Celotehan ngawur sama aja ngelantur

Sesuai judulnya juga Celotehan ngawur sama aja ngelantur, yach anggap saja ini cerita hiburan, yaps emang ini cerita hiburan. Jadi jangan dibawa kealam mimpi za….
Seorang suami datang ke psikolog terkenal dan menjelaskan  Masalah hubungan seks dalam keluarganya yang jarang sekali terjadi.
 
* "Ok.., datanglah bersama isterimu kemari esok hari, ujar  psikolog tersebut".
*Keesokan harinya, seperti yang  diminta, suami-isteri datang menghadap.
*Untuk memperjelas duduk masalahnya, sang psikolog  meminta sang isteri masuk ke-dalam sementara suaminya menunggu di luar.
*Psikolog:  "Ibu tolong ceritakan masalah anda, sehingga hubungan seks tidak pernah  terjadi dalam keluarga Anda".
*Isteri: "Pak, bukan saya menolak....tetapi  ........?"
*Psikolog (dengan wibawa): "Tidak usah ragu....ceritakan saja dan saya akan mendengarkan...."
*Isteri (sambil menarik nafas panjang):  "Begini lho pak.....kantor saya jauh dari rumah. *Lha untuk menuju kantor ada  banyak cara.....tetapi yang paling efisien adalah naik taksi.
*Kalau naik  taksi saya juga bingung karena terkadang saya tidak punya uang.
*Meski tidak  ada uang tetapi saya bias naik taksi....sopirnya selalu fleksibel.
*Kalau  sudah sampai kantor, Sopir taksi selalu bertanya - mau bayar atau 'bagaimana' ? Lha karena saya enggak punya uang, saya pilih 'bagaimana' saja". "Sesampai di kantor tidak jarang saya terlambat.
*Karena keterlambatan ini, saya dipanggil sama atasan..... Saya dianggap merugikan perusahaan.
*Atasan saya selalu meminta saya memilih , dikeluarkan atau 'Bagaimana'...
Lha karena saya butuh kerja, saya terpaksa memilih 'bagaimana'....".
*Dari kantor, karena sudah lelah dan ingin cepat-cepat pulang untuk istirahat, saya terpaksa sekali lagi menggunakan taksi.
Hal yang sama berulang lagi.....
karena saya tidak punya uang, sopir taksi meminta saya  memilih --- membayar atau 'Bagaimana'. Sekali lagi pak, tidak ada pilihan bagi saya......... saya memilih 'Bagaimana'....".
"Bapak bisa membayangkan bagaimana capainya saya setiba di rumah.... dan itulah menyebabkan kondisi keluarga saya kurang harmonis".
*Psikolog  (manggut-manggut) :  "Cukup pelik juga masalah ini. Saya sekarang mengerti duduk persoalannya.
*Kalau menurut ibu, apakah masalah ini perlu saya ceritakan kepada suami atau 'bagaimana'....?" Email ini harus saya teruskan? Atau Bagaimana ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar