Pada dasarnya, manusia diciptakan dibekali dengan sifat-sifat bawaan, bayi yang baru lahir telah memiliki sifat-sifat dasar yang pada nantinya akan muncul sesuai dengan perkembangan fisik serta pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangannya. Sifat-sifat dasar inilah yang kemudian sering kali disebut sebagais un a tul la h, atau segala sesuatu yang telah ada sejak bayi lahir, dalam bahasa filsafatnya ini disebut sebagai hubungan eksistensi dan esensi. Esensi diartikan sebagai sifat dasar sementara eksistensinya adalah wujud manusia, dimana keberadaan keduanya saling terkait, tidak ada yang satu maka tidak ada yang lainnya.
Berangkat dari sifat-sifat dasar inilah, secara naluriah bayi, setelah tumbuh seiring dengan pertumbuhan fisik, akan dapat membedakan mana yang tepat dan mana yang tidak tepat, mana yang baik dan mana yang kurang baik, mana yang benar dan mana yang salah. Sifat dasar ini dapat kelihatan ketika bayi akan lebih merasa aman ketika bersama ibu kandungnya dibanding harus digendong oleh orang yang baru dikenalnya. Bersama ibunya dia merasa lebih baik. Seiring dengan perkembangan tubuhnya, dan yang paling penting, pengaruh luar terhadap perkembangan karakteristik bayi, maka dia dengan akalnya telah dapat mengetahui bahwa ada sesuatu yang baik dan yang buruk, dapat membeakannya serta memilih jalan mana yang akan dia ambil.
Kasih sayang adalah juga merupakan sifat dasar yang dibawa ketika bayi lahir. Kasih sayang ini termanifestasikan dalam hubungan antara ibu dan bayinya. Bayi akan dapat mengenal sentuhan kasih dari orang tuanya, dapat mengenal sentuhan cinta ketika Ibu memberikan ASI kepada bayinya, ada contoh kasuistik, bahwa terkadang bayi dapat merasakan ASI dari ibu kandungnya (atau ibu yang biasa menyusuinya) serta menolak ASI yang diberikan dari ibu lainnya.
Cinta Kasih terus berkembang seiring dengan perkembangan bayi hingga menjadi anak-anak, anak-anak ketika menjelang usia remaja, remaja ketika mulai tumbuh menjadi dewasa, dewasa ketika memasuki usia tua dan ketika sudah tua beranjak menuju usia senja. Cinta kasih terus tumbuh sesuai dengan pertumbuhan usia, dan pengejawantahan dari kasih tersebut juga berbeda sesuai usianya. Pernyataan cinta seorang ibu akan berbeda dengan pernyataan cinta anak kepada ibunya. Pernyataan kasih kakek kepada cucunya akan berbeda dengan seorang ayah kepada anaknya. Begitulah usia berpengaruh terhadap manifestasi cinta kasih manusia.
Cinta kasih adalah cinta yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan karena dorongan kepentingan tertentu. Cinta kasih ini tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, tidak pula terbatasi oleh umur, jenis kelamin, suku budaya, bangsa dan agama.
Pentingnya cinta kasih dalam kehidupan manusia adalah karena manusia selain sebagai makhluk individu yang akan menghidupi diri mereka sendiri, juga sebagai makhluk social, yang membutuhkan bantuan orang lain, membutuhkan orang lain dalam mengarungi kehidupan agar dapat lebih terpuaskan kebutuhan sosialnya. Karena manusia membutuhkan sesamanya, maka manusia juga harus menyatakan cintanya kepada sesamanya tanpa membedakan antara satu dan yang lain karena sentiment tersertentu yang sengaja ataupun tidak sengaja digulirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar