BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Membaca merupakan proses yang kompleks, proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkat kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.
Belajar membaca bukanlah hal yang mudah. Bagi sebagian anak yang mempunyai kecerdasan (IQ) diatas rata-rata itu adalah mudah, akan tetapi bagi anak yang mempunyai IQ di bawah rata-rata semua itu merupakan hambatan dalam belajar, terutama dalam hal gangguan belajar membaca (Disleksia).
Mengenali dan menangani ganguan membaca pada anak-anak sebenarnya bukanlah persoalan yang tidak bisa dipecahkan, akan tetapi untuk melakukan membutuhkan kesabaran. Para orang tua seharusnya memperhatikan dan mengamati secara cermat untuk bisa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak yang memiliki gangguan belajar.
Dalam kehidupan kita di era serba sibuk seperti sekarang ini, waktu barang kali sudah menjadi sebuah komoditas langka yang sulit kita dapatkan. Dampaknya adalah masalah yang sedang dialami oleh anak penderita disklesia akan semakin bertambah buruk. Hal ini dikarenakan tidak ada seorangpun yang memiliki waktu untuk memberikan perhatian khusus pada sang anak, maupun dikarenakan orang tua tersebut lebih percaya pada terapi-terapi alternatif tertentu yang menjanjikan hasil-hasil instant tanpa memakan waktu yang lama.
Kebanyakan orang tua menuntut anak agar gemar membaca, tetapi mereka seakan-akan tidak tahu bahwa minat membaca itu tidaklah tumbuh dengan sendirinya. Lingkungan amat berpengaruh dalam memunculkan minat membaca pada anak. Untuk itulah, peran orang tua sejak sedini mungkin amat penting dalam membentuk lingkungan yang mengundang minta membaca pada anak.
Kesulitan dalam hal belajar membaca (disleksia) terjadi pada 5-10% dari seluruh anak di dunia. Gangguan belajar jenis ini pertama kali ditemukan pada akhir abad sembilan belas, ketika itu ia disebut dengan istilah "word blindness" buta huruf. Penyebab disleksia adalah faktor genetik yaitu diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua nak yang menderita.
Beberapa peneliti berhasil menemukan disleksia cenderung dialami oleh anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, penderita disleksia mengalami kesulitan menulis apa yang ia inginkan ke dalam kalimat-kalimat panjang secara akurat.
Demikian pula ketika belajar membaca, pertama kali mereka akan belajar untuk mencoba memahami kosakata dari kalimat-kalimat yang pernah ia dengarkan, kata-kata yang sudah mulai terdengar akrab di telinga inilah yang kemudian akan selalu mereka cocokkan setiap kali mendengar atau menyimak kalimat yang diucapkan oleh seseorang.
Kebanyakan anak mulai belajar membaca ketika berumur lima atau enam tahun. Memang beberapa anak belajar lebih cepat dibandingkan dengan dengan anak-anak lainnya, anak baru bisa dikatakan mengalami kesulitan membaca ketika mereka berusia tujuh atau delapan tahun, karena biasanya pada umur-umur tersebut anak sudah bisa membaca secara mandiri, tanpa bantuan orang lain. Tanda-tanda disleksia tidaklah terlalu sulit apabila pada orang tua dan guru memperhatikan mereka secara cermat. Misalnya, apabila anda memberikan sebuah buku yang tidak mungkin akan membuat cerita berdasarkan gambar-gambar yang ada di buku tersebut yang mana antara gambar dan ceritanya tidak ada memiliki kaitan.
Dari penjelasan tentang anak yang mengalami gangguan belajar membaca di atas maka di bawah ini akan dijelaskan tentang suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang guru agar dapat meningkatkan kemampuan belajar anak disleksia.
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari. Akan tetapi menggabungkan gerakan fisik dengan gerakan aktivitas intelektual dan penggunaan panca indera yang berpengaruh besar pada pembelajaran, pendekatan yang digunakan ini dinamakan pendekatan SAVI. Unsur-unsur dari SAVI, yaitu :
1. Somatic (belajar dengan bergerak dan berbuat)
Belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinestis, praktis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.
2. Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar)
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari tetapi telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari, ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.
3. Visual (belajar mengamati dan menggambarkan)
Pembelajaran visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar.
4. Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung)
Meier mengatakan intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajaran dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, dan nilai dari pengalaman tersebut.
Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung optimal, karena unsur-unsurnya terpadu, belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara simultan.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana upaya meningkatkan kemampuan belajar pada anak disleksia. Maka dari itu, penulis mengadakan penelitian di salah satu sekolah dasar negeri yang sudah menggunakan pendekatan SAVI dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, sesuai dengan latar belakang tersebut penulis mengangkat judul :
"UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAK DISLEKSIA DENGAN PENDEKATAN SAVI PADA BIDANG STUDI PAI DI SDN X".
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kemampuan anak disleksia di SDN X?
2. Bagaimana pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran PAI?
3. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan belajar anak disleksia dengan pendekatan SAVI di SDN X?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang ditulis dalam skripsi ini adalah :
1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan anak disleksia di SDN X
2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran PAI di SDN X
3) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan belajar anak disleksia dengan pendekatan SAVI di SDN X.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian in adalah :
1) Manfaat teoritis bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang pendidikan dan dapat menyumbang bangunan khazanah perkembangan ilmu pengetahuan.
2) Manfaat sosial praktis, maksudnya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi semua pihak yang
berkepentingan terutama bagi institusi pendidikan Islam.
D. Definisi Operasional
1. Upaya meningkatkan
Akal, ikhtiyar, daya upaya menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya). Maksudnya adalah usaha meningkatkan kemampuan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) anak disleksia.
2. Kemampuan belajar
Kesanggupan pada suatu proses aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, keterampilan kemampuan, maupun sikap pada diri siswa.
3. Anak disleksia
Seorang anak yang menderita gangguan pada penglihatan dan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan saraf pada otak sehingga anak mengalami kesulitan membaca.
4. Pendekatan SAVI
Suatu pendekatan yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera yang berpengaruh besar pada proses pembelajaran.
5. Bidang Studi PAI
Suatu bidang studi sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antara umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Berdasarkan definisi istilah-istilah di atas, maka yang dimaksud dengan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAK DISLEKSIA DENGAN PENDEKATAN SAVI PADA BIDANG STUDI PAI DI SDN X" adalah suatu usaha guru PAI dalam meningkatkan kemampuan belajar pada anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia) dengan pendekatan SAVI untuk mencapai hasil yang optimal di SDN X.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terhadap penelitian.
1. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Deskriptif adalah catatan yang menyajikan rincian kajian daripada ringkasan dan bukan evaluasi. Sedangkan metode kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.
Metode kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologi yang mengutamakan penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa, interaksi, tingkah laku manusia dalam situasi tertentu perspektif atau pandangan penelitian sendiri.
Responden dalam penelitian kualitatif berkembang secara terus menerus dan bertujuan sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/ lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
2. Sumber data
Adalah subyek darimana data dapat diperoleh. Adapun sumber data penelitian sesuai dengan cara memperolehnya dibagi menjadi dua, yaitu : a. Data primer : data langsung yang dikumpulkan oleh dari sumber pertamanya.
Adapun data dari penelitian ini adalah semua komponen yang terlibat atau data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui observasi, interview dari guru PAI, catatan serta dokumen yang diperoleh dari sekolah SDN X.
b. Data sekunder : data yang dikumpulkan oleh sebagai penunjang dari sumber pertama.
Berkaitan dengan topik pembahasan. Adapun yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa penderita disleksia. oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif ini tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sampling). Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan penelitiannya. Yang dimaksud sampel bertujuan adalah sampel yang dipilih dengan cermat sesuai dengan desain penelitian.
Maksudnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berdasarkan tujuan tertentu, sehingga yang dijadikan sampel adalah mereka-mereka yang berkomitmen dan terlibat langsung dalam menangani anak penderita disleksia yang meliputi guru agama, kepala sekolah dan guru-guru yang lain.
Mengenai jumlah dan banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini tidak ditetapkan secara kuantitatif, tetapi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan, peneliti berusaha menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan jenis data yang dibutuhkan dan penarikan sampel dihentikan jika terjadi pengulangan informasi.
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Yaitu suatu cara pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki secara langsung ataupun tidak langsung.
Teknik ini digunakan penulis untuk mengetahui secara langsung gambaran utuh tentang proses pembelajaran PAI pada anak Disleksia, bagaimana kemampuan belajar anak disleksia, serta bagaimana usaha seorang guru dalam meningkatkan kemampuan belajar anak disleksia dengan pendekatan SAVI pada proses pembelajaran PAI.
Selain itu juga teknik ini juga penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah SDN X, letak geografisnya, dan lain sebagainya.
b. Interview
Adalah suatu proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka atau mendengar secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
Sebagai informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, wali kelas I dan ibu wali murid kelas I SDN X.
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana kemampuan belajar anak disleksia di SDN tersebut, bagaimana implementasi pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran PAI serta bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan belajar anak disleksia dengan pendekatan SAVI pada bidang studi PAI di SDN X,
c. Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel atau catatan transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legenda, dan lain-lain.
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil tes kemampuan membaca siswa kelas I SDN X serta data-data guru yang diperlukan oleh penulis.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan seperti yang disarankan oleh data.
Data dalam penelitian ini pada hakikatnya berwujud kata-kata, kalimat atau paragraf-paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi mengenai peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi dan dialami oleh subyek. Berdasarkan wujud dan sifat data tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik deskriptif.
Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dan dianalisis melalui beberapa langkah, diantaranya :
1. Reduksi data
Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field note. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Data dalam bentuk laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema atau polanya. Data-data yang dimaksud adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang masih berupa tulisan-tulisan yang belum baku atau data mentah. Dimana data-data tersebut direduksi dan dirangkum, dicari hal-hal yang fokus pada materi penelitian yaitu tentang :
a) Bagaimana kemampuan belajar pada anak disleksia di SDN X.
b) Bagaimana implementasi pendekatan SAVI pada proses pembelajaran di SDN X
c) Bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan belajar pada anak disleksia dengan pendekatan SAVI pada bidang studi PAI di SDN X.
2. Display data
Yaitu rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah dipahami tentang berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk membuat sesuatu pada analisa atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.
Pada saat merangkum data-data tersebut, hendaknya penulis menggunakan susunan kalimat yang logis dan sistematis agar mudah dibaca dan dipahami. Misalnya, apa itu disleksia, disleksia adalah gangguan belajar membaca yang disebabkan oleh kelainan pada saraf otak.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Tujuan dari awal penelitian adalah berusaha mencari kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. Mulai dari mencari pola, tema, hubungan, permasalahan hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Dari data tersebut diambil kesimpulan serta memverifikasi data tersebut dengan cara menelusuri kembali data yang telah diperoleh.
Setelah data-data mengenai bagaimana kemampuan anak disleksia, bagaimana implementasi pendekatan SAVI pada proses pembelajaran PAI serta bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan belajar pada anak disleksia dengan pendekatan SAVI dirangkum dan direduksi secara logis dan sistematis, penulis menarik kesimpulan dan memverifikasi data tersebut dengan cara menelusuri kembali data yang diperoleh.
G. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini dapat dipahami secara utuh dan berkesinambungan, maka perlu disusun sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab I, merupakan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II, pada bab ini akan di bahas mengenai kajian teori yang memaparkan tentang : anak disleksia yang meliputi pengertian, ciri-ciri dan macam-macam anak disleksia. Kemudian tiunjauan tentang pendekatan SAVI yang meliputi pengertian, unrur-unsur dan ciri-ciri dari SAVI, serta tinjauan tentang upaya dalam meningkatkan kemampuan belajar PAI pada anak disleksia.
Bab III, pada bab ini dibahas mengenai laporan hasil penelitian yang meliputi : gambaran obyek penelitian (sejarah berdirinya, letak geografisnya, keadaan guru, karyawan dan siswanya), serta penyajian data yang meliputi bagaimana kemampuan belajar anak disleksia, bagaimana implementasi pendekatan SAVI pada proses pembelajaran serta bagaimana upaya meningkatkan kemampuan belajar pada anak disleksia dengan pendekatan SAVI pada bidang studi PAI.
Bab IV, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar