Namaku Dinda, Dinda putri lestari mentari selalu dihati ada disini, ini lah nama legkapku yang biasa dipanggil Dinda.
(Saat di kampus baruku) . Aku mulai maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil makalah kelompokku dengan sedikit keraguan dan demam panggung. “Sekian dari hasil makalah kelompok kami, saya buka pertanyaan maximal 3.” Kata ku di depan kelas sebagai moderator untuk menutup dari presentasi kelompokku. Sebagian besar murid di kelas ku itu berlomba-lomba mengacungkan tangan untuk bertanya namun hanya terbatas tiga orang saja yang akan aku ambil. Tapi bu Ratna selaku dosen pengampu mata kuliah hari itu berkehendak lain, mewajibkan seluruh pertanyaan dari peserta harus mampu dijawab oleh anggota yang maju dalam kelompok itu.. Salah satu cowok bertubuh tegap yang bernama Bobi pun tak mau kalah ingin bertanya. “ya, BoBi. Apa yang mau anda tanyakan?” . Aku menunjuk Bobi untuk mengutarakan pertanyaan kepada kelompokku.
“Apa manfaat Iptek dan contoh dilema iptek dalam negara kita?”.Tanya Bobi membacakan pertanyaanya.
Setelah semua pertanyaan terjawab dan jam mata kuliah IKD selesai, aku langsung mencangking tas kecil kesayanganku itu menuju arah kaantin bersama seorang orang teman yang sebelumnya duduk bersebelahan denganku.
Ve, nama dari teman yang bersama ku menuju kantin, sedang mengunyah bakso bertanya pada ku.
“Din, shopping yuk,,ke Matahari” .
“pengen sih,,,tapi aku gak bawa uang. Kalomu kamu mau transit ke kos ku dulu ambil uang, oke lah,,, aku mau aja” jawab ku sambil mengaduk-aduk bakso yang tari tadi belum juga masuk dalam mulutku.
“Beres,,” singkat Ve.
“nyadar gak kamu,,” kata ku sejenak.
“apa?” tanya Ve.
“mau shopping naik apa?” Tanya ku balik.
“Tuh,,,, lihat” Ve menunjuk Bobi yang menaiki motor matic warna putih yang berjalan ke arah ku dan Ve. Ve yang hampir melahap sebutir bakso pun tak jadi memasukkan bakso itu ke dalam mulutnya. Ve beranjak dan menghampiri Bobi.
“Din,,, yuk,,” ajak Ve.
Dinda pun hanya mengikuti arah Ve berjalan. Terdengar bahwa Bobi berbicara dengan Ve untuk menitipkan motornya itu kepada Ve. “Aku mau ke Semarang” kata Bobi sambil menyerahkan kuncinya pada Ve dan Bobi berjalan pergi.
“emang si bobi pergi sama siapa, kok motornya ditinggal begitu aja. Apa enggak dipakai adik atau bokapnya?” tanya ku di tengah perjalanan menuju matahari.
“Biasa lah Din,,, pergi sama teman-temannya. Lagipula si Bobi kan tergolong anak berekonomi menengah ke atas, jadi ya,,, sesuka dia” . teriak Ve sambil mengendarai motor di tengah jalan yang depan,belakang, kanannya terdapat banyak kendaraan yang asapnya membikin sesak di dada.
“Oo,,,, pantes`an... waktu itu kok motornya Bobi sering ganti. Tapi dia pernah bilang ke aku kalau dia itu enggak punya motor, ngakunya sih punya ibunya yang dipakai”. Kata ku sambil memegang pinggang Ve sambil motor berjalan. “Ah,,, ga mungkin banget . Anak kayak Bobi gak punya pegangan apapun” kata Ve meyakinkan.
Setelah capek muter-muter di matahari memilih barang-barang yang ada di depan mata, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Saat ku melihat babydoll yang lucu dan menggemaskan, dengan segera aku menarik tangan Ve menuju arah yang ku tuju. “Ve, ini kan babydoll yang pernah dipakai dalam film korea naughty kiss” kata ku sambil mengambil Babydoll itu yang dicentelkan di hanger yang ter tata rapi.
“kamu pengen Dind?” tanya Ve. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
“yuk,,......” aku menaruh kembali Babydoll pada tempatnya dan berjalan meninggalkan tempat itu. “kenapa enggak kamu ambil aja barang itu?” tanya Ve.
“duit ini masih harus berputar lagi, sayang banget kan kalau berhenti di tempat ini, aku hambur-hamburkan. Lagian kan tadi gwe udah beli celana.” jelas ku .
“ya udah,, yok kita balik. Eh,,, aku habis ini mau keluar lagi Dind. Jadi enggak apa-apa kan kalau motornya si Bobi aku titipin ke tempatmu, biar nanti Bobi yang ngambil ke kos kamu aja, dia juga bilang kalau motornya pengen dipakek tinggal pakai aja”. Ve mengoceh di tiap perjalanan menuju parkiran .
“yah,,, terserah kamu aja deh Ve...”.
“makanan kesukaan kamu apa Din?” Ve bertanya saat kita berdiri di atas escalator berjalan menurun .
“aku,,, paling suka banget sama makanan yang berbau roti, kalau ada bau roti rasanya gak nahan perut ku pada demo, ngiri pengen masukin ke mulut ku Ve”. Aku berkata sambil melihat anak kecil yang di tangan kanannya membawa Roti dan tangan kirinya membawa ice cream. Hum,,,, yummy,,,,
“seperti cake?” Ve mencoba menebak.
“enggak,,enggak, kalau cake aku eneg.pokoknya yang roti biasa aja. Kalau aku seminggu enggak pulang kampung aku kangen banget sama yang namanya roti telur,,em,,,, malah keinget sama rumah. eh,,,,tunggu dulu, tumben kamu tanya makanan kesukaan aku,emang kenapa Ve?”
“enggak,,,Cuma tanya aja” kata Ve ringan.
.....................................................................................................................................................
*beberpa jam sesampainya di kos,,,,* “Dinda, tuh ada tamu” kata salah satu teman kos ku berteriak di depan pintu kamarku. Aku pun berlari menuju ruang tamu.
“eh kamu Bob, motor mu ada di garasi. kamu duduk dulu aku ambilin bentar”. Beberapa menit aku mengeluarkan motor dari garasi.
“Makasih Din,, ni ada oleh-oleh Roti coklat tapi cuman dikit” Bobi menyerahkan sesuatu yang terbungkus kardus dan dilapisi plastic warna putih kepada ku.
“enggak usah,, makasih Bob, buat adek atau mamah kamu aja, ini terlalu banyak kalau buat ku” Aku mencoba menolak.
“enggak,maksud ku bukan buat kamu Din,, tapi buat semua temen kos kamu,,”. Aku hanya terdiam dan meringis. Bobi segera pergi menaiki motor meninggalkan ku yang ada di depannya.
Aku memasuki ruang dimana teman-teman kos ku berkumpul nonton tv bareng , aku menaruh bungkusan dari Bobi yang ku genggam. Ku serahkan bungkusan itu ke tengah-tengah teman-temanku yang lagi pada kumpul. “wah,,,, yang habis di apelin,,, so sweetnya” kata salah satu teman ku yang lagi pakai masker di wajahnya sambil membuka kardus roti itu.
“eh,,,, ngawur aja, dia itu memen aku sekelas” jelas ku di depan teman-temanku.
“temen apa demen,haha… temen sekelas kamu kan juga ada yang cinlok juga Din” sahut salah satu teman ku yang juga mencoba membantu membuka bungkusan.
“emang sih,ada teman sekelas ku yang pacaran, tapi kan aku enggak” Aku mencoba membela diri sambil melihat mereka bersama-sama antusias melahap pemberian dari Bobi.
“Cowok kamu habis dari semarang ya Din?” Tanya salah satu temanku lagi yang tangannya memegang kardus tertera alamat toko kue itu yang usai dibacanya.
“udah dibilangin,aku gak punya cowokkk….” Kataku gemas..
“Rumah Bread, jalan pahlawan no 07 semarang.” Temanku mencoba membacakan tulisan yang tertempel di kardus itu di depan teman-temanku.
“ah,,, gak penting, mending mandi” aku beranjak meninggalkan teman-temanku.
*keesokan hari*
Aku merogoh saku celanaku kemudian membuka pesan dari Boby yang berisi “Din,, kamu udah beli bahan buat ngumpulin tugas bu.Galia belum ?”
“Belum,,aku jarang banget keluar kalau enggak ada yang ngajak. Kalau kamu mau beli, sekalian aku nitip dong” Pintaku membalas Sandek dari Bobi.
“ya udah, entar sore aku jemput di kos mu aja.kita beli bareng. Sekalian aku mau ke Matahari ambil baju”. Aku pun membalas pesan darinya lagi “ha? Ke MT ambil baju? Emangnya duitnya udah kamu kasih ke kasir tapi bajunya belum kamu ambil? Apa duit mu waktu beli baju kurang?” tanya ku heran.
“enggak,udah lah,,, entar juga kamu tau sendiri din”. Aku pun membalas lagi “enggak usah Bob, aku pergi sama Ve aja.
*7 hari kemudian*
“Din,, aku mau ngomong berdua sama kamu” Ve mendekati ku dan mengajak ku untuk mencari tempat yang agak sepi dari kerumunan teman-temanku.
“emang kamu mau ngomong apa Ve?” tanya ku ingin tau.
“ kamu tau gak kenapa tadi Aku, Bobi dan Rey pas pelajaran mr.Akil terlambat masuk kelas?”. Ve bertanya dengan nada serius. Aku menggelengkan kepala dan menjawab “enggak”.
“tadi aku,si Rey sama Bobi habis makan siang bareng dan ngomongin soal kamu...”.
“ha??” Aku hanya melongo.
“tadi Bobi cerita banyak tentang kamu ke aku, juga sama si Rey.Dia cerita kalau dia jatuh hati sama teman sekelas kita”. “terus,,, apa hubungannya sama aku?” tanya ku tak mengerti.
“Tapi kamu jangan bilang ke temen-temen yang lain ya Din,, kasihan tuh Si Bobi, aku tuh merhatiin satu persatu temen sekelas kita siapa yang enggak pernah Rey ajak ngobrol waktu di kelas, aku sulit banget nemuin cewek itu. Padahal setahu ku Bobi lumayan cerewet banget kan, katanya dia enggak berani ngobrol di depan tuh cewek saat ada temen yang lain”. aku pun hanya mendengarkan cerita dari Ve.
“Din,,, aku enggak pernah nyangka kalau si cewek yang dimaksud itu kamu. Dia suka curhat tentang cewek itu ke aku Din. Saat pertama dia cerita sih, dia enggak mau nyebutin nama cewek itu,tapi sekarang dia udah ngaku kalau dia suka sama kamu Din,,” Ve bercerita pada ku.
“hm,,,, gak mungkin, mungkin aja kamu salah pengertian kalau si cewek itu aku” kata ku santai. Ve pun melanjutkan ceritanya lagi “ Boby sayang banget sama kamu Din, dia sampai rela mutusin ceweknya cuma karena ingin ngedeketin kamu”.
“Mosok?” tanya ku tenang.
“ih,,, kamu gak percaya banget sih sama aku. Dia cuma berani cerita sama aku doang, aku harap kamu gak ngecewain si Bobi Din,” harap Ve padaku.
“ tapi gak mungkin aku jadian sama Bobi” kata ku.
“apa karena kamu udah punya cowok?. Dia juga pesen ke aku supaya aku enggak cerita hal ini ke kamu Din”.
“aku belum punya cowok, aku enggak suka aja kalau pacaran satu kampus, apa lagi satu kelas, wah,,, enggak banget bagi aku”.
“emang apa sih Din kekurangan si Bobi? Kamu mau minta apapun pasti dipenui, dia sayang sama kamu karena dia mau nerima kamu apa adanya, kamu enggak neko-neko, katanya kamu beda banget sama cewek lain”.
“Emang sih,, dalam keadaan aku yang sekarang yang NB nya sebagai anak kulian dan ngekos itu menganggap asik banget punya cowok, butuh cowok, apapun bisa terpenui. Tapi bagi aku enggak Ve. Aku lebih nyaman kayak gini, aku lebih nyaman sendiri, aku enggak mau mikirin anak orang, kalo kamu nganggep aku sebagai sahabat kamu Ve, aku minta jangan paksa aku buat jadian sama si Beni, cukup partner belajar saja”.
“ya udah, aku Cuma ngasih tau itu aja ke kamu Din, semua keputusan ada pada kamu, aku seneng kalo kamu kamu seneng Din. Dan asal kamu tahu, dia nitipin motor ke kos kamu itu supaya kamu lebih gampang buat keluar kos jika kamu butuh,selama ini kamu enggak bawa motor kan. Entah buat beli nasi, hang out sama temen se kos kamu, atau apapun yang kamu perlu. Dan yang kemarin saat kamu diajakin ke MT (Matahari) sama si Bobi itu kamu mau di beliin baju yang kamu naksir saat pergi sama aku waktu lalu. Maaf banget ya Din, aku cerita semua pada Bobi, aku cuman pengen seneng lihat temen ku seneng.” kata Ve.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar