BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, terkadang tidak sesuai dengan anak yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pembelajaran di TK lebih banyak merupakan transfer pengetahuan dan berupa hafalan. Hal itu tidaklah sepenuhnya salah karena ada beberapa materi pembelajaran yang harus disampaikan secara langsung dan harus dihafalkan oleh anak-anak.
Bredekamp & Copple, (Masitoh, 2005 : 21) mengatakan bahwa anak usia TK memiliki sifat relatif spontan dalam mengekspresikan perilakunya, bersifat aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu dan antusias yang tinggi terhadap berbagai objek, bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya akan imajinasi, serta merupakan masa yang potensial untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.
Sains adalah bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan. Oleh karena itu, guru harus mengenalkan sains dalam pembelajaran di TK. Pada masa kanak-kanak belum dapat secara efektif berpikir parsial, spesifik, dan terkotak-kotak. Berdasarkan itu maka pembelajaran sains di TK semestinya disajikan dalam bentuk yang holistik terpaut dengan dunia nyata anak dan mata pelajaran yang lain. Perlu juga diperhatikan bahwa kemampuan persepsi anak terhadap informasi dalam pembelajaran sains turut dipengaruhi oleh tingkat atensi (perhatian)nya terhadap obyek-obyek yang diobservasi, gerakan, intensitas stimuli, kebaruan (novelty), dan faktor-faktor yang dapat dimanipulasi guru untuk meningkatkan keinginan anak untuk mempelajari sains. Permasalahan yang muncul adalah apabila pembelajaran yang berorientasi pada sains, dilakukan dengan pendekatan yang berorientasi pada hasil. Pembelajaran ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan sains sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dalam mengeksplorasi berbagai ide-ide mereka dan tidak terlalu menekan anak untuk belajar secara akademis.
Abrucato (Nugraha, 2008 : 45) mengungkapkan bahwa Pembelajaran sains akan diwujudkan secara nyata dalam bentuk menemukan konsep baru, mengkreasi keterampilan yang bersifat orisinil dari anak. Apabila dihubungkan dengan kedudukan sains yang menjungjung tinggi orisinalitas maka kreativitas merupakan tujuan alamiah dari pembelajaran sains di TK, serta makna nilai pembelajaran sains di TK adalah untuk perkembangan dan pertumbuhan daya pikir serta daya imajinasi anak.
Kegiatan pengenalan sains untuk anak TK sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Guru hendaknya tidak memberikan konsep sains kepada anak, tetapi memberikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana tersebut. Teori Experimental Learning dari Carl Roger (elearn.bpplsp-reg5.go.id) mengisyaratkan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak.
Dalam pembelajaran sains di TK seyogyanya lebih mementingkan proses daripada hasil, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran sains lebih menekankan pada hasil.
Praktek pembelajaran sains di lapangan masih menggunakan metode-metode konvensional dimana guru menggunakan metode berceramah, diskusi, yang membuat anak banyak mendengar, duduk, dan diam, padahal hakikat pembelajaran sains adalah memberikan pengalaman yang menantang sehingga memfasilitasi rasa ingin tahu anak dengan menyuguhkan pembelajaran yang variatif, menyenangkan, menantang anak untuk mengobservasi dan mengeksplorasi berbagai macam objek fisik dan alam, serta kejadian-kejadian yang ada di lingkungan anak. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas dan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka studi ini terarah pada pengujian pengaruh metode pembelajaran eksperimen terhadap keterampilan proses sains anak usia taman kanak-kanak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas secara umum permasalahan pokok penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan, "Apakah metode pembelajaran eksperimen lebih berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains anak daripada pembelajaran kovensional ?". Secara rinci rumusan masalah di atas dijabarkan ke dalam rumusan pertanyaan penelitian berikut.
1. Bagaimana keterampilan proses sains anak pada saat pembelajaran dengan metode konvensional?
2. Bagaimana keterampilan proses sains anak pada saat pembelajaran dengan metode eksperimen?
3. Apakah terjadi perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan proses sains pada kelompok kontrol (metode konvensional) dan kelompok eksperimen (metode eksperimen)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran eksperimen pada keterampilan proses sains pada anak. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains anak pada pembelajaran dengan metode konvensional (kelompok kontrol).
2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains anak pada pembelajaran dengan metode eksperimen (kelompok eksperimen).
3. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan keterampilan proses sains anak pada pembelajaran dengan metode konvensional dan pembelajaran dengan metode eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengukur keterampilan proses sains anak di TK X dengan menggunakan metode konvensional dan meode eksperimen.
2. Pembuktian pengaruh pembelajaran eksperimen terhadap keterampilan proses sains anak di TK X.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini, disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, defmisi operasional variabel, asumsi penelitian, metode penelitian, sampel penelitian dan sumber data, teknik pengurupulan data, teknik pengolahan data, serta sistematika penulisan.
Bab II Eksperimen sebagai Salah Satu Metode yang Efektif dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains berisi penjelasan tentang, keterampilan proses sains dalam pembelajaran eksperimen.
Bab III Prosedur Penelitian berisi tentang metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian, defmisi operasional variabel, instrumen, teknik analisis, serta populasi dan sampel penelitian
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, memuat deskripsi hasil penelitian dan analisis hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Rekomendasi, berisi simpulan dan rekomendasi yang diperoleh penulis setelah melakukan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar