Perbedaan Ulama dan Wali

Hujjatul islam Imam Al-Ghazali dalam Ihya`ulumuddin mengisahkan.Suatu hari seorang warga Romawi dan seorang warga cina saling membanggakan diri di hadapan para raja.Keduanya bangga atas keahlian masing-masing dalam bidang lukisan.Akhirnya sang raja mempunyai sebuah ide untuk mengadakan perlombaan. Pada hari yang telah ditentukan, keduanya datang ke istana ,kemudian mereka diminta memasuki sebuah ruangan. Ahli lukis Romawi membawa semua peralatan melukis yang dibutuhkan,tapi ahli Cina tidak membawa satu alat lukispun.Ahli lukis Cina menempati salah satu sudut ruangan itu,dan ahli lukis Romawi menempati sudut yang lain.Diantara dipasang sebuah sekat yang menghalangi keduanya untuk melihat satu sama lain
Ahli lukis romawi tampak serius mengerjakan lukisannya .Cat-cat likis berseliweran bersama ayunan kanvas. Sementara ahli lukis cina hanya menggosok-gosok permukaan dinding.Dia menggosokkan sampai berubah menjadi mengkilap dan cemerlang layaknya sebuah cermin.
Setelah keduanya selesai dari pekerjaan, sang raja bertanya kepada ahli lukis cina. “Bagaimana anda menyelesaikan lukisan sedangkan Anda tidak membawa peralatan melukis?”
Ahli lukis cina tidak menjawab.Dia hanya mengangkat tabir penghalang tembok untuk memperlihatkan dinding yang digosoknya sampai mengkilat.Sungguh luar biasa!Dinding itu bersinar cemerlang berkilauan laksana cermin.
***^_^
Imam Al-Ghazali kemudian menegaskan,bahwa kisah diatas merupakan tamtsil (perumpamaan) bagi perbedaan amal dari ulama dan wali.Para ulama (ahli ilmu) beramal dengan ilmu itu sendiri dan menariknya ke dalam hati.Sedangkan para wali beramal dengan membersihkan,mensucikan,dan mengkilatkan hati.

Kajian kitab kuning.
Tebu ireng
Media pendidikan dan keagamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar