Ketika mendengar kata arsitek, erap kaitannya dengan sebuah pembangunan gedung-gedung mewah dan memiliki nilai estetis tinggi. Membangun sebuah gedung ataupun bangunan lainnya tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus difikirkan seperti kelayakan, kesesuaian, dampak terhadap masyarakat sekitar (untuk bangunan skala monumental), dampak terhadap lingkungan dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak boleh diabaikan. Dalam hal ini yang insya Allah akan saya bahas adalah arsitektur dan lingkungan.
Allah menciptakan alam ini dengan sedemikian indah nan eloknya. Bukan berarti kita tidak boleh mengadakan pembangunan. Akan tetapi terkadang pembangunan banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti halnya membuka hutan untuk pembangunan, mengurug rawa-rawa dalam area yang luas, penebangan pohon, tidak disediakannya tanah resapan dalam sebuah bangunan dan lain-lain.
Dalam sebuah bangunan, katakanlah sebuah rumah. Diharuskan memiliki unsur hijau minimal 30% dari luas lahan/tanah. Pada penanaman pohon, pohon yang hendak ditanam sebaiknya adalah pohon berkayu bukan pohon palem-paleman.
Pada gambar diatas menunjukkan sebuah bangunan yang banyak akan vegetasi. Bila ditanya apakah bangunan ini merupakan bangunan hijau? Ya, namun pada bangunan ini sedikit sekali tanah resapan. Sebagian besar tanah menggunakan konblok. Tanamannya pun bukanlah tanaman pohon yang bisa tumbuh besar, melainkan hanya tanaman-tanaman kecil yang tidak panjang usianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar