)       kebutuhan akan sesuatu kekuatan pembimbing atau pengendalian diri manusia, seperti pengetahuan pengetahuan lain yang ada pada setiap manusia berakal.

Dimensi- dimensi peserta didik yang akan dikembangkan

1)      Dimensi Fisik (jasmani)

Fisik atau jasmani terdiri dari organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibandingkan organism- organism makhluk lainnya. Pada dimensi ini, proses penciptaan manusia memiliki kesamaan dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk bagian dari alam. hasil penelitian membuktikan bahwa jasad manusia tersusun dari sel- sel yang berbentuk dari bagian- bagian yang disebut organel yang tersusun dari molekul- molekul senyawa unsur kimiwi yang terdapat di bumi.[13]Namun manusia merupakan makhluk biotic yang unsure- unsure pembentukan materialnya bersifat professional antara keempat unsure tersebut, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang sempurna dan terbaik penciptaanya.

2)      Dimensi Akal

Fungsi akal manusia terbagi kepada enam yaitu:

J  Akal adalah penahan nafsu. Dengan akal manusia dapat mengerti apa yang tidak dikehendaki oleh amanat yang dibebankan kepadanya sebagai kewajiban.

J  akal adalah pengertian dan pemikiran yang berubah-ubah dalam menghadapi sesuatu baik yang tampak jelas maupun yang tidak jelas

J  akal dalah petunjuk yang dapat membedakan hidayah dan kesesatan

J  akal adalah kesadaran batin dan pengaturan

J  Akal adalah pandangan batin yang berdaya tembus melebihi penglihatan mata.

3)      Dimensi Keberagamaan

Manusia adalah hasil proses dari pedidikan yang mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pendidikan akan mudah tercapai kalau ia mempunyai kesamaan dengan sifat- sifat dasar dan kecendrungan manusia pada objek- objek tertentu. Menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah [14] praktek pendidikan yang tidak dibangun diatas dasar konsep yang jelas tentang sifat dasar manusia pasti akan gagal. untuk itu, pendidikan islam dirumuskan untuk membentuk insane muttaqin yng memiliki keseimbangan dalam segala hal berdasarkan iman yang matap untuk mendapatkan kebhagiaan hidup didunia dan akhirat.

4)      Dimensi Akhlak

Pendidkan agama berkaitan rapat dengan pendidkan akhlak. Tidak berlebih- lebihan kalau dikatakan bahwa dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidkan agama. sebab yang baik adalah yang di anggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang di anggap buruk oleh agama. sehingga nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat islam adalah akhlak dan keutamaan yang di ajarkan oleh agama. Sehingga seorang muslim tudak sempurna agamanya bila akhlaknya tidak baik.

5)      Dimensi Rohani (Kejiwaan)

Dimensi kejiwaan merupakan suatu dimensi yang sangat penting dan memiliki pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar dapat hidup sehat, tentram dan bahagia. Penciptaan manusia mengalami kesempurnaan setelah Allah meiupkan sebagian ruh ciptaan-Nya. Dengan kata lain, dalam rangka terlaksananya usaha untuk mewujudkan kebahagiaan adalah dengan pendidikan agama. Yaitu pendidikan agama tidak hanya upaya untuk membekali anak didik dengan pengetahuan agama, tapi sekaligus upaya untuk menanamkan nilai keagamaan dan membentuk sikap keagamaan sehingga menjadi bagian dari nilai kepribadian mereka.

6)      Dimensi Seni (Keindahan)

Seni adalah ekspresi roh dan daya mausia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni adalah bagian dari hidup manusia. Seni adalah sebagai salah satu potensi rohani, maka nilai seni dapat diungkapkan seorang dengan kecendrungannya , atau oleh sekelompok masyarakat sesuai dengan budayanya, tanpa adanya batasan yang ketat kecuali yang digariskan Allah.

Dimensi seni pada diri manusia tidak boleh diabaikan. Sebaiknya perlu ditumbuhkan, karena keindahan itu kan menggerakan batinnya, memenuhi relung- relung hatinya, meringankan beban kehidupannya yang kadang menjemukan, dan menjadikan merasakan keberadaan nilai- nilai serta lebih mampu menikmati keindahan hidup.

Islam tidak hanya mengajak manusia untuk merasakan manusia untuk merasakan keindahan, mencintai dan menikmatinya, tetapi juga menekankan agar manusia mengungkapkan perasaan dan kecintaan itu juga merupakan suatu keindahan.

    Pandangan Ibnu Khaldun Terhadap Anak Didik

Kita sepakat bahwa untuk dapat membangun peradaban yang tinggi harus dimulai dengan memajukan pendidikan terlebih dahulu. Oleh karena itu maju tidaknya suatu negara ditentukan oleh tingkat kualitas pendidikan di dalamnya. Semakin bagus mutu / kualitas pendidikan suatu negara maka semakin maju peradaban yang dibangunnya.

Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan di dalamnya merupakan salah satu faktor terpenting dalam terlaksananya proses pendidikan. Selain sebagai objek manusia juga sebagai subjek dalam pendidikan, sehingga kedudukannya dalam proses kependidikan menempati posisi urgen sebagai syarat terjadinya proses pendidikan.

Berangkat dari urgensitas pendidikan dalam membangun sebuah peradaban, maka banyak para kaum intelektual yang mencoba mengkajinya lebih dalam sampai keakar permasalahannya. Ibn Khaldun, seseorang yang terkenal sebagai sejarawan, sosiolog, dan juga antropolog, mencoba mengemukakan gagasan pemikirannya mengenai anak didik, yang dalam hal ini anak didik menduduki objek sekaligus subjek dalam pendidikan.

Menurut Husayn Ahmad Amin (1995), dengan latar belakang seorang sosiolog, maka dalam bebagai kajiannya Ibn Khaldun bersandar sepenuhnya kepada pengamatan terhadap fenomena sosial dalam berbagai bangsa yang di dalamnya dia hidup. Begitu pula dalam pemikirannya mengenai anak didik, ia mengaitkannya dengan aspek sosial yaitu hubungan anak didik dengan lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Lebih lanjut diterangkan, Ibnu Khaldun melihat manusia tidak terlalu menekankan pada segi kepribadiannya sebagaimana yang acapkali dibicarakan para filosof, baik itu filosof dari golongan muslim atau non-muslim. Ia lebih banyak melihat manusia dalam hubungannya dan interaksinya dengan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Dalam konteks inilah ia sering disebut sebagai salah seorang pendiri sosiolog dan antropolog.

Menurutnya, keberadaan masyarakat sangat penting untuk kehidupan manusia, karena sesungguhnya manusia memiliki watak bermasyarakat. Ini merupakan wujud implementasi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, yang secara harfiahnya selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Salah satu contoh yaitu dengan adanya oganisasi kemasyarakatan. Melalui organisasi kemasyarakatan tersebut manusia juga dapat belajar bagaimana seharusnya menjadi orang yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan demikian maka secara tidak langsung manusia lambat laun akan menemukan watak serta kepribadiannya sendiri.
KESIMPULAN

    Kompetensi Guru
    Kompetensi pedagogik,
    Kompetensi kepribadian:
    Kompetensi profesional,
    Kompetensi social

    Interaksi Guru dan Murid
    Akhlak Guru dan Murid
    Tugas dan Tanggungjawab Guru dan Murid
        a.      Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Peran utama  ab tentang kedewasaan anak.”apai kedewasaan . pendidik terdiri dari 1. orang baik potensi kognitguru dalam dunia pendidikan:
    Guru sebagai model atau contoh bagi anak
    Guru sebagai pengajar dan pembimbing dala pengalaman belajar
    Guru sebagai pelajar (leamer)
    Guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan
    Guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat
    Guru sebagai administrator

    b.      Tugas dan Tanggung Jawab Murid

J  Kewajiban peserta didik
J  Hak peserta Didik
    Pandangan Ibnu Kaldhun Terhadap Anak Didik
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz al- Qussy , Pokok –pokok Kesehatan Jiwa Mental I, (Alih Bahasa Zakiah Darajat, Jakarta : Bulan Bintang , 1974), h. 177
Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 165
Asma Hasan Sulaiman, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), h. 165
Mustafa Sai al- Khin, dkk., Nuzhab al- Muttaqin Syarh Riyadh al- Salihin, (Beirut: Muassah al- Risalah, 1977), jilid I, h. 298 dan 543
Nata, Abudin, H. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997
Nizar, Samsul. Pengantar Dasar- Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2001)
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h., 101
Sirajudin Zar, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran, Sains Analisa Fenemologi, (Jogja: Pustaka Pelajar, 1999), h., 80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar