MATAKU JUGA MATAMU

Santi adalah wanita buta yang menginginkan matanya dapat sembuh seperti dulu sebelum ia kecelakaan.Saat sore hari ia duduk-duduk di depan rumah merasakan alam yang menyatu dengan tubuhnya walaupun ia tidak dapat melihat tetapi ia masih bisa merasakan.
“Selamat sore neng Santi,bagaimana kabarnya.??”.Suara cowok mengalir di telinga Santi.ia merasa ragu untuk menjawab salam dari cowok itu.
”apakah kamu masih ingat dengan suaraku Santi?” tanya si cowok itu.
“Kamu aiapa?” tanya Santi.
“kamu sudah benar-benar lupa dengan ku??”kata si cowok itu.
“aku tidak kenal dengan kamu, siapa kamu”kini Santi pun meRasa terganggu.
“Perkenalkan nama saya Mirza”. Rani Santi pun mengangguk mengerti.
“Dari mana kamu ,dan dimana rumah kamu?”Tanya Santi .
“Rumah saya di Semarang dan saya kesini sedang berada di Rumah nenek saya,kebetulan dekat dengan sini.Salam kenal ya,,buat dirimu.” Kata Mirza.
“iya,salam kenal juga”kata Santi.
“Apakah ini rumah kamu?”tanya mirza.
“iya,ini rumah aku.” Santi menjawab.
“ini, silahkan diminum nak,” kata mamamnya Santi dari belakang tubuh Mirza.
“mamam, apa mamam sudah tau siapa Mirza?” Tanya Santi heran.
“iya nak,mamam sudah kenal dengan siapa yang ada di depan kamu.mamam ke belakang dulu ya,kalian ngobrol dulu saja.”kata bu Tiwi.
“terimakasih tante atas minumnya” kata Mirza sebelum bu Tiwi membalikkan badannya menuju ke belakang.
“iya za” jawab bu Tiwi.
Setelah Mirza dan Santi ngobrol selama satu jam lebih,Mirza pun pamit dengan Santi dan tak lupa juga pamit dengan ibunya.
(Keesokan hari)
Kini Santi menunggu Jemputan mamanya di halte depan sekolahan setelah jam sekolah usai, ia merasa gelisah karena mamanya tak kunjung datang menjeputnya,ia takut dan berfikir kalau mamanya lupa untuk menjemputnya,kalau saja ia dapat melihat dengan matanya pasti ia akan segera pulang naik bus atau taxi. Kini Santi merasakan kalau ada sebuah mobil yang berhenti di depannya.”Mamam kemana saja,Santi tunggu dari tadi enggak datang-datang”kata Santi sambil menunjukkan muka cemberut.
“maaf aku terlambat Santi,”
“Siapa kamu?”Santi pun merasa takut karena terdengar suara laki-laki.
“mamam kamu hari ini tidak dapat menjemput kamu karena dia masih ada kerjaan”jawab laki-laki itu.
“aku mau pulang sama mamam,.....”Santi berkata dengan nada takut. “Mamam,,,..............” teriak Santi sambil beRanjak dari tempat duduk dan berjalan tanpa arah yang tak dapat dilihatnya dari kursi yang didudukinya selama setengah jam itu.Cowok itu pun segera menghentikan langkah Santi dan memegang pundak Santi
“Santi,ini aku .dengarkan aku dulu,”kata cowok itu.
“kamu ... Mirza yang tadi sore itu ya”Tebak Santi.
“betul neng,aku Mirza.”kata Mirza sambil mengarahkan Santi duduk.
“aku takut,.aku takut mamam tidak menjemputku,”kata Santi merengek.
“aku tadi datang ke rumah kamu dan meminta izin pada mamam kamu untuk menjemputmu pulang dari sekolah.kamu menunggu disini tak ada satu teman pun yang menemani mu Santi?”
“Tadi teman ku sudah menuntunku dari kelas sampai sini,tapi mereka sudah dijemput sendiri-sendiri,jadi aku menyuruh mereka untuk meninggalkan ku saja dari pada mereka lama menungguku”jelas Santi.
“Maaf ya neng,aku terlambat menjemputmu,aku janji lain kali kalau aku menjemput tidak akan terlambat lagi” janji Mirza. Santi pun tersenyum. Lalu Mirza menggandeng Santi masuk ke mobil.
Ditengah perjalanan Santi bertanya tentang siapa Mirza sebenarnya.”Kamu sekolah Dimana za?”
“Aku baru saja lulus 2 tahun lalu.Jadi aku ingin ke Kota ini.” Kata Mirza sambil nyetir
“Aku dulu juga punya mantan seumuran dengan kamu,mungkin juga dia sudah lulus seperti kamu.”Santi bercerita pada Mirza masa lalunya.
“ow..Kenapa kamu dulu putus sama Dia?”Tanya Mirza.
“Dulu aku pernah ketahuan jalan dengan cowok lain,nah selang berapa hari dia mutusin aku dengan alasan aku selingkuh dan ia ingin konsen dengan sekolahnya.Sebenarnya aku masih sayang banget sama dia,sebenarnya aku enggak mau juga kehilangan dia,setelah aku putus sama dia aku menyesal sekali” Santi bercerita sambil meneteskan air mata.
“itulah yang dinamakan cinta,orang yang siap menelan manisnya cinta harus siap juga menelan Rasa pahitnya”kata Mirza enteng.
“Tapi aku Dulu sudah janji akan selau setia padanya”kata Santi lagi.
“kalau kamu setia dan cinta, kenapa kamu musti mau pergi dengan oRang lain”
“aku Cuma iseng,” Santi pun membantah.
“Denger ya,neng Santi......Suatu kepercayaan itu sangat amat mahal harganya,apalagi kalau cowok kamu Sudah percaya pada kamu.”
“iya ,aku mengerti, tapi misalkan dulu aku tidak putus ,aku pun tetap akan memutusnya dengan keadaan ku sekarang yang sudah buta,mana mungkin ada cowok yang mau dengan ku,setiap cowok menginginkan wanita yang sempurna dari fisiknya”
“kamu anggap aku bukan cowok??” kata Mirza .
“maksudya.....”kata Santi Ragu.
“maksudnya apa??enggak ada cewek yang sempurna di dunia ini Santi, kamu begini hanya mendapat ujian dari tuhan saja,seberapa besar iman kamu padanya dan mampukah kamu bersyukur padanya, di lain sisi kamu juga cantik kok”
“Tapi aku merasa minder dan iri dengan teman-temanku,mereka mendapat kebahagiaan sedangkan aku??aku terus saja mendapat cobaan,sungguh....aku sudah tak ingin menghembuskan nafas ini lagi,cukup berat dan susah ku bernafas tuk jalani hari terus menerus seperti ini.”
“kamu jangan pesimis seperti itu,kamu cantik,kamu baik,kamu masih punya masa depan,...” belum selesai Mirza bicara Santi mengelak
“aku memang punya masa depan,tapi masa depan aku cuRam dan buRam za!!”
“belum tentu Santi,,Tuhan menciptakan penyakit pasti ada obatnya” Mirza menasehati.
“aku bisa menjadi normal seperti dulu kalau ada oRang yang mau mendonorkan matanya buat aku,za... dan siapa oRang itu,?enggak ada za..”
“pasti ada” singkat Mirza
“Maksud kamu?”
“Nah,sudah sampai rumah neng Santi”. Mirza pun segeRa membukakan pintu mobil buat Santi dan menggandengnya masuk ke dalam rumah.
Hampir setiap hari Mirza menemani Santi melakukan aktivitas,Mirza selau memberi semangat pada Santi. Mirza selau mengantar jemput Santi Pulang dan pergi sekolah.
Suatu hari Santi mendengar berita dari Mirza bahwa ia akan mendapat donor mata,Santi sangat giRang bukan main,,, “Mirza,kamu sahabat ku yang paling baik,aku gak nyangka punya sahabat sepertimu,kamu setia menemani aku dimana aku berada dan kamu tidak malu punya teman cacat sepertiku.” Miza pun menutup mulut Santi dengan satu tangan telunjuknya. “kamu jangan bilang seperti itu,kamu sebentar lagi akan sembuh dan kembali normal seperti dulu”. “iya za, sebentar lagi akau akan bisa lihat kamu,sebentar lagi kamu tidak akan malu jalan denganku lagi, dan sebentar lagi aku akan bisa membaca lagi setelah hampir setengah tahun aku buta” kata Santi dengan penuh senyum. “aku sampai kapanpun tidak akan pernah malu punya teman seperti kamu Santi,walau kamu sehat, maupun cacat.” Jelas Mirza.
“makasih ya za,,” ucap Santi. Terdengar dari telinga Santi, bu Tiwi mengisak tangis “mamam kenapa menangis?” tanya Santi. “Enggak sayang,mamam hanya terharu menangis bahagia” Kata bu Tiwi dengan memeluk Santi.
(Beberapa hari kemudian....)
Santi sibuk bermain dengan bonekanya di kamar, tiba-tiba Bu Tiwi membuka pintu kamar dan segera mengajak Santi ke Rumah sakit, “kenapa mamam memberitahu secaRa tiba-tiba,Santi kan belum siap mam,,” kata Santi gemetar.
“sayang,maafkan mamam tapi hanya kesempatan ini kamu dapat donor mata. Kata dokter, pendonor mata kamu menghembuskan nafas teRahir satu jam yang lalu dan jika kita datang lebih dari 2 jam maka mata yang akan di donorkan ke kamu tidak bisa” jelas bu Tiwi. “iya mam,,, ayo kita beRangkat” Santi menyetujui.
Saat opeRasi akan dimulai, Santi bertanya pada ibunya “mam,Mirza dimana?seharusnya dia ikut menemaniku disini saat aku opeRasi nanti”
“kemarin Mirza bilang ke mamam kalau dia tidak bisa hadir sayang,katanya dia ada acaRa yang tidak bisa ia tunda.” Bu Tiwi menjelaskan. “kenapa mamam menangis?” tanya Santi heRan. “enggak sayang,mamam bahagia anak mamam akan normal kembali” kata Bu Tiwi. “benar mam?mamam jangan bohong,,” tanya Santi lagi. “Bener sayang,enggak,...”. Mereka pun berpelukan eRat dan bebeRapa menit kemudian Santi memasuki ruang operasi.
(Setelah operasi)“Selamat ya sayang, kamu dapat melihat kembali” ucap Bu Tiwi, “iya mam,, aku sudah dapat melihat kembali dan aku enggak sabar ingin memberi kejutan ini pada Mirza mam,hihihi...,”.
“Sebaiknya kamu ucap terimakasih pada pendonormu dulu dan kita do`akan agar ia dapat diterima disisiNya”. “iya mam,, kita ke tempat oRang yang sudah memiliki hati malaikat yang sudah ikhlas mendonorkan matanya ke aku”.
(Saat berjalan menuju suatu ruangan menemui pendonor)
“mamam.......itu kan vendi,kenapa di ada di sini?dia teman aku dan sahabat Dimo dulu waktu aku masih pacaRan dengan Dimo mam,,” Tanya Santi heRan.
Santi pun menghampiri vendi “vendi kamu disini ngapain?” tanya Santi pada vendi. Vendi tak bisa menjelaskan,hanya air mata yang menjelaskan kesedihannya. Hati Santi teRasa bergetar seakan akan hancur melihat vendi menangis tak tertahan. Santi segeRa memasuki ruangan itu dan dibuka penutup kapala mayat, Betapa terkejutnya Santi melihat wajah yang sudah terbujur kaku itu.
“Enggak,, gak mungkin,,,, “ kata Santi tersendat pelan “Dimooooo.................. kenapa kau lakukan ini padaku?kamu jahat,mengapa kamu terus sakiti aku dan tinggalkanku. Aku tak bisa memaafkan diriku seumur hidupku...”.
Bu Tiwi tak tahan melihat kesedihan anaknya dan membawa Santi pergi dari tempat itu namun Santi tak ingin beRanjak,ia tetap saja terus menangis di samping tubuh Dimo yang tak bisamenikmati hidupnya lagi.
“sudah lah San,Mirza juga udah ikhlasin matanya buat kamu,kamu harus jaga mata ini dan kamu juga harus ikhlasin Mirza pergi agar ia bahagia di surga nanti. Dimo syahmirza itu nama lengkapnya, Dimo selalu cerita kepadaku tentang kamu. Dulu waktu kamu buta sebenarnya aku yang kasih tau pada Dimo,sebelumnya memang dia tak percaya akan cacat yang kamu derita dan setelah Dimo mengetahui keadaan kamu dengan mata kepalanya sendiri dia menghampiri kamu,namun kamu sama sekali tak mengenalnya walau dari suaranya. Dari situ Dimo ingin kamu mengenalnya sebagai Mirza karena dengan waktu yang singkat ini Dimo ingin membuatmu bahagia walau hanya sekejap karena dia juga menderita jantung. Dia tau kalau hidupnya tak lama lagi,”
“tapi ven,aku merasa bersalah banget,betapa bodohnya aku yang udah nyia-nyiakan dia dan selalu buatnya terluka apa yang bisa ku tebus buat kesalahanku ini?” tanya Santi menangis tertahan.
“selau do`akan dia dan selalu jaga matanya. Itu yang bisa kau lakukan agar Dimo pergi dengan tersenyum” kata Vendi.
“iya ven,,,,, aku takkan melupakan Dimo sampai nanti aku mati”............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar